BAB II
3. Tujuan
Tujuan utama dari terapi psikoedukasi keluarga adalah saling
bertukar informasi tentang perawatan kesehatan mental akibat penyakit
fisik yang dialami, membantu anggota keluarga mengerti tentang
penyakit anggota kelurganya seperti gejala, pengobatan yang
dibutuhkan untuk menurunkan gejala dan lainnya (Varcaloris, 2006).
Pendidikan kelompok keluarga membantu anggota keluarga
membantu aggota keluarga mengerti tentang penyakit anggota
keluarganya seperti gejala, pengobatan yang dibutuhkan untuk
menurunkan gejala dan lainnya. Pertemuan psikoedukasi keluarga atau
beberapa beberapa keluarga memberikan perasaan saling berbagi dan
strategi untuk bersama – sama membagi perasaan yang dirasakan.
Kelompok psikoedukasi keluarga sangat bermanfaat untuk masalah
mental dan sama manfaatnya untuk penyakit medis atau bedah
(Varcarolis,2006).
Tujuan umum dari psikoedukasi keluarga adalah menurunkan
intensitas emosi dalam keluarga sampai pada tingkat yang rendah.
Tujuan khusus antara lain (Varcarolis,2006)
a. Meningkatkan pengetahuan anggota keluarga tentang penyakit dan
pengobatan.
8
B. Isolasi Sosial
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya ( Damaiyanti, 2008).
Isolasi sosial juga merupakan kesepian yang dialami oleh individu
dan dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai
pernyataan negatif atau mengancam (Nanda-I, 2012)
a. Menyendiri (solitude)
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan
apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara
mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutkan. Solitude
umumnya dilakukan setelah melakukan kegiatan.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan
menyampaikan ide – ide pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
c. Kebersamaan (Mutualisme)
Mutualisme adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal di
mana individu tersebut mampu untuk saling member dan menerima.
d. Saling ketergantungan (Intedependen)
Intedependen merupakan kondisi saling ketergantungan antar
individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
e. Kesepian
Merupakan kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari
lingkungannya.
f. Isolasi sosial
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
g. Ketergantungan (Dependen)
Dependen terjadi apabila seseorang gagal mengembangkan rasa
pecaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses. Pada
gangguan hubungan sosial jenis ini orang lain diperlakukan sebagai
objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan
individu cenderung berientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan
pada orang lain.
h. Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu
yang menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak
dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
11
i. Impulsif
Individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu
belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan, dan penilaian yang
buruk.
j. Narkisisme
Pada individu narsisme terdapat harga diri yang rapuh, secara terus –
menurus berusaha mendapakan penghargaan dan pujian, sikap
egosentrik, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung.
3. Penatalaksanaan
Menurut Dalami,dkk (2009) isolasi sosial termasuk dalam kelompok
penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis penatalaksanaan
medis yang bisa dilakukan adalah :
a. Electro convulsive therapy (ECT)
Electro convulsive therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan
dimana arus listrik digunakan pada otak dengan menggunakan 2
elektroda yang ditempatkan dibagian temporal kelapa (pelipis kiri
dan kanan).Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang
berlangsung 25 – 30 detik dengan tujuan terapeutik.Respon
bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya perubahan
faal dan biokimia dalam otak.
b. Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan
bagian penting dalam proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi
ini meliputi: memberikan rasa aman dan tenang, menciptakan
lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima pasien apa
adanya, memotivasi pasien untuk dapat mengungkapkan
perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur kepada
pasien.
c. Terapi okupasi
12
e. Dewasa muda
Pada usia ini individu mempertahankan hubungan interdependen
dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar mengambil
keputusan dengan memperhatikan saran dan pendapat orang lain,
seperti : memilih pekerjaan, memilih karir, dan melangsungkan
pernikahan.
f. Dewasa tengah
Individu pada usia dewasa tengah umumnya telah pisah tempat
tinggal dengan orang tua, khususnya individu yang telah menikah.
g. Dewasa lanjut
Pada masa ini individu akan mengalami kehilangan , baik itu
kehilangan fisik, kegiatan, pekerjaan, teman hidup, (teman sebaya
dan pasangan), anggota keluarag(kematian orang tua).
5. Etiologi
Berbagai factor dapat menimbulkan respon maladaptive.Menurut
Stuart dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik
tentang penyebab gangguan yang mempengaruhi hubungan
interpersonal. Factor yang mungkin mempengaruhi antara lain yaitu :
a. Faktor predisposisi
Beberapa factor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah :
1) Faktor perkembangan
2) Faktor biologis
3) Faktor sosial budaya
4) Faktor presipitasi
b. Masalah keperawatan
1) Resiko gangguan persepsi sensori : halusinasi
2) Isolasi sosial
3) Harga diri rendah kroni
c. Pohon masalah
Isolasi sosial
2.) Kaji perilaku klien tentang perilaku menarik diri dan tanda–
tandanya
Rasionalnya : diketahuinya penyebab akan dapat
dihubungkan dengan faktor resipitasi yang dialami klien
3.) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
Rasionalnya : klien harus dicoba berinteraksi secara
bertahap agar terbiasa membina hubungan yang sehat
dengan orang lain.
4.) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Rasionalnya : mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien
sehingga timbul motivasi untuk berinteraksi.
5.) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang
lain.
6.) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengan orang lain.
19
f. Strategi Penelaksanaan
1.) Keluarga
a.) SP1K (Strategi Pelaksanaan 1 Keluarga )
(1.) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
(2.) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial
yang dialami klien beserta proses terjadinya
(3.) Menjelaskan cara – cara merawat klien dengan isolasi
sosial
b.) SP2K ( Strategi Pelaksanaan 2 Keluarga )
(1.) Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien
dengan isolasi sosial
(2.) Melatih keluarga mempraktikan cara merawat langsung
kepada klien isolasi sosial
c.) SP3K ( Strategi Pelaksanaan 3 Keluarga )
(1.) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah
termasuk minum obat ( discharge planning)
(2.) Menjelaskan follow up klien setelah pulang
20
C. Konsep Keluarga
1. Definisi keluarga
Keluarga berasal dari bahasa sansekerta: kula dan warga “kulawarga”
yang berarti “anggota” kelompok kerabat. Keluarga adalah lingkungan
dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,
memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban,
tanggung jawab diantara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpuldan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis didalam keluarga terdapat dua atau
lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah
hubungan perkawinan atau pengangkatan, dihidupnya dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing – masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
Dari pengertian tentang keluarga dapat disimpulkan bahwa
karakteristik keluarga adalah:
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah
meraka tetap memperhatikan satu sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing – masing
mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adik.
d. Mempunyai tujuan: menciptakan dan mempertahankan budaya ,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota
2. Tipe keluarga
Ada beberapa tipe keluarga yakni:
a. Keluarga inti, yang terdiri dari suami, istri dan anak atau anak –
anak
b. Keluarga conjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan
ayah) dan anak – anak mereka dimana terdapat interaksi dengan
kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
c. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis
keturunan diatas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi
hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga
nenek.
3. Peranan keluarga
peranan keluarga mengembangkan seperangkat perilaku antar pribadi,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai
peranan yang tedapat didalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Ayah sebagai suami dan istri dan ayah bagi anak – anak , berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
22