Anda di halaman 1dari 25

1

BAB II
SIFAT-SIFAT GEREJA

STANDAR KOMPETENSI
Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan
penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup
bersama dan ber-Gereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 1


2

Bila kita yang beriman Katolik di tanya: “Apakah sifat-sifat Gereja itu ?”
Kita dapat mengingat isi syahadat yang panjang hasil Konsili Nicea
Konstantinopel, yang sering disebut atau “Aku Percaya.” Dalam rumusan
Syahadat itu ada ungkapan: “ …..aku percaya akan Gereja yang Satu, Kudus,
Katolik dan Apostolik. „ Sifat atau ciri Gereja tersebut tentu merupakan hasil
proses pengalaman iman yang panjang dan juga merupakan karya Roh Kudus
yang menjiwai Gereja. Pengalaman Gereja yang insani (bersejarah-dialami
langsung) dan Ilahi (ada campur tangan Roh Kudus) berjalan sedemikian rupa
sehingga Gereja menegaskan dirinya terhadap rumusan sifat-sifat Gereja itu.
Hal ini juga berarti bahwa Gereja berkembang dan menyimpulkan
pengalaman imannya secara permanen. Gereja memiliki sikap yang jelas
berhadapan dengan realitas pada zamannya. Maka rumusan ke empat sifat Gereja
ini harus dipandang dalam konteks iman. Rumusan sifat Gereja ini harus dilihat
secara utuh, saling terkait dan bukan berdiri sendiri, dan hingga kini menjadi
pedoman iman bagi Gereja.
Sifat Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik merupakan sesuatu
yang tidak tampak, namun menggambarkan semangat yang melekat dalam jati
diri Gereja. Sementara ciri menggambarkan sesuatu yang kelihatan .

MATERI AGAMA KATOLIK XI 2


3
KOMPETENSI DASAR

Memahami sifat-sifat Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik;


sehingga kita merasa terpanggil untuk menjaga keutuhan Gereja dan
memperjuangkan kepentingan umum.

A. GEREJA YANG SATU DAN KUDUS

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan arti Gereja yang Satu dan Kudus.

2. Menjelaskan usaha memperjuangkan kesatuan dan kekudusan Gereja


zaman sekarang.

3. Menyusun doa bagi kesatuan dan kekudusan Gereja.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 3


4
PETA KONSEP

GEREJA
YANG SATU
DAN KUDUS

Usaha
Arti Gereja yang Memperjuangkan
Menyusun Doa
Satu dan Kudus Kesatuan dan
Kekudusan Gereja.

Gereja entah sebagai institusi, entah sebagai Umat Allah atau Communio,
tetap memiliki ciri-ciri atau sifat yang sama, yaitu Satu, Kudus, Katolik dan
Apostolik. Pada materi kali ini, kita akan mendalami terlebih dahulu tentang sifat
Gereja yang Satu dan Kudus.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 4


5
GEREJA YANG SATU DAN KUDUS
1. Gereja yang Satu

Apakah artinya Gereja yang Satu ? Untuk dapat memahami Kesatu


an Gereja, berikut ini akan di bantu dengan sebuah ilustrasi cerita yang
dituliskan oleh Agnes Usindi Sukoco dan pernah dimuat di Majalah Hidup
edisi No. 22, tanggal 27 Mei 1984. Kisah sangat menarik karena mencerita
kan tentang pertemuan kaum muda Katolik di Roma. Dari cerita ini, kita
dapat menemukan sifat-sifat Gereja yang secara simbolis akan
ditonjolkan.

LANGKAH PERTAMA : (mendalami cerita tentang segi-segi Kesatuan


dan Kekudusan Gereja).

PERTEMUAN KAUM MUDA DI ROMA

Valentina Shinta Kerindrato, Agnes Usindi Sukoco, Markus Effiendi


Sudianto dan Antonius Dwi Setyanto mewakili Indonesia dalam pertemuan
“Youth Yubilee” di Roma dari tanggal 11 sampai 15 April 1984. Pertemuan
ini dihadiri oleh tidak kurang dari 150.000 muda-mudi sedunia. Berikut ini
sekelumit kesan-kesan mereka. Dimulai dengan Misa Pembukaan.
Yang menarik dalam misa ini adalah bagian “Salam Damai.” Ucapan
“Salam Damai” tidak dinyatakan secara berjabat tangan seperti biasa di
Indonesia, tetapi dengan berangkulan kemudian saling cium pipi kiri pipi
kanan sambil mengucapkan “peace be with you.” Shinta dan Agnes sempat
terbengong-bengong karena pria di samping mereka mendekat terus
merangkul. Anton dan Markus juga tampak bingung. Mereka seperti
dihadang oleh wanita-wanitanya. Sesudah acara peluk cium, Anton dan
Markus tersipu-sipu malu. Sementara Shinta dan Agnes mengelus pipi
mereka yang tampaknya geli karena bekas kena tempel pipi pria yang
berewok dan berjanggut.
Sesudah misa, kami gerak jalan menuju lapangan Santo Petrus.
Jalanan jadi macet karena rombongan dari 4 macam kelompok bahasa itu
bergerak bersama-sama. Pada pukul 18.00, Paus Yohanes Paulus II tampil
diringi tepuk tangan dan sorak sorai yang sangat riuh. Pada pukul 23.00 ,
kami baru tiba kembali di biara penginapan karena kami harus berputar-putar
terlebih dahulu sebelum menemukan jalan yang benar.
MATERI AGAMA KATOLIK XI 5
6

Pada suatu acara makan siang, kami berkenalan dengan para


mahasiswa dari negara lain. Kami bersahabat akrab dengan muda-mudi
Thailand yang berjumlah 30 orang, dengan 2 orang utusan dari Guinea, 114
dari Malta, dan sejumlah besar utusan dari California. Kami saling tukar
informasi dan souvenir.
Jumat 13 April kami mengikuti ceramah Pater Tom Forrest yang
berjudul “Freedom.” Misa dipimpin oleh Kardinal W. Baun. Band yang
mengiringi misa ikut menghidupkan suasana. Koor yang ditampilkan benar-
benar mempesonakan. Setiap kali selesai membawakan lagu mereka pasti
mendapat tepukan meriah.
Siang harinya ada acara “Dialogue for Solidarity.” Dalam dialog ini
tiap negara yang telah mencatatkan diri mendapat kesempatan untuk
mengungkapkan pengalamannya, kesulitannya dan harapan-harapannya.
Utusan dari Libanon mengetengahkan kemelut yang dihadapi negeri mereka.
Demikian pula utusan dari Amerika latin. Utusan dari Polandia
mengungkapkan “Youth in front of the challenges of the church” yang
dikaitkan dengan situasi politik di negara mereka. Negara-negara yang ikut
berbicara antara lain Gabon, Korea Selatan, dan Jerman Barat. Dialog
diselingi lagu-lagu dari Afrika, Timur Tengah, Filipina, Perancis dan Amerika
Tengah.
Sabtu 14 April ceramah disampaikan oleh Ibu Theresa dari Kalkuta
dengan judul “Love.” Ketika Ibu Theresa membawakan pidato yang
diucapkannya tanpa teks, semua hadirin tercengang, tak terdengar suara apa
pun. Semua mendengar dengan penuh hikmat. Di sela-sela pidatonya
terdengar tepuk tangan meriah. Satu kalimat yang kami rasa sangat berkesan
dalam pidato itu ialah “Sebuah senyum tulus mampu membuat orang lain
bahagia karenanya.” Ketika tiba acara salam damai, kami datang ke tempat
duduk Ibu Theresa dan mencium tangannya yang telah ribuan kali membantu
orang-orang miskin dan telah menghantar orang-orang dalam sakrat maut
menuju rumah Bapa. Tak terasa ada butir-butir air mata tergenang di mata
kami. Orang yang selama ini kami lihat hanya lewat surat kabar dan TV, kali
ini berada di hadapan kami. Suatu harapan serentak lahir dalam benak kami
pada sesama.” Kemudian kami saling berpelukan sambil mengucapkan “My
sister, I love you, My Brother, I love you.”

MATERI AGAMA KATOLIK XI 6


7

Minggu Palma 15 April dimulai dengan misa di lapangan Santo


Petrus. Yang menarik lagi adalah kelompok Spanyol dan Portugal yang
membawakan lagu-lagu perayaan Minggu Palma dalam bahasa daerah
mereka. Lagu-lagunya enak untuk di dengar dan pada saat-saat tertentu,
palma digoyangkan. Kadang-kadang diketuk-ketukkan di tanah.
Sesudah misa, diadakan acara perpisahan dengan menari bersama.
Sebuah tarian dari negara-negara Spanyol dan Portugal yang diberi nama tari
pergaulan yang benar-benar membuat kami enggan meninggalkan lapangan
Santo Petrus. Oh Tuhan, betapa bahagianya kami dapat menari, menyanyi
dan bercerita dengan bangsa-bangsa di dunia ini.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk direfleksikan !


1. Bagaimana kesanmu ketika membaca cerita tersebut ?
2. Pertemuan itu adalah pertemuan muda-mudi katolik sedunia. Sifat-sifat
Gereja apa saja yang nampak pada pertemuan tersebut !
3. Apakah dalam pertemuan tersebut nampak bahwa Gereja itu Satu dan
Kudus ? Tunjukkan dalam acara yang mana ?
4. Apa artinya Gereja yang Satu dan Kudus !

PENJELASAN

Gereja yang Satu adalah karena adanya Satu iman, yang dirumuskan dan
diungkapkan secara berbeda-beda. Kesatuan dalam hal ini bukan berarti
keseragaman tetapi lebih sebagai Bhinneka Tunggal Ika baik di dalam
Gereja Katolik maupun dalam kesatuan Ekumenis. Kesatuan di sini lebih
ditonjolkan akan kesatuan dalam Injil Yesus Kristus yang harus
diwartakan, dirayakan dan dilaksanakan dalam hidup sehari-hari.

Kristus mengangkat Petrus sebagai ketua dari para rasul-Nya, supaya
kesatuan/ kerjasama sebagai kolega tetap satu dan tak dapat terpisah/
terbagi.

Kristus tetap mempersatukan Gereja, tetapi dalam kenyataannya Gereja
sekarang pun harus tetap diperjuangkan dan dikembangkan dan
sempurnakan selalu. Maka hendaknya kesatuan iman harus mendorong
semua orang kristiani untuk mencari “persekutuan” dengan semua yang
seiman.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 7


8

Maka kesatuan Gereja itu terungkap dalam:

Ungkapan Kesatuan Penjelasan


Kesatuan iman para anggotanya Kesatuan iman ini bukan kesatuan
yang statis, melainkan kesatuan
yang dinamis. Iman adalah prinsip
kesatuan batiniah Gereja.
Kesatuan dalam pimpinannya, yaitu Hierarki mempunyai tugas untuk
hierarki. mempersatukan umat. Hierarki
sering dilihat sebagai prinsip
kesatuan lahiriah dari Gereja.
Kesatuan dalam kebaktian dan Kebaktian dan sakramen-sakramen
kehidupan sakramental. merupakan ekspresi simbolis dari
kesatuan Gereja itu.

2. Gereja yang Kudus


o Kata “Kudus” atau “Suci” mengandung arti “yang dikhususkan
bagi Tuhan”. “Sesuatu yang dikhususkan bagi Tuhan” bukan hanya
menyangkut barang, tempat dan waktu, tetapi seluruh bidang
keagamaan dan yang bersifat sakral. Apabila orang, waktu atau
tempat disebut kudus, hal ini disebabkan termasuk dalam lingkup
kehidupan Tuhan/ yang sakral. Yang kudus adalah Allah. Gereja
menerima kekudusan sebagai anugerah yang cuma-cuma
dari Allah dalam Kristus melalui imannya.
o Dalam Perjanjian Baru pengudusan manusia sebagai pengudusan
oleh Roh, dikuduskan karena terpanggil. Dari pihak manusia,
kesucian berarti tanggapan manusia atas karya Allah yang nampak
dalam sikap iman dan pengharapannya. Sikap ini diwujudkan
dalam perbuatan dan kegiatan kehidupan sehari-harinya.
o Kekudusan terungkap dengan aneka cara pada masing-masing
orang. Kehidupan Gereja bukan suatu sifat yang seragam, yang
sama bentuknya, melainkan semua orang harus berjuang untuk
mencapai kesucian dengan ikut ambil bagian dalam kesucian
Gereja yang secara nyata.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 8


9
o Kekudusan Gereja nampak dalam:

Ungkapan Kekudusan Penjelasan


Sumber dari mana Gereja Gereja didirikan oleh Kristus
berasal adalah kudus. sendiri. Gereja menerima
kekudusan dari Kristus dan
doanya (Yohanes 17:11).
Memiliki tujuan dan arah yang Gereja ditujukan untuk
kudus. kemuliaan Allah dan
penyelamatan manusia.
Memiliki jiwa yang kudus. Jiwa Gereja adalah Roh Kudus
sendiri.
Memiliki unsur-unsur yang Ajaran-ajarannya dan sakramen-
kudus. sakramennya.
Anggotanya kudus. Anggotanya ditandai oleh
Kristus melalui pembaptisannya
dan dipersatukan oleh iman,
harapan dan cinta yang kudus.

LANGKAH KEDUA : (mendalami usaha untuk memperjuangkan


kesatuan dan kekudusan Gereja).

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !


1. Bagaimanakah cara memperjuangkan Gereja yang Satu di masa kini !
2. Bagaimanakah cara memperjuangkan kekudusan Gereja di masa kini !

MATERI AGAMA KATOLIK XI 9


10
PENJELASAN

MEMPERJUANGKAN KESATUAN DAN KEKUDUSAN GEREJA

Gereja pada dasarnya bersifat Ilahi dan sekaligus insani/ manusiawi, yang
berarti berasal dari Yesus sendiri dan berkembang dalam sejarah. Maka Gereja itu
bersifat dinamis dan harus diperjuangkan, tidak sekaligus jadi dan statis.

1. Memperjuangkan Gereja yang Satu


Kita menyadari bahwa pada kenyataannya dalam Gereja sering
terjadi perpecahan dan keretakan. Perpecahan dan keretakan dalam Gereja
disebabkan oleh perbuatan manusia sendiri. Allah selalu berkenan untuk
menghimpun semua umat beriman menjadi Umat Allah dan membuat
mereka menjadi satu tubuh. Bagaimana rencana Allah itu dapat
dilaksanakan oleh semua orang kristani? Tentu saja semangat persatuan
harus selalu dipupuk dan diperjuangkan oleh semua umat Kristiani dengan
cara:

Usaha yang dapat diwujudkan Usaha yang dapat diwujudkan


untuk menguatkan persatuan untuk menguatkan persatuan
kita ke dalam (internal). “antar Gereja” (eksternal).
 
Aktif berpartisipasi dalam Bersikap jujur dan terbuka
hidup menggereja. dengan lebih melihat

Setia dan taat kepada kesamaan daripada
persekutuan umat termasuk perbedaan.

kepada hierarki. Mengadakan kegiatan sosial
dan peribadatan bersama.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 10


11
2. Memperjuangkan Gereja yang Kudus.
Kekudusan Gereja adalah kekudusan (kesucian) Kristus. Gereja
menerima kekudusan sebagai anugerah dari Allah dalam Kristus oleh
imannya. Usaha yang dapat diwujudkan Gereja untuk mencapai
kekudusan dengan cara :

 Saling memberikan kesaksian dalam hidupnya sebagai putra-putri Allah.


 Memperkenalkan para anggota Gereja yang sudah hidup mencapai
kekudusan.
 Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran dan hidup
Yesus yang merupakan pedoman dan arah hidup orang beriman.

LANGKAH KETIGA : (menyusun doa).


Susunlah sebuah doa untuk “Gereja yang Satu” atau untuk “Gereja yang
Kudus”! (pilihlah salah satu).

MATERI AGAMA KATOLIK XI 11


12
LEMBAR KERJA SISWA
1. Apa artinya Gereja yang Satu dan Kudus !

2. Gereja hendaknya menghayati kesatuan bukan uniformitas. Apa


maksudnya !

3. Gereja harus menjadi Gereja yang Kudus di zaman ini. Apa artinya !

MATERI AGAMA KATOLIK XI 12


13
A. GEREJA YANG KATOLIK DAN
APOSTOLIK
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan arti Gereja bersifat Katolik dan Apostolik.

2. Menjelaskan cara mewujudkan Kekatolikan dan Keapostolikan Gereja.

3. Menjelaskan pendapatnya mengenai sifat/ ciri Gereja yang dibutuhkan


pada masa kini.

PETA KONSEP

GEREJA YANG
KATOLIK DAN
APOSTOLIK

Segi-segi Memperjuangkan
Kekatolikan dan Kekatolikan dan
Ciri-ciri Gereja
Keapostolikan Keapostolikan
dibutuhkan saat ini
Gereja Gereja
MATERI AGAMA KATOLIK XI 13
14
LANGKAH PERTAMA : (mendalami segi-segi Kekatolikan dan
Keapostolikan Gereja).

KONSILI VATIKAN II

Hal yang sangat mengesankan dari Konsili Vatikan II yang sudah


berlangsung 40 tahunan yang lalu, bukan hanya kesatuan dalam
keanekaragaman, tetapi juga kekatolikan dan keapostolikan Gereja dalam diri
para wali Gereja yang datang dari seluruh pelosok dunia. Ribuan uskup
dengan berbagai wajah dan tindakannya menyatu dalam Gereja di Basilika
Santo Petrus Roma. Mereka datang dari benua yang memiliki latar belakang
alam, ekonomi, politik, sosial, budaya dan sejarah yang berbeda.
Mereka adalah pemimpin-pemimpin Gereja setempat yang diwarnai
oleh budaya masing-masing, namun dipersatukan oleh iman yang sama
kepada Yesus Kristus yang diwariskan oleh para rasul dan disemangati oleh
cinta yang sama yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Mereka memberi
kesaksian bahwa Geereja sungguh katolik, terbuka untuk semua bangsa dan
semua budaya.
Pada saat mereka berbicara dan berdebat, mereka menunjukkan
kekhasan dari pengalaman iman Gereja setempat yang mereka wakili. Mereka
mengungkapkan kegembiraan dan kegelisahan, pergumulan dan cita-cita
Gereja setempat.
Namun, semuanya berada dalam semangat kesatuan Gereja semesta.
Saat yang paling mengharukan ialah saat Perayaan Ekaristi, terlebih pada
Ekaristi Pembukaan dan Ekaristi Penutupan Konsili. Pada saat mereka
bersama-sama menyanyikan Credo (Aku Percaya), mereka seperti luluh
dalam persatuan dan kesatuan yang tak terlukiskan. Mereka sungguh-sungguh
mengalami makna Gereja semesta dan Gereja setempat yang mereka wakili.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 14


15
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut untuk di refleksikan !

1. Bagaimanakah kesanmu setelah membaca cerita tersebut !


2. Sifat Gereja mana yang nampak menonjol dalam Konsili Vatikan II itu !
3. Apakah sifat Gereja yang Katolik dan Apostolik nampak dalam sidang
Konsili Vatikan II !
4. Apa artinya Gereja itu Katolik dan Apostolik !

PENJELASAN

GEREJA YANG KATOLIK DAN APOSTOLIK

Dalam Sidang Konsili Vatikan II itu cukup jelas yang mau ditonjolkan
adalah Sifat Gereja yang Katolik dan Apostolik. Dalam sidang ini tampak
keterbukaan sekaligus keaslian Gereja yang bersumber pada para rasul yang
dilanjutkan oleh para Dewan Uskup bersama Paus.

1. Gereja yang Katolik


Katolik sebenarnya berarti universal/ umum. Arti universal ini terlihat
secara kuantitatif dan kualitatif.
 Gereja itu Katolik karena Gereja dapat hidup di tengah segala
bangsa dan memperoleh warganya dari semua bangsa.
 Gereja itu Katolik karena ajarannya dapat diwartakan kepada
semua bangsa.
 Maka secara singkat Gereja bersifat Katolik berarti terbuka bagi
dunia. Kekatolikannya nampak dalam:
i. Rahmat dan keselamatan yang ditawarkan.
ii. Iman dan ajarannya yang bersifat umum, dapat diterima
dan dihayati oleh siapapun.

2. Gereja yang Apostolik


 Gereja yang Apostolik berarti Gereja berasal dari para rasul dan
berpegang pada kesaksian iman para rasul. Kesadaran bahwa
Gereja dibangun atas dasar para rasul dengan Yesus Kristus
sebagai batu penjuru sudah nampak sejak zaman Gereja Perdana.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 15


16
 Gereja bersifat Apostolik berarti Gereja sekarang mengaku diri
sama dengan Gereja Perdana, yakni Gereja para rasul. Hubungan
historis antara Gereja para rasul dan Gereja sekarang dilihat
sebagai kelangsungan iman dan pengakuan.
 Gereja yang bersifat Apostolik berkembang di bawah bimbingan
Roh Kudus dan berpegang pada Gereja para rasul sebagai norma
imannya, maka Gereja harus bersifat dinamis.
 Maka: Gereja disebut Apostolik karena Gereja berhubungan
dengan para rasul yang diutus oleh Kristus. Hubungan itu
nampak dalam:
i. Fungsi dan kuasa hierarki berasal dari para rasul. Fungsi
dan kuasa hierarki diwariskan dari para rasul.
ii. Ajaran-ajaran Gereja diturunkan dan berasal dari kesaksian
para rasul.
iii. Ibadat dan struktur Gereja pada dasarnya berasal dari
para rasul.

LANGKAH KEDUA : (mendalami usaha dalam mewujudkan


kekatolikan dan keapostolikan Gereja).

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !

1. Bagaimana cara kita mewujudkan kekatolikan kita ?


2. Bagaimana cara kita melestarikan dan mengembangkan Gereja yang
apostolik ?

MATERI AGAMA KATOLIK XI 16


17
PENJELASAN

MEWUJUDKAN GEREJA YANG KATOLIK DAN APOSTOLIK

1. Mewujudkan Kekatolikan Gereja. Gereja saat ini harus berani


mewujudkan sifat Gereja Katolik yang universal dan umum melalui:
 Sikap terbuka dan menghormati kebudayaan, adat istiadat bahkan
agama dan bangsa manapun.
 Bekerjasama dengan pihak manapun yang berkehendak baik untuk
mewujudkan nilai-nilai yang luhur di dunia/ masyarakat.
 Berusaha selalu untuk memprakasai dan memperjuangkan dunia/
masyarakat yang lebih baik untuk semua manusia.
 Sebagai orang kristiani harus memiliki jiwa yang besar dan terlibat
dalam kehidupan di masyarakat, sehingga dapat memberikan
kesaksian bahwa katolik berarti terbuka untuk apa saja yang baik
dan siapa saja yang berkehendak baik.

2. Mewujudkan Gereja yang Apostolik


Gereja pada masa kini harus terarah pada Gereja para rasul sebagai
dasar dan permulaan imannya. Karena pewartaan para rasul dan
pengakuan imannya terungkap dalam Kitab Suci, maka sifat kekatolikan
Gereja akan tampak dalam bentuk kesetiaannya kepada Injil. Kesatuan
Gereja masa kini dan Gereja Perdana merupakan kesatuan yang hidup,
yang pusatnya pada Kitab Suci dan tradisi. Gereja harus senantiasa
mampu menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret yang berpusat pada
sikap iman para rasul. Maka cara mewujudkan keapostolikan Gereja
melalui:
 Setia dan mempelajari Injil, sebab Injil merupakan iman Gereja
para rasul.
 Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret
kehidupannya dengan iman Gereja para rasul.
 Setia dan loyal kepada hierarki sebagai pengganti para rasul.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 17


18

LANGKAH KETIGA : (mendalami wajah Gereja dengan sifat-sifat dan


ciri-cirinya yang sesuai dengan zamannya)

Jawablah pertanyaan di bawah ini sebagai bahan refleksi !

Apakah ada sifat-sifat dan ciri-ciri lain dari Gereja yang sangat dibutuhkan oleh
dunia di zaman modern ini ? Sebutkan dan jelaskan !

PENJELASAN

SIFAT-SIFAT/ CIRI-CIRI GEREJA YANG DITUNTUT ZAMAN INI

1. Gereja yang Merakyat dan Mengutamakan yang Miskin


Gereja dituntut untuk lebih merakyat dan mengutamakan orang-orang
yang sederhana dan miskin. Yesus adalah orang yang sederhana dan
miskin. Ia memilih rasul-rasul-Nya dari kalangan orang miskin dan
sederhana. Oleh karena itu, Gereja harus berani mengutamakan orang
yang sederhana dan miskin. Hal ini berarti Gereja harus memiliki
semangat kesederhanaan dan kemiskinan dalam hidupnya.

2. Gereja yang bersifat Kenabian


Nabi adalah seorang yang berani menyampaikan kehendak Tuhan kepada
semua orang dalam setiap situasi hidupnya dengan segala konsekuensinya.
Gereja memiliki panggilan yang sama sebagai nabi yaitu berani
menyampaikan kehendak Tuhan dalam hidupnya dengan segala
konsekuensinya, misalnya berani bersikap dan berkata jujur di zaman ini.

3. Gereja yang Membebaskan


Gereja berani menjadi tanda keselamatan bagi semua orang. Penyelamatan
berarti membebaskan manusia dari segala penderitaan secara jasmani
maupun rohani. Maka Gereja diutus untuk menyuarakan menjadi pelopor
terciptanya dunia yang adil, damai dan sejahtera.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 18


19

4. Gereja yang Menjadi Ragi


Gereja masa kini laksana ragi yang mengembangkan dunia baru. Setiap
Gereja harus berani menjadi ragi di manapun ia berada. Ragi yang berani
membangun dunia baru, merombak tembok-tembok yang dapat
memisahkan bangsa/ manusia satu dengan yang lainnya.

5. Gereja yang Dinamis


Dunia selalu berkembang. Oleh karena itu, Gereja harus ber-
aggiornamento. Artinya Gereja harus selalu memperbaharui dirinya sesuai
dengan tuntutan zamannya. Gereja harus berani maju dan terlibat dalam
masalah-masalah yang baru dalam masyarakat.

6. Gereja yang Bersifat Karismatis


Gereja dijiwai oleh Roh Kudus yang selalu memberikan kehidupan secara
bebas dan leluasa kepada semua orang. Roh Allah telah memberikan
macam-macam karunia kepada setiap orang demi kebaikan bersama.
Maka Roh Allah memberikan kebijaksanaan, bakat-bakat dan kemampuan
kepada siapapun juga untuk kemajuan Gereja.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 19


20

LEMBAR KERJA SISWA


1. Apa artinya Gereja yang Katolik dan Apostolik !

2. Apa yang dapat kamu lakukan agar menampakkan kekatolikan dan


keapostolikan Gereja !

3. Sebutkan kembali sifat/ ciri Gereja yang dibutuhkan di zaman kini !

4. Manakah sifat Gereja yang sungguh dituntut pada zaman kini ?


Jelaskan dan deskripsikan !

MATERI AGAMA KATOLIK XI 20


21

GLOSARIUM
Kolegialitas : tanggung jawab atas seluruh Gereja yang diemban oleh
para uskup dalam kesatuan di antara mereka dan dengan
paus sebagai kepala uskup.

MATERI AGAMA KATOLIK XI 21


22

EVALUASI BAB II
1. Sebutkan kesatuan apa saja dalam Gereja yang Satu !
2. Tuliskan salah satu bunyi ayat Kitab Suci Perjanjian Baru yang
menggambarkan sifat Gereja yang Satu !
3. Mengapa Gereja bersifat Kudus !
4. Sebutkan kekudusan apa saja yang ada dalam Gereja !
5. Mengapa Gereja bersifat Katolik !
6. Sebutkan Kekatolikan Gereja itu !
7. Mengapa Gereja bersifat Apostolik !
8. Apa hubungannya Gereja Katolik saat ini dengan Gereja Para Rasul !

MATERI AGAMA KATOLIK XI 22


23

DAFTAR PUSTAKA

Dokpen KWI. 1993. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor.

Komkat KWI, Seri Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/
SMK, Buku Guru 2. Kanisius, Yogyakarta, 2004.

Lristen, Simon dan Christopher. 2000. Masalah-masalah Moral Sosial Aktual


dalam Perspektif Iman Kristen. Yogyakarta: Kanisius.

N.N. 2005. Mengabdi Kebenaran. Maumere: Ledalero.

Yoseph Kristianto, dkk, Menjadi Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk
SMA/ SMK, Buku Guru XI. Kanisius, Yogyakarta, 2010.

http://www.imankatolik.or.id/hierarki.html

http://.www.katolisitas.org

http://.www.wikipedia.com

MATERI AGAMA KATOLIK XI 23


24

MATERI AGAMA KATOLIK XI 24

Anda mungkin juga menyukai