Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM KIMIA

Tim Penulis:
Dr. Hari Sutrisno
Dr.rer.nat. Senam

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

PERCOBAAN I
1

KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT


A. Tujuan
Berdasarkan metode pH-metri akan ditunjukkan bahwa ion metalik terhidrat
memiliki perilaku seperti suatu mono asam dengan konstanta keasaman yang tergantung
pada suasana lingkungan dan derajat oksidasi kation logam.
B. Alat dan Bahan
Alat

: pH-meter, 3 labu ukur 100 ml, 3 gelas beker 50 ml

Bahan

: - Aluminium(III) Nitrat nanohidrat, Al(NO3)3.9H2O


- Kobal(II) Nitrat heksahidrat, Co(NO3)2.6H2O
- Tembaga(II) Nitrat trihidrat, Cu(NO3)2.3H2O

C. Cara Kerja
Preparasi ion logam dengan konsentrasi 0,04 M dengan menimbang:
a. 1,502 g aluminium(III) nitrat nanohidrat dalam labu ukur ke-1 berukuran 100 ml
b. 0,966 g kobal(II) nitrat heksahidrat dalam labu ukur ke-2 berukuran 100 ml
c. 1,164 g tembaga(II) nitrat trihidrat dalam labu ukur ke-3 berukuran 100 ml
Tambahkan akuades ke dalam masing-masing labu ukur tersebut hingga tanda, dan
goyang-goyang hingga larut sempurna. Tuangkan 50 ml masing-masing larutan tersebut
ke dalam masing-masing gelas beker, dan selanjutnya ukur pH masing-masing larutan
tersebut dengan pH-meter.
D. Pengukuran dan Perhitungan
Penentuan pKa setiap ion terhidrat:
[M(H2O)6]x+ +

H2O [M(H2O)5(OH)](x-1)+

+ H3O+

atau
[M(H2O)6]x+

[M(H2O)5(OH)](x-1)+

Dalam kesetimbangan: konsentrasi [M(H2O)5(OH)](x-1)+

+ H+

= konsentrasi H+

Maka:
pKa = - log Ka dan pH = - log [H+],
maka: pKa = 2 pH + log Casam
E. Diskusi
Keasaman kation dalam larutan air dipahami sebagai hasil polarisasi ikatan

O-H

dari molekul H2O yang terikat. Polarisasi ikatan bertambah maka kation bersifat semakin
asam
F. Pertanyaan
2

1. Bagaimanakah hubungan pKa dengan kekuatan asam, jelaskan ?


2. Bagaimanakah hubungan kekuatan asam logam terhiderat terhadap jari-jari ion
logam, jelaskan ?

PERCOBAAN II
TERMOKROMIS

A. Tujuan
Senyawa kompleks memiliki warna yang berbeda-beda dalam berbagai larutan dan
dalam temperatur yang berbeda. Peristiwa ini dipahami sebagai suatu efek termokromis.
B. Alat dan Bahan
Alat

: Spektrofotometer sinar tampak, penangas air, air es, pipet volum 10 ml,
Erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 50 ml, 3 tabung reaksi 5 ml, rak tabung

Bahan

: - Kobal(II) klorida heksahidrat, CoCl3.6H2O


- Aseton
- Akuades

C. Cara Kerja
Dalam erlenmeyer 100 ml, dimasukkan 10 ml akuades, 40 ml aseton dan 1,19 g
kobal(II) klorida heksahidrat (5 mmol). Larutan yang dihasilkan dibagi rata ke dalam 3
tabung reaksi. Tabung ke-1 dibiarkan pada temperatur kamar, tabung reaksi ke-2
dimasukkan dalam air es, dan tabung ke-3 dimasukkan pada penangas air yang suhunya
sekitar 70C.
Ukur spektra absorpsi ketiga larutan tersebut dimulai dari tabung ke-1, ke-2 dan
ke-3 pada panjang gelombang antara 400 sampai 800 nm. Pengukuran dilakukan secara
cepat untuk menjaga ketiga larutan berbeda temperatur: rendah, kamar dan tinggi. catat
warna ketiga larutan tersebut berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang.
D. Diskusi
Dalam larutan yang dipelajari, ion kobal(II) merupakan senyawa kompleks dalam
lingkungan oktahedrik [Co(H2O)]6+ atau tetrahedrik [CoCl4]2-. Dalam larutan terjadi
kesetimbangan:
[Co(H2O)6]2+

4 Cl-

[CoCl4]2-

6 H2O

E. Pertanyaan
1. Pada temperatur rendah, bentuk yang manakah dari senyawa kompleks di atas yang
dominan ? Demikian juga pada temperature kamar dan tinggi ?
2. Jelaskan fenomena pertanyaan No. 1 tersebut berdasarkan kekuatan ligan H2O dan
Cl-.

PERCOBAAN III
DOSIS ASAM FOSFAT SECARA COLORIMETRI

A. Tujuan
Suatu indikator berwarna memungkinkan menentukan dosis asam-basa
B. Alat dan Bahan
Alat

: Pengaduk magnet, pipet volum 20 ml, buret 50 ml, gelas beker 100 ml

Bahan

: - Larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1 M


- Larutan asam fosfat H3PO4 dengan konsentrasi 0,05 M
- Larutan indikator berwarna bromokresol (0,1% dalam etanol)
- Larutan indikator berwarna fenolftalin (0,1% dalam etanol)

C. Cara Kerja
Tentukan secara kuantitatif melalui titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M dari suatu
larutan 20 ml asam fosfat dengan konsentrasi sekitar 0,05 M. Sebelum proses titrasi,
dalam larutan asam fosfat ditambahkan beberapa tetes larutan bromokresol dan
fenolftalin.
D. Pengukuran dan Perhitungan
Hitung konsentrasi asam fosfat didasarkan atas konsentrasi natrium hidroksida
yang digunakan (terjadinya perubahan warna).
E. Diskusi
Dalam eksperimen, mula-mula perubahan warna dari kuning ke biru, sedangkan
perubahan warna kedua dari biru ke violet.
Eksperimen ini mengilustrasikan pemilihan indikator berwarna dalam penentuan
dosis suatu asam-basa. pH kesetimbangan pertama asam fosfat sekitar 4,5 yang terdapat
dalam daerah perubahan warna bromokresol: 3,8-6,4, sedangkan untuk fenolftalin
memiliki daerah perubahan warna: 8,2-10,0 dan pH kesetimbangan kedua asam fosfat
sekitar 9,5. Daerah perubahan warna indikator bromokresol dari kuning menjadi biru
ketika terjadi peningkatan pH dan fenolftalin tidak berwarna pada pH rendah menjadi
merah-violet dalam larutan alkalin. Campuran kedua indikator memungkinkan
mendapatkan tiga daerah pH (pH < 3,8; 6,4 < pH < 8,2 dan pH > 10) melalui tiga warna
yang jelas dalam larutan (kuning, biru dan violet).
F. Pertanyaan
1. Berapakah konsentrasi asam fosfat yang ditentukan dengan metode di atas untuk
masing-masing indicator ?
2. Indikator manakah yang lebih tepat dalam penentuan dosis asam fosfat ?

PERCOBAAN IV
DEGRADASI SENYAWA ORGANIK BERWARNA DENGAN
SEMIKONDUKTOR TITANIUM DIOKSIDA
(FOTOKATALIS)
A. Tujuan
Penguraian senyawa organik berwarna oleh TiO2 dengan bantuan sinar matahari
atau UV (Fotokatalis)
B. Alat dan Bahan
Alat

: Pengaduk magnet, tabung reaksi, gelas beker 50 ml (3 buah), lampu UV,


spektrofotometer sinbar tampak

Bahan

: - TiO2-anatas
- Senyawa berwarna: metal oranye, bromokresol, fenolftalin (masingmasing: 0,1% dalam etanol)
- Kristal NaOH

C. Cara Kerja
Dalam gelas beker 50 ml yang berisi salah satu larutan berwarna: metal oranye,
bromokresol, atau fenolftalin sebanyak 25 ml. Larutan berwarna tersebut ditentukan
panjang gelombang yang absorbansinya maksimum dengan spektrofotometer sinar
tampak (400 sampai 800 nm). Dalam larutan berwarna yang terdapat dalam gelas beker
di atas ditambahkan 5 g TiO2-anatas, kemudian campuran tersebut disinari dengan lampu
UV pada waktu bervariasi: 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 15 menit. Setiap setelah penyinaran,
absorbansi larutan berwarna diukur pada panjang gelombang yang absorbansinya
maksimum.
D. Pengukuran dan Perhitungan
Buatlah kurva absorbansi senyawa organik berwarna terdegradasi sebagai fungsi
waktu penyinaran sinar UV. Selain itu amati perubahan warna dengan mata telanjang
(atau foto film)

E. Diskusi
Semikonduktor TiO2 dapat mendegradasi senyawa organik dengan bantuan sinar
UV atau matahari. Pemicu proses tersebut adalah foton dari sinar uv atau sinar matahari
yang mengakibatkan terjadinya loncatan elektron pada TiO2 dari pita valensi ke pita
konduksi dan terjadi kekosongan (h+) pada pita konduksi. Elektron dengan bantuan O2
akan memicu reaksi reduksi, sedangkan h+ terlibat reaksi oksidasi dengan bantuan H2O
atau H2O2 untuk menghasilkan radikal OH yang menentukan aktifitas reaksi oksidasi

pada senyawa organik. Skema mekanisme eksitasi elektron pada semikonduktor dapat
dilihat pada gambar berikut:

B
E

Gambar. Proses utama yang terjadi dalam suatu partikel semikonduktor: (a).
pembangkitan elektron-kekosongan, (b). oksidasi Donor (D), (c). reduksi Aseptor (A),
(d). rekombinasi permukaan dan (e). rekombinasi volume
Mekanisme fotokatalisis heterogen senyawa organik pada permukaan TiO 2 terjadi
dalam beberapa tahap:
1). Pembangkitan pembawa muatan
TiO2 + h

hvb+ + ecb2). Penjebakan pembawa muatan


hvb+ + >TiIVOH
{>TiIVOH}+
ecb- + >TiIVOH
{>TiIIIOH}
ecb- + >TiIV

>TiIII
3). Penyatuan kembali pembawa muatan
hvb+ + {>TiIIIOH}

>TiIVOH
+
IV
ecb + {>Ti OH }

>TiIVOH
4). Transfer muatan pada antar muka
{>TiIVOH}+ + Red

>TiIVOH + Red+
etr- + Ox

>TiIVOH + Oxdengan >TiOH, menggambarkan permukaan TiO2 terhidrat; ecb- merupakan elektron
pada pita konduksi, sedangkan etr- merupakan elektron terjebak pada pita konduksi; hvb+
adalah kekosongan dalam pita valesnsi; red merupakan donor elektron (reduktor); ox
merupakan penerima elektron (oksidan); {>TiivOH}+ adalah kekosongan pada pita
valensi terjebak pada permukaan (radikal hidroksida hadir pada permukaan), sedangkan
{>TiiiiOH} merupakan elektron pada pita konduksi terjebak pada permukaan.
F. Pertanyaan
1. Mengapa semikonduktor lain, misalnya: ZnS (Eg=2,5 eV) tidak banyak digunakan
sebagai fotokatalis, pada memiliki energy gap (Eg) lebih kecil dibandingkan TiO2 (Eg
= 3,2 eV) ?

PERCOBAAN V
PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA BIURET
A. Tujuan
Menentukan kadar protein dalam larutan sampel dengan metode Biuret.
B. Dasar Teori
Larutan sampel yang mengandung kadar protein dapat ditentukan dengan menggunakan
metode Biuret. Penentuan kadar protein dengan metode ini didasarkan pada warna
larutan berwarna ungu yang timbul dari hasil reaksi Biuret serta reaksi reduksi
fosfomolibdat-fosfowolframat oleh asam amino tirosin yang terdapat dalam protein
sampel.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat :
Gelas beker

Spektrofotometer UV-VIS

Gelas pengaduk

Stopwatch

Pipet ukur

Tabung reaksi

Pipet mikro

Vortex mixer

Bahan-Bahan
1. Reagen Biuret
Larutan 1,5 g CuSO4.5H2O dan 6 g natrium kalium tartrat (NaKC 4O6.4H2O) ke
dalam 500 ml aquades di dalam labu takar 1 L. Larutan ditambah dengan 300 mL
NaOH 10% sambil dikocok. Air ditambahkan hingga tanda batas. Larutan biru dapat
disimpan di dalam almari dengan suhu 4oC. Pembuatan larutan yang tidak hati-hati
dapat menimbulkan endapan yang berwarna hitam atau merah. Reagen yang telah
mengandung endapan tidak boleh digunakan lagi.
2. Larutan Standar Protein
Larutan standar protein dihasilkan dari melarutkan serum albumin murni atau yang
sering dikenal sebagai BSA (bovine serum albumin) atau kasein dalam air dengan
kadar 10 mg/mL. Proses pembuatan larutan standar ini agar protein mudah larut
dapat ditambah dengan beberapa tetes larutan NaOH 3%.
D. Prosedur Kerja
Sebanyak 1 mL larutan protein yang mengandung 1-10 mg/mL protein dipipet dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 4 mL reagen Biuret ditambahkan sambil
dikocok, kemudian didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Serapan larutan
berwarna dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 450 nm. Larutan
blangko pada percobaan ini digunakan campuran 1 mL aquades dan 4 mL reagen Biuret
8

yang mendapat perlakuan sama yaitu didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar.
Kurva larutan standar dibuat kemudian menentukan konsentrasi protein di dalam larutan
sampel. Data yang diperoleh berupa :
1. Waktu Kestabilan
Konsentrasi (mg/mL)
X

Waktu (menit)
0
5
10
15
20
25
30
35

(nm)
430
435
440
445
450
455
460
465

2. Panjang Gelombang Maksimum


Konsentrasi (mg/mL)
x

3. Konsentrasi Larutan Blanko, Standar dan Sampel


Larutan
Blanko
Standar

Sampel

Konsentrasi (mg/mL)
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
?

E. Pertanyaan
1. Bolehkan kita mengukur larutan berwarna dengan perolehan absorbansi sebesar 1,5?
Apa yang harus kita lakukan bila kita memperoleh data yang demikian itu?
2. Jelaskan mengapa larutan dalam percobaan ini berwarna?

PERCOBAAN VI
PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE LOWRY
A. Tujuan
Menentukan kadar protein dalam larutan sampel dengan metode Lowry.
B. Dasar Teori
Sebuah larutan sampel yang mengandung kadar protein antara 5 - 100 g dapat
ditentukan dengan menggunakan metode Lowry. Penentuan kadar protein dengan
metode ini didasarkan pada warna larutan yang timbul dari hasil reaksi Biuret serta
reaksi reduksi fosfomolibdat-fosfowolframat oleh asam amino tirosin yang terdapat
dalam protein sampel.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat :
Gelas beker

Spektrofotometer UV-VIS

Gelas pengaduk

Stopwatch

Pipet ukur

Tabung reaksi

Pipet mikro

Vortex mixer

Bahan-bahan :
Larutan protein standar: larutan serum albumin dengan variasi konsentrasi dari 70-700
g per ml. Reagen A: Na2CO3 2% dalam NaOH 0,l M
Reagen B: CuS04.5H2O 0,5 % dalam Natrium atau Kalium tartrat l %
Reagen C: Campuran antara 50 ml reagen A dengan 1 ml reagen B. Reagen ini harus
dalam keadaan segar ketika akan digunakan.
Reagen E: Reagen Folin-Ciocalteau diencerkan 2 kali hingga diperoleh konsentrasi
akhir I N.
Larutan sampel
D. Cara Kerja :
1.

Dipipet sebanyak 1 ml larutan protein yang mengandung protein antara 5 - 100


g..

2.

Ditambahkan sebanyak 5 ml reagen C.

3.

Campuran dikocok dengan menggunakan vortex mixer dan dibiarkan pada suhu
kamar selama 10 - 15 menit.

4.

Ditambahkan dengan reagen E, kemudian dikocok segera.

5.

Larutan dibiarkan selama 30 menit pada suhu kamar.

10

6.

Larutan berwarna diukur absorbansinya pada panjang gelombang 750 nm untuk


larutan dengan kadar protein 5 - 25 g per ml atau pada panjang gelombang 500
nm untuk larutan dengan kadar protein lebih dari 25 g per ml.

7.

Larutan blanko dapat digunakan 1,0 ml aquades. Untuk menentukan kadar protein
dalam sampel, perlu dilakukan dengan pertolongan kurva dari larutan protein
standar.

E. Larutan
1.

Apakah fungsi dari reagen C dan E ?

2. Mengapa anda memerlukan kurva standar utuk menentukan kadar protein dalam
sampel ?
3.

Mengapa serum albumin digunakan sebagai larutan standar ?

11

PERCOBAAN VII
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
A. Tujuan
Menentukan tingkat kemurnian dan nilai Rf senyawa organik hasil sintesis atau isolasi.
B. Dasar Teori
Metode kromatografi lapis tipis dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Egon
Stahl dengan cara meletakkan penyerap pada sebuah lempeng gelas. Keuntungan dari
metode ini antara lain 1) Diperlukan sampel dengan jumlah relatif sedikit, 2) peralatan
yang digunakan relatif murah dan sederhana, 3) waktu analisis relatif singkat, dan 4)
memiliki daya pisah yang relatif bagus. Derajad retensi pada metode KLT ini
dinyatakan oleh besarnya nilai Rf (retention factor) yang merupakan perbandingan
antara jarak tempuh zat terlarut terhadap jarak tempuh pelarutnya.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat :
Chamber

Plat KLT

Lampu UV

Propipet

Pipet ukur

Tabung reaksi

Bahan-bahan :
Diklorometana
Metana
Sampel
D. Cara Keria :
1.

Pipa kapiler dipegang kedua ujungnya, kemudian dibakar di atas api lampu
spiritus sambil ditarik. Setelah pipa putus maka dipotong kedua ujung runcingnya
untuk membuat lubang. Kedua lubang kapiler ini berfungsi untuk mengambil
sampel.

2.

Disiapkan plat KLT sebesar 1 x 7 cm. Sejauh 1 cm dari bawah dan 0,5 cm dari
bagian atas digaris dengan pensil Sampel kalkon dilarutkan dalam 1 ml methanol.
Pelarutan dilakukan dengan pemanasan dalam waterbath hingga semua kalkon
terlarut (pada tahap pengerjaan ini tedak boleh ada api yang menyala di
dekatknya).

3.

Disiapkan fasa gerak yang berupa 5 ml larutan diklorometana : metanol = 99 :


1larutan itu dimasukkan ke dalam chamber. Tahap penjenuhan dilakukan dengan
cara memasukkan ujung kertas saring ke dalam fasa gerak, kemudian chamber
ditutup selama sekitar 1-2 menit.
12

4.

Plat KLT dimasukkan dalam chamber (garis bawah tidak boleh terendam fasa
gerak). Migrasi dibiarkan hingga fasa gerak mencapai garis batas bagian atas plat
KLT. Plat KLT dikeluarkan dari chamber dan dibiarkan hingga pelarut kering.
Noda sampel diamati dengan cermat bila perlu dilakukan dengan bantuan lampu
UV. Noda yang dihasilkan ditandai dengan pensil dan dihitung nilai Rfnya.

E. Latihan
1. Apakah kelebihan metode KLT ini dibandingkan dengan metode lainnya ?
2. Apa makna dari nilai Rf itu ?
3. Apa fungsi penjenuhan dalam praktikum yang anda lakukan ?

13

PERCOBAAN VIII
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM MINUMAN
B. Tujuan
Menentukan kadar glukosa di dalam minuman atau materi yang berbentuk cair.
B. Dasar Teori
Larutan sampel yang mengandung glukosa dapat ditentukan dengan menggunakan
metode reaksi warna. Penentuan kadar glukosa dengan metode ini didasarkan pada
warna larutan yang timbul dari hasil reaksi reduksi reduksi ion kupri oleh glukosa dalam
suasana basa dengan arsenomolibdat yang menghasilkan larutan berwarna biru
(molibdenum blue). Intensitas larutan berwarna ini berbanding lurus dengan konsentrasi
glukosa. Absorbansi larutan berwarna diukur pada panjang gelombang 660 nm dengan
photoelectronic colorimeter. Berdasarkan kurva standar glukosa dapat ditentukan kadar
glukosa dalam larutan sampel.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat :
Gelas beker

Spektrofotometer UV-VIS

Gelas pengaduk

Stopwatch

Pipet ukur

Tabung reaksi

Pipet mikro

Vortex mixer

Bahan-bahan :
1. Larutan Ba(OH)2 0,3N
2. Larutan ZnSO4.7H2O 5%
3. Larutan standar glukosa 1 mg/mL
4. Reagen warna arsenomolibdat: 500 g kristal arsenomolibdat dilarutkan di dalam 500
mL aquades, kemudian ditambah dengan 4,2 mL H 2SO4 pekat sambil diaduk, dan
didinginkan.
5. Kristal NaHSO4.7H2O sebanyak 0,6 g dilarutkan dalam 5 mL aquades. Larutan ini
dicampur dengan larutan di atas dan diaduk. Larutan bening ini disimpan di dalam
botol coklat dan diinkubasi selama 24-28 jam pada suhu 37oC. Setelah itu disimpan
di dalam suhu 4oC.
6. Larutan Nelson A: 1,5 g Rochele, 3 g Na 2CO3 anhidrus, 0,2 g NaHCO3 dan 18 g
Na2SO4 anhidrus dilarutkan dalam air sambil diaduk dan diencerkan hingga volume
100 mL.
7. Laruran Nelson B: 2 g CuSO4.5H2O dilarutkan di dalam aquades, kemudian
ditambah dengan 18 g Na2SO4 anhidrus dan diaduk hingga larut semua. Selanjutnya
diteteskan 1-2 tetes H2SO4 pekat, dan diencerkan hingga 100 mL.
14

8. Larutan Cu Alkalis: dicampur 4 volume larutan Nelson A dengan 1 volume larutan


Nelson B, dan diaduk biar campur sempurna. Larutan ini harus dibuat ketika akan
memakai.
D. Cara Kerja :
1. Dipipet sebanyak 1 mL larutan yang mengandung glukosa dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.
2. Ditambah dengan 1 mL larutan reagensia alkalis.
3. Dimasukkan di dalam air mendidih dan tepat 20 menit diangkat dan dimasukkan di
dalam air dingin.
4. Ditambah 1 mL reagen warna arsenomolibdat, kemudian diaduk dengan hati-hati.
5. Ditambah dengan 7 mL H2O dan diaduk dengan baik.
6. Absorbansi larutan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660
nm.
7. Pengukuran larutan standar, blanko dan sampel dilakukan secara serentak. Standar
yang digunakan adalah larutan glukosa dengan konsentrasi 0,02 mg/mL, 0,04
mg/mL, 0,06 mg/mL, 0,08 mg/mL, dan 0,1 mg/mL.
E. Pertanyaan dan Tugas
1. Bagaimanakah prinsip pengukuran dengan spektrofotometer?
2. Kenapa larutan Cu alkalis Mengapa anda memerlukan kurva standar utuk
menentukan dibuat selalu segera sebelum digunakan?
3. Jelaskan kenapa larutan arsenomolibdat dapat membentuk warna dengan glukosa?

15

Anda mungkin juga menyukai