Anda di halaman 1dari 22

TOMAT UNGU HASIL REKAYASA GENETIKA

1990098_50720ae0-f0fa-11e2-98a0-cb263384bbc6

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga
Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan
tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga
dekat dari kentang. Biasanya tomat berwarna merah, oranye, dan hijau. Namun bagaimana dengan
tomat ungu? Tomat ungu merupakan varietas baru yang menjadi sangat populer karena rasanya enak
dan warnanya sedikit gelap. Dalam penelitian terbaru ditemukan bahwa tomat ungu ini tinggi akan
antioksidan serta dapat menjadi obat anti kanker. Tomat ungu disebut juga sebagai super tomato atau
indigo rose. Tomat Ungu atau Indigo Rose sendiri merupakan hasil perkawinan antara Blueberry dan
tomat merah. Tomat ungu juga memiliki gen dari bunga snapdragon sehingga menghasilkan warna gelap
dan memiliki banyak kandungan anthocyanin. Anthocyanin adalah bahan kimia yang disebut flavonoid
yang menyerap molekul oksigen berpotensi berbahaya dalam tubuh.

1. Definisi tomat

Tanaman tomat merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan, lebih tepatnya dari Meksiko
hingga Peru. Tomat atau yang nama lainnya Solanum lycopersicum termasuk ke dalam kingdom plantae,
Ordo solanales, Famili Solanaceae dan Genus Solanum. Tanaman tomat itu sendiri memiliki siklus hidup
yang singkat dan dapat tumbuh 1 hingga 3 meter. Menurut sejarahnya itu sendiri, tanaman Tomat
kemungkinan berasal dari dataran tinggi Amerika Selatan yang tersebar pada zaman colonial yang
dibawa Spanyol hingga ke Kepulauan Karibia. Selain itu, Spanyol juga kemudian membawa Tomat ke
Negara Filipina, Hal ini menjadi awal bagi berkembang dan meluasnya tanaman tomat di seluruh Benua
Asia.

Tanaman tomat itu sendiri termasuk ke dalam jenis tanaman tropis yang artinya adalah tanaman yang
biasa tumbuh di keadaan udara yang lembab dan dingin. Selain itu tanaman yang memiliki cirri khas
berwarna merah ini termasuk ke dalam jenis tanaman sayur-sayuran.
2. Morfologi Tanaman Tomat

Tanaman tomat termasuk tanaman semusim (berumur pendek). Artinya, tanaman hanya satu kali
produksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat berbentuk perdu yang panjangnya mencapai ± 3 meter.
Oleh karena itu tanaman tomat perlu diberi penopang atau ajir dari batang bambu atau kayu agar tidak
roboh.

Berikut ini morfologi tanaman tomat :

Morfologi akar

Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang
tumbuh ke arah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini,tanaman tomat akan dapat
tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous (Pracaya, 1988:15).

Morfologi batang

Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukupkuat,
berbulu atau berambuat halus dan diantara bulu – bulu itu terdapat rambut kelenjar.Batang tanaman
tomat berwarna hijau, pada ruas – ruas batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah
tumbuh akar – akar pendek. Selain itu, batang tanaman tomat dapat bercabang dan apabila tidak
dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang menyebar secara merata (Pracaya, 1988:14).

Morfologi daun
Daun tanaman tomat berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi dan mambentuk celah – celah menyirip
agak melengkung kedalam. Daun berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5
– 7. Ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 – 6 cm. diantara
daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2 daun yang berukuran kecil (Pracaya, 1988:14). Daun
majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang selingatau tersusun spiral mengelilingi batang
tanaman.

Morfologi bunga

Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah.Kelopak
bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga.
Bagian lain pada bunga tomat adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindahdari bunga tomat. Mahkota
bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm (Pracaya,
1988:13). bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sariatau tepung sari dan kepala
benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari
dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh
dari batang (cabang) yang masih muda.

Morfologi buah

Buah tomat memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada buah tomat yang berbentuk
bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buahtomat juga sangat
bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar memiliki berat
sampai 180 gram. Buah tomat yang masih muda berwarnahijau muda, bila sudah matang warnanya
menjadi merah.Buah tomat yang masih muda memiliki rasa getir dan aromanya tidak enak, sebab masih
mengandung zat lycopersicin yang berbentuk lender (Pracaya, 1988:16). Aroma yang tidak sedap
tersebut akan hilang dengan sendirinya pada saat buah memasuki fase pematangan hingga matang.
Rasanya juga akan berubah menjadi manis agak masam yang menjadi ciri khas kelezatan buah tomat.

Dalam proses pematangan buah terjadi perubahan warna dari hijau muda yang sedikir demi sedikit
berubah menjadi berwarna kuning ataupun merah. Pada saat matang optimal, warna buah berubah
menjadi cerah.Buah tomat banyak mengandung biji lunak berwarna putih kekuning – kuningan yang
tersusun secraa berkelompok dan dibatasi oleh daging buah. Biji tomat saling melekat karena adanya
lender pada ruang-ruang tempat bijinya tersusun. Daging buah tomat lunak agak keras, berwarna merah
apabila sudah matang dan mengandung banyak air. Buah tomat juga memiliki kulit yang sangat tipis dan
dapat dikelupas bila sudah matang.

3. Jenis-Jenis Tanaman Tomat

Sementara itu berdasarkan bentuknya, menurut Bernardinus (2002:11) buah tomat dibedakan menjadi 5
jenis, yakni :

Tomat biasa ( Lycopersicum esculentum Mill, var.commune Bailey). Berbentuk bulat pipih tidak teratur,
sedikit beralur terutama di dekat tangkai. Tomat jenis ini banyak ditemui di pasar-pasar lokal.

Tomat Apel atau Pir ( Lycopersicum esculentum Mill, var pyriform Alef). Berbentuk bulat seperti buah
apel atau buah pir.

Tomat kentang ( Lycopersicum esculentum Mill, var grandifolium Bailey). Berbentuk bulat besar, padat
dan kompak. Ukuran buahnya jauh lebih besar dibandingkan tomat apel.

Tomat tegak ( Lycopersicum esculentum Mill. Var va;lidum Bailey). Buahnya berbentuk agak lonjong dan
teksturnya keras. Smentara itu, daunnya rimbun, berbentiuk keriting, dan berwarna kelam. Pertumbuhan
tanaman tegak dengan percabangan mengarah ke atas.

Tomat Cherry ( Lycopersicum esculentum Mill. Var cerasiform (Dun) Alef). Buahnya berukuran kecil
berbentuk bulat atau bulat memanjang. Warnanya merah atau kuning.Tomat mungil ini berasal dari peru
dan ekuador.

Berdasarkan tipe pertumbuhannya, menurut (Pracaya, 1988:13) tanaman tomat dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yakni :
Tipe Determinete. Tanaman tomat yang pertumbuhannya diakhiri dengan pertumbuhan rangkaian
bunga atau buah. Umur panennya relative lebih pendek dan pertumbuhan batangnya cepat.

Tipe Interdeterminete. Tanaman tomat yang pertumbuhannya tidak diakhiri dengan pertumbuhan bunga
dan buah. Umur panennya relative lama dan pertumbuhan batangnya relative lambat.

Tipe semi Interdeterminete. Tanaman tomat ini memiliki cirri-ciri antara tomat tipedeterminate dan
interdeterminete.

Kandungan Tomat

Warna jingga pada buah tomat merupakan kandungan karotin yang berperan sebagai provitamin A,
sedanagkan warna merah menunjukkan kandunagan lycopen yang juga sangat baik untuk mencegah
penyakit kekurangan vitamin A (Xerophthalmia). Sementara rasa asam disebabkan kandungan asam
sitrat dapat berfungsi sebagai penggumpal.

Nilai Gizi Buah Buah Tomat Segar ( Per 100 Gram) Menurut Bernardinus (2002:5)

NO Zat Gizi Nilai Gizi

1 Karoten ( Vit. A) 1.500 S.I

2 Thiamin (Vit. B3) 60 µg

3 Riboflavin (Vit. C) –

4 Asamaskorbat (Vit. C) 40 mg

5 Protein 1 g

6 Karbohidrat 4.2 g

7 Lemak 0.3 g

8 Kalsium (Ca) 5 mg
9 Fosfor (P) 27 mg

10 Zat besi (Fe) 0.5 mg

11 Bagian yang dapat dimakan 95

4. Heritabilitas dan variabilitas Genetik Tanaman Tomat

Nilai heritabilitas merupakan pernyataan kuantitatif peran faktor genetik dibanding faktor lingkungan
dalam memberikan keragaan akhir atau fenotipe suatu karakter (Allard, 1960). Heritabilitas dari suatu
populasi bersegregasi penting diketahui untuk memahami besarnya ragam genetik yang mempengaruhi
suatu fenotipe tanaman. Nilai duga heritabilitas yang akurat juga perlu untuk membangun sistem seleksi
dan evaluasi yang optimum (Weaver, 1982). Nilai duga heritabilitas yang diperoleh sangat beragam
tergantung dari populasi, generasi dan metode pendugaannya (Sjamsudin, 1990).

Untuk menduga nilai heritabilitas diperlukan beberapa populasi yaitu populasi homogen dan populasi
heterogen (populasi bersegregasi). Populasi homogen dapat berupa populasi tetuanya atau populasi
tanaman hibrida dan populasi heterogen dapat berupa populasi tanaman bersegregasi. Bila ragam
genetik untuk setiap generasinya semakin besar maka nilai heritabilitas akan meningkat dan dikatakan
bahwa karakter tersebut sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik. Menurut Tillman (1996)
heritabilitas dapat digunakan sebagai strategi untuk menyeleksi genotipe-genotipe dalam populasi.

Setelah dilaporkan adanya faktor menurun pengendalian sifat oleh Mendel, orang-orang beranggapan
bahwa pertumbuhan tanaman semata mata diatur oleh gen-gen dalam kromosom, sedangkan
lingkungan hanya meningkatkan potensi sifatnya. Namun, setelah diketahui bahwa tanaman-tanaman
tidak berkembang secara teratur menurut perubahan lingkungan maka orang mulai menyadari adanya
interaksi antara genotipe dan lingkungan. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan lingkungan pada
suatu sifat tanaman maka didekati dengan usaha untuk memisahkan antar pengaruh genotipe dan
lingkungan serta interaksinya (Poespodarsono, 1988).

Variabilitas genetik menunjukkan kriteria keanekaragaman genetik. Seleksi merupakan suatu proses
pemuliaan tanaman dan merupakan dasar dari seluruh perbaikan tanaman untuk mendapatkan kultivar
unggul baru. Variabilitas genetik yang luas merupakan salah satu syarat efektifnya program seleksi, dan
seleksi suatu karakter yang diinginkan akan lebih berarti apabila karakter tersebut mudah diwariskan
(Wahyuni, 2004). Evaluasi variasi genetik akan mendapatkan perbaikan-perbaikan sifat disamping juga
diperolehnya keleluasaan dalam pemilihan suatu genotipe unggul (Bari et al., 1982).

Heritabilitas

Nilai Heritabilitas dinyatakan dalam bilangan pecahan (desimal) atau persentase. Nilainya berkisar antara
0 dan 1. Heritabilitas dengan nilai 0 berarti bahwa keragaman fenotipe hanya disebabkan lingkungan,
sedangkan keragaman dengan keragaman 1 berarti keragaman fenotipe hanya disebabkan oleh genotipe.
Makin mendekati 1 dinyatakan heritabilitasnya makin tinggi, sebaliknya makin mendekati 0,
heritabilitasnya makin rendah. Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu populasi maka akan semakin
memungkinkan untuk dilakukan seleksi (Poespodarsono, 1988). Rekapitulasi pendugaan nilai
heritabilitas disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Duga Heritabilitas beserta Kriterianya

No Kriteria Persentase (%) Kriteria

1 Umur berbunga (hari) 0.00 Rendah

2 Umur panen (hari) 0.00 Rendah

3 Bobot buah layak pasar (g) 0.00 Rendah

4 Bobot buah total (g) 67.75 Tinggi

5 Tebal kulit buah (mm) 0.00 Rendah

6 Panjang buah (cm) 67.14 Tinggi


7 Bobot rata-rata buah (g)97.69 Tinggi

8 Diameter buah (mm) 93.88 Tinggi

9 Diameter tanaman (mm) 80.91 Tinggi

10 Tinggi dikotomus (cm) 97.22 Tinggi

11 Tinggi tanaman (cm) 88.11 Tinggi

12 Bobot berangkasan (g) 81.13 Tinggi

13 Umur berbunga (hari) 0.00 Rendah

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar karakter memiliki nilai heritabilitas yang tinggi
kecuali umur berbunga, umur panen, bobot buah layak pasar dan tebal kulit buah. Nilai duga
heritabilitas dari karakter yang diamati berkisar antara 0.00 – 97.69%. Dengan demikian, semua genotipe
F4 yang digunakan memungkinkan untuk menuju tahapan seleksi selanjutnya. Pada sifat yang memiliki
heritabilitas tinggi, seleksi akan berlangsung efektif karena 20 pengaruh lingkungan sangat kecil sehingga
faktor genetik lebih besar dalam penampilan fenotipenya (Pinaria, 1995).

5. Teknik persilangan tanaman tomat

Tomat ungu diperoleh dari persilangan terong ungu dengan tomat biasa sehingga diperoleh tomat
berwarna ungu. Terong dan tomat yang menyerbuk secara silang dapat disilangkan sehingga
mendapatkan varietas baru. Persilangan tomat dan terong ungu sama seperti persilangan pada tanaman
mnyerbuk silang pada umumnya. Tetua betina diambilkan dari bunga tomat sedangkan tetua jantan
diambilkan dari terong ungu. Hal itu dikarenakan, tujuan dari persilangan kedua tanamn tersebut adlah
menghasilkan tanamna tomat yang mempounyai warna ungu sehingga hanya mengadopsi warna ungu
yang dimiliki oleh terong ungu tersebut. Jadi terong ungu dijadikan sebgai tetua jantan karena yang
paling berpengaruh terbessar padan gen anakan adalah tetua betina.
Pemlihan tetua jantan dan betina adalah pada bunga yang masih kuncup pada tetua betina dan bung
yang sudah mekar pada tetua jantan. Tetua betina dipilih yang masih kuncup karena mengantisipasi
bahwa putik belum dibuahi oleh serbuk sari. Kastrasi dan emaskulasi tetua betina dilakukan untuk
menhilangkan bagian tanaman yang menghalangi terjadinya polinasi dan menghilangkan polen agar
tidak menyerbuk sendiri. Setelah dilakukannya kastrasi dan emaskulasi dilakukan isolasi putik agar putik
tidak terserbuki oleh polen yang lain. Setelah itu, adalah melakukan polinasi antara tomat biasa dengan
terong ungu. Setelah polinasi, lakukan isolasi hasil polinasi , pelabelan dan mengamati hasil polinasi.

6. Dasar Genetik Tanaman Tomat

Tanaman tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Pada tanaman penyerbuk sendiri (self-
pollinatet crops atau tanaman autogam) yang berlanjut dengan pembuahan secara terus menerus,
populasi generasi-generasi berikutnya cendrung mempunyai tingkat homozigot yang semakin besar.
Jadi, populasi tanaman akan cendrung merupakan kumpulan suatu lini murni (pure lines). Misalnya jika
suatu genotif yang heterezigot pada satu lokusnya, hanya dua allele yang berbeda (Aa) mengalami
penyerbukan dan pembuahan sendiri secara terus menerus, akan tampak bahwa proporsi yang
homozigot (baik yang dominant maupun resesif) akan bertambah, sedangkan yang heterezigot akan
menurun. Pada tanaman menyerbuk sendiri keturunan anakan memiliki sifat yang sama dengan
induknya.

Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri yaitu terdapat pertemuan sel kelamin betina dan jantan
dari satu tanaman yg sama. Susunan genetik tanaman tomat adalah homosigot. Tanaman menyerbuk
sendiri yang disilangkan heterosigot makin kurang keragaman genetiknya terjadi penyerbukan sendiri
terus menerus, perubahan susunan genetika pada masing–masing pasangan. Alel mengarah ke
homosigositas, sehingga susunan genetik dalam tanaman semua atau sebagian besar homosigot. Bila
ada pautan maka proporsi homosigot akan meningkat, tapi tidak mempengaruhi presentase
homosigositas.

7. Tujuan Pemulian Tomat

Tujuan dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk
mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Ada dua tujuan umum
dalam pemuliaan tanaman: peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan
kualitasproduk yang dihasilkan.

Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada peningkatan daya hasil, cepat dipanen,
ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik bagi usaha tani, serta
kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Hasil yang tinggi menjamin terjaganya
persediaan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut. Tanaman yang berumur singkat (genjah) akan
memungkinkan efisiensi penggunaan lahan yang lebih tinggi. Ketahanan terhadap organisme
pengganggu atau kondisi alam yang tidak mendukung akan membantu pelaku usaha tani menghindari
kerugian besar akibat serangan hama, penyakit, serta bencana alam. Beberapa tanaman tertentu yang
dalam usaha budidayanya melibatkan banyak peralatan mekanik memerlukan populasi yang seragam
atau khas agar dapat sesuai dengan kemampuan mesin dalam bekerja

Usaha perbaikan kualitas produk adalah tujuan utama kedua. Tujuan semacam ini dapat diarahkan pada
perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta penghilangan substansi
tertentu), pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan.
Perkembangan bioteknologi di akhir abad ke-20 telah membantu pemuliaan terhadap tanaman yang
mampu menghasilkan bahan pangan dengan kandungan gizi tambahan (pangan fungsional) atau
mengandung bahan pengobatan tertentu. Dalam hal tanaman pumuliaan tanaman tomat tujuan
utamanya pasti untuk menghasilkan tanaman tomat yang unggul, berkualitas tinggi dan tahan terhadap
serangan hama dan penyakit. Dari segi visual tanaman tomat diharapkan memiliki atau mempunyai
warna dan bentuk yang menarik.

8. Deskripsi Tanaman Tomat Ungu

Para ahli di Inggris saat ini tengah mengembangkan sejenis tomat berwarna ungu yang diklaim memiliki
faedah menghambat pertumbuhan sel kanker. Tomat jenis baru hasil penyilangan gen ini diyakini para
ahli mengandung banyak pigmen antioksidan disebut anthocyanin yang berperan penting menghalau
tumor dan kanker. Untuk membuat tomat ungu ini, melakukan persilangan tomat dengan varietas liar.
Dan warna gelap pada tomat ini berasal dari pigmen yang mirip dengan blueberry. Makin lama terkena
sinar Matahari, warna tomat ini akan bertambah gelap. Pigmen ini fotosensitif atau sangat peka dengan
cahaya, sehingga semakin lama tomat tersebut berada di bawah sinar matahari, maka kulitnya makin
bertambah gelap. Perusahaan yang menghasilkan varietas baru ini mengkhususkan diri dalam
memproduksi sayuran hibrida. Tomat hitam ini dipercaya tinggi akan antioksidan serta Vitamin C.
Bahkan, pengembang mengatakan bahwa tomat ini bahkan lebih bergizi, sebab dengan pigmen yang
unik ini sangat terkonsentrasi antioksidan dan vitamin C, yang dikenal untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh.

9. Teknik Pemuliaan Tanaman Tomat Ungu

Tomat merupakan salah satu buah yang mengandung antosianin. Tanaman tomat ungu merupakam
varian baru hasil kombinasi dengan gen-gen dari bunga snapdragon atau Antirrhinum majus. Bunga
snapdragon memang dikenal sebagai salah satu tumbuhan yang kaya anthocyanin, zat yang juga
ditemukan pada berbagai jenis berry berwarna gelap seperti blackberry, cranberry dan chokeberry.
Selain itu, tanaman tomat ungu dapat dihasilkan dari persilangan buah blueberry, cranberry yang
mengandung anthocyanin yang tinngi (Prihadi, 2008).

Pada proses perakitan tomat ungu, terdapat dua teknik yang dapat dilakukan. Teknik pertama dapat
dilakukan dengan hibridisasi antara bunga tomat dengan bunga blueberry atauy cranberries. Teknik
hibridisasi yang dilakukan sama dengan teknik persilangan pada umumnya. Teknik lain untuk
mendapatkan tomat ungu adalah dengan rekayasa genetika. Menurut penelitian di Inggris dari John
Innes Centre, tomat ungu didapatkan dari hasil mengkombinasikan gen-gen dari bunga snapdragon atau
Antirrhinum majus.

Penemuan ini telah diuji coba pada tikus yang telah disisipi gen kanker. Berdasarkan penelitian, tikus
penderita kanker yang diberi tomat ungu memiliki jangka hidup yang lebih panjang daripada tikus
penderita kanker yang diberi asupan tomat merah.

10. Kelebihan dan Kekurangan Tomat Ungu

Kelebihan

Kandungan antosianin pada tomat ungu lebih tinggi daripada tomat merah. Antosianin berfungsi sebagai
antioksidan yang mencegah sel kanker.

Memiliki kandungan air yang tinggi.

Memiliki tampilan yang menarik karena berwarna ungu.


Dapat menambah nilai jual buah tomat

Kekurangan

Belum ada penelitian lebih lanjut tentang tomat ungu di Indonesia.

Belum mengetahui ketahanan tomat ungu terhadap hama dan penyakit.

Belum dapat diperbanyak secara massal.

Kesimpulan

Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Pada tanaman menyerbuk sendiri keturunan anakan
memiliki sifat yang sama dengan induknya, sehingga dasar genetik tanaman tomat adalah homozigot.

Pemuliaan tanaman tomat bertujuan untuk peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan
perbaikan kualitas produk yang dihasilkan, dengan mengarahkan pada perbaikan ukuran, warna,
kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta penghilangan substansi tertentu), pembuangan
sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan.

Pembuatan tomat ungu ini, dilakukan dengan persilangan antara tomat dengan varietas liar. Warna gelap
pada tomat berasal dari pigmen yang mirip dengan blueberry. Semakin lama terkena sinar matahari,
warna tomat akan semakin gelap. karena pigmen tomat ungu fotosensitif. Hal ini menyebabkan tomat
ungu banyak mengandung anthocyanin.

Tanaman tomat ungu merupakam varian baru hasil kombinasi dengan gen-gen dari bunga snapdragon
atau Antirrhinum majus. Selain itu, tanaman tomat ungu dapat dihasilkan dari persilangan buah
blueberry, cranberry yang mengandung anthocyanin yang tinngi.
Pada proses perakitan tomat ungu, terdapat dua teknik yang dapat dilakukan. Teknik pertama dapat
dilakukan dengan hibridisasi (teknik persilangan pada umumnya) antara bunga tomat dengan bunga
blueberry atau cranberries. Sedangkan teknik yang satunya adalah dengan rekayasa genetika. Tomat
ungu sendiri bermanfaat mengobati kanker.

DAFTAR PUSTAKA

Allard, R.W. 1960. Priciples Of Plant Breeding. John Wileyand Sons, Inc. New York, London, Sydney. 485 p.

Bari, A. S. Musa, dan E. Sjamsudin .1982. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Nani. Tomat – lebih baik tanam sendiri. Jakarta. 1998

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar Universitas. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Hal 159
Pracaya .1998 Bertanam tomat. Kanisius Yogyakarta

Sjamsudin, E. 1990. Pendugaan Heritabilitas Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) tipe Virginia di
Queensland Australia. Bul. Agr 19: 1-6.

T. Bernardinus dan Wahyu Wiryanta. 2002.Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta

Tillman, B.L., and S. A. Harrison. 1996. Heritabilities of resistance to bacterial streak in winter wheat.
Crop Sci 36: 412-418.

Wahyuni, T. S., R. Setiamihardja, N. Hermiati, dan K. H. Hendroatmodjo. 2004. Variabilitas Genetik,


Heritabilitas, dan Hubungan Antara Hasil Umbi dengan Beberapa Karakter Kuantitatif dari 52 Genotipe
Ubi Jalar di Kendalpayak Malang. Zuriat 15(2):109-117.
Weaver, D.B., and J.R. Wilcox. 1982. Heritabilities, gains from selection, and genetic correlation for
characteristic of soybeans grow in two row spacing. Crop Sci 22: 625-628

Rukmana,Rahmat,2007.Tomat dan Cherry. Yogyakarta : Kanisius

Cucamelon

Cucamelon termasuk dalam jenis buah. Ukurannya kecil seperti buah anggur. Penampilan luarnya terlihat
seperti buah semangka. Namun, rasa cucamelon adalah perpaduan rasa mentimun dan jeruk limau.

Cucamelon lebih suka menanam rekayasa genetika di laboratorium. Namun, buah ini sudah berabad-
abad dimakan di kawasan Amerika Tengah, seperti Meksiko.

Bagi penggemarnya, cucamelon bisa dipotong-potong sebagai salad lengkap, untuk roti isi (sandwich)
atau dibuat acar. Cucamelon bisa dimakan dengan cara apa saja seperti camilan yang segar. buah ini
sangat digemari untuk dibuat salad, salsa , tumisan, sup, dan beragam makanan lainnya dengan nama
masing-masing di setiap daerah. Buah ini berasal dari jenis tanaman yang termasuk dalam jenis anggur
seperti tanaman anggur. Seperti buah-buahan jeruk , enak jika dibuat manisan dan juga acar. Dimakan
begitu saja tanpa campuran apa pun, tikus melon sama enak dan segarnya.

Bebas tumbuh di daerah Meksiko dan Amerika Serikat, dan benihnya pun sudah dijual bebas di Amerika
Serikat. Bentuknya unik, sebesar anggur dan kulitnya bercorak seperti kulit semangka. Rasa dan
teksturnya seperti timun dengan sedikit rasa asam.Masyarakat bagian selatan Amerika juga mulai
memakainya sebagai tambahan untuk makanan karena cucamelon punya banyak keunggulan. Para
petani juga sudah memilihnya sebagai komoditi yang menguntungkan.

Pasalnya, buah ini antipestisida, yang berarti tanaman ini antihama yang dapat merusak pertumbuhan.
Saking terkenalnya, tanaman ini sontak saja menjadi idola di kalangan masyarakat daerah selatan
Amerika. Mereka bahkan mulai menanamnya di pekarangan rumah dan memasukkannya ke dalam
setiap menu.

Seperti layaknya sebuah negara, buah ini juga punya sejarah. Pada tahun 1866, buah yang memiliki nama
latin Melothria scabra ditemukan oleh agli botani berkebangsaan Prancis bernama Charles Victor
Naudin.
Tanaman ini bisa ditanam di pot atau kantong bibit. Panen cucamelon dapat dilakukan setelah 2 atau 3
bulan. Bentuk tanamannya seperti tanaman anggur. Daunnya terlihat seperti daun tanaman menjalar.
Daunnya akan rontok bila cucamelon sudah matang.

Kapas BT

Rekayasa genetika adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi DNA dari suatu sel hidup atau mati
dan memasukkannya dalam sel hidup lainnya. Rekayasa genetika merupakan suatu cara
memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa
genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan
DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup
mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan
mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun.

Rekayasa genetika menjadi kenyataan sejak tahun 1973 ketika dikembangkan teknik untuk mengisolasi
dan menggabungkan potongan-potongan DNA yang tidak sama sehingga menghasilkan molekul DNA
rekombinan yang aktif. Molekul yang telah direkayasa ini dapat dimasukkan kedalam sel bakteri.

Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut
(misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah,
mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan
olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan, tanaman transgenic tahan hama dan kosmetika,
serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri ( Sel pancreas yang mempu mensekresi Insulin digunting ,
potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri ) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu
dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera di kembangbiaakan.

Prosedur rekayasa genetika dengan menggunakan mikroorganisme adalah sebagai berikut.


Pemurnian DNA/Isolasi gen dengan menghancurkan atau melisiskan semua sel yang mengandung gen
yang ditargetkan, kemudian dipisahkan dengan sentrifuge pada kecepatan tinggi dan ditambahkan
bahan kimia sehingga didapatkan DNA murni. Ada tiga macam sumber DNA yang dapat diisolasi, yaitu
sebagai berikut.

DNA dapat berasal dari total genom organisme yang diinginkan

DNA yang dibuat dari mRNA yang diisolasi dari jaringan tertentu. DNA ini dapat dibuat dari mRNA
dengan menggunakan enzim reserve transcriptase.

DNA dibuat secara invitro dari nukleotida dan enzim polimerase DNA.

Pemecahan DNA : molekul DNA yang besar dipecah dengan menggunakan gelombang ultrasonic, maka
akan dijumpai fragmen random. Dengan menggunakan enzim khusus bagi fragmen DNA seperti
endonuklease restriksi akan diperoleh DNA intermolekuler dan intramolekuler atau hanya akan
didapatkan urutan fragmen DNA dengan urutan tertentu. Supaya lebih stabil dikaitkan dengan enzim
yang disebut T-4 DNA ligase. Contoh endonuklease restriksi adalah Hind II, Bam H1 dan Eco RI.

Pemindahan gen/transfer DNA pada sel vector yang sesuai:transfer DNA ke bakteri yang hidup (cloning
vector : plasmid, bakteriofage atau kosmid) dapat dengan cara, DNA asing dipaksakan berintegrasi
dengan kromosom menjadi genom. Atau dengan cara gen asing dapat dikembangkan menjadi suatu
bagian yang outonom molekul DNA yang sedang berkembang. Molekul DNA disebut sebagai vector.
Penyambungan ini menggunakan enzim ligase.

Memasukkan DNA rekombinan/kimera DNA ke dalam sel inang. Sel inang yang dipakai harus seaman
mungkin dan tidak bersifat patologis. Cara memasukkan DNA rekombinan kedalam sel inang dapat
dilakukan dengan cara transformasi, transfeksi, DNA packaging dan micro injection.

Identifikasi/penapisan dan seleksi DNA yang baru diperoleh dari cirri klon rekombinan. Untuk menyeleksi
DNA baru hasil rekombinan agar sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
cara genetic, hibridasi asam nukleat dan immunokimia.

Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang, aerobik dan membentuk
spora. Banyak strain dari bakteri ini yang menghasilkan protein yang beracun bagi serangga. Sejak
diketahuinya potensi dari protein Kristal / cry Bt sebagai agen pengendali serangga, berbagai isolat Bt
dengan berbagai jenis protein kristal yang dikandungnya telah teridentifikasi. Sampai saat ini telah
diidentifikasi protein kristal yang beracun terhadap larva dari berbagai ordo serangga yang menjadi hama
pada tanaman pangan dan hortikultura. Kebanyakan dari protein kristal tersebut lebih ramah lingkungan
karena mempunyai target yang spesifik sehingga tidak mematikan serangga bukan sasaran dan mudah
terurai sehingga tidak menumpuk dan mencemari lingkungan.

Kristal protein yang bersifat insektisidal ini sering disebut dengan δ-endotoksin. Kristal ini sebenarnya
hanya merupakan pro-toksin yang jika larut dalam usus serangga akan berubah menjadi polipeptida yang
lebih pendek (27149 kd) serta mempunyai sifat insektisidal. Pada umumnya kristal Bt di alam bersifat
protoksin, karena ada-nya aktivitas proteolisis dalam system pencernaan serangga dapat mengubah Bt-
protoksin menjadi polipeptida yang lebih pendek dan bersifat toksin. Toksin yang telah aktif berinteraksi
dengan sel-sel epithelium di midgut serangga. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa toksin Bt ini
menyebabkan terbentuknya pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membrane di saluran pencernaan
dan mengganggu keseimbangan osmotik dari sel-sel tersebut. Karena keseimbangan osmotik terganggu,
sel menjadi bengkak dan pecah dan menyebabkan matinya serangga.Seperti dalam al-qur’an Allah telah
menjelaskan dalam surat An Nahl ayat 13

‫ضرموختنللةفاًأنولذنونر ۥ ۥهۥُرإلنكلفىِذنذللنكنلنءاَين ةةةللقنوومممينكذككرروُنن‬


‫نوُنماًنذنرأنلنركوملفىِٱولنور ل‬

Artinya : Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-
lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda(kekuasaan Allah)
bagi kaum yang mengambil pelajaran.

Allah telah menciptakan berbagai macam makhluk hidup di bumi ini mulai dari yang bisa dilihat dengan
mata sampai yang kasat mata. Itu merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Misalnya saja bakteri
Bacillus thuringiensis yang merupakan makhluk hidup mikroskopis yang diciptakan oleh Allah yang tidak
hanya memberikan dampak negative yaitu menghasilkan racun bagi serangga tetapi juga memberikan
dampak positif yaitu kita dapat mempelajarinya dalam rekayasa genetika.

Tanaman Transgenik

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman
yang berbeda atau makhluk hidup lainnya. Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan
tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu
rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang
lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk
mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan
kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan
tanaman.

Sutarno (2016) menjelaskan bioteknologi adalah bidang penerapan biosains dan teknologi yang
menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau komponen subsellulernya pada industri jasa dan
manufaktur serta pengelolaan lingkungan. Atau dapat pula di definisikan sebagai teknologi yang
menggunakan sistem hayati (proses-proses biologi) untuk mendapatkan barang dan jasa yang berguna
bagi kesejahteraan manusia. Bioteknologi memanfaatkan: bakteri, ragi, kapang, alga, sel tumbuhan atau
sel hewan yang dibiakkan sebagai konstituen berbagai proses industri. Pada umumnya bioteknologi
dibedakan menjadi bioteknologi tradisional dan modern. Bioteknologi tradisional adalah bioteknologi
yang memanfaatkan mikrobia (organisme) untuk memodifikasi bahan dan dan lingkungan untuk
memperoleh produk optimal. Misalnya pembuatan tempe, tape, roti, pengomposan sampah. Sedangkan
bioteknologi modern dilakukan melalui pemanfaatan ketrampilan manusia dalam melakukan manipulasi
makhluk hidup agar dapat digunakan untuk menghasilkan produk sesuai yang diinginkan manusia.
Misalnya melalui teknik rekayasa genetik. Rekayasa genetik merupakan teknik untuk menghasilkan
molekul DNA yang berisi gen baru yang diinginkan atau kombinasi gen-gen baru atau dapat dikatakan
sebagai manipulasi organisme.

Sebagai salah satu bentuk bioteknologi modern, rekayasa genetik tidak mengenal batasan spesies,
artinya gen-gen penting dari organisme apapun dapat digunakan untuk perbaikan sifat tanaman, dan
membuka kemungkinan introduksi sifat baru ke varietas yang sudah ada, sehingga menambah
keanekaragaman genetik. Sebagai contoh dengan berhasilnya perakitan tanaman PRG seperti padi emas,
mawar biru, dan tomat ungu akan menambah keanekaragaman SDG tanaman. Isolasi gen yang
mengandung sifat tertentu dapat dilakukan hanya dalam tabung reaksi. Meskipun demikian jumlah gen
interes yang diisolasi dengan sifat-sifat agronomi yangmenguntungkan masih sangat terbatas (Herman,
2008).

Kemajuan-kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi yang telah ada baik di bidang fisika, kimia,
matematika dan biologi telah memicu majunya bioteknologi. Selain itu, banyak hal yang juga ikut
berperan dalam memicu lahirnya bioteknologi, diantaranya adalah karena semakin besar tuntutan untuk
mencapai target yang diinginkan dengan proses yang lebih cepat dan terobosan yang inovatif yang bisa
menguntungkan bagi umat manusia. Bioteknologi juga memiliki peran penting dalam ilmu pengetahuan
dewasa ini, bioteknologi sendiri mengalami berbagai pembaruan dari bioteknologi yang bersifat
tradisional kearah bioteknologi yang modern. Manfaat bioteknologi bagi kehidupan manusia dalam
meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan hidup telah terbukti, antara lain penerapannya untuk
memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya energi, mengurangi pencemaran lingkungan
dan masih banyak lagi (Sutarno, 2016).

Mekanisme Rekayasa Genetik Mawar biru


Penemuan gen sebagai substansi penentu sifat, diikuti dengan penemuan teknik isolasi gen, transfer gen,
dan pengekspresiannya pada sel lain memberikan alternative baru dalam peningkatan kualitas tanaman
melalui bioteknolog. Bioteknologi menyediakan suatu pendekatan baru untuk mengembangkan varietas-
varietas baru dengan produksi yang lebih tinggi dan lebih bergizi, lebih tahan lagi terhadap serangan
hama dan penyakit, serta lebih tahan terhadap keadaan yang merugikan, atau mengurangi kebutuhan
terhadap pupuk dan bahan – bahan kimia lainnnya. Aplikasi bioteknologi memungkinkan penyisipan gen-
gen penting saja, sedangkan sifat baik yang telah ada dibiarkan tidak berubah. Munculnya ilmu
bioteknologi tanaman memberikan kontribusi yang besar kepada manusia dalam memproduksi pangan
dan industri pertanian melalui perbaikan tanaman atau pemuliaan tanaman, terutama dalam hal
rekayasa genetika atau teknologi transformasi gen (Silotonga et al., 2014).

Hal ini tidak luput juga pada rekayasa genetic yang dilakukan pada mawar biru. Pada dasarnya menurut
Rukmana (1995) mawar merupakan salah satu tanaman hias paling dikenal dan disukai orang sebagai
tanaman hias dan bunga potong. Tanaman mawar digemari karena bunganya yang cantik, warnanya
yang semarak dan baunya harum. Mawar juga sering disebut tanaman hias pioner karena sudah
dibudidayakan sejak berabad-abad silam. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang
berduri yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Bunga mawar dikenal mempunyai banyak
spesies sehingga disebutlah dengan Rosaceae atau keluarga mawar mawaran.

Sebagai mana dijelaskan Herman (2008), peneliti dari Commowealth Scientific and Industrial Research
Organization yang bekerjasama dengan peneliti dari perusahaan Japanase Suntory berhasil merakit
bunga mawar biru dengan mentransformasi tiga gen, yaitu gen delphinidin (F3’5’H, berasal dari black
pansy, Viola tricolor), gen DFR (mengkode dihydroflavonol reductase, berasal dari Iris hollandica), dan
gen hairpin RNAi (yang memblokir gen DFR dari mawar). Pada tahun 2008, tomat PRG ungu yang
mengandung antioksidan anthocyanin tinggi berhasil dirakit oleh peneliti John Innes Institute dengan
mentrasfer gen del dan Ros1 (berasal dari bunga snapdragon, Antirrhium majus Della, dan Rosea1).
Teknik transfer gen yang dapat dilakukan melalui teknik langsung maupun tidak langsung. Diantaranya
ialah:

langsung

a. Particle bombardment (penembakan partikel)

Teknik paling modern dalam transformasi tanaman adalah penggunaan metode gene gun atau particle
bombardment atau penembakan partikel. Metode transfer gen ini dioperasikan secara fisik dengan
menembakkan partikel DNA-coated langsung ke sel atau jaringan tanaman. Dengan cara demikian
partikel dan DNA yang ditambahkan menembus dinding sel dan membran, kemudian DNA melarut dan
tersebar dalam sel secara independen. Telah didemonstrasikan bahwa teknik ini efektif untuk
mentransfer gen pada bermacam-macam eksplan. Penggunaan penembakan partikel membuka peluang
dan kemungkinan lebih mudah dalam memproduksi tanaman PRG dari berbagai spesies yang
sebelumnya sukar ditransformasi dengan Agrobacterium, khususnya tanaman monokotil seperti padi,
jagung, dan turfgrass. Teknik transformasi tanaman dengan penembakan partikel telah berhasil
diaplikasikan ke berbagai tanaman antara lain tebu, jagung, padi, tembakau, pepaya, kedelai, dan ubi
jalar dan menghasilkan tanaman PRG.

b. Elektroporasi

Metoda transfer DNA yang umum digunakan pada tanaman monokotil adalah elektroporasi dari
protoplas, perlakuan polyethylene glycol (PEG) pada protoplas dan kombinasi antara dua perlakuan
tersebut di atas. PEG memudahkan presipitasi dari DNA dan membuat kontak lebih baik dengan
protoplas, juga melindungi DNA plasmid mengalami degradasi dari enzim nuclease. Sedangkan
elektroporasi dengan perlakuan listrik voltase tinggi menyebabkan permibilitas tinggi untuk sementara
pada membran sel dengan membentuk pori-pori sehingga DNA mudah penetrasi ke dalam protoplas.
Integritas membran kembali membaik seperti semula dalam beberapa detik sampai satu menit setelah
perlakuan listrik. Jagungan padi telah berhasil ditransformasi melalui elektroporasi dengan efisiensi
antara 0,1- 1%. Kelemahan penggunaan protoplas sebagai eksplan untuk transformasi adalah sulitnya
regenerasi dari protoplas, ekstra komplikasi, dan variasi somaklonal akibat panjangnya periode kultur in
vitro. Selain jagung dan padi, beberapa jenis tanaman PRG sudah berhasil diperoleh melalui transformasi
dengan teknik elektroporasi. Tanaman PRG tersebut antara lain tebu (Saccharum officinarum L.),
tembakau, tanaman genus Brassica seperti cauliflower (Brassica oleracea L. var. botrytis), kedelai, barley,
dan kopi (Coffea arabica cv. Catimor).

c. Silicon carbide whiskers (SCW)

Metode transfer gen lain yang kurang umum digunakan dalam transformasi tanaman tetapi telah
dilaporkan berhasil mentransformasi jagung, Agrostis alba L. (Redtop), dan turfgraas adalah penggunaan
SCW. Suspensi sel tanaman yang akan ditransformasi dicampur dengan serat silicon carbide dan DNA
plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan kedalam tabung Eppendorf kemudian dilakukan
pencampuran dan pemutaran dengan vortex. Serat silicon carbide berfungsi sebagai jarum injeksi mikro
(microinjection) untuk memudahkan transfer DNA ke dalam sel tanaman.

2. Secara Tidak Langsung


a. Vektor Agrobacterium

Dari banyak teknik transfer gen yang berkembang, teknik melalui mediasi vektor A. tumefaciens paling
sering digunakan untuk mentransformasi tanaman dikotil. A. tumefaciens mampu mentransfer gen ke
dalam genom tanaman melalui eksplan baik yang berupa potongan daun (leaf discs) atau bagian lain dari
jaringan tanaman yang mempunyai potensi beregenerasi tinggi. Gen yang di-transfer terletak pada
plasmid Ti (tumor inducing). Segmen spesifik dari DNA plasmid Ti disebut DNA T (transfer DNA) yang
berpindah dari bakteri ke inti sel tanaman dan berintegrasi ke dalam genom tanaman. Karena A.
tumefaciens merupakan pathogen tanaman maka Agrobacterium sebagai vektor yang digunakan untuk
transformasi tanaman adalah bakteri dari jenis plasmid Ti yang dilucuti virulensinya (disarmed), sehingga
sel tanaman yang ditransformasi oleh Agrobacterium dan yang mampu beregenerasi akan membentuk
suatu tanaman sehat hasil rekayasa genetik. Tanaman tersebut akan menurunkan DNA T yang disarmed
dan gen asing (dari sifat yang diinginkan) ke keturunannya. Teknik transformasi melalui mediasi vektor
Agrobacterium pada tanaman dikotil telah berhasil dengan baik tetapi sebaliknya tidak umum digunakan
pada tanaman monokotil. Meskipun demikian beberapa peneliti melaporkan bahwa beberapa strain
Agrobacterium berhasil mentransformasi tanaman monokotil seperti jagung dan padi. Tanaman PRG
seperti pisang (Musa acuminata), anggur (Vitis vinifer. L.), jagung, gandum, tebu, kentang, padi (indica,
japonica, dan javanica), ubi jalar, dan pepaya berhasil diperoleh melalui transformasi tanaman dengan
mediasi Agrobacterium.

Daftar pustaka

Herman, M. 2008. Tanaman Produk Rekayasa Genetic Dan Kebijakan Pengembangannya. Bogor: Balai
Besar Penelitian Dan Pengembangan Bioteknologi Dan Sumber Daya Genetik Pertanian.

Rukmana, Rahmat. 1995. Mawar. Yogyakrta: Penerbit Kanisius.

Silitonga, N., Wirawan, I. G. P., Dan Susrama I. G. K. 2014. Isolasi Dan Identifikasi Agrobacterium
Tumefaciens Pada Tanaman Mawar (Rosa Sp.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 3(3): 167-175.

Sutarno. 2016. Rekayasa Genetik Dan Perkembangan Bioteknologi Di Bidang Peternakan. Proceeding
Biology Education Conference. 13(1): 23-27.

Anda mungkin juga menyukai