Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“STRUKTUR SOSIAL SEKOLAH “

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan


Dosen Pengampu : Rabiatul Adawiyah, MA

Disusun Oleh :

1. Tia Agustin 71210211050


2. Ananda Aulia Riski Kaloko 71210211063
3. Muhammad Tuah Saragih 71210211072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “STRUKTUR SOSIAL SEKOLAH”.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Sosiologi Pendidikan yang diampu oleh Ibu Dosen Rabiatul Adawiyah, MA. Dengan
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, maka penulis membutuhkan saran
dan kritik dari pembaca.

Didalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, walaupun
demikian penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis akan
selalu menerima segala masukkan yang ditujukan untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Medan, 15 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Struktur Sosial Sekolah......................................................................................................3
B. Kedudukan Dan Peranan...................................................................................................3
C. Berbagai Kedudukan Dalam Masyarakat Sekolah.........................................................5
D. Struktur Sosial Orang Dewasa Di Sekolah......................................................................6
E. Kedudukan Guru Dalam Struktur Sosial Sekolah..........................................................7
F. Struktur Sosial Murid di Sekolah.....................................................................................7
BAB III...........................................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau
berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar mengajar, melainkan juga oleh interaksi
murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya didalam
maupun diluar sekolah.
Pendidikan dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka
karena itu sudah sewajarnya seorang pendidik harus berusaha menganalisis lapangan pendidikan
dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusiawi dalam keluarga, di sekolah, di luar
sekolah, dalam masyarakat dan system-sistem sosialnya. Selain memandang anak sebagai
individu, guru harus pula mempelajarinya sebagai makhluk sosial, sebagai anggota dari berbagai
macam lingkungan sosial.
Demikian pula dengan struktur sosial, maka sebagai materialnya (Jumlah orang, pria,
wanita, dewasa, anak, guru, murid dan sebagainya), hubungan antara bagiannya ( apa yang
diharapkan guru dari murid dan sebagainya), hakikat masyarakat itu sebagai keseluruhan yakni
caranya bagian-bagian menjadi kesatuan yang bulat agar dapat menjalankan fungsinya.
Oleh karena itu, untuk mempelajari struktur sosial sekolah akan kita selidiki berbagai
jenis anggota menurut kedudukannya masing-masing dalam sistem persekolahan. Contohnya (1)
di dalam kelas, seorang guru mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada murid. Dan
murid kelas rendah rasanya mempunyai keududukan yang lebih rendah daripada murid-murid
yang lebih tinggi. (2) Di sekolah, seorang kepala sekolah berkedudukan sebagai konsultan yang
memberikan nasihat, petunjuk, saran-saran kepada gurudalam usaha untuk meningkatkan mutu
sekolah. Kepala sekolah merupakan peranan memegan kekuasaan atau kepemimpinan yang
penuh di sekolah.
Dengan adanya kedudukan masing-masing, maka mereka menjalankan kedudukan dan
fungsi peranannya seperti yang diharapkan menurut kedudukan itu. Dalam makalah ini, akan
dijelaskan cara/metode untuk mempelajari struktur informal murid. Kemudian pengaruh-
pengaruh luar terhadap sekolah.

1
A. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui bagaimana struktur sosial sekolah, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :

1. Apa pengertian struktur sosial ?


2. Bagaimana kedudukan dan peranan struktur sosial sekolah ?
3. Bagaimana kedudukan struktur sosial sekolah dalam masyarakat sekolah ?
4. Bagaimana struktur sosial orang dewasa di sekolah ?
5. Bagaimana kedudukan guru dalam struktur sosial sekolah ?
6. Bagaimana strukstur sosial murid di sekolah?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Struktur Sosial Sekolah
dan penulisan makalah ini juga untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Sosiologi
pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Sosial Sekolah


Bila seorang insinyur bicara tentang “struktur” bangunan maka yang dimaksud adalah (1)
materialnya, (2) hubungan antara bagian-bagian baangunan, dan (3) bangunan itu dalam
keseluruhannya sebagai gedung sekolah, kantor, dan sebagainya. Demikian juga struktur sosial
dimaksud (1) materialnya (jumlah orang, pria, wanita, dewasa, anak, guru, murid, dan
sebagainya), (2) hubungan antara bagiannya (apa yang diharapkan guru dari murid dan
sekolahnya, dan sebagainya), (3) hakikat masyarakat itu sebagai keseluruhan yakni caranya
bagian-bagiannya menjadi kesatuan yang bulat agar dapat menjalankan fungsinya. Material bagi
sekolah adalah kepala sekolah, guru, pegawai, pesuruh, murid-murid pria maupun wanita yang
masing-masing mempunyai kedudukan dan peranan.
Dalam struktur sosial terdapat system kedudukan dan peran anggota-anggota kelompok yang
kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari kedudukan yang tinggi yang memegang kekuasaan
paling banyak sampai kedudukan yang paling rendah. Dalam struktur sosial sekolah, kepala
sekolah menduduki kedudukan yang paling tinggi dan pesuruh kedudukan yang paling rendah.
Dalam kelas guru memiliki kedudukan yang paling tinggi dari pada murid. Biasanya murid-
murid kelas rendah merasa mempunyai kedudukan yang paling rendah daripada murid-murid
kelas yang paling tinggi.
Struktur itu memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga edukatif dengan
baik. Masing-masing mempunyai kedudukan tertentu dan menjalankan peranan seperti yang
diharapkan menurut kedudukan itu. Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat
dijamin kelancaran segala usaha pendidikan.

B. Kedudukan Dan Peranan


Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni menentukan
hubungannya dengan orang lain, misalnya apa yang dapat diharapkan oleh seorang suami dari

3
istrinya, apa yang diharapkan majikan dari pekerjaan pegawainya, bagaimana orang tua atau
guru memperlakukan anak atau sebaliknya. Status atau kedudukan menentukan kelakuan orang
tertentu. Dalam kedudukannya sebagai guru ia mengharapkan kelakuan tertentudari murid, lepas
dari pribadinya sebagai individu, apakah ia peramah, keras, pandai, rajin atau pemalas. Setiap
guru dalam kedudukannya sebagai guru dapat mengharapkan kelakuan tertentu dari murid, siapa
pun guru itu dan siapa pun murid itu.
Status atau kedudukan individu, apakah ia diatas atau dibawahstatus orang lain
mempengaruhi peranannya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status
seseorang. Seorang mandor diharapkan memberikan perintah kepada pekerja. Guru diharapkan
mematuhi instruksi kepala sekolah tetapi menuntut agar murid-murid belajar. Akan tetapi cara-
cara seorang membawakan peranannya dapat berbeda menurut kepribadian seseorang. Guru
dapat bersifat otokratisatau demokratis dalam menjalankan peranannya.
Tiap orang dalam masyarakat mempunyai berbagai kedudukan. Seorang murid mempunyai
kedudukan sebagai pelajar, ketua murid, anggota regu sepak bola atau sebagai kakak terhadap
murid-murid yang lebih rendah kelasnya, sedangkan dirumah ia berkedudukan sebagai anak
terhadap orang tuanya, adik terhadap kakaknya dan diluar rumah ia menjadi teman teman bagi
sejumlah anak-anak lainnya. Demikian pula guru itu berkedudukan sebagai suami atau istri,
bapak atau ibu bagi anaknya, anggota paduan suara atau ada kalanya menjadi sopir kendaraan
umum. Dalam tiap kedudukan itu ia menjalankan peranan tertentu. Berdasarkan kedudukan
daripadanya diharapkan kelakuan tertentu.
Peranan mencangkup kewajiban dan hak yang bertalian dengan kedudukan. Dalam
kedudukan individu sebagai guru ia berkewajiban mendidik anak dan berhak untuk
mengharuskannya belajar dan bila perlu memberikannya hukuman. Sebaliknya anak dalam
kedudukannya sebagai murud harus mematuhi guru dengan hak untuk menerima pelajaran. Kita
lihat bahwa peranan selalu mempunyai segi timbale balik. Guru hanya dapat menjalankan
peranannya antara lain menyuruh anak belajar bila murid mematuhinya dan mau belajar. Hak
guru memerintah dibarengi dengan oleh kewajibanmurid untuk mematuhinya. Maka dapat
dikatakan bahwa peranan adalah serangkaian hak dan kewajiban yakni bersifat timbale balik
dalam hubungan antar individu. Hak adalah kesempatan atau kemungkinan untuk bertindak yang
sebaliknyamenimbulkan kewajiban pada pihak lain untuk memungkinkan tindakan itu. Hak
sesorang dimungkinkan dan dibatasi oleh kewajiban pihak lain untuk mematuhinya. Kedudukan

4
seseorang ada yang diperoleh berdasaarkan kelairan, ada pula yang diperoleh sendiri berkat
usaha individu.
Orang lahir sebagai anak raja, anak kasta Brahmana atau Paria, dan kenyataan itu menetukan
peranannya. Demikian juga seorang lahir sebagai pria atau wanita, anak berkulit putih atau
berkulit hitam. Individu lahir sebagai bayi, kemudian berkembang sebagai pemuda lalu menjadi
bapak dan mengakhiri hidupnya sebagai kakek. Dalam tiap fase perkembangannya ia
mempunyai kedudukan dan peran tertentu.
Dalam masyarakat modern dengan banyaknya pembagian dan spesialisasi pekerjaan, luas
kemungkinan untuk memperoleh kedudukan berkat usaha sendiri, antara lain melalui pendidikan.
Juga dalam negara kita yang merdeka ini boleh dikatakan tidak ada lagi jabatan yang ditentukan
oleh keturunan dan kebangsaan seperti dulu terdapat pada zaman feudal-kolonial. Pada
prinsifnya setiap warga Negara dapat menduduki jabatan yang setinggi-tingginya. Dalam
kenyataan kelahiran seseorang menurut seks, agama, suku bangsa, status sosialdan lain-lain
masih ada pengaruhnya seklaipun tidak sesuai dengan UUD 1945. Kedudukan berdasarkan
kelahiran dan usaha terdapat dalam tiap masyarakat. Makin maju suatu masyarakat makin
bnayak kesempatan bagi setipa orang untuk menduduki tempat tertentu, sekalipun sering melalui
persaingan yang berat.

C. Berbagai Kedudukan Dalam Masyarakat Sekolah


Sekolah, seperti system sosial lainnya dapat dipelajari berdasarkan kedudukan anggota dalam
kelompok itu. Setiap orang yang menjadi anggota suatu kelompok mempunyai bayangan tentang
kedudukna masing-masing dalam kelompok itu. Setiap anak mempunyai gambaran tentang
kedudukan ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Demikian juga di sekolah kita mempunyai
bayangan tentang kedudukan kepala sekolah, guru-guru, staf administrasi, pesuruh dan murid-
murid sendiri serta hungan antara berbagai kedudukan itu. Biasanya gambaran seseorang tentang
berbagai kedudukan itu bercorak pribadi dan berkaitan dengan tokoh tertentu. Namun yang akan
kita selidiki bukanlah yang bersifat pribadi itu, melainkan yang bersifat umum. Kita ketahui
kedudukan seorangayah pada umumnya dalam keluarga serta hubungannya dengan kedudukan
ibu, anak-anak dan pembantu, walaupun setiap ayah menjalankan peranannya denagn cara yang
khas menurut pribadinya dalam keluarga. Demikian pula dapat diselidiki kedudukan kepala

5
sekolah pada umumnya walaupun tipa kepala sekolah mempunyai pribadi tersendiri yang unik
dan menjalankan peranannya menurut pribadi masing-masing.
Dalam mempelajari struktur sekolah akan kita selidiki berbagai jenis anggota menurut
kedudukannya masing-masing dalam sisitem persekolahan. Dengan kedudukan atau posisi
dimaksud kategori atau tempat seseorang dalam system klasifikasi sosial. Misalnya anak
wanita ,pria dewasa,nenek menunjukan posisi atau kedudukan dalamsistem penggolongan
menurut usia jenis kelamin.Tiap individu dapat mempunyai berbagai kedudukan menurut system
klasifikasi,misalnya seperti pria dewasa,sebagai bapak dalam keluarga,sebagai pegawai di
kantor,sebagai teman dalam pergaulan atau permainan atau sebagai anggota golongan menengah.
Dalam tiap kedudukan individu diharapkan menunjukan pola kelakuan tertentu. Perbuatannya,
ucapannya, perasaannya, nilai-nilainya ,dan sebagainya harus sesuai dengan apa yang diharapkan
bertalian dengan kedudukannya.Menurut kedudukan atau posisinya ia harus menjalankan
peranan tertentu. Peranan menentukan kelakuan yang diharapkan dalam situasi sosial tertentu.
Dalam setiap kelompok orang mengenal kedudukan atau posisi masing-masing. Orang
mempunyai gambaran tentang kelakuan yang diharapkan dari masing-masing menurut
kedudukan yang ditempatinya. Jadi di masyarakat sekolah dari kepala sekolah , guru, murid,
pegawai sekolah diharapkan kelakuan tertentu.
Pada umumnya dapat kita bedakan dua tingkat dalam struktur sosial sekolah yakni yang
berkenaan dengan orang dewasa serta hubungan diantara mereka, jadi mengenai kepala sekolah,
guru-guru, pegawai administrasi, pesuruh, pengurus yayasan pada sekolah swasta, dan Kepada
sekolah negri.Tingkat ke dua berkenaan dengan sistem kedudukan dan hubungan antara murid-
murid.Selanjutnya akan diselidiki hubungan diantara kedua tingkat itu.

D. Struktur Sosial Orang Dewasa Di Sekolah


Kepala sekolah menduduki kedudukan yang paling tinggi di sekolah berkat kedudukannya,
tetapi juga karena sering pengalaman, masa kerja dan pendidikannya. Ialah yang berhak
mengambil keputusan yang harus di patuhi oleh seluruh sekolah .disamping hak itu ia memikul
tanggung jawab penuh atas kelancaran pendidikan disekolah.Kepala sekolah merupakan
perantaraantara atasan yakni Kanwil dan Guru-guru. Keputusan-keputusan mentri pendidikan
dan kebudayaan disampaikan oleh Kanwil melalui kepala sekolah kepada guru-guru dan murid-
murid.

6
Kepala sekolah juga berkedudukan sebagai konsultan yang memberikan
petunjuk ,nasehat,saran-saran kepada guru-guru dalam usaha untuk memperbaiki mutu sekolah.
Kepala sekolah juga memegang kepemimpinan disekolah dan ia di harapkan sanggup member
pimpinan dalam segala hal yang mengenai sekolah,dalam menghadapi masyarakat, muri-murid
maupun guru-guru.
Disekolah yang kecil,khususnya yang tidak mempunyai pegawai administrasi,kepala sekolah
sering harus berpungsi sebagai petugas administrasi,mengurus korespondensi,mengantar surat
keberbagai instansi,membuat laporan-laporan dan sebagainya,karena biasanya ia mempunyai jam
mengajar yang di kurangi,bahkan dapat dibebaskan dari tugas mengajar.Dan pekerjaan
administrasi itu kepala sekolah dapat dibantu oleh guru.Akan tetapi disekolah menengah
biasanya kepala sekolah di bantu oleh oegawai administrasi.

E. Kedudukan Guru Dalam Struktur Sosial Sekolah

Kedudukan guru lebih rendah dari pada kepala sekolah dan karena itu ia harus
menghormatinya dan bersedia untuk mematuhinya dalam hal-hal mengenai sekolah. Dalam
kenaikan pangkat ia bergantung pada disposisi atau rekomendasi yang baik dari kepala sekolah
dank arena itu banyak sedikitnya masa depannya di tentukan oleh hubungan-hubungan dengan
kepala sekolah itu.
Kedudukan guru juga turut ditentukan oleh lama masa kerja.Berkat usia dan pengalamannya
mengajar guru lama mengharapkan rasa hormat dari guru-guru baru atau yang lebih muda.

F. Struktur Sosial Murid di Sekolah


Sekolah bagi murid-murid dapat dijadikan sebagai sistem persahabatan antar sesama teman
dan adanya suatu interaksi hubungan sosial di lingkungan tersebut. Struktur sosial murid lebih
bersifat tidak formal sedangkan pada orang dewasa seperti guru dan lain sebagainya itu lebih
bersifat formal karena adanya pengaruh kedudukan yang berkaitan dengan jabatan yang telah
ditentukan dan dirumuskan oleh suatu bagian sistem sosial dalam sekolah tersebut.
Kedudukan murid hanya dikenal dalam lingkungan sekolah saja. Kebanyakan kedudukan
murid bersifat tidak formal dan hanya diketahui dalam kalangan sekolah saja, akan tetapi ada
juga kedudukan murid yang bersifat lebih formal seperti kedudukan ketua OSIS yang telah
mempunyai bentuk resmi menurut ketentuan yang ada dalam sekolah itu.

7
Di suatu sekolah kita dapat menemukan macam-macam kedudukan murid dan hubungan antar-
murid antara lain:
1. Kedudukan dan hubungan berdasarkan usia dan tingkat kelas.
2. Kelompok persahabatan di sekolah.
3. Kelompok elite.
4. Kelompok siswa yang ikut organisasi formal, seperti OSIS dan Pramuka.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud struktur sosial sekolah
adalah:
1. Materialnya (jumlah orang, pria, wanita, dewasa, anak, guru, murid, dan sebagainya)
2. Hubungan antara bagiannya (apa yang diharapkan guru dari murid dan sekolahnya, dan
sebagainya)
3. Hakikat masyarakat itu sebagai keseluruhan yakni caranya bagian-bagiannya menjadi
kesatuan yang bulat agar dapat menjalankan fungsinya.
Struktur itu memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga edukatif dengan
baik. Masing-masing mempunyai kedudukan tertentu dan menjalankan peranan seperti yang
diharapkan menurut kedudukan itu. Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat
dijamin kelancaran segala usaha pendidikan.

B. Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nasution. M.A. Prof. Dr. Sosiologi Pendidikan. 2004.Jakarta:Bumi Aksara


Gunawan, Ary. 2006. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai
Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Robinson, Philip, 1968, Beberapa Perspektif Sosiologi Pendidikan, Cet. Ke-1, Jakarta:
CV. Rajawali.
http://ms.wikipedia.org/wiki/Sosiologi_pendidikan
http://herlysusantiiaseekaseek.blogspot.com/2012/03/makalah-sosiologi-pendidikan-
tentang_29.html

Anda mungkin juga menyukai