Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK

UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis)


STUM MATA TIDUR

INTERVAL EFFECT OF GROWING OF COCONUT WATER AND UREA


FERTILIZER TO GROWTH OF RUBBER BIBIT (Heveea brasiliensis)
STUM EYE SLEEP

Agung cahyo saputro1, Elza Zuhry2


Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau
Jln. HR. Subrantas km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru, 28293
Agungcs34@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of interval of coconut water and the
dose of Nitrogen fertilizer on the growth of rubber eye stool grafting seeds and get
the best treatment on the growth of rubber eye stool rubber seeds. This research
was conducted in experimental garden of Agricultural Faculty of Universitas
Riau, Tampan, Pekanbaru in June 2016 until August 2016. The experiment was
conducted experimentally by using Factorial Random Design (RAL) consisting of
2 factors, the first factor consisted of 2 interval levels (cc / L) ie 3 days and 6 days
and second factor: Nitrogen fertilizer with 4 dosage (g / plant) ie 3 g / plant, 6 g /
plant, 9 g /. The data obtained were analyzed using Duncan's multiple-range test at
5% level. Interval of young coconut water and dose of urea fertilizer give
significant effect to shoot diameter, shoot length, leaf number and leaf rubber seed
stum, but not significant effect on shoot growth time. Provision of young coconut
water at intervals of 3 days and dose of urea 9 g / plant fertilizer, can produce bud
diameter, leaf number and leaf area.

Keywords: Coconut Water Interval, Urea Fertilizer, Growth and Development of


rubber seedlings.

PENDAHULUAN mampu mendorong pertumbuhan


sentra-sentra ekonomi baru di
Tanaman karet (Hevea
wilayah-wilayah pengembangannya
brasiliensis Muell Arg) memiliki
(Direktorat Jendral Bina Produksi
peran penting dalam kehidupan
Perkebunan, 2003).
perekonomian Indonesia. Hasil
Usaha untuk mendapatkan
utama tanaman karet adalah getah
keberhasilan peningkatan
(lateks) yang digunakan sebagai
produktivitas tanaman karet, salah
bahan baku, mulai dari peralatan
satu upaya yang dapat dilakukan
transportasi, medis dan alat-alat
adalah pengadaan bibit karet yang
rumah tangga. Tanaman karet
1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau
2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 1
bermutu tinggi dengan menggunakan bagi tanaman. Menurut Salisbury dan
bahan tanam yang berasal dari Ross (1995), pada tumbuhan,
okulasi yaitu stum mata tidur. Bibit nitrogen terkandung dalam senyawa
okulasi stum mata tidur merupakan organik utama, diantaranya protein,
bibit yang mata tunasnya belum klorofil dan asam nukleat. Hasil
tumbuh, selama batang bawah tidak penelitian Sarah (2013),
aktif memungkinkan penyesuaian menunjukkan bahwa pemberian
waktu pemindahannya ke lapangan. pupuk Urea dengan dosis 9
Kelebihan lainnya adalah mudah g/polybag dapat meningkatkan tinggi
diangkut, ringan dan biayanya bibit dan jumlah daun dibandingkan
murah. dengan kontrol pada bibit kakao.
Usaha untuk mendapatkan Penelitian ini bertujuan untuk
keberhasilan bibit okulasi karet stum mengetahui pengaruh interval
mata tidur yang tinggi yaitu pemberian air kelapa dan dosis
mengupayakan lingkungan yang pupuk Nitrogen terhadap
cocok sehingga dapat mendukung pertumbuhan bibit karet stum mata
pertumbuhan bibit karet. tidur dan mendapatkan perlakuan
Pertumbuhan bibit okulasi karet stum terbaik terhadap pertumbuhan bibit
mata tidur yang baik diperoleh bila karet stum mata tidur.
medium yang digunakan mempunyai
kualitas yang baik dari segi fisik,
kimia dan biologi dan untuk METODE PENELITIAN
mempercepat pertumbuhan bibit Penelitian dilaksanakan di kebun
okulasi dapat diberi Zat Pengatur percobaan Fakultas Pertanian
Tumbuh (ZPT). Universitas Riau Kampus Bina
ZPT yang diaplikasikan ke Widya Km 12,5 Kelurahan Simpang
tanaman dapat berasal dari alami dan Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.
sintetis. ZPT alami yang digunakan Penelitian ini telah dilaksanakan
salah satunya adalah air kelapa. Air selama 3 bulan yaitu pada bulan Juni
kelapa merupakan salah satu produk 2016 sampai Agustus 2016.
tanaman yang dapat dimanfaatkan Penelitian dilaksanakan secara
untuk meningkatkan pertumbuhan eksperimen dengan menggunakan
tanaman. Air kelapa mengandung Rancangan Acak Lengkap (RAL)
sitokinin 5,8 mg/l, auksin 0,07 mg/l faktorial yang terdiri dari 2 faktor.
dan sedikit giberelin. Hasil Faktor pertama adalah interval
penelitian Simtalia (2013), pemberian air kelapa terdiri dari: A1:
menunjukkan bahwa pemberian air 3 hari sekali dengan konsentrasi 750
kelapa pada konsentrasi 750 cc/l air cc/l dan A2: 6 hari sekali dengan
dapat mempercepat pertumbuhan konsentrasi 750 cc/l. Faktor kedua
tunas pada bibit okulasi karet stum adalah dosis pupuk Nitrogen terdiri
mata tidur. dari: U0: Tanpa perlakuan, U1: 3
Pertumbuhan bibit karet stum g/tanaman, U2: 6 g/tanaman dan U3:
mata tidur yang baik dapat juga 9 g/tanaman. Faktor pertama terdiri
dilakukan dengan pemberian pupuk dari 2 taraf, faktor kedua terdiri dari
Nitrogen. Unsur hara Nitrogen 4 taraf, sehingga didapat 8 kombinasi
diperlukan untuk pertumbuhan dan perlakuan. Setiap kombinasi
perkembangan tanaman, sehingga perlakuan diulang sebanyak 4 kali
memberikan pengaruh yang baik
1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau
2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 2
sehingga didapat 32 unit Berdasarkan sidik ragam
perlakuan.Adapun parameter (Lampiran 4.1) diketahui bahwa
pengamatannya adalah waktu interaksi interval pemberian air
tumbuh mata tunas (hari), panjang kelapa muda dan dosis pupuk urea
tunas (cm), diameter tunas (cm), dan faktor tunggal dosis pupuk urea
jumlah tangkai daun (tangkai) dan berpengaruh tidak nyata terhadap
luas daun (cm2). waktu tumbuh mata tunas, sedangkan
pada faktor tunggal interval
pemberian air kelapa muda
HASIL DAN PEMBAHASAN
berpengaruh nyata. Waktu tumbuh
Waktu Tumbuh Mata Tunas mata tunas setelah diuji dengan uji
jarak berganda Duncan dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1. Waktu tumbuh mata tunas (hari) bibit karet stum mata tidur dengan
interval pemberian air kelapa muda dan dosis pupuk urea.
Interval pemberian air Dosis pupuk Urea (g/tanaman
Rerata
kelapa muda (hari) 0 3 6 9
3 19.75a 19.63a 19.63a 19.50a 19.63a
6 23.38b 23.13b 23.00b 23.00b 23.13b
Rerata 21.56a 21.38a 21.31a 21.25a
Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti oleh huruf sama yang sama berbeda tidak nyata
menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 1 menunjukkan interval yang terkandung dalam pupuk urea


pemberian air kelapa muda 3 hari merupakan komponen penyusun
pada berbagai dosis urea nyata lebih asam amino, protein dan
cepat muncul mata tunasnya pembentukan protoplasma sel yang
dibandingkan dengan interval dapat berfungsi dalam merangsang
pemberian air kelapa muda 6 hari pertumbuhan tunas.
pada berbagai dosis pupuk urea. Hal Kecepatan muncul tunas selain
ini disebabkan air kelapa muda ditentukan oleh kondisi bahan tanam,
mengandung sitokinin yang dapat juga dibutuhkan auksin dan unsur
membantu mempercepat hara yang seimbang untuk
pertumbuhan mata tunas. Air kelapa pertumbuhan stum. Auksin yang
muda juga dapat merangsang tersedia dalam jumlah yang cukup
pembentukan akar dan batang juga dan seimbang akan mendukung
mengatur pertumbuhan daun dan pertumbuhan stum menjadi lebih
pucuk. Pemberian air kelapa dengan baik. Golongan sitokinin dan auksin
interval waktu yang pendek dapat dapat memacu pertumbuhan
memacu pertumbuhan tunas lebih sehingga mata tunas tumbuh lebih
cepat, dan dengan penambahan baik. Sitokinin bila bekerja bersama
pupuk urea dapat menyediakan unsur dengan auksin memiliki peranan
hara dalam tanah. Unsur nitrogen penting dalam pembelahan sel dan

1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau


2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 3
diferensiasi jaringan tertentu dalam dapat memacu pembelahan sel pada
pembentukan tunas pucuk dan bibit karet stum mata tidur. Hal ini
pertumbuhan akar (Werner dkk., sesuai dengan penelitian Simtalia
2001). (2013) bahwa pada peningkatan
Interaksi perlakuan pemberian dosis air kelapa muda hingga 750
air kelapa 3 hari sekali dan pupuk cc/l air dapat mempercepat
urea 9 g/tanaman cenderung pertumbuhan tunas pada bibit karet
menunjukkan waktu tumbuh mata stum mata tidur. Pembentukan tunas
tunas tercepat dengan waktu 19.5 juga dipengaruhi oleh adanya
hari, sedangkan pada perlakuan pembentukan akar pada bibit, dimana
pemberian air kelapa 6 hari sekali akar yang terbentuk membantu
dan pupuk urea 9 g/tanaman penyerapan unsur hara, sehingga
menunjukkan waktu tumbuh mata tunas dapat berkembang. Afnur
tunas terlama dengan waktu tumbuh (2010) menyatakan bahwa waktu
23.3 hari. Hal ini disebabkan karena tumbuh mata tunas bibit karet stum
air kelapa muda yang mengandung mata tidur klon PB 260 dalam
sitokinin yang diberikan dengan polybag yang tidak diberi air kelapa
interval waktu yang lebih pendek muda lebih lama muncul tunasnya
dapat membantu pembelahan sel yakni berkisar antara 31,99-33,56
secara cepat, sehingga tunas muncul hari, untuk membantu munculnya
lebih cepat. mata tunas salah satunya yaitu
Menurut Marchino (2011) waktu memberikan pupuk urea.
tumbuh mata tunas bibit karet stum Pemberian semua dosis pupuk
mata tidur ada kaitannya dengan urea dan tanpa perlakuan tidak nyata
proses pembentukan dan terhadap waktu muncul mata tunas.
perkembangan akar. Apabila akar Hal ini disebabkan karena waktu
telah terbentuk dan berkembang pemberian pupuk urea pada 20 hari
dengan baik maka tunas juga ikut setelah tanam sehingga tidak ada
terbentuk. Pada bibit karet stum mata pengaruhnya terhadap waktu muncul
tidur, pembentukan akar pertama kali mata tunas tanaman.
lebih didorong oleh cadangan
makanan yang ada pada batang Panjang Tunas
bawah, sehingga pertumbuhan tunas-
Sidik ragam panjang tunas
tunas baru juga terpacu.
(Lampiran 4.2) menunjukkan bahwa
Pemberian perlakuan air kelapa
interaksi interval pemberian air
interval 3 hari nyata lebih cepat
kelapa muda dan pupuk urea maupun
muncul mata tunasnya dibanding
faktor tunggal keduanya berpengaruh
interval 6 hari. Hal ini disebabkan
nyata terhadap panjang tunas karet
karena pada pemberian air kelapa
stum mata tidur. Panjang tunas
dengan interval waktu yang dekat
setelah diuji lanjut dengan uji jarak
mampu memberikan respon yang
berganda Duncan pada taraf 5%
baik pada tunas tanaman. Pemberian
menunjukkan perbedaan nyata, hal
air kelapa yang mengandung
ini dapat dilihat pada Tabel 2.
sitokinin pada konsentrasi yang tepat
dan interval waktu yang singkat,

1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau


2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 4
Tabel 2. Panjang tunas (cm) dengan interval pemberian air kelapa muda dan dosis
pupuk urea.
Interval pemberian air Dosis pupuk Urea (g/tanaman
Rerata
kelapa muda (hari) 0 3 6 9
3 17.15c 18.11c 23.20b 29.89a 22.09a
6 13.78d 16.33c 18.25c 23.06b 17.85b
Rerata 15.46d 17.22c 20.73b 26.48a
Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata
menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 2 menunjukkan interval (2008) tanaman tumbuh subur


pemberian air kelapa 3 hari pada apabila unsur hara yang diperlukan
dosis urea 9 g/tanaman nyata lebih oleh tanaman tersebut tersedia dalam
tinggi panjang tunas dibandingkan konsentrasi yang sesuai untuk
dengan interval pemberian air kelapa diserap tanaman sehingga mampu
6 hari pada berbagai dosis pupuk memberikan hasil yang lebih baik
urea. Hal ini disebabkan pemberian bagi tanaman.
air kelapa muda 3 hari sekali dapat Air kelapa muda yang diberikan
membantu mempercepat panjang dalam interval 3 hari sekali sudah
tunas kemudian ditambah dosis urea optimum dalam memenuhi
9 g/tanaman yang dapat menambah kebutuhan bibit dan jika diberikan
ketersediaan unsur hara dalam tanah pupuk urea meningkatkan
tercukupi sehingga tunas dapat pertambahan panjang tunas bibit
tumbuh dengan baik. karet stum mata tidur. Hal ini
Panjang tunas pada bibit karet disebabkan karena kandungan unsur
stum mata tidur dipengaruhi oleh diberikan dalam interval yang tepat
pemberian bahan anorganik dan dan bahan anorganik yang diberikan
auksin, dimana bahan anorganik dan dalam dosis yang seimbang telah
auksin ini memiliki peranan penting mampu memenuhi pertambahan
terhadap pertumbuhan bibit karet panjang tunas bibit karet stum mata
stum mata tidur. Bahan anorganik tidur. Sejalan dengan pendapat
yang ada dalam pupuk urea berperan Gardner dkk. (2008) unsur hara
dalam penyedia unsur hara makro dan mikro yang diberikan
sedangkan auksin yang terdapat sampai batas tetentu mampu
dalam air kelapa muda dapat meningkatkan pembentukan protein,
merangsang pertumbuhan akar karbohidrat dan lemak. Protein,
sehingga suplai unsur hara dari karbohidrat dan lemak yang dibentuk
dalam tanah menuju kebagian tubuh tanaman dalam proses fotosintesis
tanaman dapat terpenuhi. Menurut dan asimilat digunakan oleh tanaman
Dwijosaputro (1985) dalam Hardi

1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau


2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 5
untuk pembentukan dan unsur hara dalam tanah sehingga
perkembangan sel-sel baru. tercukupi untuk pemanjangan tunas
Interval pemberian air kelapa dapat tumbuh dengan baik.
muda 3 hari nyata lebih panjang
tunasnya dibandingkan dengan 6
hari. Hal ini disebabkan karena Diameter Tunas
pemberian air kelapa dengan interval
Sidik ragam diameter tunas
waktu yang dekat mampu
(Lampiran 4.3) menunjukkan bahwa
memberikan respon yang baik pada
interaksi interval pemberian air
panjang tunas.
kelapa muda dan dosis pupuk urea
Pemberian dosis pupuk urea 9
maupun faktor tunggal keduanya
g/tanaman nyata berbeda dengan
memberikan pengaruh nyata.
dosis perlakuan lainnya. Semakin
Diameter tunas setelah diuji lanjut
tinggi dosis pupuk urea maka
dengan uji jarak berganda Duncan
semakin panjang tunas karet stum
pada taraf 5% menunjukkan
mata tidur. Hal ini disebabkan dosis
perbedaan nyata dan hal ini dapat
9 g/tanaman dapat menyediakan
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Diameter tunas (cm) dengan interval pemberian air kelapa muda dan
dosis pupuk urea.
Interval pemberian air Dosis pupuk Urea (g/tanaman
Rerata
kelapa muda (hari) 0 3 6 9
3 4.25e 4.88cd 6.13b 7.00a 5.56a
6 4.13e 4.75d 5.25c 6.00b 5.03b
Rerata 4.19d 4.81c 5.69b 6.50a
Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata
menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 3 menunjukkan interval berupa sitokinin dan auksin yang


pemberian air kelapa muda 3 hari memicu perkembangan batang dan
pada berbagai dosis urea nyata lebih pupuk urea yang mampu memacu
besar diameter tunasnya pertumbuhan bibit karet stum mata
dibandingkan dengan interval tidur dalam pembelahan dan
pemberian air kelapa muda 6 hari pembesaran sel. Air kelapa muda
pada berbagai dosis pupuk urea. yang mengandung sitokinin dan
Kombinasi interval pemberian air auksin selain bekerja dalam proses
kelapa muda 3 hari sekali dan pupuk pembelahan sel juga berperan dalam
urea 9 g/tanaman menunjukkan pembesaran diameter. Sejalan
diameter tunas nyata lebih besar. dengan pendapat Lakitan (2000)
Pemberian interval air kelapa muda 3 auksin memacu pemanjangan dan
hari menunjukkan nyata terbaik pembesaran diameter tunas pada
dibandingkan 6 hari dan dosis urea 9 potongan akar dan batang pada
g/tanaman menunjukkan terbaik beberapa spesies.
dibandingkan dosis lainnya. Hal ini Diameter tunas selain
karena kandungan air kelapa muda membutuhkan auksin dalam memacu

1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau


2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 6
perkembangan juga memerlukan auksin memacu pemanjangan dan
adanya aktivitas fotosintesis yang pembesaran diameter tunas pada
menghasilkan fotosintat yang potongan akar dan batang pada
ditranslokasikan kebagian meristem beberapa spesies.
dan dilanjutkan dengan terjadinya Peningkatan dosis pupuk urea
pembelahan serta pemanjangan sel dapat meningkatkan diameter tunas.
sehingga tanaman dapat menjadi Hal ini disebabkan karena dosis 9
besar, selain itu adanya suplai unsur g/tanaman, dapat menyediakan unsur
hara yang terdapat pada pupuk urea hara dalam tanah tercukupi sehingga
yang terkandung unsur N juga diameter tunas dapat tumbuh dengan
diperlukan dalam perkembangan baik.
diameter. Lingga dan Marsono
(1997) menyatakan unsur N dalam Jumlah Tangkai Daun
jumlah yang cukup berperan dalam
Sidik ragam (Lampiran 4.4)
mempercepat pertumbuhan tanaman
diketahui bahwa interaksi interval
secara keseluruhan, khususnya
pemberian air kelapa muda dan dosis
batang dan daun.
pupuk urea maupun faktor tunggal
Interval pemberian air kelapa 3
keduanya berpengaruh nyata
hari nyata lebih besar diameter tunas
terhadap jumlah tangkai daun.
dibandingkan dengan 6 hari. Hal ini
Jumlah tangkai daun setelah di uji
diduga karena pemberian air kelapa
lanjut dengan uji jarak berganda
dengan interval waktu yang dekat
Duncan pada taraf 5% memberikan
mampu memberikan respon yang
pengaruh nyata dan hal ini dapat
baik pada diameter tunas. Sejalan
dilihat pada Tabel 4.
dengan pendapat Lakitan (2000)

Tabel 4. Jumlah tangkai daun bibit karet stum mata tidur dengan interval
pemberian air kelapa muda dan dosis pupuk urea.

Interval pemberian air Dosis pupuk Urea (g/tanaman


Rerata
kelapa muda (hari) 0 3 6 9
3 7.25e 8.88d 14.63b 16.00a 11.69a
6 6.25e 8.63d 9.38d 12.75c 9.25b
Rerata 6.75d 8.75c 12.00b 14.38a
Angka-angka pada baris dan kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut uji jarak berganda
Duncan pada taraf 5%.

Tabel 4 Interval pemberian air yang terdapat dalam pupuk urea


kelapa muda 3 hari sekali dan dosis dapat meningkatkan pertumbuhan
pupuk urea yang diberikan dengan daun pada bibit karet stum mata
dosis 9 g/tanaman menghasilkan tidur. Hal ini sejalan dengan
jumlah tangkai daun terbanyak, hal pendapat Hardi (2008) yang
ini disebabkan kandungan auksin menyatakan bahwa bibit karet stum
yang terdapat dalam air kelapa muda mata tidur membutuhkan hormon
yang diserap oleh bibit karet stum auksin yang mampu bersenyawa
mata tidur bersama dengan unsur N dengan unsur hara. Lingga dan

1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau


2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 7
Marsono (1997) menyatakan bahwa tangkai daunnya dibandingkan
jumlah unsur hara yang tersedia dengan 6 hari. Hal ini disebabkan
dalam tanah untuk pertumbuhan, karena pemberian air kelapa dengan
pada dasarnya harus berada dalam interval waktu yang dekat mampu
keadaan yang cukup dan seimbang memberikan respon yang baik pada
agar tanaman dapat tumbuh dengan jumlah tangkai daun. Sejalan dengan
baik. pendapat Werner dkk. (2001)
Pupuk urea yang mengandung menyatakan bahwa sitokinin bersama
unsur N dapat mempengaruhi dengan auksin mempunyai peranan
pertumbuhan daun. Menurut Lakitan penting untuk kemampuan
(2000), unsur N akan menghasilkan mendorong terjadinya pembelahan
protein yang berfungsi dalam sel, pembesaran sel dan diferensiasi
pembentukan sel-sel dan klorofil. jaringan tertentu.
Adanya klorofil yang cukup pada Pemberian dosis pupuk urea 9
daun, dapat menyebabkan daun g/tanaman nyata berbeda dengan
berkemampuan untuk menyerap dosis perlakuan lainnya. Hal ini
cahaya matahari sehingga terjadi disebabkan karena dosis 9 g/tanaman
proses fotosintesis yang kemudian dapat menyediakan unsur hara dalam
menghasilkan energi yang diperlukan tanah tercukupi sehingga jumlah
sel untuk melakukan aktifitas tangkai daun dapat tumbuh dengan
pembelahan dan pembesaran sel baik.
yang terdapat pada daun.
Interaksi perlakuan interval Luas Daun
pemberian air kelapa 3 hari dengan Hasil sidik ragam (Lampiran
dosis pupuk urea 9 g/tanaman 4.5) memperlihatkan bahwa interaksi
menunjukkan jumlah tangkai daun interval pemberian air kelapa muda
nyata lebih luas dibandingkan dan dosis pupuk urea, dan faktor
dengan interaksi kombinasi yang tunggal interval pemberian air kelapa
lainnya. Hal ini disebabkan karena muda tidak memberikan pengaruh
air kelapa memacu dalam nyata terhadap luas daun. Sedangkan
pembentukan tunas dan akar faktor tunggal dosis pupuk urea
kemudian unsur hara yang diserap berpengaruh nyata. Luas daun
tercukupi sehingga pertumbuhan setelah uji lanjut dengan uji jarak
panjang tunas dapat tumbuh dengan berganda Duncan pada taraf 5%
baik. dapat dilihat pada Tabel 5.
Interval pemberian air kelapa 3
hari nyata lebih banyak jumlah

Tabel 5. Luas daun (cm2) bibit karet stum mata tidur dengan interval pemberian
air kelapa muda dan dosis pupuk urea.
Interval pemberian air Dosis pupuk Urea (g/tanaman
Rerata
kelapa muda (hari) 0 3 6 9
3 41.41ab 55.87ab 66.22a 67.00a 57.63a
6 35.55b 52.16ab 50.99ab 58.60ab 49.33a
Rerata 38.48b 54.01ab 58.604a 62.80a

1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau


2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 8
Angka-angka pada baris dan kolom yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata
menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Tabel 5 menunjukkan interval auksin bersama dengan unsur N yang


pemberian air kelapa muda 3 hari diberikan dalam dosis yang seimbang
dan dosis urea 9 g/tanaman nyata mempercepat pembentukan sel dan
lebih luas daunnya dibandingkan jaringan muda pada bibit karet stum
interval 6 hari dan tanpa perlakuan mata tidur. Hal ini sejalan dengan
urea, namun tidak berbeda dengan pendapat Djafarudin (1987) dalam
perlakuan lainnya. Hal ini Hardi (2008) tanaman dapat
disebabkan pemberian air kelapa berkembang dengan baik apabila
muda dengan interval 6 hari terlalu hormon dan unsur hara yang
lama dan tanpa dosis urea yang dapat diberikan tersedia cukup bagi
menyebabkan terhambatnya tanaman dan dalam bentuk yang
perkembangan luas daun. sesuai untuk diserap tanaman.
Pemberian perlakuan interval Interaksi perlakuan interval
pemberian air kelapa muda dan dosis pemberian air kelapa 3 hari dengan
pupuk urea mampu merangsang serta dosis pupuk urea 9 g/tanaman
memenuhi zat yang dibutuhkan oleh cenderung lebih tinggi dibandingkan
bibit karet stum mata tidur dalam dengan perlakuan lainnya. berbeda
memacu jaringan-jaringan tanaman nyata diameter tunasnya
untuk bekerja dan beraktivitas seperti dibandingkan dengan interaksi
pada daun, batang dan akar, sehingga kombinasi yang lainnya. Hal ini
akan meningkatkan pertumbuhan dan disebabkan karena air kelapa
perkembangan daun yang dibutuhkan memacu dalam pembentukan tunas
selama fase vegetatif berlangsung. dan akar kemudian unsur hara pupuk
Hal ini sejalan dengan pendapat urea yang diserap tercukupi sehingga
Golsworthy dan Fisher (1996) bahwa pertumbuhan luas daun dapat tumbuh
perkembangan tanaman tergantung dengan baik.
kepada hubungan antara nutrisi, Interval pemberian air kelapa 3
hormon, faktor lingkungan dan hari dengan 6 hari tidak berbeda
susunan genetik individu tanaman. nyata . Hal ini disebabkan karena
Luas daun pada bibit karet stum pemberian air kelapa dengan interval
mata tidur dipengaruhi oleh pemberian waktu 3 hari dan 6 hari mampu
auksin dan bahan anorganik, dimana memberikan respon yang baik pada
auksin dan bahan anorganik memiliki luas daun. Air kelapa mengandung
peranan penting terhadap pertumbuhan hormon berupa giberelin yang
bibit karet. Auksin berperan dalam
mampu merangsang pembentukan
merangsang pertumbuhan jaringan muda
seperti daun, sedangkan unsur hara yang daun dengan baik. Menurut Salisbury
terdapat dalam pupuk urea berperan dan Ross (1995), giberelin dapat
dalam mensuplai unsur hara yang mempengaruhi besarnya organ
dibutuhkan oleh bibit karet stum mata tanaman melalui proses pembelahan
tidur. dan pembesaran sel.
Interval air kelapa muda dan Pemberian dosis pupuk urea 9
dosis pupuk urea bila diberikan pada g/tanaman tidak berbeda nyata
bibit karet stum mata tidur dalam dengan dosis pupuk urea 3 dan 6
dosis yang seimbang memberikan g/tanaman namun nyata berbeda
luas daun terluas. Hal ini disebabkan dengan tanpa dosis perlakuan. Hal ini

1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau


2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 9
disebabkan karena dosis 9 g/tanaman Direktorat Jenderal Bina Produksi
dapat menyediakan unsur hara yang Perkebunan. 2003. Statistik
dibutuhkan oleh tanaman, sehingga Perkebunan Indonesia Tahun
luas daun dapat tumbuh dengan baik. 2001-2003. Departemen
Pertanian. Direktorat Jenderal
Bina Produksi Perkebunan.
KESIMPULAN DAN SARAN Jakarta.
Kesimpulan Dwidjoseputro. 1989. Pengantar
Dari hasil penelitian pemberian Fisiologi Tumbuhan.
air kelapa dan pupuk urea pada Gramedia. Jakarta.
pertumbuhan bibit karet (Hevea Gardner F.P., R.B. Pearce dan
brasiliensis) stum mata tidur dapat R.L.Mitchell. 2008. Fisiologi
diambil kesimpulan sebagai berikut: Tanaman Budidaya. UI.
1. Interval pemberian air kelapa Jakarta.
muda dan dosis pupuk urea
memberikan pengaruh nyata Hardi, J. 2008. Aplikasi IAA dan
terhadap diameter tunas, PPC organik terhadap
panjang tunas, jumlah daun pertumbuhan bibit karet stum
dan luas daun bibit karet stum mata tidur.
mata tidur, namun Lakitan, B. 2000. Fisiologi
berpengaruh tidak nyata Pertumbuhan dan
terhadap waktu tumbuh tunas. Perkembangan Tanaman.
2. Pemberian air kelapa muda Rajawali Press. Jakarta.
dengan interval 3 hari sekali
dan dosis pupuk urea 9 Lingga dan Marsono. 1997.
g/tanaman, dapat Petunjuk Penggunaan Pupuk.
menghasilkan diameter tunas, Penebar Swadaya. Jakarta.
jumlah daun dan luas daun. Marchino, F. 2011. Pertumbuhan
stum mata tidur beberapa
Saran klon entres tanaman karet
Berdasarkan hasil penelitian, (Hevea brasiliensis Muell.)
untuk pembibitan karet stum mata pada batang bawah PB 260 di
tidur disarankan menggunakan air lapangan.
kelapa muda dengan interval 3 hari
Marsono dan Sigit. 2005. Strategi
sekali dan diberi urea 9 g/tanaman.
Pemasaran Budidaya dan
Pengolahan Tanaman Karet.
Penebar Swadaya. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Sarah, 2013. Respon pertumbuhan
Afnur, B. 2010. Pengaruh pupuk
kakao (Theobroma cacao L.)
NPKMg (15-15-6-4) dan
terhadap pemberian abu
pupuk organik ostarika
janjang kelapa sawit dan
terhadap pertumbuhan bibit
pupuk urea pada media
okulasi tanaman karet (Hevea
pembibitan. Jurnal Fakultas
brasiliensis muell.) di polybag.
Pertanian USU. Medan.
Skripsi. Budidaya Pertanian.
Fakultas Pertanian. UNAND.
Padang.
1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau
2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 10
Salisbury, F.B. and C.W. Ross.
1995.Fisiologi Tumbuhan. Jilid
2. Terjemahan. ITB. Bandung.
Simtalia, M. 2013. Pertumbuhan
bibit karet (Hevea
brasiliensis) stum mata tidur
dengan pemberian air kelapa
dan ampas teh. Skripsi.
Fakultas Pertanian. UR.
Pekanbaru. (Tidak
dipublikasikan).
Werner, T., Motyka., Strnad dan
Schmulling. 2001. Regulation
of Plant Growth
cytokinin.USA.

1. Mahasiswa FAPERTA UR, Universitas Riau


2. Dosen FAPERTA UR, Universitas Riau
JOM FAPERTA UR VOL. 4 NO. 2 Oktober 2017 11

Anda mungkin juga menyukai