Anda di halaman 1dari 4

UTS

NAMA : M Dava Akbar Muzakki

NPM : 20211048

MK : PROFESI

1.1.
Pengertian Profesi Guru :

Profesi sebagai kata benda berarti bidang pekerjaan yang dilandasi


pendidikan keahlian tertentu. Profesional sebagai kata sifat berarti memerlukan
kepandaian khusus untuk melaksanakannya. Secara etimologi, profesi berasal dari
istilah bahasa Inggris profession atau bahasa Latin profecus yang artinya mengakui,
pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu
(Sudarwan Danin, 2002:20). Mengutip pendapat Ornstein dan Levine,  Soetjipto
(2004;15) mengemukakan bahwa profesi adalah memerlukan bidang ilmu dan
keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak semua orang dapat
melakukannya) dan memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
Selanjutnya Nana Sudjana (Uzer Usman, 2001:14) pekerjaan yang bersifat profesional
adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan
untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat
memperoleh pekerjaan lain.

Makagiansar, M. 1996 profesi guru adalah orang yang Memiliki latar belakang
pendidikan keguruan yang memadai, keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu
Nasanius, Y. 1998 mengatakan profesi guru yaitu kemampuan yang tidak
dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak pernah mengikuti
pendidikan keguruan. Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga
pendidik, antara lain: (a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar,
membimbing dan melatih (b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat
merealisasikan seluruh kemampuan kemanusiaan yang dimiliki, (c) sebagai petugas
kemashalakatkatan dengan fungsi mengajar dan mendidik masyarakat untuk menjadi
warga negara yang baik.
Galbreath, J. 1999 profesi guru adalah orang yang bekerja atas panggilan hati
nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari
atas dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam
melaksanakan tugas berat mencerdakan anak didik.
1.2.
Syarat suatu pekerjaan digolongkan sebagai profesi :
(1)
atas dasar panggilan hidup yang dilakukan sepenuh waktu serta untuk
jangka waktu yang lama (2) telah memiliki pengetahuan dan keterampilan
khusus, (3) dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur, dan anggaan-
anggapan dasar yang sudah baku sebagai pedoman dalam melayani klien,
(4) sebagai pengabdian kepada masyarakat, bukan mencari keuntungan
finansial,  (5) memiliki kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif
dalam melayani klien, (6) dilakukan secara otonom yang bisa diuji oleh
rekan-rekan seprofesi, (7) mempunyai kode etik yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat, dan (8) pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka
yang membutuhkan

1.3.
Ciri-ciri profesi guru :

Menurut Rochman Natawidjaja mengemukakan beberapa criteria sebagai ciri


suatu profesi, yaitu :

1.      Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.


2.      Ada lembaga pendidikan khusu yang menghasilkan pelakunya dengan
program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar
akademik yang memadai yang bertanggung jawab tenatng pengembangan
ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.
3.      Ada etika dank kode etik yang mengatur perilaku para pelakunya dalam
memperlakukan kliennya.
4.      Ada sistem imbalan terhadap jasa layanan imbalannya yang adil dan baku.
5.      Ada pengakuan masyarakat professional penguasa dan awam terhadap
pekerjaan itu sebagai suatu profesi.
Lebih lanjut Moh. Ali (dalam Moh Usman 1996 : 15 ) mengemukakan
karakteristik profesi sebagai berikut :
1.      Adanya keterampilan yang berdsarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam.
2.      Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan
bidang profesinya.
3.      Adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.
4.      Adnya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya
5.      Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
6.      Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya
7.      Memiliki klien atau objek layanan yang tetap, sperti dokter dengan
pasiennya dan guru dengan muridnya.
8.      Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya dalam
masyarakat.
2. professionalisme guru menurut Kellough :

Kellough (dalam Deden, 2011) mengemukakan profesionalisme guru antara lain

sebagai berikut.

1.   Menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan.

2.  Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru, membaca jurnal

profesional, melakukan dialog sesama guru, mengembangkan kemahiran metodologi,

membina siswa dan materi pelajaran.

3.  Memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar, harapan-

harapan, dan prosedur yang terjadi di kelas.

4.  Mengetahui cara dan tempat memperoleh pengetahuan.

5.  Melaksanakan perilaku sesuai sesuai model yang diinginkan di depan kelas.

6. Memiliki sikap terbuka terhadap perubahan, berani mengambil resiko, dan siap

bertanggung jawab.

7.  Mengorganisasikan kelas dan merencanakan pembelajaran secara cermat.

Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang akan

dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus perilaku guru yang berhubungan dengan

profesinya. Hal ini berhubungan dengan pola tingkah laku dalam memahami,

menghayati serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola

tingkah laku guru yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan

sasarannya.
3. peranan guru dalam bimbingan konseling menurut Prof. Sardiman :

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa Peran Guru dalam Kegiatan


Bimbingan dan Konseling yaitu:

1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar nformative,


laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan
lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar-mengajar.
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana
anak didiknya berhasil atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai