Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM ILMU UKUR WILAYAH

POLIGON TERBUKA

DIYAN IKAWATI
J1B116027

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Objek II
2.1.1 Latar Belakang
Zaman moderen saat ini tidak dapat dipungkiri lagi jika kemajuan teknologi
masa kini berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya
inovasi-inovasi yang telah dibuat di dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari
pengukuran sangat penting dan berguna. Dimana banyak hal dan kegiatan yang
dapat kita lakukan dengan cara pengukuran. Pengukuran biasanya berfungsi untuk
membantu kita dalam menentukan satuan dari suatu luasan ataupun panjang
bahkan apapun yang dapat dilakukan pengukuran, dimana teori pengukuran dapat
mendapatkan hasil dari apa yang dilakukan pengukuran misalnya sudut, tinggi,
dan luas. Beberapa metode yang sering digunakan dalam pengukuran horisontal
adalah metode triangulasi, triliterasi, triangulaterasi, poligon dan sebagainya.
Pengukuran merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan untuk memperoleh
suatu data pengamatan. Setiap pengukuran pasti memiliki kesalahan.
Perkembangan teknologi pengukuran bukanlah untuk menghilangkan kesalahan
pengukuran, tetapi untuk meminimalkan kesalahan-kesalahan. Untuk itu
diperlukan suatu model matematika yang dapat digunakan untuk mengestimasi
nilai parameter yang dianggap benar. Model tersebut lebih dikenal dengan istilah
hitung perataan. Data yang dihasilkan dari pengukuran adalah berupa sudut dan
jarak. Kesalahan-kesalahan yang terdapat pada data akan diminimalisir dengan
hitung perataan.
Di dalam proses pemetaan terdapat pengukuran kerangka dasar horizontal
pengukuran mendatar untuk mendapatkan jarak, sudut dan koordinat mendatar
antara titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi dan pengukuran kerangka
dasar pertikal. Pengukuran tegak pertikal untuk mendapatkan jarak, sudut dan
koordinat tegak antara titik-titik yang diukur serta pengukuran titik-titik detail.
Titik-titik yang telah diperoleh kerangka dasar horizontal dan pertikal inilah yang
akan membentuk sebuah poligon yang dapat dilihat dengan adanya garis - garis
yang menghubungkan titik-titik tersebut. Dengan metode poligon, posisi titik
yang belum diketahui koordinatnya ditentukan dari titik yang sudah diketahui
koordinatnya dengan mengukur semua jarak dan sudut yang ada dalam polygon.
Dalam pembuatan suatu peta diperlukan pengukuran di lapangan, pengukuran
tersebut dapat dilakukan dengan sistem poligon yang dilanjutkan dengan
pengukuran detail situasi. Oleh karena itu dilakukan lah praktikum ini untuk
mengetahui cara pengukuran agar mendapatkan titik-titik yang akan membuat
sebuah polygon baik itu pemetakan ataupun dena suatu lahan.

2.1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah
1. Untuk mendapatkan titik ikat pengukuran di lapangan
2. Sebagai dasar untuk keperluan pemetaan atau keperluan teknis lainnya

2.1.3 Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari praktikum ini adalah

1. Mahasiswa dapat menentukan titik ikat pengukuran dilapangan


2. Mahasiswa mendapatakan ilmu dasar untuk keperluan pemetaan atau
keperluan teknis lainnya.

2.1.4 Tinjauan Pustaka


2.1.4.1 Pengertian poligon
Poligon merupakan bentuk datar yang terdiri dari garis lurus yang
bergabung untuk membentuk rantai tertutup atau sirkuit. Dalam ilmu ukur tanah
poligon dipahami sebagai rangkaian titik-titik berurutan yang terhubung oleh
garis lurus, guna menentukan posisi horizontal dari sejumalah titik dilapangan,
sehingga membentuk suatu kerangka dasar pemetaan.
Pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang telah diketahui
koordinat dan sudut jurusannya. Karena untuk menentukan koordinat titik yang
lain diperlukan sudut mendatar dan jarak mendatar, maka pada pengukuran di
lapangan data yang diambil adalah data sudut mendatar dan jarak mendatar di
samping itu diperlukan juga penentuan sudut jurusan dan satu titik yang telah
diketahui koordinatnya.
Tujuan pengukuran poligon adalah :
1. Memperbanyak koordinat titik-titik dilapangan yang diperlukan untuk
ketepatan pembuatan peta.
2. Sebagai kerangka pemetaan untuk pembuatan sebuah peta.
3. Penetapan letak posisi koordinat tetap suatu daerah pengukuran.
4. Penetapan teknik dan bentuk pengukuran yang disesuaikan dengan medan
yang diukur.
Berikut merupakan syarat-syarat pengukuran poligon diantaranya adalah :
1. Mempunyai koordinat awal
Apabila diinginkan system kooordinat terhadap suatu system tertentu
haruslah dipilih koordinat titik yang sudah diketahui dan bila dipakai system
koordinat lokal pilih salah satu titik, bila kemudian beri harga koordinat
tertentu.
2. Mempunya koordinat akhir.
Korodinat ini dibutuhkan untuk memenuhi syarat geometri hitungan
koordinat dan harus dipilih titik yang mempunyai system koordinat yang sama
dengan koordinat awal.
3. Mempunyai azimuth
Azimuth awal ini mutalak aharus diketahui hubungan dengan arah
orientasi dari system koordinat yang dihasilakan dan pengadaan datanya.
4. Data ukuran jarak dan sudut
Sudut mendatar pada setiap stasiun dan jarak anatar dua titik control perlu
diukur di lapangan.
Untuk mencapai ketelitian tertentu (yang dikehendaki) pada suatu poligon
yaitu:
1. Alat ukur sudut dan jarak yang digunakan
2. Jumlah seri pengukuran sudut.
3. Ketelitian pengukuran jarak.
4. Salah penutup sudut antara 2 pengamat matahari.
5. Salah penutup koordinat.
2.1.4.2 Bentuk-bentuk polygon
Terdapat beberapa jenis atau bentuk dari poligon yang dapat dibedakan
berdasarkan dari bentuk dan jenis ikatannya yaitu:
1. Menurut bentuknya
a. Poligon tertutup
Ialah poligon yang bermula dan berakhir pada satu titik yang sama untuk
pengukuran susdut luar maka kesalahan dapat dikontrol dari pengukuran
karena jumlah sudut luar dari segi n harus sama dengan (2n+4)90o atau
(n+2)180o.Sedangkan untuk pengukuran sudut dalam, maka kesalahan
pengukuran dapat dikontrol, dimana jumlah sudut dalam harus sama dengan
(2ni-4)90o atau (n+2)180o.Poligon tertutup sering disebut poligon kring (kring
poligon). Ditinjau dari segi pengikatannya azimut dan koordinat.

Gambar 1 Poligon tertutup sudut dalam dan sudut

b. Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal pengukuran tidak menjadi
titik akhir atau merupakan dua titik yang berbeda. Teknik pengukuran
poligon terbuka dapat dibedakan dengan:
 Pengukuran poligon terbuka yang tidak terikat tidak tetap.
 Pengukuran poligon terbuka yang terikat tidak tetap.
 Pengukuran poligon terbuka yang terikat titik tetap sempurna.
Gambar 2. Poligon terbuka

c. Poligon menurut titik ikatnya


Poligon bercabang adalah suatu polygon yang dapat mempunyai satu atau
lebih titik simpul, yaitu titik dimana cabang itu terjadi.

Gambar 3. Poligon bercabang

d. Poligon kombinasi
Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau tiga dari bentuk-
bentik poligon yang ada.

Gambar 4. Poligon kombinasi


2. Poligon menurut titik ikatnya
a. Poligon terikat sempurna
Suatu poligon yang dapat terikat sempurna yaitu suatu titik dikatakan
sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui koordinat dan jurusannya
minimum dua buah titik ikat dan tingkatnya berada diatas titik yang akan
dihitung.
 Poligon terbuka terikat sempurna
 Poligon terbuka yang masing-masing ujungnya terikat azimuth dan
koordinat.
 Poligon tertutup terikat sempurna
 Poligon tertutup yang terikat oleh azimuth dan koordinat.
b. Poligon terikat tidak sempurna
Yaitu dimana titik ikat tidak sempurna apabila titik ikat tersebut diketahui
hanya koordinat atau jurusannya.
a) Poligon tertutup terikat tidak sempurna
Poligon tertutup yang terikat pada koordinat atau azimuth saja.
b) Poligon terbuka terikat tidak sempurna
 Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali.
 Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat saja,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat sama sekali.
 Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan
koordinat, sedangkan ujung yang lain tidak terikat. Poligon terbuka yang
kedua ujungnya terikat oleh azimuth.
 Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh koordinat. Jenis
poligon ini tidak ada koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
 Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat,
sedangkan ujung yang lain terikat azimuth. Pada poligon ini tidak ada
koreksi sudut dan koreksi koordinat.
 Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan
koordinat saja, sedangkan ujung yang lain terikat koordinat. Jenis poligon
ini tidak ada koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
 Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat azimuth. Poligon ini ada koreksi
sudut tetapi tidak ada koreksi koordinat.
 Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat,
sedangkan ujung yang lain tidak terikat azimuth. Jenis poligon ini ada
koreksi sudut tetapi tidak ada koreksi koordinat
c) Poligon tidak terikat atau bebas
Poligon yang tidak ada ikatannya artinya disini poligon dihitung dengan
orientasi lokal maksudnya dalah koordinat dan azimuth awalnya dimisalkan
sembarang.Poligon tidak terikat atau bebas dapat terjadipada poligon terbuka
maupun tertutup.

2.1.4.3 mzkl

Anda mungkin juga menyukai