Anda di halaman 1dari 3

Nama : Christina C.

Taroreh

Kelas : Biblika/VII

Mata Kuliah : Sastra Yohanes

Dosen : Ryanto Adilang, S.Th

CIRI KHAS SASTRA YOHANES

Ciri khas atau hal khusus mengenai sastra (gaya bahasa ataupun kosa kata yang
digunakan) Yohanes berarti membahas seluruh karya dari Yohanes sang Rasul dan
Yohanes sang Penatua: Injil Yohanes, Surat I-III Yohanes dan Wahyu.

Sastra Injil Yohanes

Gaya bahasa dari Injil Yohanes sangat berbeda dengan Injil Sinoptik,
walaupun mengutarakan hal yang sama. Gaya bahasa dari penulis Injil Yohanes,
penyusunan percakapannya lebih panjang dan secara rinci dijelaskan, sehingga
1
tidak cepat beralih pada cerita yang lain. Kosakata yang digunakan penulis juga
begitu sedikit dan istilahnya sederhana tapi penuh makna seperti: terang, hidup,
dunia, kegelapan, kemuliaan, percaya dan lainnya. 2 Dalam Injil Yohanes ada juga
hal khusus yang begitu berbeda dengan Injil dan Kitab lainnya, yaitu pernyataan
tujuh ʺAku adalahʺ3 atau yang disebut dengan 7 I'am, memperlihatkan ada ketetapan
atau konsistensi dari penulis yang menyatakan pernyataan dari Yesus.

Pernyataan ʺsaksiʺ atau ʺkesaksianʺ dan hal lain yang demikian, memberikan
maksud bahwa ini termauk dalam jenis sastra lirik (apabila dilihat dari isi Injil) yang
berisikan sesuatu yang diungkapkan penulis baik sebagai sebuah kesaksian: apa
yang dilihat dan didengar oleh penulis dalam hal ini kisah Yesus, atau perasaan
penulis sebagai bentuk ekspresi: sebagai murid yang dikasihi, secara subjektif.

Sastra Surat I-III Yohanes

Surat I-III Yohanes memiliki ciri khas ataupun gaya yang berbeda. Surat
Yohanes yang pertama dianggap suatu karya yang mendekati bentuk suatu surat,
pun ada yang mengganggap ini sebagai homily, traktat dan sebagainya. Beda

1
Dave Hegelberg, Tafsiran Injil Yohanes, (Yogyakarta: ANDI, 2009), hh.21-22
2
Alkitab.sabda.org
3
Lih. Yoh. 6:35;8:12; 10:9; 10:11; 11:25; 14:6; 15:5
halnya dengan Surat Yohanes yang kedua dan Surat Yohanes yang ketiga sudah
pasti ini adalah sebuah surat, dikarenakan memuat unsur-unsur surat seperti salam
yang berisikan penerima dan pengirim surat, penutup dari suatu surat dan
sebagainya.4

Ada beberapa penggunaan kata yang digunakan dalam surat Pertama


Yohanes ini, seperti halnya digunakan dalam Injil Yohanes yakni menunjukkan
bahwa penulis menyatakan tulisan yang adalah sebuah kesaksiannya baik
mengenai Firman5, Kristus6 dan lainnya. Gaya bahasa yang digunakan dari ketiga
surat ini juga sepertinya begitu halus karena penerima selalu disapa dengan
ʺsaudara yang kekasihʺ.

Sastra Wahyu

Ada tiga jenis sastra yang dikemukakan oleh Klein dan Blomberg mengenai
sastra dari Wahyu Yohanes:

1. Wahyu Yohanes sebagai tulisan.


2. Wahyu Yohanes sebagai nabi atau kesaksian.
3. Wahyu Yohanes sebagai wahyu (apokaliptik). 7

Surat wahyu dianggap sebagai sastra apokaliptik yang berusaha menjawab


dan mengisi kebutuhan spiritualitas para penerima ataupun pembaca, berdasar dari
peristiwa yang disaksikan oleh penulis Wahyu ini. Kitab wahyu juga banyak berisikan
mengenai suatu penggambaran, simbol, lambang dan bahasa yang sulit untuk
dipahami.8 Tetapi dari semuanya itu penuh arti ataupun makna untuk menjelaskan
apa yang digambarkan.

Kesimpulan:

Dari berbagai bukti eksternal dan bukti interal, pun sesuai dengan uraian diatas
maka dapat ditarik beberapa hal sebagai ciri khas dari Sastra Yohanes:

4
Willi Marsxsen, Pengantar Perjanjian Baru Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-
Masalahnya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), hh.324-326
5
Lih. 1 Yoh. 1:1
6
Lih. 1 Yoh. 1:3
7
A. A. Sitompul & Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2008), h.235
8
Beginning With Moses And All The Prophets, hh.50-51
1. Apabila dilihat dari isi sastranya, maka ini termasuk dalam jenis lirik. Sebagai
suatu ekspresi atau ungkapan dari penulis: suatu kesaksian baik apa yang
didengar dan dilihat, hal yang dirasakan penulis dan diekspresikan.
2. Surat 1 Yohanes dan Wahyu memiliki kemiripan dalam gaya bahasa yaitu
menggunakan sastra apokaliptik, yaitu membahas suatu hal yang tersingkap
atau tidak diketahui apa maknanya.
3. Gaya bahasa dari Yohanes santai ada yang bersifat halus tetapi ada juga
yang keras. Tetapi walaupun demikian penuh makna.
4. Gaya bahasa dari karya Yohanes Sang Penatua dan Sang Rasul ini sangat
berbeda dengan kitab lain, yaitu banyaknya pernyataan yang merupakan
konsistensi penulis.

Anda mungkin juga menyukai