Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN KELUARGA BINAAN PADA KELURGA Tn. R


DI RW 03 RT 04 KELURAHAN TUAH NEGERI KEC. TENAYAN RAYA
KOTA PEKANBARU

Disusun Oleh

SELLI HERAYATI PANE

P031915401033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES RIAU

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D III KEBIDANAN

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
ASUHAN KELUARGA BINAAN PADA KELURGA Tn. R
DI RW 03 RT 04 KELURAHAN TUAH NEGERI KEC. TENAYAN RAYA
KOTA PEKANBARU

Disusun Oleh :

SELLI HERAYATI PANE


P031915401033

Disetujui Oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan (CI)

Septi Indah Permata Sari, SST, M.keb Desianora,SKM,MKM

i
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kasih dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Belajar
lapangan (PBL) Asuhan Kebidanan Komunitas di RW 03 Kelurahan Tuah negeri
wilayah kerja Puskesmas Rejosari kota Pekanbaru.
Laporan pelaksanaan kegiatan PBL ini dimaksudkan untuk memenuhi penugasan
dari PBL Komunitas yang sudah dilaksanakan oleh Mahasiswa Prodi D III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Riau.
Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis mendapat bantuan, arahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan
Terimakasih kepada:
1. Bapak H. Husnan, S.Kp, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Riau.
2. Kepala Desa Kelurahan Tuah Negeri
3. Ibu Desianora, SST, M.Kes selaku Bidan Koordinator Puskesmas beserta staf
4. Ibu Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, M.Kes selaku ketua jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Riau
5. Ibu Ani Laila, SST, M. Biomed selaku ketua Program Studi D III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Riau
6. Ibu Okta Vitriani, SKM, M.Kes selaku Koordinator PBL Asuhan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Riau
7. Ibu Septi Indah Permata Sari, SST, M.keb. selaku dosen pembimbing.
8. Bapak Ketua RW 03 Kelurahan Tuah Negeri
9. Bapak Ketua RT 04 Kelurahan Tuah Negeri
10. Ibu Nimis Yulianti sebagai ibu ketua kader di RW 03 Kelurahan Tuah Negeri
yang membantu mahasiswa selama PBL komunitas
11. Para Dosen Pembimbing yang bersedia mendampingi pelaksanaan kegiatan
Praktik Belajar Lapangan Asuhan Kebidanan Komunitas
12. Pemuka masyarakat dan masyarakat Kelurahan Tuah Negeri di RW 03
wilayah kerja Puskesmas Rejosari yang telah meluangkan waktu nya kepada
penulis dalam pelaksanaan PBL Asuhan Kebidanan Komunitas
13. Semua pihak yang membantu dalam Praktik Belajar Lapangan Asuhan
Kebidanan Komunitas.

ii
Pekanbaru, November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Tujuan .................................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN TEORI.........................................................................................5
2.1 Konsep Keluarga.................................................................................................5
2.1.1 Pengertian ......................................................................................................5
2.1.2 Struktur Keluarga...........................................................................................6
2.1.3 Peran dan Fungsi Keluarga............................................................................7
2.2 Konsep Managemen Kebidanan Tingkat Keluarga...........................................10
2.2.1 Pengumpulan Data.......................................................................................10
2.2.2 Analisa Data (Rumusan Masalah dan Prioritas Masalah)............................11
2.2.3 Perencanaan / Intervensi ..............................................................................14
2.2.4 Tindakan / Implementasi..............................................................................14
2.2.5 Evaluasi........................................................................................................14
2.3 Tipologi Masalah Kesehatan Tingkat Keluarga................................................14
BAB 3 TINJAUAN KASUS.......................................................................................18
3.1 Pengumpulan Data..........................................................................................18
3.2 Analisa Data (Rumusan Masalah dan Prioritas).............................................21
3.3 Perencanaan / Intervensi..................................................................................22
3.4 Tindakan / Implementasi dan Evaluasi...........................................................22
BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................................24
BAB 5 PENUTUP.......................................................................................................26
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................26
5.2 Saran................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................28
LAMPIRAN 29

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) pertama kali ditetapkan sebagai program pemerintah

pada tanggal 29 Juni 1970, bersamaan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga

Berencaba Nasional. Program KB di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1957, namun

masih menjadi urusan kesehatan dan belum menjadi urusan kependudukam. Namun

sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia serta tingginya

angka kematian ibu dan kebutuhan akan kesehatan reproduksi, Program KB

selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan pertumbuhan jumlah

penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak(infodatin, 2014).

Menurut UU No 10 tahun 1992 dalam Handayani (2010) Keluarga Berencana

adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan

usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. Keluarga Berencana

(family planning / planned parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi

(Sulistyawati, 2012).

Pemakaian alat kontrasepsi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode

kontrasepsi jangka panjang (MJKP) dan metode kontrasepsi jangka pendek (non-

MJKP). Peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MJKP)

merupakan salah satu sasaran dari lima sasaran strategis yang ditetapkan BKKBN

dalam rangka pencapaian tujuan strategis. Metode kontrasepsi jangka panjang memiliki

1
tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan non MKJP dalam hal pencegahan

kehamilan.

Jenis metoda yang termasuk ke dalam MKJP adalah kontrasepsi mantap pria dan

wanita (tubektomi dan vasektomi), Implant dan Intra Uterine Device (IUD). IUD

merupakan salah satu MKJP yang paling sedikit menimbulkan keluhan / masalah

dibandingkan pil, suntikan dan susuk KB. IUD memiliki tingkat efektivitas yang lebih

tinggi dibandingkan non MKJP dalam hal pencegahan kehamilan. Efektivitas IUD

disebutkan bahwa dari 0,6 - 0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama

terdapat 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.

Indonesia merupakan negara ke-5 dunia dengan estimasi jumlah penduduk

terbanyak, yaitu 249 juta. Di antara negara ASEAN, Indonesia dengan luas wilatah

terbesar tetap menjadi negara dengan penduduk terbanyak, jauh di atas 9 negara

anggota lain. Dengan Angka Fertilitas atau Total Fertility (TFR) 2,6, Indonesia masih

berada di atas rata-rata TFR negara ASEAN, yaitu 2,4 (World Population Data Sheet,

2013).

Data Riskesdas 2013 menunjukkan pada wanita usia 15-49 tahun dengan status

kawin sebesar 59,3% menggunakan metode KB modern (implant, MOW, MOP, IUD,

kondom, suntikan, pil), 0,4% menggunakan metode tradisional (menyusui/MAL,

pantang berkala/kalender, senggama terputus, lainnya), 24,7% pernah melakukan KB,

dan 15,5% tidak pernah melakukan KB.

Dukungan suami menjadi faktor yang juga dapat mempengaruhi seseorang dalam

pemilihan alat kontrasepsi. Peran suami dalam keluarga sangat dominan dan memegang

kekuasaan dalam pengambilan keputusan apakah istri akan menggunakan kontrasepsi

atau tidak, karena suami dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah dan pembuat

keputusan. Selain itu, Suami juga menjadi individu yang berperan sebagai dukungan

2
sosial bagi istri dalam pemilihan alat kontrasepsi yang akan dipakai istri. Hasil

penelitian Anguzu menyebutkan bahwa persepsi terhadap keputusan pasangan secara

positif mempengaruhi pemilihan kontrasepsi mereka.

Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas yang dilakukan di RT

04 Kelurahan Tuah Negeri Kecamatan Tenayan Raya, penulis menemukan kasus PUS

dengan akseptor KB IUD 5 tahun yang masih belum menentukan akan menggunakan

alat kontrasepsi apa selanjutnya. Maka, dari itu penulis tertarik mengambil dan

membahas kasus tersebut.

Manfaat dilakukannya asuhan kebidanan komunitas ini adalah untuk melakukan

asuhan secara berkelanjutan dan mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam

menentukan diagnosa, memecahkan masalah pasien, antisipasi masalah potensial,

rencana dan tindakan apa yang seharusnya dilakukan, serta mengevaluasi dari semua

asuhan yang sudah diberikan dengan focus pada data subyektif dan obyektif yang

dikeluhkan dan dialami oleh klien.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Setelah Praktik Belajar Mandiri (PBL) Asuhan Kebidanan Komunitas di

lapangan mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan

bermutu dan komprehensif kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

secara paripurna sesuai dengan budaya setempat.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah selesai mengikuti praktikum asuhan kebidanan komunitas di

lapangan mahasiswa dapat :

a. Mampu menjalin hubungan baik dan serasi dengan individu, keluarga, dan

masyarakat setempat.

3
b. Mampu mengorganisir masyarakat bersama-sama dengan petugas kesehatan /

puskesmas.

c. Mampu mengumpulkan data secara lengkap dan sesuai kebutuhan

d. Mampu mengkaji masalah dan kebutuhan kesehatan pada keluarga / yang

dikhususkan pada akseptor KB.

e. Mampu mendiagnoasa kebutuhan kesehatan keluarga dan masyarakat

khususnya akseptor KB.

f. Mampu membuat rencana untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga dan

masyarakat bersama masyarakat kelurahan lainnya

4
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KELUARGA

2.1.1 PENGERTIAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan serta orang orang yang selalu

menerima kekurangan dan kelebihan orang yang ada disekitarnya baik buruk nya

anggota keluarga,tetap tidak bisa merubah kodrat yang ada, garis besarnya yang baik

diarahkan dan yang buruk diperbaiki tanpa harus menghakimi.

Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam

satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing

dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salvicion dan Celis, 1998).

Berdasarkan Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 pengertian Keluarga

adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan

anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda).

Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang hidup

bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki peran masing-

masing yang merupakan bagian dari keluarga (Fatimah, 2010). Keluarga adalah

perkumpulan dua atau lebih individu yang terikat oleh hubungan perkawinan,

hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap anggota keluarga saling berinteraksi satu

dengan lainnya (Mubarak, 2009). Sedangkan menurut UU No. 52 Tahun 2009,

mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami

5
istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Wirdhana, 2012).

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan

individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga.

Karena itulah peranan orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar bagi

pertumbuhan dan perkembangan anak, baik itu secara langsung maupun tidak langsung

(Ariani, 2009).

2.1.2 STRUKTUR KELUARGA

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

(1) bersifat terbuka dan jujur,

(2) selalu menyelesaikan konflik keluarga,

(3) berpikiran positif, dan

(4) (4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

1) Karakteristik pengirim :

a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.

b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik penerima :

a) Siap mendengarkan.

b) Memberi umpan balik.

c) Melakukan validasi.

b. Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi

sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu

dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak, dan sebagainya. Tetapi kadang

6
peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada

beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi 12 kebutuhan anggota

keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri

dirumah.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,

mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan

suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku

yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya

adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan

dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.1.3 PERAN DAN FUNGSI KELUARGA

Peran Keluarga Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku

interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam situasi

dan posisi tertentu. Adapun macam peranan dalam keluarga antara lain (Istiati,

2010):

a. Peran Ayah Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah

berperan sebagai kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah, serta

pemberi rasa aman bagi anak dan istrinya dan juga sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.

b. Peran Ibu Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana

peran ibu sangat penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh 6 dan

7
pendidik anak-anaknya, sebagai pelindung dari anak-anak saat ayahnya sedang

tidak ada dirumah, mengurus rumah tangga, serta dapat juga berperan sebagai

pencari nafkah. Selain itu ibu juga berperan sebagai salah satu anggota kelompok

dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungan di mana dia

tinggal.

c. Peran Anak Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan

tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.

Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi

sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini

mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan keluarga.

Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan seluruh

anggota keluarga (Families, 2010)

Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana

et al., 2013) :

a. Fungsi Keagamaan Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak

mengenal, menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai

agama, sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan

keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Fungsi Sosial Budaya Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada

seluruh anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya

bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.

c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang Fungsi keluarga dalam memberikan landasan

yang kokoh terhadap hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-

anaknya, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga

8
keluarga menjadi tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh cinta kasih

lahir dan batin.

d. Fungsi Perlindungan Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya

dalam menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota

keluarganya.

e. Fungsi Reproduksi Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan

keturunannya yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang

kesejahteraan umat manusia secara universal.

f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan

arahan kepada keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat

menyesuaikan kehidupannya di masa mendatang.

g. Fungsi Ekonomi Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan

ketahanan keluarga.

h. Fungsi Pembinaan Lingkungan Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan

kepada setiap anggota keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara

serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan

lingkungan yang setiap saat selalu berubah secara dinamis. Sementara menurut

WHO fungsi keluarga terdiri dari (Ratnasari, 2011) :

a) Fungsi Biologis meliputi : fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara

dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga, serta

memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

b) Fungsi Psikologi meliputi : fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa

aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina

pendewasaan kepribadian anggota keluarga,serta memberikan identitas

keluarga.

9
c) Fungsi Sosialisasi meliputi : fungsi dalam membina sosialisasi pada anak,

meneruskan nilai-nilai keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku

sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

d) Fungsi Ekonomi meliputi : fungsi dalam mencari sumber-sumber

penghasilan, mengatur dalam pengunaan penghasilan keluarga dalam 8

rangka memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk memenuhi

kebutuhan keluarga di masa mendatang.

e) Fungsi Pendidikan meliputi : fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan

tingkatan perkembangannya, menyekolahkan anak agar memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan

bakat dan minat yang dimilikinya, serta mempersiapkan anak dalam

mememuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk kehidupan dewasa di

masa yang akan datang.

2.2 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN TINGKAT KELUARGA

2.2.1 PENGUMPULAN DATA

Sebagai pemberi pelayanan kesehatan, bidan melakukan identifikasi untuk

mengatasi keadaan dan masalah kesehatan masyarakat di desanya, terutama masalah

kesehatan ibu dan anak, untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data yang valid dan

akurat. Berdasarkan data, pengumpulan dilaksanakan secara langsung ke masyarakat

(data subyektif) diperoleh langsung dari informasi masyarakat melalui wawancara dan

(data obyektif) yang diperoleh dari hasil observasi, pemeriksaan dan penelaahan

catatan keluarga,masyarakat dan lingkungannya.

A. Hal – hal yang perlu diidentifikasi di masyarakat antara lain sebagai berikut.

1) Identitas Keluarga

2) Faktor lingkungan

10
3) Komunikasi, transportasi dan informasi

4) Pelayanan kesehatan dan sosial

5) Data Kesehatan ibu (kesehatan ibu hamil, kesehatan ibu nifas, ibu menyusui,

6) keluarga berencana

7) Data Neonatus, bayi dan balita

8) Data anak usia sekolah ( 5 – 12 tahun)

9) Data remaja

10) Data senium atau menopause ( <45 - >65 tahun)

11) Data lansia (59 – 65 tahun)

12) Data sosial budaya ( sarana peribadatan, pemeluk agama atau kepercayaan)

B. Hal – hal yang perlu diidentifikasi di keluarga binaan antara lain sebagai berikut.

1) dentitas keluarga (nama, usia, jenis kelamin, hubungan keluarga,

Pendidikan,golongan darah)

2) Penghasilan Kepala keluarga tetap per bulan

3) Kepemilikan jaminan kesehatan

4) Jarak rumah dengan pelayanan kesehatan

5) Alat transportasi keluarga

6) Kepemilikan sarana dan prasarana (adanya jamban sehat, ketersediaan air

bersih,pembuangan sampah limbah rumah tangga)

7) Pengetahuan

2.2.2 ANALISA DATA (Rumusan Masalah dan Prioritas Masalah)

Seluruh data yang dikumpulkan, yang relevan, digunakan sebagai bahan untuk

analisa.Dari data yang terkumpul diperoleh informasi tentang:

11
a) Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan, keadaan

social budaya (perilaku) pelayanan kesehatan yang ada, serta faktor - faktor

keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan.

b) Masalah – masalah kesehatan (termasuk penyakit) ibu dan anak balita.

c) Masalah utama kesehatan ibu dan anak serta penyebabnya.

d) Faktor – faktor pendukung dan penghambat bila upaya perbaikan kesehatan ibu

dan

e) anak balita serta KB dilakukan.

1) Perumusan Masalah

Setelah data di analisa, selanjutnya dirumuskan masalah kesehatan masyarakat.Dalam

penyusunan masalah kesehatan, seseorang harus selalu mengacu pada tipologi

masalah kesehatan, yaitu sebagai berikut.

a) Ancaman kesehatan, adalah yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit,

kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.

b) Kurang atau tidak sehat, adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.

c) Situasi krisis, adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga

dalam menyesuaikan diri .

2) Prioritas Masalah

Setelah menentukan masalah, l angkah selanjutnya adalah menentukan prioritas

masalah kesehatan keluarga.Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga,

disasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut.

a) Sifat masalah, dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, keadaan sakit atau

kurang sehat, situasi krisis.

b) Kemungkinan masalah dapat diubah maksudnya kemungkinan keberhasilan untuk

mengurangi masalah atau menvegah masalah bila dilakukan intervensi kesehatan.

12
c) Potensi masalah untuk dicegah maksudnya sifat dan beratnya masalah yang akan

timbul dan dapat dikurangi atau dicegah melalui tindakan kesehatan.

d) Masalah yang menonjol maksudnya cara keluarga melihat dan menilai masalah

dalam hal berat dan mendesaknya masalah tersebut untuk diatasi melalui

intervensi Kesehatan.

Untuk dapat menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga perlu disusun skala

prioritas sebagai berikut.

No Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah :
Skala :
3
a. Tidak / kurang sehat 2 1
1
b. Ancaman kesehatan
c. Krisis atau keadaan sejahtera

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah :

a. Dengan mudah 2 2
1
b. Hanya sebagian 0

c. Tidak dapat dirubah

3. Potensi masalah untuk dirubah :

a. Tinggi 3
2 1
b. Cukup 1

c. Rendah

4. Penonjolan Masalah :

a. Masalah berat harus segera ditangani 2


1 1
b. Ada masalah tapi tidak segera harus ditangani 0

c. Masalah tidak dirasakan

Skoringnya adalah sebagai berikut.

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria.

13
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria.

d. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.

2.2.3 PERENCANAAN / INTERVENSI

Langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan kesehatan keluarga.Rencana

kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan bidan untuk

dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.

2.2.4 TINDAKAN / IMPLEMENTASI

Pelaksanaan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan

yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

2.2.5 EVALUASI

Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui keteapatan atau kesempurnaan antara

hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu kegiatan

dikatakan berhasil apabila evaluasi menunjukkan data yang sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai. Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi

sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan

diagnose.

2.3 TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN TINGKAT KELUARGA

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga, terdapat 3 kelompok masalah besar, yaitu :

1. Ancaman kesehatan

14
Merupakan keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit,

kecelakaan dankegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk di

dalamnya adalah :

a) Penyakit keturunan (asthma bronchiale, DM, dll)

b) Keluarga atau anggota keluarga yang menderita penyakit menular (TBC,

GO, Hepatitis, dll), berikut bahaya penularannya

c) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan

dan sumber dayakeluarga (penghasilan yang kecil untuk mencukupi anggota

keluarga yang besar / banyak).

d) Resiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga (rumah berdekatan dengan

jalan, kolam atautebing, kebiasaan meletakkan senjata tajam sembarangan,

lantai licin, obat-obatan atau racunyang tidak tersimpan dengan baik, bahaya

kebakaran, dll

e) Kekurangan atau kelebihan gizi pada masing-masing anggota keluarga :

1. Makanan kurang dalam hal kualitas maupun kuantitas

2. Mengkonsumsi bahan makanan/gizi secara berlebihan

3. Kebiasaan makan yang buruk/jelek.

f) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress atau tekanan, antara lain :

1. Hubungan keluarga yang kurang harmonis

2. Hubungan orang tua dan anak tegang

3. Hubungan suami-istri yang tegang

4. Orang tua yang tidak dewasa.

g) Sanitasi lingkungan buruk :

1. Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik

2. Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat

15
3. Tempat pembuangan tinja yang berdekatan dengan sumber air minum

sehingga mencemarisumber air minum

4. Selokan atau tempat pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat

5. Tempat-tempat yang memungkinkan berkembang-biaknya serangga dan

binatang2 mengerat

6. Sumber air minum yang tidak memenuhi syarat

7. Kebisingan

8. Polusi udara/sungai, air, tanah

9. Luas rumah tidak mencukupi syarat Kesehatan

10. Barang-barang pribadi dan peralatan rumah kurang mencukupi

11. Hygiene personal kurang

12. Cara-cara menyiapkan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatani.

h) Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah

i) Riwayat persalinan sulit

j) Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya karena salah satu anggota

keluarga meninggal

k) Imunisasi anak tidak lengkap

l) Kebiasaan-kebiasaan buruk :

1. Terlalu banyak minum-minuman keras

2. Terlalu banyak merokok

3. Tidak memakai alas kak

4. Makan ikan/daging mentah

5. Minum obat tanpa resep

m) Suasana dalam keluarga yang tidak harmonis :

1. Suka mementingkan diri sendiri

16
2. Percekcokan antar anggota keluarga yang belum terselesaikan

3. Ketidakcocokan yang cukup berat

2. Kurang / tidak sehat

Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan. Yang termasuk di dalamnya

adalah :

a) Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosis

b) Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai

dengan pertumbuhan normal

3. Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga

dalam menyesuaikan diri,termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang

termasuk di dalamnya adalah :

a) Perkawinan

b) Kehamilan

c) Persalinan

d) Masa nifas

e) Menjadi orang tua

f) Penambahan anggota keluarga

g) Abortus

h) Anak masuk sekolahi. Anak remaja

i) Kehilangan pekerjaan

j) Kematian anggota keluarga

k) Pindah rumah

l) Kelahiran di luar perkawinan yang sah

17
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGUMPULAN DATA

Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn.R dimulai sejak hari Jumat tanggal
19 November 2021 sampai 04 Desember 2021. Pengkajian ini dimulai dari lingkungan
tempat tinggal keluarga sampai personal dari masing-masing individu tersebut.
Pendokumentasian yang digunakan pada asuhan keluarga ini dimulai dari data umum
sampai metode SOAP (subyektif, obyektif, analisis, dan penatalaksanaan) seperti di
bawah ini:

I. Data Umum
A. Demografi
a. Kabupaten/Kota : Pekanbaru
b. Kecamatan : Tenayan Raya
c. Desa/Kelurahan : Kelurahan Tuah Negeri
d. RT/RW : RT 004/ RW 003
e. Alamat Rumah : Jl. Badak Ujung
B. Sarana & Prasarana
1. Sarana Kesehatan Terdekat :
- Posyandu
2. Sarana Transportasi :
- Sepeda Motor
3. Sarana Komunikasi :
- telepon selular
- internet
4. Fasilitas Pendidikan terdekat :
- SD
5. Tempat Peribadatan :
- Mesjid
6. Fasilitas Perdagangan :
- Warung
C. Biografi Kepala Keluarga
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 36 tahun

18
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Karyawan swasta
5. Pendidikan : SMA
6. Suku/Bangsa : Melayu
D. Anggota Keluarga :

N Cek
Nama Umur L/P Status Pendidikan Pekerjaan
o Kesehatan

Karyawan
1. Tn. R 36 th L KK SMA Tidak rutin
swasta

2 Ny. R 34 th P Istri SMA IRT Tidak rutin

Anak
3. An. F 10 th P SD Pelajar Tidak rutin
kandung

Anak Belum
4. An. A 6 th P - Tidak rutin
kandung sekolah

Anak Belum
5. An. S 5 th P - Tidak rutin
kandung sekolah

E. Riwayat Penyakit Keluarga (termasuk gangguan jiwa)


Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti diabetes, hipertesi,
asma, jantung, paru.

F. Data Pasangan Usia Subur Dan Keluarga Berencana (15-49 Tahun)


AKSEPTOR JENIS
NAMA LAMA
NO DO KONTRASEPS KET
PUS YA TIDAK PEMAKAIAN
I

1 Ny. R √ - - IUD 5 tahun -

G. Kegiatan Sehari-Hari Keluarga

1. Kebiasaan makan

Di keluarga memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Menu yang biasa dikonsumsi
adalah nasi, lauk pauk, sayur, buah. Pertimbangan yang menjadi dasar dalam memilih
menu makanan berdasarkan selera. Dalam keluarga tidak ada yang menjadi prioritas
dalam memilih menu makanan. Anggota keluarga juga telah menerapkan kebiasaaan

19
mencuci tangan sebelum makan, namun belum menggunakan 6 langkah cuci tangan yang
baik dan benar.

2. Jenis keragaman pangan ( dalam 1 minggu terakhir)


Konsumsi
No Pertanyaan Selalu Jarang Tidak
Pernah
Nasi, roti, mie, biskuit atau makanan lain
1 √
yang terbuat dari padi-padian
Kentang, singkong (dll yang terbuat dari
2 √
akar atau umbi)
3 Sayur-sayuran √
4 Buah-buahan √
5 Daging, dll bagian dari daging √
6 Telur √
Ikan segar, ikan asin, kerang atau seafood,
7 √
dll.
Buncis, kacang panjang atau polong-
8 √
polongan lainnya
9 Keju, yogurt, susu atau produk susu √
10 Minyak goreng, lemak atau mentega √
11 Gula atau madu √
Jenis makanan lain seperti bumbu rempah,
12 √
kopi, teh dll

H. Pola Kebiasaan Kesehatan


a) Aktivitas fisik/ olahraga : Sering jalan pagi.
b) Merokok/ alkohol/ napza : Tn. R tidak merokok.
I. Jaminan Kesehatan : BPJS
J. Sanitasi Lingkungan
1. Perumahan
a. Status Rumah : Milik Pribadi
b. Jenis Bangunan : Permanen
c) Atap Rumah : Seng
d) Lantai : Keramik
e) Ventilasi/Jendela : Ada, >10% luas lantai
f) Cahaya Matahari Masuk Ruangan : Memenuhi ruanagan
g) Penerangan : Listrik
h) Kepadatan anggota keluarga : Sesuai (> 7 m2/org)
2. Sumber Air Bersih
a. Sumber air minum : Sumur

20
b. Sumber air memasak : Sumur
c. Jarak sumber air minum dengan septi tank : > 10 meter
d. Sumber air untuk MCK : Air Bor
e. Kualitas fisik air bersih : Memenuhi syarat kesehatan
(jernih,tidak berwarna,tidak berbau dan tidak berasa)
3. Sistem Pembuangan Air Limbah/Kotoran Rumah Tangga
a. Tempat Penampungan Sampah : Tempat sampah terbuka
b. Pembuangan sampah : Dibakar
c. Kepemilikan jamban : Ada
d. Jenis jamban : Wc jongkok dan wc duduk
e. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) :Ada (memenuhi syarat kesehatan)
4. Lingkungan Rumah
a. Keadaan Tanah : Kering
b. Jarak rumah dengan tetangga : Dekat (≤ 12 meter)
5. Hewan Piaraan/ Ternak
a. Kepemilikan hewan ternak : Tidak ada

3.2 ANALISA DATA (Rumusan Masalah dan Prioritas Masalah)


a. Rumusan Masalah
Dari hasil pengkajian pada keluarga Tn.R tidak ditemukan masalah, tetapi Ny. R
menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD selama 5 tahun. Ny. R masih belum
menentukan apakah harus melanjutkan menggunakan KB atau tidak.

1. KB

Kriteria Skor Bobot Skoring/Nilai Pembenaran


1. Sifat Masalah: Membiarkan IUD kadaluarsa tetap
- tidak / kurang sehat 3 2/3 x 1 = 2/3 berada dalam tubuh bisa
- ancaman kesehatan 2 1 menyebabkan terjadinya
- krisis atau keadaan 1 peradangan dan pendarahan di
sejahtera rahim.
2.Kemungkinan masalah KB spiral atau IUD dapat dilepas
dapat dirubah: kapan saja dengan mudah, tanpa
- dengan mudah 2 2 2/3 x 2 = 4/3 rasa sakit, dan efek samping.
- hanya sebagian 1
- tidak dapat diubah 0
3. Potensi masalah untik Potensi masalah untuk di ubah
dirubah bagi penggunaan KB IUD yang
- tinggi 3 sudah dalam batas waktu
- cukup 2 penggunaan cukup mudah, hanya
- rendah 1 1 2/3 x 1 = 2/3 saja akseptor harus berdiskusi lagi

21
bersama pasangannya.
4. Penonjolan masalah: Bagi akseptor KB IUD yang sudah
- masalah berat harus 2 dalam batas waktu penggunaan
segera ditangani tidak masalah jika IUD tidak
- ada masalah tapi tidak 1 1 1/3 x 1 = 1/3 langsung dilepas, akan tetapi tidak
segera harus ditangani terlalu lama dibiarkan.
- masalah tidak di rasakan 0
Jumlah 3

3.3 PERENCANAAN / INTERVENSI

N PERENCANAAN
O MASALAH TUJUAN RENCA KRITERIA WAK TEMPA SAS STRATEGI
NA TU T ARA
N
1 Penggunaan Meningka Penyulu Penggantia 19 Rumah Ny. Memberikan
alat tkan han n alat Nov Tn.R R penyuluhan
kontrasepsi pengetahu tentang kontrasepsi 2021 tentang alat
jenis IUD yang an Ny. R alat merupakan kontrapsi
sudah masuk tentang kontrase masalah dengan
batas waktu alat psi yang cukup media
penggunaan kontrasep mudah leaflet dan
si lain untuk meminta
diubah Ny.R untuk
mengulangi
penjelasan
dari materi
yang sudah
diberikan

3.4 PELAKSANAAN ASUHAN DAN EVALUASI

No Data Masala Tujuan Tindakan Evaluasi


kesehatan
1. Ny. R Sudah Setelah di Tanggal: 19 Tanggal: 19 november
merupakan menggunakan berikan November 2021. 2021
akseptor KB KB IUD penyuluhan Melakukan Keluarga mau
IUD 5 tahun selama 5 tahun tentang alat pengumpulan memberikan data dan
dan belum kontrasepsi data terhadap setelah dianalisa
memutuska diharapkan Ny. keluarga Tn. R didapatkan bahwa Ny.
untuk R dapat R akseptor KB IUD
mengganti menentukan
atau melepas alat
IUD yang kontrasepsi apa
dipakai yang akan

22
digunakan Tanggal : 20 Tanggal : 20
selanjutnya. November 2021 November 2021
Melakukan Tn. R TD: 120/80
pemeriksaan fisik mmHg, BB: 75 kg,
terhadap keluarga TB: 160 cm
Tn. R Ny. R TD: 120/70
mmHg, BB: 58 kg,
TB: 156 cm
An. F BB: 44,5 kg
An. A BB: 17 kg
An. S BB: 15 kg

Tanggal : 1 Tanggal : 1 Desember


Desember 2021 2021
Melakukan Ny. R mengerti
penyuluhan tentang materi yang
tentang alat disampaikan dan
kontrasepsi memberikan respon
kepada Ny. R positif

23
BAB 4

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian data yang telah dilakukan pada tanggal 18-20

November 2021 di Kecamatan Tenayan Raya Kelurahan Tuah Negeri RW 03 RT 04, hasil

yang diperoleh yaitu penulis mengambil masalah pada keluarga Tn.R. Masalah pada

keluarga Tn.R yaitu Ny.R akseptor KB IUD selama 5 tahun yang masih bingung untuk

menggunakan alat kontrasepsi jenis apa selanjutnya. Pengumpulan data menggunakan

teknik wawancara pada keluarga Tn.R.

Dalam hal ini, setelah dilakukan analisa data diperoleh hasil prioritas masalah ialah

Ny.R akseptor KB IUD selama 5 tahun yang masih belum menentukan untuk

menggunakan alat kontrasepsi jenis apa selanjutnya. Dari hasil pemeriksaan fisik yang

dilakukan diperoleh hasil BB Ny.R 58 kg dan TB 156 cm. Ny.R sudah menggunakan KB

IUD selama 5 tahun dan saat ini masih bingung untuk melanjutkan alat kontrasepsi apa

yang akan digunakan selanjutnya. Saat ini Ny.R sudah memiliki 3 orang anak. Keluarga

Berencana adalah menjarangkan / mengatur kehamilan dengan harapan perhitungan

keseimbangan ekonomi, baik untuk pendidikan anak-anak dan lain-lain, dan hal ini

dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi (Marjo, 1998). Sesuai dengan (BKKBN,

2015) keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas

melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta

penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk

keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan

anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak.

Pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri yang istrinya berumur 25 - 35 tahun

atau pasangan suami istri yang istrinya berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau

istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan). Dalam hal ini Ny. R

24
masih termasuk dalam kriteria pasangan usia subur karena usia Ny. R saat ini yaitu 34

tahun. IUD merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang reversibel, pemaikaian IUD di

antaranya tidak menimbulkan efek sistemik, efektivitas cukup tinggi, dan dapat digunakan

oleh semua wanita di semua usia reproduksi selama wanita tersebut tidak memiliki

kontraindikasi dari IUD.

Faktor riwayat KB sebelumnya memiliki hubungan dengan keputusan

menggunakan alat kontrasepsi. Faktor riwayat ini dikaitkan dengan proses persepsi dari

pengalaman dalam perubahan perilaku seseorang. Terdapat beberapa penelitian yang

meneliti pengaruh dan atau hubungan riwayat KB sebelumnya dengan penggunaan alat

kontrasepsi. Hasil penelitian Luo di China juga menyebutkan adanya kecenderungan 2 kali

lebih besar untuk menggunakan IUD kembali pada pengguna yang pernah menggunakan

IUD sebelumnya daripada yang belum pernah menggunakan IUD.

Tindakan yang sudah dilakukan ialah memberikan penyuluhan tentang jenis-jenis

alat kontrasepsi lain yang bisa digunakan oleh Ny. R serta memberikan informasi tentang

IUD. Selama penyuluhan berlangsung Ny. R memberikan respon yang positif. Setelah itu,

dilakukan evaluasi atas penyuluhan yang dilakukan dengan memberikan leaflet jenis-jenis

alat kontrasepsi dan Ny. R mengatakan akan melepaskan terlebih dahulu alat kontrasepsi

yang masih digunakannya dan akan melanjutkan menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD

lagi untuk kedepannya.

25
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan yang diberikan secara keseluruhan dilakukan dengan homecare


melalui pendidikan kesehatan.

Setelah pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas mahasiswa kebidanan


yang berlangsungg dari tanggal 18 November sampai 4 Desember 2021 di
kecamatan Tenayan Raya kelurahan Tuah Negeri , di dapatkan masalah pada
salah satu keluarga di RT 04, RW 03 yaitu pada keluarga Tn. R dimana Ny. R
merupakan akseptor KB IUD 5 tahun dan belum melepas alat kontrasepsi yang
digunakannya .

Bermula dari masalah yang ditemukan dari KK Binaan pada keluarga


Tn.R, maka dari itu dilakukan penyelesaian masalah dengan membuat Plan Of
Action (POA) yang dilakukan terlebih dahulu jadwal, tujuan, tindakan serta
pelaksanaan perencanaan yang akan dilakukan untuk penyelesaian masalah
tersebut. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan.

Dari masalah yang di temukan, maka didapatkan alternative pemecahan


masalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan pada keluarga Tn,R yang
bertujuan untuk mengurangi masalah kesehatan. Pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan. Saat penyuluhan
berlangsung respon yang diberikan oleh keluarga Tn. R positif dan mengerti
dengan materi yang disampaikan.

26
5.2 Saran

5.2.1 Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan studi kasus KK Binaan yang telah dilakukan dapat

menambah wawasan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau khususnya

jurusan kebidanan, serta dijadikan sebagai referensi pengembangan ilmu

pengetahuan tentang asuhan kebidanan komunitas.

5.2.2 Bagi Penulis

Hasil studi ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman dalam

melakukan asuhan kebidanan serta meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan dalam mengelola asuhan kebidanan komunitas sehingga

dapat mengaplikasikan teori-teori yang ada dengan keadaan yang ada di

lapangan.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://bidankomunitas.files.wordpress.com/2012/01/asuhan-kebidanan-komunitas-
i_konsep-

keluarga.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-handayanin-6725-2-
babii.pdf

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3187/2/ART_Yatmini_Hubungan
%20Antar

a%20Struktur_Full%20text.pdf

Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2272/3/CHAPTER%201.doc.pdf

28
LAMPIRAN

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai