Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sukemi

NIM : A02019070

Prodi : D3 Keperawatan 3B

Rangkuman Jurnal Terapi Modalitas Pada Keluarga

A. Definisi Terapi Modalitas


Terapi modalitas adalah terapi yang melibatkan perlakuan terhadap fisik pasien, seperti
pemberian elektroterapi, kemoterapi, krioterapi dan tindakan pembedahan. Terapi
modalitas sebaiknya tidak diberikan tersendiri pada suatu penatalaksanaan penyakit, dan
sebaiknya diberikan tambahan terapi baik dalam bentuk terapi latihan maupun intervensi
farmakologis. (Inverarity, 2005; Malanga, 2010)
B. Fungsi Terapi Modalitas
Tujuan terapi modalitas menurut Maryam (2008) :
1. Mengisi waktu luang
2. Meningkatkan kesehatan
3. Meningkatkan produktivitas
4. Meningkatkan interaksi sosial
C. Jenis Terapi Modalitas Keluarga
1. Coaching dan Guidance
Coaching atau bimbingan merupakan proses belajar intensif melalui bimbingan
perorangan, demonstrasi, dan praktik yang diikuti dengan pemberian umpan balik
segera. Tujuan dari coaching pada keluarga dengan anak remaja adalah untuk
meningkatkan, mengembangkan, dan atau menerapkan materi pembelajaran atau
prosedur, misalnya prosedur belajar yang efektif (Gladding, 2002).
2. Konseling
Konseling merupakan proses saling belajar yang menyangkut dua individu dalam
suasana edukatif. Pihak pertama adalah konseli atau klien yang meminta atau
memerlukan bantuan dari pihak kedua yaitu konselor (Friedman, Bowden, & Jones,
2003). Pada kelima keluarga binaan ini direncanakan dilakukan konseling dalam
pemecahan perawatan tumbuh kembang kesehatan reproduksi remaja. Permasalahan
yang muncul seputar remaja di keluarga akan digali dan dipecahkan melalui
pemberian solusi yang baik melalui konseling keluarga. 98 Tujuan dari konseling
diberikan pada kelima keluarga binaan adalah untuk membantu keluarga dalam
mengemukakan masalah yang dialaminya, membantu keluarga mengambil keputusan
bersama dalam upaya mencari solusi sesuai dengan sumber yang dimiliki keluarga,
dan untuk membantu keluarga dalam elaksanakan solusi secara bertahap sesuai
dengan hasil kesepakatan (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
3. Game
Terapi Game adalah suatu cara untuk menarik perhatian terhadap suatu objek. Game
merupakan sesuatu yang bersifat universal dan disukai serta telah dimainkan sejak
dahulu hingga sekarang. Game memungkinkan orang-orang untuk relak dengan
menghasilkan suatu suasana hati bebas masalah da tenang; menimbulkan tantangan
pemain untuk memecahkan pokok materi permainan yang sedang dimainkan;
mendorong keikutsertaan pemain dan setiap orang untuk masuk dari permainan
tersebut; mengajarkan sesuatu pelajaran yang berbeda; dan umumnya murah atau
cuma-cuma. Game hanya dibatasi waktu dan imajinasi (PATH, 2002).
4. Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku pada keluarga dilakukan melalui prinsip dengan perjanjian
kintrak dan prinsip ekonomi. Modifikasi perilaku dengan perjanjian kontrak
dilakukan untuk mendisiplinkan remaja untuk manajemen aktivitas kesehariannya
dari bangun tidur sampai dengan menjelang tidur lagi (Stuart, 2009). Contingency
contracting berfokus pada perjanjian yang dibuat antara terapis dalam hal ini perawat
jiwa dengan klien. Perjanjian dibuat dengan punishment dan reward. Konsekuensi
yang berat telah disepakati antara klien dengan perawat terutama bila klien melanggar
kebiasaan buruk yang sudah disepakati untuk ditinggalkan. Token economy adalah
bentuk reinforcement positif yang sering digunakan pada kelompok anak-anak atau
klien yang mengalami masalah psikiatrik. Hal ini dilakukan secara konsisten pada
saat klien mampu menghindari perilaku buruk atau melakukan hal yang baik.
Modifikasi dengan prinsip token ekonomi 99 merupakan pemberian penghargaan
yang dilakukan seperti yang diharapkan. Pemberian penghargaan diberikan secara
bersamaan dengan pemberian umpan balik. Hal ini dilakukan pada keluarga dengan
tujuan supaya terjadi perubahan perilaku dengan pemberian penghargaan (Stuart,
2009).
5. Relaksasi progresif
Relaksasi progresif diberikan pada remaja dan keluarga untuk meningkatkan
manajemen stress terkait dengan pola koping keluarga. Relaksasi progresif
merupakan upaya menanggulanggi stres, keteganggan jiwa dan raga individu serta
keluarga. Tujuan intervensi ini adalah untuk mengistirahatkan unsur jiwa dan raga
secara optimal meliputi perasaan, kemauan, dan pikiran secara berturu-turut
(DeLaune & Ladner, 2002).
6. Latihan asertif
Perilaku asertif adalah kemampuan individu untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga hak-
hak serta perasaan orang lain (Stuart, 2009). Latihan assertif adalah suatu terapi
modalitas keperawatan dalam bentuk terapi kelompok (terapi perilaku), klien belajar
mengungkapkan perasaan marah secara tepat atau assertif sehingga klien mampu
untuk berhubungan dengan orang lain, mampu menyatakan: apa yang diinginkan, apa
yang disukainya, dan apa yang ingin dia kerjakan dan kemampuan untuk membuat
seseorang merasa tidak risih berbicara tentang dirinya sendiri.
7. Komunikasi efektif
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran, perasaan melalui bahasa,
pembicaraan, mendengar, gerak tubuh atau ungkapan emosi. Komunikasi efektif
adalah proses komunikasi yang mencapai tujuan dari komunikasi tersebut.
Komunikasi efektif adalah suatu proses penyampaian pikiran, perasaaan melalui
bahasa, pembicaraaan, mendengar, gerak tubuh, dan ungkapan emosi dengan saling
menghargai dan mendengar orang lain ketika berbicara dalam suasana yang harmonis
dan terbuka.
D. Metode Terapi Modalitas
1. Pengaruh pemberian terapi relaksasi otot progresif terhadap stres psikososial keluarga
pasien COVID-19 (Anggeria, Mananta & Samosir (2019))
Metode terapi modalitas pada jurnal penelitian ini menggunakan metode jenis terapi
modalitas relaksasi progresif. Peneliti melakukan pemberian terapi relaksasi otot
progresif berdasarkan Standar Operasional Prosedur. Kegiatan dimulai dari mengatur
posisi dengan nyaman untuk mengidentifikasi bagian yang merasa tegang, kemudian
melakukan gerakan-gerakan yang merelaksasikan dari mulai otot wajah, leher,
rahang, bahu, punggung, biseps, tangan, dada, perut hingga otot kaki.
Hasilnya pengaruh relaksasi terhadap penurunan stres psikososial keluarga pasien
ternyata tidak menunjukkan hasil yang begitu signifikan, akan tetapi manfaatnya
dapat dirasakan oleh keluarga pasien. Stres psikososial yang terjadi pada keluarga
pasien terjadi karena keluarga pasien merasa tertekan dengan keadaan yang dirasakan
selama pasien dirawat di rumah sakit, sehingga keluarga pasien menarik diri dari
hubungan sosial dan lingkungan sekitar. Keluarga pasien memiliki stres psikologis
tersendiri, yang tidak mungkin dapat peneliti hindari atau cegah.

2. Dukungan Keluarga dalam Proses Pemulihan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
(Suhermi S, 2019)
Metode terapi modalitas pada jurnal penelitian ini menggunakan metode jenis
komunikasi asertif. Komunikasi asertif memberikan dukungan dengan menyampaian
pikiran, perasaaan melalui bahasa, pembicaraaan, mendengar, gerak tubuh, dan
ungkapan emosi dengan saling menghargai dan mendengar orang lain ketika
berbicara dalam suasana yang harmonis dan terbuka.
Hal yang dibutuhkan dalam proses recovery penderita gangguan jiwa adalah
menemukan dan menghadapi setiap tantangan dari keterbatasan akibat penyakit yang
diderita dan membangun kembali integritas diri yang baru yang lebih berarti agar
individu bisa hidup, bekerja, dan berkontribusi di masyarakatnya. Karena itu selama
menjalani proses recovery, individu membutuhkan dukungan dari lingkungan.
Mereka membutuhkan supportive environment/dukungan dari keluarga, tetangga,
masyarakat.
Keluarga, pemberi pelayanan kesehatan jiwa dan anggota masyarakat perlu
memperlakukan penderita gangguan jiwa dengan sikap yang bisa menumbuhkan dan
mendukung tumbuhnya harapan dan optimisme. Harapan dan optimisme akan
menjadi motor penggerak pemulihan dari gangguan jiwa. Dilain pihak, kata kata yang
menghina, memandang rendah dan menumbuhkan pesimisme akan bersifat
melemahkan proses pemulihan.

3. Pengaruh terapi Modalitas : Senam lansia Terhadap Depresi Pada Lansia di Panti
Sosial Lansia Harapan Kita Palembang (Fibriani & Ridwan (2021)
Metode terapi modalitas pada jurnal penelitian ini menggunakan metode jenis terapi
game. Game memungkinkan orang-orang untuk relak dengan menghasilkan suatu
suasana hati bebas masalah da tenang; menimbulkan tantangan pemain untuk
memecahkan pokok materi permainan yang sedang dimainkan.
Intervensi yang diberikan peneliti untuk penurunan tingkat stres adalah senam lanjut
usia. Apabila orang melakukan senam, peredaran darah akan lancar dan
meningkatkan jumlah volume darah. Sehingga terbentuk hormone endofrin yang
dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan
menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah
lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran
tetap segar.

4. Konseling keluarga untuk meningkatkan ketahanan keluarga (Ulfiah, 2021)


Metode terapi modalitas pada jurnal penelitian ini menggunakan metode jenis
konseling. Tujuannya untuk membantu keluarga dalam mengemukakan masalah
yang dialaminya, membantu keluarga mengambil keputusan bersama dalam upaya
mencari solusi sesuai dengan sumber yang dimiliki keluarga, dan untuk membantu
keluarga dalam elaksanakan solusi secara bertahap sesuai dengan hasil kesepakatan.
Konseling keluarga, seperti dipaparkan sebelumnya, lebih banyak berfokus pada
penyelesaian persoalan pribadi yang bisa membawa dampak pada keluarga, terutama
dengan melibatkan keberadaan keluarga itu sendiri. Dalam hal ini, perlu disadari
bahwa berbagai persoalan atau problematika yang timbul dalam keluarga, seperti
konflik antar anggota keluarga, perceraian, permusuhan saudara, kekerasan dalam
rumah tangga, dan lainnya, seringkali bersumber dari persoalan-persoalan pribadi
anggota keluarga yang tidak terselesaikan dengan baik.
Pentingnya konseling adalah untuk membantu anggota keluarga agar bisa menyikapi
persoalan yang ada secara baik, lalu menemukan solusi yang tepat, seraya pada
gilirannya mampu meningkatkan ketahanan keluarga itu sendiri.
Persoalan dalam keluarga, jika bisa dikelola dengan baik, adalah anteseden untuk
ketahanan keluarga. Semakin baik suatu keluarga dalam mengelola persoalan atau
krisis yang ada, maka semakin baik pula ketahanan yang dimilikinya. Pada
gilirannya, hal itu juga dapat berdampak pada kondisi kesehatan baik fisik ataupun
mental anggota keluarga, serta kesejahteraan keluarga itu sendiri (Kelchner dkk.,
2020).

E. Daftar Pustaka
Samosir, E. C. M., Manalu, B. M. & Anggeria, E. Pengaruh pemberian terapi relaksasi
otot progresif terhadap stres psikososial keluarga pasien COVID-19. J. Keperawatan 19, 1–9
(2021).
Soep & Kristiani Deva. Hubungan Dukungan Keluarga Dalam Merawat Pasien Perilaku
Kekerasan Dengan Kemampuan Mengontrol Perilaku Kekerasannya Di Poliklinik Rumah Sakit
Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Kota Medan Tahun 2019. 1–13 (2019).
Salah, L. B. et al. Pendahuluan Metode Penelitian. 4, 149–155 (2021).
Ulfiah, U. Konseling Keluarga untuk Meningkatkan Ketahanan Keluarga. Psympathic  J.
Ilm. Psikol. 8, 69–86 (2021).

Anda mungkin juga menyukai