Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.

1, Maret 2020: 29-35

CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK SUBJEK DEWASA DENGAN GANGGUAN DEPRESI BERAT

Cindani Trika Kusuma

Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia. email:
kusumacindani@gmail.com

ABSTRACT : CLIENT CENTERED THERAPY FOR ADULT CLIENT WITH SEVERE DEPRESSION
DISORDER

This study aims to determine the effectiveness of Client centered therapy in adult subject who have
depression disorder Subject in this study was a 22 years old woman, undergraduate. Measuring
instruments used in this study were depression scale namely BDI. Client centered therapy done in 5
intervention session. The results of the BDI pre-test were 32. After the intervention was given, the results
of the BDI post-test were 13 in the mild category. These results indicate that there was a decrease in
subject’s depression after being given the Centered Client Therapy intervention.

Keywords: Client centered therapy, depression, adult subject

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Client centered therapy pada subjek dewasa yang
mengalami depresi. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang perempuan berusia 22 tahun yang sedang
menempuh pendidikan Strata 1. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur skala
depresi yaitu BDI. Terapi client centered dilakukan dalam 5 sesi intervensi. Hasil tes BDI prates yaitu 32
artinya subjek mengalami gangguan depresi yang berada pada kategori berat. Setelah diberikan
intervensi, hasil tes BDI pascates yaitu berada pada skor 13 yang berada pada kategori ringan. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa ada penuruan depresi pada subjek setelah diberi intervensi Client centered
therapy.

Kata kunci : Client centered therapy, depresi, subjek dewasa

PENDAHULUAN
Beck (McDowell dan Newel, 1996) penyertanya, termasuk perubahan pada pola
mendefinisikan depresi sebagai keadaan tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,
abnormal organisme yang dimanifestasikan anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak
dengan tanda simtom-simtom seperti: berdaya, serta bunuh diri.
menurunya mood subjektif, rasa pesimis dan Lebih lanjut menurut Sadock, Sadock,
sikap nihilistic, kehilangan kespontanan dan dan Ruiz (2015) pengertian depresi merupakan
gejala vegetatif (seperti kehilangan berat badan suatu gangguan mood. Mood adalah suasana
dan gangguan tidur). Depresi juga merupakan perasaan yang meresap dan menetap yang
kompleks gangguan yang meliputi gangguan dialami secara internal dan yang mempengaruhi
afeksi, kognisi, motivasi dan komponen perilaku. perilaku seseorang dan persepsinya terhadap
Menurut Kaplan, Sadock, & Grebb (2010) dunia. Depresi adalah suasana perasaan
pengertian depresi merupakan satu masa tertekan (depressed mood) yang dapat
terganggunya fungsi manusia yang berkaitan merupakan suatu diagnosis penyakit atau
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

29
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.1, Maret 2020: 29-35

CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK SUBJEK DEWASA DENGAN GANGGUAN DEPRESI


BERAT

sebagai sebuah gejala atau respons dari kondisi menggunakan istilah client centered untuk
penyakit lain dan stress terhadap lingkungan merefleksikan kepercayaannya bahwa setiap
Depresi merupakan salah satu masalah individu pada dasarnya baik dan bahwa potensi
kesehatan mental utama saat ini, yang pengembangan diri terletak di dalam diri individu
mendapat perhatian serius. Di Amerika Serikat, tersebut dan bukan pada terapis ataupun
17% orang pernah mengalami depresi pada metode terapi (Halgin & Whitbourne, 2010).
suatu saat dalam hidup mereka, dengan jumlah Tujuan dasar terapi client centered
penderita saat ini lebih dari 19 juta orang. adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi
Dinegara-negara berkembang, WHO usaha membantu subjek untuk menjadi seorang
memprediksikan bahwa pada tahun 2020, pribadi yang berfungsi penuh (Corey, 2010).
depresi akan menjadi salah satu gangguan Corey (2010) menguraikan teknik-teknik terapi
mental yang banyak dialami dan depresi berat client centered adalah pengungkapan dan
akan menjadi penyebab kedua terbesar pengkomunikasian penerimaan, respek, dan
kematian setelah serangan jantung. pengertian, sertai berbagi upaya dengan subjek
Berdasarkan data WHO tahun 1980, hampir dalam mengembangkan kerangka acuan
20%-30% dari pasien rumah sakit di Negara internal dengan memikirkan, merasakan, dan
berkembang mengalami gangguan mental mengeksplorasi. Wawasan yang diperoleh
emosional seperti depresi (Dirgayunita, 2016). individu tentang dirinya tersebut menurut Rogers
Dalam psikologi, penangan depresi dikenal dengan self insight (Rogers dalam
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara Schultz, 2016). Menurut Rogers, self insight
lain terapi interpersonal, konseling kelompok merupakan faktor paling penting dalam
dan dukungan sosial, terapi humor, serta memprediksi perilaku individu di masa
cognitive behavior therapy (Aries dalam Faiza, mendatang. Dalam batasan tersebut, Rogers
2019). Selain terapi- terapi tersebut, client beragumen bahwa Client centered therapy
centered therapy juga dapat digunakan untuk memberikan pandangan yang lebih jelas tentang
menurunkan depresi pada individu. Corey dunia pengalaman seseorang dibanding bentuk
(2010) mengungkapkan terapi client centered asesmen dan terapi yang lain. Satu kelebihan
berlandaskan pada suatu filsafat tentang yang diklaim Rogers pada pendekatannya
manusia yang menekankan bahwa individu adalah ketidakbergantungan pada struktur
memiliki dorongan bawaan pada aktualisasi diri, teoritis yang telah ditentukan dan penerimaan
individu memiliki kesanggupan untuk memahami terhadap diri individu apa adanya. Terapis
faktor-faktor yang ada dalam hidupnya yang memberikan mereka penerimaan positif
menjadi penyebab ketidakbahagiaan. Rogers takbersyarat dan tidak menghakimi perilaku

Cindani Trika Kusuma, Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya,
Universitas Islam Indonesia, Email: kusumacindani@gmail.com

30
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.1, Maret 2020: 29-35

CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK SUBJEK DEWASA DENGAN GANGGUAN DEPRESI


BERAT

mereka atau menasehati tentang cara subjek tidak mampu menerima peristiwa yang
berperilaku. Semuanya berpusat pada klien, terjadi didalam hidupnya. Kondisi hubungan
termasuk tanggung jawab untuk mengubah ayah dan ibu subjek yang tidak harmonis
perilaku dan mengevaluasi hubungan (Schultz, memicu munculnya pandangan negatif tentang
2014). diri subjek dan hubungan suami istri. Adanya
Hasil penelitian sebelumnya oleh Istioni keinginan untuk diterima oleh keluarga terutama
(2019) menemukan bahwa terapi client centered ibu untuk mendapatkan kasih sayang dan
dapat menurunkan depresi pada individu karena pengasuhan yang baik membuat subjek
terapi tersebut menjadi sarana bagi subjek untuk berusaha dan berjuang untuk mendapatkan
melakukan self insight dalam menyelesaikan perhatian dari keluarga terutama ibu namun
pengalaman-pengalaman yang membuatnya kenyataannya subjek tidak mendapat yang
depresi. Berdasarkan paparan di atas, peneliti diinginkan. Subjek juga pernah menjadi korban
akan meneliti lebih lanjut tentang efektivitas perkosaan saat ia berkuliah semester 2 oleh
client centered therapy dalam menangani kasus guru les biolanya. Hal ini membuatnya
depresi. Penelitian ini diharapkan dapat kehilangan minat dan gairah hidup. Ia bahkan
memberikan sumbangan bagi perkembangan sempat berpikir untuk bunuh diri. Saat ini subjek
ilmu pengetahuan khususnya tentang terapi bagi masih berusaha menyelesaikan perkuliahannya.
penderita depresi. Ia sering mimpi buruk, tidak dapat tidur dengan
tenang, merasa khawatir dan juga merasakan
METODE pusing serta diare ketika sedang tertekan.
Penelitian ini merupakan penelitian Berdasarkan permasalahan yang
quasi eksperimen dengan rancangan pre- dihadapi subjek, maka intervensi yang akan
posttest design. Subjek dalam penelitian ini diberikan kepada subjek adalah dengan
adalah wanita berusia 22 tahun yang sedang menggunakan pendekatan humanistik yaitu
menempuh pendidikan strata 1. Berdasarkan client centered therapy. Peneliti menilai bahwa
hasil pemeriksaan, subjek mengalami depresi subjek memiliki kesanggupan untuk
dikarenakan konflik dengan ayah dan ibunya memecahkan masalah-masalah yang sedang
sejak kecil. Subjek tidak pernah mendapat dihadapinya. Program intervensi dilaksanakan
penerimaan dan kasih sayang dari ayah, dalam 14 pertemuan, dimana 9 pertemuan
sedangkan dari sisi ibu juga kurang memiliki merupakan kegiatan asesmen menggunakan
hubungan yang harmonis. Hal ini membuat SPM untuk mengukur inteligensi, tes Rorschach,
subjek memiliki perasaan tidak diterima dan tes grafis, observasi, dan wawancara untuk
menjadi beban didalam keluarga sehingga memperoleh gambaran permasalahan subjek.

Cindani Trika Kusuma, Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya,
Universitas Islam Indonesia, Email: kusumacindani@gmail.com

31
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.1, Maret 2020: 29-35

CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK SUBJEK DEWASA DENGAN GANGGUAN DEPRESI


BERAT

Selain itu, juga diberikan skala Beck Deppresion Data dalam penelitian ini akan dianalisis
Inventory untuk mengukur tingkat depresi yang secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis
dialami subjek. Lebih lanjut, intervensi kuantitatif dilakukan untuk melihat perbandingan
berlangsung dalam 5 sesi pertemuan dengan skor pre dan posttest (menggunakan BDI)
teknik client centered therapy. Target yang ingin sedangkan analisis kualitatif dilakukan terhadap
dicapai dalam intervensi ini adalah : perubahan perilaku yang muncul sepanjang
1. Subjek dapat menyadari bahwa subjek proses intervensi dilakukan.
merupakan individu yang berharga dan
berguna (berfungsi penuh). HASIL
2. Subjek dapat menyadari bahwa subjek Jika dilihat berdasarkan hasil skor BDI
memiliki kesanggupan dalam mencapai apa pada sebelum proses intervensi dan sesudah
yang diinginkannya. proses intervensi, terjadi perubahan yang
3. Subjek dapat menentukan tujuan atau signifikan. Perbedaan skor BDI dapat diketahui
keputusan sendiri terhadap permasalahan pada tabel berikut :
yang dihadapinya.

Tabel 1
Perbandingan skor BDI
Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi
32 (Depresi Berat) 13 (Depresi Ringan)

Tabel diatas menjelaskan bahwa hasil subjek. Dilihat dari sisi perilakunya, subjek
pengukuran Depresi pada diri subjek sebelum menunjukkan perubahan perilaku yang
diberikan intervensi berada pada skor 32 yang signifikan jika dibandingkan saat pertama kali
artinya subjek berada pada kategori Depresi dilakukan asesmen, perubahan tersebut seperti
Berat. Setelah diberikan intervendi dan tidak menarik diri ketika orang lain mengetahui
dilakukan pengukuran ulang subjek berada pada permasalahan subjek terkait keluarga dan ibu
skor 13 artinya subjek mengalami penurunan yang memiliki pacar, aktif kembali mengikuti
menjadi kategori Depresi Ringan. kuliah, mengikuti kegiatan kampus seperti acara
Setelah dilakukan intervensi, subjek ulang tahun kampus bersama teman-teman, dan
menunjukkan adanya perubahan yang signifikan mengerjakan laporan kerja yang selama ini
terkait perasaan dan perilaku subjek walaupun sering subjek hindari.
sesekali masih ada pergolakan dalam diri

Cindani Trika Kusuma, Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya,
Universitas Islam Indonesia, Email: kusumacindani@gmail.com

32
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.1, Maret 2020: 29-35

CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK SUBJEK DEWASA DENGAN GANGGUAN DEPRESI


BERAT

Saat intervensi berlangsung pada pertemuan berbagi kebahagiaan. Maka subjekpun


ketiga, subjek sudah terlihat lebih banyak harus bahagia.
tersenyum dan ekspresif. Subjek sering tertawa Berdasarkan hasil follow up yang
ketika peneliti ajak berbicara tentang hal-hal dilakukan 2 minggu setelah intervensi dilakukan
yang dianggap lucu, selain itu subjek juga sudah kepada subjek terdapat perubahan pada diri
mau memulai bercerita terlebih dahulu tanpa subjek. Subjek sudah tidak mengalami mimpi
harus dipancing oleh praktikan. Pada dasarnya, buruk, pola makan menjadi lebih teratur, dapat
subjek memiliki kesadaran diri yang baik akan lebih berkonsentrasi dan tidak menangis di
permasalahan dan kondisi psikologisnya hanya depan umum. Meskipun sesekali subjek merasa
saja subjek membutuhkan penguatan dan sesak nafas dan jantung berdebar tetapi sudah
penerimaan dari orang-orang sekitarnya. berkurang dibanding sebelumnya.
Selain itu, selama proses dilakukannya
intervensi kepada subjek, subjek banyak DISKUSI
menemukan beberapa insight diantaranya Hasil penelitian ini sejalan dengan
adalah: hasil penelitian sebelumnya bahwa terapi client
1. Subjek mengatakan bahwa subjek masih centered efektif menurunkan tingkat depresi
perlu banyak belajar dalam menerima (Istiono, 2019). Client-centered therapy (CCT)
takdir dari Allah untuk subjek. Subjek dianggap efektif dalam penanganan depresi.
tahu bahwa ini merupakan ujian dari Empati yang merupakan komponen utama
Allah untuk subjek dan keluarga subjek. dalam hubungan terapis dan klien dalam CCT
2. Subjek menyadari bahwa banyak memungkinkan klien untuk hadir dan
perempuan di luar sana yang mengalami memvalidasi pengalaman mereka sendiri serta
kejadian yang sama dengan subjek atau belajar untuk menghargai dan menggunakan
bahkan lebih parah dari subjek. Subjek emosi mereka dalam membimbing mereka
bersyukur bahwa hingga hari ini Allah memecahkan masalah mereka sendiri
masih memberikan kesehatan dan umur (Goldman, Greenberg, & Angus, 2006). Hal ini
panjang. memperkuat diri dan mendorong penerimaan
3. Subjek mendapat kepercayaan untuk diri, yang pada akhirnya membantu memerangi
bekerja di yayasan panti sosial dan depresi. CCT telah terbukti efektif untuk depresi
mengurus banyak anak-anak asuh dalam dua penelitian sebelumnya. (Greenberg &
dimana hal ini membuat subjek Watson, 1998; King, SIbbald, Ward, Bower,
menyadari bahwa subjek memiliki Lloyd, Gabbay, & Byford, 2000).
tanggung jawab yang besar untuk

Cindani Trika Kusuma, Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya,
Universitas Islam Indonesia, Email: kusumacindani@gmail.com

33
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.1, Maret 2020: 29-35

CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK SUBJEK DEWASA DENGAN GANGGUAN DEPRESI


BERAT

Pelaksanaan intervensi dalam membantunya menyelesaikan masalah


penelitian ini berjalan dengan baik dan lancar. berkaitan dengan depresi yang dialami.
Subjek dapat bersikap kooperatif dan Hasil penelitian ini dapat menjadi
bekerjasama dengan praktikan selama proses masukan bagi praktisi psikologi atau kesehatan
intervensi dilakukan. Subjek merasa lebih mental lainnya agar menekankan pada
nyaman dan menerima situasi yang selama ini perolehan insight subjektif dan penerimaan diri
membuat subjek menjadi tertekan. Kelebihan oleh individu dalam penanganan depresi. Selain
intervensi ini adalah pada sesi pertama, yakni itu, untuk penelitian selanjutnya, dapat
munculnya atau tumbuhnya insight tentang melanjutkan intervensi terkait forgiveness atau
pemerkosaan yang subjek alami dalam diri pemaafan terhadap diri dan lingkungan sebagai
subjek bahwa subjek merupakan individu yang penanangan lanjutan terhadap depresi.
bersyukur dan belajar menerima takdir Allah.
Subjek merasa lebih beruntung karena banyak DAFTAR PUSTAKA
juga perempuan yang mengalami hal yang
serupa dengan subjek atau bahkan lebih parah. Corey, G. (2010). Teori dan Praktek dari
Konseling dan Psikoterapi (penerjemah
Kekurangan dalam intervensi ini adalah belum
Mulyarto).
adanya penyampaian psikoedukasi kepada
Dirgayunita, A. (2016). Depresi: Ciri, penyebab
keluarga subjek khususnya orangtua subjek
dan penangannya. Journal An-Nafs: Kajian
terkait dengan permasalahan yang dihadapi Penelitian Psikologi, 1(1), 1-14.
oleh subjek. Hal ini dikarenakan subjek tidak
Faiza, T. L. (2019). Perbedaan Tingkat Depresi
bersedia untuk melibatkan orangtua dalam pada Korban Bullying Verbal dan
Cyberbullying pada Remaja (Doctoral
proses intervensi, sehingga hasil intervensi tidak
dissertation, University of Muhammadiyah
dapat maksimal. Malang).

Goldman, R. N., Greenberg, L. S., & Angus, L.


SIMPULAN DAN SARAN (2006). The effects of adding emotion-
focused interventions to the client-centered
Berdasarkan hasil penelitian yang
relationship conditions in the treatment of
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa client depression. Psychotherapy Research,
16(5), 537-549.
centered therapy efektif dalam menurunkan
tingkat depresi pada subjek. Sebelum intervensi Greenberg, L., & Watson, J. (1998). Experiential
therapy of depression: Differential effects
skor BDI subjek berada dalam kategori depresi
of client-centered relationship conditions
berat dan setelah intervensi kategori depresi and process experiential interventions.
Psychotherapy Research, 8(2), 210-224.
turun menjadi depresi ringan. Selain itu, subjek
sudah mampu memperoleh insight yang dapat

Cindani Trika Kusuma, Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya,
Universitas Islam Indonesia, Email: kusumacindani@gmail.com

34
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.1, Maret 2020: 29-35

CLIENT CENTERED THERAPY UNTUK SUBJEK DEWASA DENGAN GANGGUAN DEPRESI


BERAT

Halgin, R. P., & Whitbourne, S. K. (2010).


Psikologi abnormal: Perspektif klinis pada
gangguan psikologis. Jakarta: Salemba
Humanika.

Istiono, A. (2019, November). PERSON


CENTERED THERAPY UNTUK
MENURUNKAN DEPRESI PADA PASIEN
SKIZOAFEKTIF. In Prosiding Seminar
Nasional Multidisiplin (Vol. 2, No. 1, pp.
180-191).

Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J. A.


(2010). Sinopsis psikiatri: Ilmu
pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Dr. I.
Made Wiguna S. Jakarta: Bina Rupa
Aksara.

King, M., Sibbald, B., Ward, E., Bower, P.,


Lloyd, M., Gabbay, M., & Byford, S. (2000).
Randomised controlled trial of non-
directive counselling, cognitive-behaviour
therapy and usual general practitioner care
in the management of depression as well
as mixed anxiety and depression in
primary care. Health technology
assessment (Winchester, England), 4(19),
1-83.

McDowell, I. (2006). Measuring health: a guide


to rating scales and questionnaires. Oxford
University Press, USA.

Sadock, B. J., Sadock, V. A., & Ruiz, P. (2015).


Synopsis of psychiatry: behavioral
sciences, clinical psychiatry. Wolters
Kluwer.

Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2016). Teori


kepribadian. Jakarta: EGC.

Cindani Trika Kusuma, Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya,
Universitas Islam Indonesia, Email: kusumacindani@gmail.com

35

Anda mungkin juga menyukai