Anda di halaman 1dari 7

Belimbing wuluh adalah sejenis belimbing yang diperkirakan berasal dari kepulauan Maluku.

Kemudian tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Myanmar. Buahnya yang
memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan dan ditambahkan ke
dalam ramuan jamu. Setiap daerah di Indonesia memiliki nama belimbing wuluh yang unik.
Di Indonesia, belimbing wuluh adalah pohon buah yang tumbuh secara liar di tempat yang
tidak dinaungi dan cukup lembab (1).

Tumbuhan belimbing wuluh adalah jenis tumbuhan yang hidup di ketinggian antara lima
hingga lima ribu meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang
biak dengan mudah melalui cangkok dan biji. Jika biji belimbing wuluh ditanam pada usia 3-
4 tahun, pohon dapat menghasilkan hingga 1.500 buah per pohon. Buah belimbing wuluh
bergerombol, asam, dan banyak air. Buah muda hijau dengan kelopak bunga yang tersisa di
ujungnya. Buah yang telah masak berwarna kuning atau kuning muda. Kehadiran belimbing
wuluh sering diabaikan karena rasanya yang asam. Selain itu, belimbing wuluh jarang
ditanam, bahkan sampai dikebunkan seperti belimbing manis. karena sebagian besar
buahnya jatuh di bawah pohon (2).

Belimbing wuluh tidak begitu besar dengan batang yang berbenjol-benjol dan percabangan
sedikit. Tingginya mencapai 10 cm, dan garis tengahnya sekitar 30 cm. Cabangnya
berambut halus seperti beludru dan berwarna cokelat muda. Daunnya terdiri dari daun
majemuk menyirip yang memiliki antara 21 dan 45 pasang anak daun. Anak daunnya
berwarna hijau dengan permukaan bawah hijau muda. Tangkainya pendek, berbentuk bulat
telur, dengan ujung runcing, pangkal membundar, dan tepi rata. Panjangnya sekitar 2 hingga
10 cm dan lebarnya sekitar 1 hingga 3 cm. Perbungaan belimbing wuluh ini berkumpul di
sekitar batang atau percabangan yang besar dan berwarna ungu kemerahan. Bunganya
kecil dan berbentuk bintang dan berwarna ungu. Buah belimbing wuluh berbentuk bulat
lonjong bersegi panjang 4 sampai 6,5 cm dengan warna hijau kekuningan dan rasanya
asam saat masak berair banyak (3).

Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mengandung banyak vitamin C alami yang
membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari banyak penyakit.
Periksa kandungan kimia belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) menggunakan ekstrak etanol
menunjukkan bahwa ekstrak etanol belimbing wuluh mengandung flavonoid, tannin,
saponin, tritrat, oksalat, fenol, pektin saponin, tannin, glukosida, asam forminat, asam sitrat,
dan mineral seperti kalium dan asam oksalat. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa
ekstrak etanol belimbing wuluh mengandung flavonoid, tannin, saponin, tritrat (4).
Penelitian menunjukkan bahwa senyawa flavonoid berfungsi sebagai antimikroba. Salah
satu antimikroba ini berfungsi untuk mengganggu fungsi membran sitoplasma. Selain itu,
belimbing wuluh mengandung saponin triterpen. Flavonoid adalah salah satu antimikroba
yang mengganggu fungsi membran sitoplasma, yang terdiri dari 40% lipid dan 60% protein.
Fosfolipid adalah komponen utama membran sitoplasma. Konsentrasi tinggi memiliki
kemampuan untuk merusak membran sitoplasma dan mengendapkan protein sel, tetapi
konsentrasi rendah memungkinkan pembocoran metabolit penting yang menginaktifkan
sistem enzim mikroba. (5).

Kandungan saponin buah belimbing wuluh memiliki molekul yang memiliki kemampuan
untuk menarik air atau hidrofilik dan molekul yang memiliki kemampuan untuk melarutkan
lemak atau lipofilik. Akibatnya, tegangan permukaan sel menjadi lebih rendah, yang pada
gilirannya menyebabkan bakteri hancur. Terdiri dari glikogen polisiklik yang disebut
sapogenin dan gula sebagai glikon, saponin memiliki sifat khas yang membuatnya menjadi
busa. Ada dua bentuk sapogenin, steroid dan triterpenoid. Rasa pahit sapogenin pada
tanaman menunjukkan bahwa ia membentuk busa stabil dan membentuk molekul dengan
kolesterol ketika dicampur dengan air.Kandungan saponin tanaman buah belimbing wuluh
sebesar 3,582 saponin triterpen, yang berfungsi sebagai antitussives dan expectorant,
membantu menyembuhkan batuk (6).

Bahkan lebih terkenal dari belimbing manis, belimbing wuluh ternyata sangat terkenal di
masyarakat. Perasan air buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) adalah cara yang bagus
untuk meningkatkan jumlah vitamin C yang dibutuhkan (7). Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa tanaman belimbing wuluh dapat digunakan untuk mengobati penyakit
dan sebagai antibakteri. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka dapat digunakan
sebagai pengawet yang lebih efektif dan lebih murah daripada yang lain. Sifat kimia dan
efek farmakologis tumbuhan belimbing wuluh termasuk rasa asam, pengurangan rasa sakit,
peningkatan pengeluaran empedu, antiradang, peluruh kencing, dan anstringen (8).
Lidah buaya, tanaman hias, memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan. Tanaman ini
dapat ditemukan di mana saja, baik di iklim panas maupun dingin, di dataran rendah
maupun di pegunungan. Akibatnya, tanaman ini dapat ditanam di dalam pot dan diletakkan
di teras depan rumah sebagai tanaman hias (9).

Aloe vera, atau lidah buaya, adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat kesehatan.
Tanaman ini dijuluki "tanaman ajaib" karena banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Serat pangan tanaman lidah buaya terdiri dari selulosa, substansi pektat, lignin, dan
mannan. Sejak lama diketahui bahwa serat pangan memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan manusia. Dalam proses produksi makanan, penggunaan lidah buaya akan
meningkatkan nilai produk yang dihasilkan (10).

Selain itu, lidah buaya dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dan minuman, seperti
jelly, jus, nata de aloe, dawet, dodol, selai, dan sebagainya. Makanan dan minuman yang
dihasilkan dari lidah buaya sangat berpotensi untuk bermanfaat bagi kesehatan. Hal ini
disebabkan oleh kombinasi zat gizi dan non gizi yang bermanfaat untuk meningkatkan
kesehatan (11).

Lidah buaya termasuk keluarga Liliaceae terbagi dalam 240 marga dan 12 anak suku,
penggolongan klasifikasi tanaman tersebut sebagai berikut (12).

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Liliflorae

Familia : Liliaceae

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera Linn


Selama bertahun-tahun, lidah buaya telah disebut sebagai tanaman obat (medical palant)
atau tanaman penyembuhan utama (master healing). Tanaman ini memiliki daun yang
meruncing berbentuk taji, getas, dengan tepi bergerigi, dan bagian dalamnya bening. Getah
dan daging berlendir yang tidak berwarna ada di bagian daging daun lidah buaya ini.
Teksturnya tidak kaku dan mudah pecah. Mengandung 22 asam amino, daging lidah buaya
mengandung 8 asam amino esensial yang tubuh tidak dapat membuat sendiri. Daging daun
lidah buaya juga memiliki sifat antikanker. Daun lidah buaya mengandung polisakarida dan
flavonoid yang berfungsi sebagai antioksida. Selain itu, karboksipeptidase dapat berfungsi
sebagai antiinflamasi, sementara hemiselulose dan mannan berfungsi untuk mempercepat
pertumbuhan dan perbaikan kulit (13).

Bagian-bagian dari tanaman lidah buaya yang umum dimanfaatkan sebagai berikut (14)

a. Daun yang dapat dimakan langsung, baik secara tradisional maupun dalam bentuk
ekstrak; b. Eksudat, yang merupakan getah kental dan pahit dari daun yang dipotong,
biasanya digunakan secara langsung untuk perawatan rambut, penyembuhan luka, dan
sebagainya.

c. Gel, bagian berlendir yang diperoleh dengan menyayat dalam daun setelah eksudat
dikeluarkan, memerlukan proses pengolahan tambahan untuk mendapatkan gel yang stabil
dan tahan lama. Ini karena gel mendingin dan mudah rusak oleh oksidasi. Gel lidah buaya
terdiri dari 96 persen air dan 4 persen padatan, dan mengandung 75 senyawa yang
berkhasiat, sehingga dapat digunakan sebagai minuman diet. Semua manfaat aloe vera
bekerja sama dengan ke-75 bahan tersebut.

Lidah buaya mengandung air sebanyak 95%. Sisanya berupa bahan aktif lain (minyak
esensial, asam amino, mineral, vitamin, enzim, dan glikoprotein).
Gel adalah sistem setengah padat yang terdiri dari disperse yang saling diresapi cairan dan
terdiri dari baik partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar. Konsentrasi
agen gelling biasanya kurang dari 10%, biasanya antara 0,5% dan 2,0%, kecuali ada
informasi lain (16).

Gel dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari dua sistem klasifikasi. Salah satunya
mengubah gel menjadi hidrogel, atau jeli, dan organogel, dan yang lain mengubah gel
menjadi organik dan anorganik gel. Organogel termasuk hidrokarbon, lemak hewan atau
tumbuhan, basis sabun berlemak, dan hidrofilik organogel. Di sisi lain, hidrogel terdiri dari
bahan-bahan yang terdispersi sebagai koloid atau larut dalam air, seperti bentonit, veegum,
silica, alumina, pectin, tragacanth, natrium alginat, methylcellulose, sodium
carboxymethylcellulose, dan pluronic F-127 (Co dan Marangoni, 2017).

Sifat-sifat unik gel adalah sebagai berikut (16).

1. Kemampuan untuk mengembang karena komponen pembentuk gel memiliki kemampuan


untuk mengabsorbsi larutan, yang menyebabkan penambahan volume.

2. Sineresis, suatu proses yang terjadi karena kontraksi dalam masa gel; ketika gel
didiamkan secara spontan, pengerutan terjadi dan cairan dipaksa keluar dari kapiler,
meninggalkan permukaan yang basah.

3. Bentuk struktur gel tahan terhadap perubahan. Komponen-komponen yang membentuk


sediaan gel adalah zat aktif dan gelling agent.

Gelling agent, yang juga dikenal sebagai solidifiers, stabilizers, dan thickening agent, adalah
substansi hidrokoloid yang memberikan konsistensi tiksotropi pada gel. Gelling agent lebih
larut dalam air dingin daripada air panas. Faktor viscosity gelling berkisar antara 1000 dan
100.000 cp.

3. Bahan tambahan hidrogel biasanya terdiri dari air, bahan pengembang, penahan lembab
atau humektan, dan bahan pengawet. Penahan lembab yang ditambahkan juga berfungsi
sebagai pembuat lunak yang dimaksudkan untuk melakukan banyak hal. Pertama, sediaan
harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan daya sebar dan kelembutan, dan kedua,
sediaan harus memiliki kemampuan untuk melindungi dari kemungkinan menjadi kering.
Sebagai penahan lembab, gliserol, sorbitol, etilen glikol, dan propilen glikol dapat digunakan
dalam konsentrasi 10–20 persen. Meskipun tidak seluruh hidrogel dapat dikontaminasi
pembusukan bakteri, sediaan yang mengandung air harus dirawat. yang paling tepat adalah
penggunaan metil paraben 0,075% dan propil paraben 0,025% (Co dan Marangoni, 2017).
1. Hal-hal berikut harus dipertimbangkan saat membuat sediaan gel (17)
2. Gelling agent yang dipilih harus inert, aman, dan tidak bereaksi dengan komponen
lain dalam formulasi. Polisakarida harus digunakan sebagai pengawet untuk
melindunginya dari mikroba. Viskositas sediaan harus tepat dan mudah digunakan.
Konsentrasi polimer sebagai gelling agent harus tepat untuk mencegah sineresis.
Kombinasi zat aktif, pengawet, dan surfaktan bersifat anionik menyebabkan
inkompatibilitas obat kationik. Ini berarti bahan kationik terinaktivasi atau terendam.
Han sanitizer memiliki kemampuan antibakteri untuk menghalangi dan membunuh bakteri.
Menurut Diana (2012), ada dua jenis pembersih tangan: pembersih tangan berbentuk gel
yang digunakan untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan dan
mengandung bahan aktif alkohol 60%(18)

Pembersih tangan berbentuk spray, di sisi lain, digunakan untuk membersihkan atau
menghilangkan kuman pada tangan dan mengandung bahan aktif irgasan DP 300: 0,1%
dan alkohol 60%. Ada dua jenis pembersih tangan, pembersih tangan berbentuk gel
digunakan untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan dan mengandung
bahan aktif alkohol 60%. Pembersih tangan berbentuk spray, di sisi lain, digunakan untuk
membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan dan mengandung bahan aktif
irgasan DP 300, yang terdiri dari 0,1% dan alkohol 60% (19)

Pembersih tangan non-alkohol telah dikembangkan seiring berjalannya waktu. Namun, jika
tangan benar-benar kotor oleh udara, tanah, darah, atau zat lain, lebih baik mencuci tangan
dengan air dan sabun daripada menggunakan gel hand sanitizer karena gel tidak dapat
membunuh kuman dan membersihkan bahan organik lainnya. Alkohol banyak digunakan
sebagai antiseptik dan desinfektan untuk membersihkan permukaan kulit yang bersih;
namun, itu tidak efektif pada kulit yang luka (20)

Alkohol juga menyebabkan iritasi pada kulit, mudah terbakar, dan meningkatkan infeksi virus
yang menyebabkan radang saluran pencernaan. Akibatnya, gagasan untuk menggunakan
bahan-bahan alami dapat mengurangi risiko penyakit gangguan pencernaan (21)

Anda mungkin juga menyukai