Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN 1 ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH

BUDAYA POSITIF SEBAGAI LANGKAH


AWAL PARADIGMA DAN KEBERHASILAN
VISI SD NEGERI 3 MULYOREJO

OLEH :
ZUHAIROH SULHA UQBA
NIM 201503557963
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA - BALI
MEI, 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga Laporan 1 Analisis Materi Berbasis Masalah Budaya
Positif sebagai Langkah Awal Paradigma dan Keberhasilan Visi SD Negeri 3
Mulyorejo ini dapat tersusun dengan baik. Laporan ini merupakan dokumen
pertanggung jawaban dalam melaksanakan Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan
Tahun 2023 Angkatan I yang dilaksanakan oleh LPTK Universitas Pendidikan
Ganesha, Buleleng Provinsi Bali.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan yang telah memberikan program tersebut. Terimakasih juga kepada
LPTK Universitas Pendidikan Ganesha beserta para pembimbing, keluarga, dan
rekan-rekan yang banyak memberikan dukungan dalam pelaksanaan Pendidikan
Profesi Guru Dalam Jabatan Tahun 2023 Angkatan I dengan penyusunan
laporannya.

Penyusunan laporan ini sangat berkesan bagi penyusun karena sesuai


dengan pengalaman kerja nyata sebagai Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten
Malang. Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Sebagai penyusun, kami menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam laporan ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan
untuk pelaksanaan selanjutnya.

Malang, 25 Mei 2023

Penyusun,

ZUHAIROH SULHA UQBA, S.Pd.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... II


DAFTAR ISI ................................................................................................... III
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... IV
RINGKASAN ................................................................................................. V
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .............................................................. 1
B. TUJUAN KEGIATAN ............................................................. 2
C. MANFAAT KEGIATAN ......................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4
A. KEBIJAKAN KEMDIKBUDRISTEK TENTANG PGP......... 4
B. REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL-KI HAJAR
DEWANTARA ........................................................................ 5
C. NILAI-NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK .............. 7
D. VISI GURU PENGGERAK ..................................................... 9
E. BUDAYA POSITIF.................................................................. 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 13
A. REFLEKSI ............................................................................... 13
B. TINDAK LANJUT ................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
LAMPIRAN .................................................................................................... 17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka desain Pendidikan Guru Penggerak............................ 4

Gambar 2 Perjalanan menjadi Guru Penggerak.......................................... 5

Gambar 3 Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara..................... 5

Gambar 4 Kerangka Konsep pembentukan Guru Penggerak..................... 6

Gambar 5 Dimensi Profil Pelajar Pancasila................................................ 7

Gambar 6 Visi imajinasi peserta didik masa depan.................................... 9

Gambar 7 Perubahan pola pikir secara instrinsik....................................... 10

Gambar 8 Pentingnya segitiga restitusi...................................................... 11

Gambar 9 Desiminasi Budaya Positif dengan zoom.................................. 12

iv
RINGKASAN

Laporan tugas Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Kategori 1 Tahun


2023 lulusan Pendidikan Guru Penggerak merupakan aksi nyata yang telah
dilakukan selama mengikuti PGP dan disandingkan dengan materi yang ada dalam
PPG.yang berjudul “Laporan 1 Analisis Materi Berbasis Masalah: Budaya Positif
sebagai Langkah Awal Paradigma dan Keberhasilan Visi SD Negeri 3 Mulyorejo”
membahas tentang pengaruh budaya positif dalam memperkuat profil pelajar
pancasila sebagai langkah awal keberhasilan visi SD Negeri 3 Mulyorejo.
Sebelumnya, karakter profil pelajar pancasila pada peserta didik masih belum
optimal. Hal tersebut tercermin dalam perilaku siswa yang kurang dalam dimensi
beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, kreatif, gotong
royong, berkebhinnekaan tunggal, bernalar kritis serta mandiri. Salah satu
penyebabnya dari penanaman karakter pada peserta didik belum optimal. Dalam
memperkuat profil pelajar pancasila, maka guru penggerak harus senantiasa
berpihak pada peserta didik dengan mengembangkan nilai dan peran yang dimiliki
dalam mewujudkan visi untuk menciptakan budaya positif. Kegiatan yang
dilakukan yaitu dengan membuat keyakinan kelas, menerapkan segitiga restitusi
dan melakukan desiminasi budaya positif di lingkungan sekolah. Melibatkan
peserta didik dalam membuat keyakinan kelas dilakukan agar pembelajaran dapat
berlangsung dengan kondusif sesuai harapan peserta didik di dalam kelas.
Penerapan segitiga restitusi dapat menumbuhkan motivasi internal peserta didik.
Desiminasi budaya positif yang dilakukan di sekolah juga dapat membangun
lingkungan sekolah yang positif sehingga memberikan pengaruh dalam
memperkuat profil pelajar pancasila. Kegiatan atau program yang telah dilakukan
membawa dampak positif bagi peserta didik serta kemajuan pendidikan di sekolah.
Tindak lanjut dari kegiatan ini yaitu perlu diterapkan secara konsisten dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah dan menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan
senantiasa tergerak, bergerak dan menggerakkan dalam menciptakan inovasi dalam
pembelajaran.

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu Pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai Pendidikan
yaitu pendidikan adalah upaya untuk memerdekakan manusia baik secara
lahir maupun secara batin. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran pun
sebagai seorang pendidik kita harus dapat mengimplementasikan pengajaran
yang memerdekakan anak didik. Guru Penggerak adalah program pendidikan
kepemimpinan bagi guru yang bersifat transformasi, diselenggarakan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia di
mulai tahun 2020.
Ki Hadjar Dewantara (dalam Simon, 1936) menyebutkan bahwa
tujuan pendidikan yaitu menuntun kodrat anak untuk mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
anggota masyarakat. Dalam hal ini, SD Negeri 3 Mulyorejo memiliki visi
“Terwujudnya Peserta didik Yang Cerdas, Trampil, Berkarakter, Peduli
Lingkungan, dan Berakhlak Mulia Berdasarkan Iman dan Taqwa”. Visi dapat
tercapai jika adanya paradigma yang mampu mencapai poin-poin yang
diharapkan oleh sekolah. Arah pendidikan yang sebenarnya adalah
pembentukan karakter. Karakter profil pelajar pancasila menjadi sesuatu yang
mendasar, sehingga peserta didik diberikan bekal bukan hanya ilmu
pengetahuan saja namun karakter sehingga dapat memberikan dampak positif
baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Selama ini, karakter profil
pelajar pancasila pada peserta didik masih belum optimal. Hal ini tercermin
dalam perilaku peserta didik yang kurang dalam dimensi beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong,
berkebhinnekaan tunggal, bernalar kritis serta mandiri. Hal tersebut juga
menyebabkan kurang tercapainya visi yang ada di SD Negeri 3 Mulyorejo.
Untuk itu, pendidik dalam hal ini guru penggerak harus memiliki nilai dan
peran dalam mewujudkan visi dengan menerapkan budaya positif yang

1
2

berpihak kepada anak. Penanaman budaya positif di lingkungan sekolah


dilaksanakan dengan membuat keyakinan kelas bersama dengan segitiga
restitusi maupun desiminasi budaya positif di lingkungan sekolah. Dalam
membuat keyakinan kelas, melibatkan peserta didik agar pembelajaran
berlangsung dengan suasana kondusif sesuai dengan harapan peserta didik.
Penerapan segitiga restitusi dilaksanakan untuk menumbuhkan motivasi
internal peserta didik. Selain itu, desiminasi budaya positif dilakukan di
sekolah sebagai upaya membangun lingkungan sekolah yang positif sehingga
dapat memperkuat profil pelajar pancasila.
Berdasarkan uraian tersebut, penyusun sebagai mahasiswa Guru
Penggerak melaksanakan pembuatan Laporan 1 Analisis Pembelajaran
Materi berbasis Masalah: Budaya Positif sebagai Langkah Awal Paradigma
dan Keberhasilan Visi SD Negeri 3 Mulyorejo dengan menyandingkan atau
mengaitkan ilmu pengetahuan serta aksi nyata yang sudah dilaksanakan pada
saat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dengan materi mata kuliah
Pendidikan Profesi Guru (PPG) tentang analisis pembelajaran materi berbasis
masalah literasi, dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi (High Order
Thinking Skills).

B. TUJUAN KEGIATAN
Secara umum, kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk
menciptakan budaya positif sebagai awal paradigma dan keberhasilan visi di
SD Negeri 3 Mulyorejo. Selain itu, secara khusus kegiatan ini bertujuan
untuk:
1. Membuat keyakinan kelas sebagai upaya menciptakan kelas yang
kondusif;
2. Menerapkan segitiga restitusi sebagai wujud berpihak pada anak; dan
3. Melaksanakan desiminasi budaya positif sebagai awal paradigma
perubahan menuju ketercapaian visi.
3

C. MANFAAT KEGIATAN
Di antara manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan budaya
positif adalah sebagai berikut.
1. Terciptanya budaya positif dikelas khususnya dan lingkungan sekolah
umumnya;
2. Melatih sikap kolaborasi dan komunikasi antar warga sekolah, sehingga
terciptanya suasana belajar yang positif, aman, nyaman, serta berpihak
pada peserta didik;
3. Menumbuhkan sikap tanggung jawab, komitmen dan teguh pendirian;
4. Menumbuhkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila pada warga sekolah;
5. Memberikan inovasi baru terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia;
6. Menambah inspirasi bagi penyusun maupun pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEBIJAKAN KEMDIKBUDRISTEK TENTANG PGP


Guru Indonesia diharapkan mencirikan lima karakter yaitu berjiwa
nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi
pada peserta didik. Berbagai kebijakan dan program sedang diupayakan
untuk hal tersebut dengan melibatkan berbagai pihak menjadi satu ekosistem
pendidikan yang bergerak dan bersinergi dalam satu pola pikir yang sama
antara masyarakat, satuan pendidikan, dan pemangku kebijakan. Program
tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang sejatinya
mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
guru sebagai bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar melalui pendidikan
guru. Pedoman ini disusun sebagai acuan implementasi agar program ini
dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan telah diatur dalam
Permendikbudristek Nomor 26 Tahun 2022 Tentang PGP (Pendidikan Guru
Penggerak).

Gambar 1 Kerangka desain pendidikan Guru Penggerak


Sumber : https://lms24-gp.simpkb.id/mod/lesson/view.php?id=204364&pageid=38074

4
5

Gambar 2 Perjalanan menjadi Guru Penggerak


Sumber : https://lms24-gp.simpkb.id/mod/lesson/view.php?id=204364&pageid=38074

Program Pendidikan Guru Penggerak merupakan salah satu


program prioritas dari Kemendikbud yang tergabung dalam rangkaian
program Merdeka Belajar episode ke 5 dan dilaksanakan dengan alur materi
M.E.R.R.D.E.K.A (Mulai dari Diri, Eksplorasi Kosep, Ruang Kolaborasi,
Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Konstektual, Elaborasi Pemahaman,
Koneksi Antar Materi, Aksi Nyata). Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak sudah sesuai dengan
substansi dari mata kuliah Pendidikan Profesi Guru (PPG) yaitu analisis
pembelajaran materi berbasis masalah, literasi, dan ketrampilan berpikir
tingkat tinggi (High order Thinking Skills).

B. REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL-KI HAJAR


DEWANTARA

Gambar 3 Filosofi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara


Sumber : https://youtu.be/4hmWaeHw4bE
6

Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, Ki Hajar


Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang
kebun dan anak-anak itu seperti biji jagung yang disemai dan ditanam. Bila
biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar
matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit
jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik
karena perhatian dan perawatan dari pak tani. Demikian sebaliknya,
meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh
di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari
serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun
tidak akan optimal.
Pendidikan harus berpihak kepada peserta didik dan diarahkan
pada pembentukan karakter. Karakter melatih anak untuk memiliki kesadaran
diri yang utuh dalam menjadi dirinya (kemerdekaan diri) dan kemerdekaan
orang lain. Karakter yang dimaksud sejalan dengan profil pelajar pancasila
yang mewujudkan pelajar Indonesia sepanjang hayat yang kompeten,
berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai - nilai pancasila.

Gambar 4 Dimensi Profil Pelajar Pancasila


Sumber : www.smptdaruldakwah.sch.id
7

Dalam aksi nyata penerapan budaya positif yang dilakukan


penyusun selama mengikuti PGP, penyusun menerapkan prinsip berpihak
kepada anak sesuai pemikiran Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidik menuntun
segala kekuatan kodrat peserta didik agar dapat memperbaiki perilakunya
bukan dasarnya, sehingga tumbuh karakter profil pelajar pancasila yang kuat.
Paradigma penyusun adalah cara pandang terhadap peserta didik dan
pembelajaran di kelas mengalami perubahan. Sebelumnya peserta didik
dipandang sebagai objek pembelajaran, pembelajaran dilakukan hanya
sebatas transfer ilmu. Setelah memahami filosofi pendidikan, penyusun
menerapkan merdeka belajar atau peserta didik sebagai pusat pembelajaran,
sedangkan guru sebagai fasilitator dan pembelajaran bukan sekedar transfer
pengetahuan, tetapi juga mendidik karakter. Penanaman karakter melalui
budaya positif tersebut memberikan dampak yang positif bagi peserta didik
yaitu kuatnya profil pelajar pancasila.
Dari pemaparan diatas, jika dikaitkan antara materi Filosofi
Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara dengan materi modul Pedagogi
dan Profesional pada PPG sudah relevan dan sangat sesuai dengan substansi
yang diharapkan dari mata kuliah PPG. Dalam hal ini utamanya pada materi
Konsep Dasar Ilmu Pendidikan.

C. NILAI-NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Gambar 5 Kerangka Konsep Pembentukan Guru Penggerak


Sumber : https://lms24-gp.simpkb.id/mod/lesson/view.php?id=204364&pageid=38074
8

Peran dan nilai sangat penting dalam menuntun laku anak, penting
bagi seorang Guru Penggerak untuk memahami dan menjiwai nilai-nilai dari
Guru Penggerak. Nilai-nilai yang seyogyanya ada pada Guru Penggerak
yaitu: (1) berpihak pada peserta didik, (2) reflektif, (3) mandiri, (4)
kolaboratif, serta (5) inovatif. Kepemimpinan seorang Guru akan lebih
maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Kompetensi-kompetensi yang
perlu dimiliki oleh seorang pemimpin di lingkungan sekolah, yaitu: menjadi
pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong
kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan peserta didik dan menggerakkan
komunitas praktisi.
Dari pemahaman Nilai dan Peran Guru Penggerak tersebut, secara
kolaborasi guru mampu membuat sebuah paradigma penerapan Budaya
Positif dengan kolaborasi positif yang dibangun bersama berbagai pihak
untuk mempermudah mewujudkan budaya positif di sekolah. Hal tersebut
selaras dengan motto Guru Penggerak: Tergerak, Bergerak, Menggerakkan,
dalam mewujudkan merdeka belajar melalui budaya positif sehingga
memperkuat profil pelajar pancasila.
Dari pemaparan diatas, jika dikaitkan antara materi Nilai - nilai dan
Peran Guru Penggerak dengan materi modul Pedagogi dan Profesional pada
PPG sudah relevan dan sesuai dengan substansi yang diharapkan dari mata
kuliah PPG. Dalam hal ini utamanya pada materi Peran Guru dalam
Pembelajaran Abad 21.
9

D. VISI GURU PENGGERAK

Gambar 6 Visi imajinasi peserta didik masa depan


Sumber : https://tinyurl.com/53vaujck

Sebagai guru, visi sangat diperlukan dalam setiap langkah


pengajaran yang dilaksanakan sebagai representasi visual kita akan masa
depan. Penggambaran visi yang jelas dapat membantu dalam merencanakan
dan menyelaraskan upaya mewujudkannya. Visi harus mengarah kepada
perubahan, baik di kelas atau di sekolah. Dalam pelaksanaan proses
pendidikan, pendidik dapat merancang pendekatan dengan rencana prakarsa
perubahan melalui paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) yang merupakan sebuah
paradigma sekaligus model manajemen perubahan yang memegang prinsip
psikologi dan pendidikan positif serta pendekatan yang berfokus pada
kekuatan dan nilai-nilai positif yang dimiliki oleh suatu organisasi, dalam hal
ini SD Negeri 3 Mulyorejo, untuk dapat terus melakukan perubahan dan
perbaikan kualitas. Inkuiri apresiatif dilaksanakan dengan tahapan BAGJA
(Buat pertanyaan awal, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan
Atur eksekusi).
Dalam aksi nyata penerapan budaya positif selama mengikuti PGP,
visi yang dimiliki dalam menguatkan profil pelajar pancasila adalah dengan
mewujudkan merdeka belajar, salah satunya melalui penerapan budaya
positif di sekolah. Perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan menuntut
10

guru membekali diri menghadapi perubahan. Perubahan juga menuntut


peserta didik mempunyai kecakapan yang harus dikuasainya. Maka dari itu,
penyusun memiliki visi yang mengarah pada penguatan karakter pelajar
pancasila agar dapat menuntun peserta didik dalam menghadapi abad 21
melalui pendekatan IA dengan tahapan BAGJA.
Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Visi
Guru Penggerak dengan materi modul Pedagogi dan Profesional pada PPG
sudah relevan dan sangat sesuai dengan substansi yang diharapkan dari mata
kuliah PPG.

E. BUDAYA POSITIF
Manusia yang selamat bahagia jiwa raganya tergantung dari
motivasi instrinsik yang dibangun melalui tuntunan pendidikan yang didapat
dari guru. Seorang guru berperan dalam menumbuhkan budaya positif di
sekolah yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai atau keyakinan universal
yang ditetapkan di sekolah. Budaya positif diawali dengan perubahan
paradigma dari stimulus respon menjadi teori kontrol. Kewajiban sebagai
guru yang mengontrol peserta didik agar memiliki perilaku yang merujuk
pada kedisiplinan, tidak menghubungkan disiplin pada sebuah hukuman atau
ketidaknyamanan.

Gambar 7 Perubahan pola pikir secara instrinsik


Sumber : https://youtu.be/kgtTSFAJvDg
11

Dalam pelaksanaan aksi nyata selama mengikuti PGP,


keberhasilan visi di sekolah disumbang oleh keberhasilan paradigma Budaya
Positif yang diterapkan melalui pembentukan keyakinan kelas. Apabila guru
dan peserta didik membuat keyakinan kelas dan dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, maka terdapat perubahan tingkah laku peserta didik ke arah yang
lebih baik. Penerapan segitiga restitusi dapat menumbuhkan motivasi internal
saat mengalami permasalahan pembelajaran. Penyusun juga melaksakan
desiminasi budaya positif di lingkungan sekolah agar menimbulkan
perubahan perilaku warga sekolah ke arah yang lebih positif.

Gambar 8 pentingnya segitiga restitusi


Sumber : https://youtu.be/UdnGJPneR6k

Langkah-langkah pelaksanaan aksinyata yang dilaksanakan oleh


penyusun adalah sebagai berikut.
1. Membuat Keyakinan Kelas
Keyakinan kelas dibuat dalam ruang lingkup kelas dengan dengann
langkah berikut.
a. Membuka ruang diskusi dengan peserta didik.
b. Mencatat keyakinan yang dipercayai dengan menempelkan sticky
note dan mencatatnya di papan tulis.
c. Merumuskan keyakinan, tinjau ulang dan membuat pernyataan
keyakinan dalam bentuk poster.
12

d. Tanda tangan oleh guru dan peserta didik.


e. Memajang poster keyakinan kelas.
2. Penerapan Segitiga Restitusi
Segitiga restitusi dilakukan dengan menumbuhkan motivasi internal pada
peserta didik dalam menghadapi permasalahan pembelajaran.
3. Desiminasi Budaya Positif
mensosialisasikan aksi nyata yang telah dilakukan di kelas kepada seluruh
warga sekolah, kemudian diikuti pembuatan keyakinan kelas dan
penerapan segitiga restitusi seluruh warga sekolah.

Gambar 9 Desiminasi Budaya Positif dengan zoom


Sumber : https://youtu.be/QuxBXgqgK9Q

Dari pemaparan materi diatas, jika dikaitkan antara materi Budaya


Positif dengan materi modul Pedagogi dan Profesional pada PPG sudah
relevan dan sangat sesuai dengan substansi yang diharapkan dari mata kuliah
PPG.
BAB III
PENUTUP

A. REFLEKSI
Seperti halnya program Pendidikan Profesi Guru (PPG),
Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dilaksanakan sebagi upaya meningkatkan
kompetensi guru. Rangkaian kegiatan yang dilakukan penyusun
menghasilkan aksi nyata yang disusun dalam “Laporan 1 Analisis Materi
Berbasis Masalah: Budaya Positif sebagai Langkah Awal Paradigma dan
Keberhasilan Visi SD Negeri 3 Mulyorejo”. Kegiatan yang diuraikan dalam
laporan tersebut memperhatikan keberpihakan kepada peserta didik dengan
didasari oleh nilai-nilai dan peran yang dimiliki untuk mewujudkan visi
dalam menciptakan paradigma perubahan berupa budaya positif di SD Negeri
3 Mulyorejo sehingga memperkuat profil pelajar pancasila dalam pencapaian
visi sekolah. Dengan membuat keyakinan kelas, menerapkan segitiga restitusi
dan melakukan desiminasi budaya positif di lingkungan sekolah, membawa
dampak positif atau perubahan besar untuk pendidikan di SD Negeri 3
Mulyorejo.
Kebahagiaan seorang pendidik adalah mampu menuntun laku anak
sesuai dengan kodratnya dan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat
zamannya. Dalam hal ini, penyusun sangat senang ketika mampu
menumbuhkan karakter peserta didik yang lebih positif sehingga termotivasi
secara internal karena motivasi dari dalam diri tersebut memberikan dampak
jangka panjang atau bertahan lama dalam proses pembentukan karakter
peserta didik. Selain itu, menyusun sangat termotivasi ketika mampu
menciptakan kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga terwujud budaya
positif dalam memperkuat profil Pelajar Pancasila yang perlahan akan
membantu ketercapaian visi di SD Negeri 3 Mulyorejo.
Adapun pengalaman berharga yang didapat oleh penyusun selama
melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak hingga aksi nyatanya. Jika dahulu
pemikiran penyusun dalam menguatkan karakter adalah dengan mengontrol

13
14

peserta didik melalui sanksi dan hukuman, kali ini penyusun menyadari
bahwa kontrol diri dapat dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Tugas guru
adalah menumbuhkan motivasi internal dalam diri mereka dan memahami
kebutuhan mereka dengan membuat keyakinan bersama. Guru diharapkan
sebagai manager dengan menerapkan segitiga restitusi sehingga tumbuh
karakter profil pelajar pancasila secara optimal.
Sebagai seorang pendidik, penyusun selalu konsisten dalam
menjadi agent of change yang senantiasa tergerak, bergerak dan
mengggerakkan. Meningkatkan kompetensi sebagai guru dengan berpihak
pada peserta didik, mengimplementasi nilai dan peran yang dimiliki sebagai
guru penggerak serta mewujudkan visi yang dapat membawa budaya positif
sehingga tercipta perubahan positif atau transformasi pendidikan di sekolah.

B. TINDAK LANJUT
Setiap program yang selesai dilaksanakan membutuhkan Tindak
Lanjut sebagai jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan program.
Tindak lanjut juga merupakan implementasi program lanjutan serta bentuk
intervensi pihak lain untuk menyelenggarakan program sejenis. Tindak lanjut
didasarkan pada hasil refleksi, potensi, dan kekuatan/ aset yang dimiliki. Agar
terciptanya budaya positif dalam melatih sikap kolaborasi dan komunikasi
antar warga sekolah, sehingga terciptanya suasana belajar yang berpihak pada
peserta didik, sikap tanggung jawab, komitmen, teguh pendirian dan sesuai
dengan Profil Pelajar Pancasila, tindak lanjut yang dapat dilaksanakan
sebagai berikut.
1. Memahami dan menerapkan materi yang dipelajari dengan pengalaman
yang didapat secara konsisten dalam kehidupan sehari - hari di sekolah.
2. Senantiasa berbagi praktik baik program yang telah dilakukan serta
berkolaborasi secara positif dengan berbagai pihak dalam mewujudkan
program - program yang membawa perubahan positif dalam pendidikan
di Indonesia.
3. Selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran.
15

4. Menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan melaksanakan peningkatan


kompetensi pendidik yang berdampak pada peserta didik dalam
mempersiapkan era abad 21.
5. Selaksanakan refleksi akhir program untuk mengetahui kekuatan yang
harus ditingkatkan dan kelemahan yang harus diperbaiki oleh diri sendiri
selama mengikuti program. Kegiatan dilaksanakan melalui umpan balik
dari kepala sekolah, rekan sejawat, peserta didik, dan orang tua/wali
peserta didik.
6. Senantiasa tergerak, bergerak dan menggerakkan dalam mewujudkan
merdeka belajar sehingga memperkuat karakter profil pelajar pancasila
sebagai paradigma ketercapaian visi.
DAFTAR PUSTAKA

Permendikbudristek No. 26 Tahun 2022 Pendidikan Guru Penggerak Tahun 2022


tentang Pendidikan Guru Penggerak 2022. Jakarta: Kemendikbudristek.

Rafael, Simon Petrus. 2022. Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar


Dewantara. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Nurcahyani, Andri, Diah Samsiati Rajasa, Murti Ayu Wijayanti. 2022. Budaya
Positif. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional.
2022 Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan.

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak. 2022
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan.

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak. 2022 Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan.

Aditya Dharma, S.Si. M.B.A. Modul 1.4 Budaya Positif. 2022 Jakarta: Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga kependidikan.

16
LAMPIRAN

TUGAS-TUGAS GURU PENGGERAK

TAMPILAN LMS

MODUL 1.1

https://drive.google.com/file/d/1d-0k-
GYVbk2DMh0gkPtm9lx5dDmg4HCl/view?usp=sharing

17
18
19

MODUL 1.2
20
21

MODUL 1.3
22
23
24

MODUL 1.4
25
26

LINK TUGAS SETIAP MODUL

https://drive.google.com/drive/folders/19ERwlPSa2ELvDP
hMC9U5bMwBw4NR1ZWb?usp=share_link

https://drive.google.com/drive/folders/1TaLXkXdMb5CgI0
6_2MIvj5DhQ-OxCkcs?usp=share_link

https://drive.google.com/drive/folders/16gVHqP4p3EpeSU
Lash4XV8sox8npPMZ4?usp=share_link

https://drive.google.com/drive/folders/1p4TONsY2GFffaN
RY-n5fcApzTL5DLBk0?usp=share_link

JURNAL REFLEKSI

https://drive.google.com/file/d/1TsRiPC9ahdmzCKFXpbp-
ffV8D0Ja24PH/view?usp=share_link
27

PELAKSANAAN PROGRAM
28
29
30

AKSI NYATA BUDAYA POSITIF


31
32

BLOG/ DOKUMEN AKSI NYATA

https://zuhaira1993.blogspot.com/2022/09/budaya-positif-awal-dari-
keverhasilan.html

Anda mungkin juga menyukai