Anda di halaman 1dari 14

RESUME

MATERI SEMESTER 3 PKN MI/SD 2

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


PKn MI/SD yang diampu oleh:
Fedik Novibriawan, M.pd

Disusun oleh:

Rosita Aini (2022.105.03.0003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) DARUSSALIMIN

NW PRAYA LOMBOK TENGAH

2024/2025
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia dan anugrah
yang begitu luas sehingga tak satupun orang dapat menghitungnya. Berkat rahmat
dan karunia-Nya itu juga penulis bisa menyusun resume ini.

Sholawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan alam


Nabi besar Muhammad SAW. Karena berkat perjuangan dan pengorbanan
beliaulah kita bisa menikmati manisnya iman dimasa sekarang ini.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang


mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini
dapat tersusun dengan baik.

Dengan adanya resume ini, penulis sangat berharap resume ini bisa
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan penulis serta para pembaca. Namun
terlepas dari itu, penulis memahami bahwa resume ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis sangat mengharap kritik serta saran yang bersifat
membangun dari para pembaca, demi menyusun resume selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Mantang, 11 Januari 2024

Penulis

Rosita Aini

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I

PEMBAHASAN

A. Telaah teori kewarganegaraan................................................... ........... 1


B. Pradigma dalam pembelajaran PKn MI/SD............................... .......... 2
C. Pembelajaran PKn di MI/SD................................................................. 4
D. Civic knowledge, civic skills, civic disposition dalam pembelajaran
PKn............................................................................................. 5
E. Pembelajaran berbasis nilai........................................................... 6
F. Pendidikan karakter dalam dimensi pembelajaran PKn MI/SD........ 6
G. Analisis integrasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran PKn MI/SD.. 7
H. Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral................... 9
I. Hubungan konsep, nilai, moral dan norma dengan tuntutan perilaku warga
negara......................................................................................... 10

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 11
B. Saran......................................................................................... 11

iii
BAB I

PEMBAHASAN

A. Telaah Teori Kewarganegaraan


1. Perkembangan Pembelajaran Pkn di SD/MI
Pada tahun 1947 dinamakan Didikan budi pekerti. Tahun 1962
dinamakan Pendidikan kemasyarakatan. Tahun 1968 dinamakan
Pendidikan kewarganegaraan. Tahun 1978-1993 dinamakan
Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Tahun 1994 dinamakan PPKn.
Tahun 2004 di kurikulum KBK dinamakan PKn. Tahun 2006 di
kurikulum KTSP dinamakan PKn, sedangkan tahun 2013 dinamakan
PPKn dan di tahun 2022 PPKn dirubah menjadi Pendidikan Pancasila
sampai sekarang.
Alasan kenapa sering terjadi perubahan pada pelajaran PKn di
MI/SD itu karena para menteri-menteri pendidikan yang pernah
menjabat itu mengubah PKn sesuai dengan perkembangan zaman serta
mereka pada saat waktu menjabatnya dituntut untuk memiliki karya
atau gagasan sendiri didalam pendidikan di Indonesia ini.
2. Teori-teori Kewarganegaraan
a. Liberal Citizenship
Menurut John Locke dan John Stuart Mill, teori
kewarganegaraan liberal ialah manusia diberikan anugerah hak-hak
yang melekat dalam dirinya secara alamiah. Jadi, teori
kewarganegaraan liberal diartikan sebagai warga negara yang
memiliki pemegang otoritas demi menentukan pilihan dan juga
hak.
b. Komunitarian Citizenship
Communitarian theories of citizenship sangat menekankan
pada fakta bahwa setiap orang warga negara perlu memiliki sejarah
perkembangan masyarakat. Jadi, komunitarisme bukan sebagai

1
reaksi pada liberalisme klasik, melainkan reaksi dari teori
kewarganegaraan liberal.
c. Teori kewarganegaraan republikan
Teori kewarganegaraan republikan dapat dipandang sebagai
salah model khusus dari gagasan teori kewarganegaraan
komunitarian. Teori ini menjadikan suatu masyarakat yang
dinamakan komunitas publik sebagai pusat kehidupan politik.
Keunggulan dan sekaligus nilai-nilai kebaikan yang diagungkan
oleh teori republikan adalah keberanian, kesetiaan, disiplin militer,
dan kenegarwanan.
d. Neo Republikan
Prinsip-prinsip teori neorepublikan:
1) Unsur militer tidaklah dominan dalam pengambilan keputusan.
2) Penyelenggara negara praktik kehidupan berbangsa dan
bernegara secara luas lebih mengutamakan pelayanan publik
secara lebih damai.
3) Mencari kebenaran dengan cara berdebat, menggunakan akan
sehat, mengembangkan sikap toleransi.
4) Mengutamakan kebajikan (civic virtue dan public good) yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
B. Pradigma Baru dalam Pembelajaran PKn di MI/SD
1. Kontruktivisme
Menurut Sanjaya (2012), pendekatan kontruktivisme adalah proses
membangun kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Sedangkan
menurut Fedik Novibriawan (2023), pendekatan kontruktivisme adalah
siswa akan belajar dengan baik melalui pengetahuan baru dalam
struktur kognitif berdasarkan pengalaman.
Jadi, pendekatan kontruktivisme merupakan peserta didik akan
memperoleh belajar dengan baik melalui hal-hal yang baru untuk
membangun kognitif mereka berdasarkan pengalaman. Adapun teori
belajar kontruktivisme sebagai berikut:

2
 Piaget = perkembangan mendahului pembelajaran. Pengetahuan
dibawa sejak lahir.
 Vygotsky = pembelajaran mendahului perkembangan. Pengetahuan
siswa didaptkan melalui interaksi di lingkungan.
2. Pembelajaran Siswa Aktif
Menurut Zulharini, pembelajaran siswa aktif merupakan proses belajar
mengajar yang menggunakan berbagai metode, yang menitikberatkan kepada
keaktifan siswa. Jadi, pembelajaran aktif adalah belajar dengan menggunakan
otak, mempelajari gagasan, memecahkan berbagai macam masalah dan
menerapkan apa yang dipelajari.
3. Pembelajaran PKn Beriorentasi pada Kontruktivisme dan
Pembelajaran Siswa Aktif
a. Memiliki peluang dan menumbuhkan minat belajar siswa
b. Menggunakan media pembelajaran yang menarik
c. Menghubungkan materi dengan kehidupan nyata siswa
d. Melibatkan semua siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Pembelajaran PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Berikut kelebihan-kelebihan
pembelajaran PAIKEM di antara lain:
a. Melatih kemandirian siswa untuk belajar termasuk keterampilan
mengumpulkan informas
b. Mampu memecahkan masalah secara berkolaborai dan berpikir
kritis
c. Suasana belajar tidak lagi membosankan
d. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
5. Pendekatan Berpikir Kritis
Menurut Robert Ennis ialah penalaran mengenai keyakinan dan
tindakan yang masuk akal dan berfokus pada memutuskan apa yang
dipercayai atau yang dilakukan. Sedangkan menurut Fedik
Novibriawan (2023), pendekatan berpikir kritis merupakan rasional

3
dan melihat permasalahan secara objektif sehingga hasil yang akan
diperoleh tidak biasa dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
Jadi, pendekatan berpikir kritis adalah penalaran yang masuk akal
dan melibatkam indra untuk melihat permasalahan-permasalahan yang
ada sehingga hasil yang diperolah akurat sesuai fakta. Kelebihan
pendekatan berpikir kritis sebagai berikut:
a. Pembelajaran yang telah dilakukan akan bertahan lama diingatan
siswa
b. Menambah semangat guru dan siswa dalam proses pembelajaran
c. Memiliki kemampuan pemecahan masalah terutama permasalahan
yang terjadi di sekitarnya.
C. Pembelajaran PKn di MI/SD
Hakikat Pendidikan Kewarnegaraan di sekolah dasar adalah sebagai
program pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai pancasila untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari.
Problematika atau permasalahan yang dialami setiap pembelajaran
memang amat kompleks. Masalah itu datangnya bisa dari kurikulum, guru,
siswa, sarana prasarana, sumber belajar, dan lainnya. Tapi sayangnya
banyak pendidik kurang peka terhadap permasalahan yang dihadapi.
Permasalahan atau problematika di dalam pembelajaran PKn MI/SD
menyebabkan pembelajaran PKn cenderung kurang menarik, dianggap
sepele, membosankan, dan kesan negatif lainnya. Problematika tersebut
antara lain:
1. Kurikulum yang terlalu berat.
2. Kurangnya kemampuan dalam menangkap kata kunci dalam SK dan
KD.
3. Kurangnya kesadaran pendidik akan pentingnya menggunakan RPP.
4. Belajar yang tidak berdasarkan realita.

4
5. Kurangnya evaluasi besifat total sepeti kognitif, afektif, dan
psikomotor.

Dari banyaknya problematika di atas, maka dari itu penulis


menegaskan bahwa pendidik perlu menerapkan metode dan model
pembelajaran yang bervariasi serta media pembelajaran yang inovatif dan
kreatif. Dengan begitu, peserta didik tidak akan merasa bosan dalam
mengikut pembelajaran sehingga problematika pembelajaran di PKn
MI/SD akan berkurang.

D. Civic Knowledge, Civic Skills, Civic Disposition Dalam Pembelajaran


PKn
Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), terdapat
tiga aspek uatama yang perlu dikembangkan, yaitu pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge) merupakan materi substansi yang
harus diketahui oleh warga negara. Kaitannya dengan peserta didik yaitu
untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berlandaskan pada pengetahuan yang ia miliki. Adapun aspek kompetensi
civic knowledge yaitu persatuan dan kesatuan, norma, ham dan Pancasila.
Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) adalah menyangkut
keterampilan dalam berpartisipasi di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu, peserta didik harus diberikan kesempatan
untuk ikut mewujudkan masyarakat madani, keterampilan memengaruhi,
keterampilan monitoring jalannya pemerintahan, keterampilan dalam
memgambil keputusan serta memecahkan masalah sosial, keterampilan
berkoalisi, dan mengelola konflik.
Sedangkan civic disposition adalah komponen pendidikan
kewarganegaraan yang merujuk pada pembentukan watak, sikap, dan
karakter warga negara. Civic disposition dalam pembelajaran PKn ialah
menjadi anggota masyarakat yang independen, memenuhi tanggung jawab
personal kewarrganegaraan di bidang ekonomi dan politik, toleransi,

5
menghormati perbedaan pendapat serta berpartisipasi dalam unsur-unsur
kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana.
E. Pembelajaran Berbasis Nilai
Pembelajaran berbasis nilai merupakan pembelajaran yang
menekankan pada pengembangan nilai-nilai moral dan karakter.
Pemberlajaran ini bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiki
sikap, keterampilan, keteguhan, komitmen, dan kompetensi
kewarganegaraan yang baik. Dalam kurikulum nasional Indonesia,
pembelajaran berbasis nilai diwujudkan melalui pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) yang menempatkan nilai moran dan pancasila.
Pembelajaran PPKn diharapakan dapat dilakukan dengan pendekatan yang
dialogis, kritis, demokratis, partisipatif, dan mengedepankan tanggung
jawab.
Nilai adalah prinsip atau keyakinan yang dipegang oleh individu atau
kelompok sebagai pedoman dalam bertindak dan berprilaku. Sedangkan
pendidikan nilai adalah upaya untuk membentuk karakter serta moral
peserta didik melalui pengenalan, pemahaman, dan pengamalan nilai-nilai
yang dianggap penting. Nilai-nilai tersebut merujuk pada orientasi
panacasila yaitu nilai agama, kemanusian, persatuan, mufakat atau
musyawarah dan nilai keadilan.
Ragam model pembelajaran berbasis nilai yaitu seperti model
pembelajaran VCT (value clarification tecnique) yang merupakan model
pembelaaran yang berfokus pada pemilihan dan penentuan nilai secara
bebas serta sikap terhadapnya. Hal ini sangat penting dalam model
pembelajaran ini adalah untuk mengembangkan keterampilan peserta didik
dalam proses menilai dan mengambil keputusan. Jadi, model VCT sangat
berperan terhadap lancarnya pembelajaran yang berbasis nilai.
F. Pendidikan Karakter dalam Dimensi Pembelajaran PKn MI/SD
Karakter menurut KBBI (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Sedangkan
pendidikan karakter adalah bentuk pendidikan atau kegiatan manusia yang

6
bertujuan untuk mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.
Jadi, pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti lebih, yaitu yang
melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan
tindakan (action).
Implikasi pendidikan kewarganegaraan (PKn) dengan pendidikan nilai
karakter sangatlah signifikan. PKn secara alami mencakup pembelajaran
tentang nilai-nilai moral, etika, dan kewarganegaraan, yang semuanya
merupakan bagian integral dari pendidikan karakter itu sendiri. Seperti
yang diketahui pendidikan karakter sendiri bertujuan untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan baik kepada peserta didik, sehingga implementasi
PKn yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dapat menjadi sarana
yang efektif dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, PKn dapat
berperan sebagai wadah untuk membentuk generasi muda yang memiliki
karakter yang baik, berakhlak mulia, dan siap berperan aktif dalam
kehidupan bermasyarakat.
Peta nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dala pembelajaran
PKn mencakup nilai-nilai, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator mata pelajaran PKn. Peta nilai pendidikan budaya dan karakter
bangsa juga mencakup identitas nilai-nilai karakter bangsa, seperti
kejujuran, disiplin, gotong royong, dan semangat persatuan, yang
kemudian dimplementasikan dalam pembelajaran PKn. Dengan demikian,
pembelajaran PKn tidak hanya fokus pada aspek pengetahuan, tetapi juga
pada pembentukan karakter dan sikap positif peserta didik.
G. Analisis Integrasi Nilai-nilai Karakter dalam Pembelajaran PKn
MI/SD
1. Menuliskan identitas mata pelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebuah dokumen
yang berisi gambaran atau rencana pembelajaran yang akan dilakukan
selama satu pertemuan, satu semester, atau lebih. RPP juga bisa
diartikan sebagai pedoman dalam pembelajaran. Tujuan RPP ini untuk
mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-

7
mengajar serta guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis,
dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang
logis dan terencana. Adapun menuliskan identitas mata pelajaran yang
meliputi:
a. Nama sekolah satuan pendidikan d. Program
b. Kelas e. Mata pelajaran
c. Semester f. Jumlah pertemuan
2. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi (IPK) adalah penjabaran dari
kompetensi dasar yang dapat diwitness oleh perilaku yang dapat
diukur. IPK merupakan tolak ukur penguasaan kompetensi dasar dan
berfungsi sebagai acuan penentuan materi pembelajaran. Berikut
adalah langkah-langkah dalam merumuskan IPK:
a. Kembangkan IPK berdasarkan karakteristik mata pelajaran, siswa,
dan sekolah.
b. Menyusun IPK sesuai dengan tuntutan kompetensi yang dapat
dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD.
c. Menggunakan IPK dalam proses pembelajaran.
d. Mencantumkan tujuan pembelajaran.
e. Menggunakan IPK dalam penilaian hasil belajar.
3. Mengindentifikasi nilai-nilai karakter dalam KD
Nilai-nilai karakter dalam KD yang dapat diidentifikasi yaitu
sebagai berikut:
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
b. Berkebhinekaan Global
c. Bergotong royong
d. Mandiri
e. Bernalar kritis dan kreatif.
4. Menentukan model pembelajaran untuk penanaman nilai
karakter

8
Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual dan
operasional yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran. Model-model pembelajaran berbasis
pengembangan karakter antara lain:
a. Project Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang
melibatkan peran aktif dari peserta didik.
b. Problem Based Learning (PBL) ialah pembelajaran berbasis
masalah merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.
c. Inquiry Based Learning adalah model pembelajaran yang
prinsipnya mengajak peserta didik untuk aktif bertanya dan
bereksprimen secara mandiri selama proses pembelajaran.
d. Discobvery Learning adalah mode pembelajaran yang akan
mendorong siswa untuk mandiri dan memperoleh pengalaman
baru.
5. Menentukan instrumen penilaian yang sesuai
Instrumen penilaian yang dapat digunakan yaitu seperti berikut:
a. Angket/kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.
b. Observasi
Adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara langsung
suatu objek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan
informasi terkait objek tersebut.
H. Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral
Dalam konteks pendidikan nilai dan moral di MI/SD, terdapat
beberapa pendekatan yang dapat digunakan, seperti pendekatan
penanaman nilai dan pendekatan perkembangan moral kognitif.
Pendekatan penanaman nilai melibatkan pemberian pengalaman langsung
kepada siswa dan pembiasaan terhadap nilai-nilai yang diinginkan seperti

9
nilai-nilai yang ada di Pancasila. Sementara itu, pendekataan
perkembangan moral kognitif berfokus pada pengembangan kemampuan
siswa dalam berpikir dan membuat keputusan moral. Dalam konteks PKn,
penguatan kompetensi PKn juga dapat menjadi landasan untuk pendidikan
karakter, dimana guru dapat menerapkan alternatif pendekatan
pembelajaran yang sesuai.
Standar isi PKn di MI/SD mencakup pengembangan nilai dan moral
sebagai salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Implementasi
pendidikan nilai dan moral di MI/SD dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan, seperti pendekatan pengalaman, pembiasaan dan lain-lain.
Dalam menentukan nilai karakter, penentu harus menyesuaikan antara
standar kompetensi atau kompetensi dasar (SK/KD) dan indikator dengan
nilai karater yang terkandung dalam tujuan pembelajaran.
I. Hubungan Konsep, Nilai, Moral dan Norma dengan Tuntutan
Perilaku Warga Negara
Konsep mencakup nilai dan moral. Nilai ialah perilaku yang
membedakan perbuatan yang baik dan buruk. Moral adalah kehuarusan
perilaku yang dibawakan oleh nilai. Sedangkan norma merupakan sumber
dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan moral serta
perilaku yang dilakukan. Adapun ciri-ciri warga negara yang baik yaitu
pariotik, loyal terhadap bangsa dan negara, toleran bergama serta
demokratis. Konsep, nilai, moral dan norma dalam pengembangan
komitmen bela negara mencakup kecintaan pada tanah air, kesadaran akan
kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan berkorban.

10
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan pada tiap
individu, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan proses
interaksi manusia yang ditandai degan keseimbangan antara kesetaraan
subjek dan merupakan upaya penyiapan subjek didik mengahadapi
lingkungan yang mengalami perubahan.
Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) di MI/SD
merupakan integral dari kurikulum untuk membentuk karakter, nilai dan
moral siswa. Materi pembelajaran PKn di MI/SD meliputi berbagai aspek
seperti hakikat, fungsi, tujuan, dan ruang lingkup PKn. Selain itu,
pembelajaran PKn di MI/SD juga menekankan pengembangan model
penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor dalam pembelajaran PKn itu
sendiri.
B. Saran
Demikianlah resume yang dapat penulis uraikan. Penulis berharap agar
kita semua dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam PKn
terlebih khususnya yaitu di dalam Pancasila, tidak hanya sekedar
mengetahui saja melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari dan
penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak
nilai Pancasila akan menjadi kebiasaan yang hakiki. Semoga resume ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca yang budiman.

11

Anda mungkin juga menyukai