PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN KELOMPOK
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu dengan yang lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut (Mulyana, 2007).
DeVito (2002) mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan
perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa
tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka.
Menurut Syamsu et al. (1999) kelompok itu adalah kumpulan dua orang atau
lebih, yang secara intensif dan teratur selalu mengadakan interaksi sesama
mereka untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan, dan secara
sadar mereka merasa bagian dari kelompok, yang memiliki sistem norma
tertentu, peranan, struktur, fungsi dan tugas dari masing-masing anggota
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Kelompok menurut Slamet (2003) adalah dua atau lebih orang yang
berhimpun atas dasar adanya kesamaan, berinteraksi melalui pola/struktur
tertentu guna mencapai tujuan bersama, dalam kurun waktu yang relatif
panjang. Kemudian Syamsu et al. (1999) mengutip pendapat Gerungan (2004)
yang mendefinisikan kelompok sebagai kesatuan sosial yang terdiri atas dua
atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan
teratur, sehingga di antara individu terdapat pembagian tugas, struktur, norma-
norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut. Pendapat lain seperti
Koentjaraningrat (1990) dalam Soekanto (2009) menyatakan bahwa suatu
kelompok merupakan suatu masyarakat kecil yang saling berinteraksi antar
anggotanya yang diatur oleh adat istiadat dan sistemsistem norma tertentu
secara kontinyu serta adanya rasa identitas yang mempersatukan semua
anggotanya.
B. KARAKTERISTIK KELOMPOK
Suatu kelompok memiliki ciri-ciri tertentu, Saleh (2012) menerangkan
bahwa suatu ciri esensial kelompok adalah bahwa anggotanya mempunyai
sesuatu yang dianggap sebagai milik bersama. Anggota kelompok menyadari
bahwa apa yang dimiliki bersama mengakibatkan adanya perbedaan dengan
kelompok lain, sehingga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Terdiri atas individu-individu (dua atau lebih) saling berinteraksi secara
kontinyu, idealnya dibatasi sekitar 20-25 orang.
2. Saling ketergantungan antar individu.
3. Partisipasi yang terus menerus dari individu.
4. Mandiri, yaitu mengarahkan diri sendiri.
5. Selektif dalam menentukan anggota, tujuan, kegiatannya, dan lain-lain.
6. Memiliki keragaman yang terbatas.
7. Adanya norma yang mengatur perilaku anggotanya.
8. Adanya pembagian tugas (status dan peran).
9. Berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
F. PERKEMBANGAN KELOMPOK
Pasien yang bergabung dengan kelompok pendukung dan memiliki tempat untuk
meluapkan dan berbagi pengalaman, pendapat, dan perasaannya, dapat menyadari
bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi masalahnya. Hal ini saja sudah dapat
meringankan beban pasien. Selain itu, pasien juga mendapatkan pendapat dari orang
lain yang dapat membantu mereka agar bisa menghadapi situasi mereka dengan lebih
baik.
LAPORAN KASUS
A. PASIEN 1
1. Identitas Pasien
a. Nama Pasien : Tn. G
b. Tempat, Tanggal, Lahir : Wonogiri, 28 April 1995
c. Usia : 27 tahun
d. Jenis Kelamin : Laki - laki
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Tidak bekerja
g. Status : Belum menikah
h. Alamat : Gunung Wiyu, Giriwoyo, Wonogiri
i. Bangsal : Nakula
j. Riwayat EPS : -
k. Riwayat NAPZA : -
l. Riwayat Percobaan Bunuh Diri : -
Diagnosis :
a. Aksis I : F06.8
b. Aksis II : -
c. Aksis III : -
d. Aksis IV : MInum Obat
e. Aksis V : 40 – 31 Terkini
f. Diferential Diagnosis : -
g. Insight : Derajat 1
h. Terapi Risp : -
i. Terapi Coz : -
2. Data Subjektif
a. Initial Assessment
Awal Tn. G masuk ke RSJD dr. Arif Zainudin, Surakarta pada bulan
Januari 2022 karena marah-marah di rumah, Mengamuk, merusak barang,
memukul keluarga, bicara sendiri, berteriak - teriak . hal tersebut disebabkan
karena pasien tidak memiliki pekerjaan. Gangguan emosional Tn.G muncul
saat stress tidak memiliki. Sebelum masuk ke RSJD, Tn. G tidak memiliki
riwayat penyakit apapun. Adapun dari segi kemandirian Tn. G dapat makan,
minum, mandi, gosok gigi, BAB, BAK, berpakaian sendiri. dan mengendarai
kendaraan sendiri.
b. Observasi Klinis
3. Data Objektif
4. Daftar Masalah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama berdiskusi satu sama lain yang dipimpin
atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah
terlatih. Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas
kelompok ini adalah dukungan (support), pendidikan, meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan hubungan
interpersonal dan meningkatkan uji realitas. Sehingga terapi aktivitas
kelompok ini dapat dilakukan pada karakteristik ganggguan seperti, gangguan
konsep diri, harga diri rendah, perubaha persepsi sensori halusinasi. Selain itu,
dapat mengobati klien dalam jumlah banyak, dapat mendiskusikan masalah
secara kelompok. Belajar bermacam masalah dan belajar peran di dalam
kelompok. Namun, pada terapi ini juga terdapat kekurangan yaitu, kehidupan
pribadi klien tidak terlindungi dan klien sulit mengungkapkan masalahnya.
Dengan sharing pengalaman pada klien dengan isolasi sosial diharapakan
klien mampu membuka dirinya untuk berinteraksi dengan orang lain.
Kerangka Acuan yang kami gunakan Psikodinamika, KA ini dgunakan
pada psien level kognitif tinggi maupun rendah. Yang bertujuan untuk
membantu pasien dalam mengekspresikan emosi atau perasaan,
mengendalikan emosi, meningkatkan penerimaan diri pada pasien. Selain itu
aktifitas yang kmi gunakan melukis bebas dapat membantu pasien dalam
memahami dirinya dan mengekspresikan diri.
B. Saran
Pasien diharapkan mampu mempraktikkan ketrampilan yang telah
diajarkan pada saat terapi kelompok yaitu melukis bebas. Dan sebagai bekal
pasien untuk menunmpahkan perasaan mereka kedalam lukisan atau hanya
sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang ketika keluar dari RSJ dr. Arif
Zainuddin Surakarta. Pihak rumah sakit juga diharapkan agar memberikan
pasien kesempatan untuk melakukan keterampilan melukis bebas disaat terapi
kelompok atau dilingkungan rumah sakit dilain waktu. Dan diharapkan
kepada keluarga, tetangga dan orang disekitar pasien agar memberi dukungan
berupa motivasi dan semangat kepada pasien agar pasien cepat sembuh dan
dapat beraktivitas dengan normal kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B. A., Hastono, S. P., & Susanti, H. (2010). Terhadap Perkembangan Industri
Anak Usia Sekolah Di Panti Sosial Asuhan Anak Kota Bandung Tahun 2010.
Putra, I. A., & Pohan, L. D. (2018). Efektivitas Terapi Kelompok terhadap Test
Anxiety dan Self Efficacy pada Mahasiswa. Humanitas (Jurnal Psikologi), 2(1),
31–48. https://doi.org/10.28932/humanitas.v2i1.1044
Ri, K. P., Pendidikan, B., Pelatihan, D. A. N., Kepala, K., Pendidikan, B., Pelatihan,
D. A. N., & Jakarta, D. D. I. (2020). Bahan pembelajaran dinamika kelompok.
Kementerian Pertahanan Ri Badan Pendidikan Dan Pelatihan, 52.