Tujuan pembelajaran Fisika pada tingkat SMA diarahkan untuk menguasai konsep dan melatihkan kerja ilmiah
atau scientific approach siswa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis perubahan konseptual siswa setelah melalui pembelajaran authentic problem melalui integrative
learning. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian mixed method. Desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah embedded experimental design. Data kualitatif yang berupa pelaksanaan pembelajaran
diambil melalui observasi langsung dan disajikan secara deskriptif. Data kuantitatif yang berupa nilai perubahan
konseptual siswa diambil melalui tes penguasaan konsep dan dianalisis melalui uji paired t-test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa : 1) Terdapat perubahan konseptual pada siswa setelah dilakukan pembelajaran Authentic
problem melalui Integrative Learning. 2) Pembelajaran authentic problem melalui integrative learning yang
diterapkan pada penelitian ini memiliki ciri : “ siswa memecahkan masalah otentik melalui diskusi dan
praktikum; evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi diri sendiri, evaluasi teman dan evaluasi guru“.
sedangkan konsepsi salah yang dibawa secara spontan mengatakan bahwa sebuah
siswa harus diremidiasi melalui benda yang massanya lebih besar akan
pembelajaran karena menghambat siswa jatuh lebih cepat daripada benda yang
dalam memahami materi pembelajaran dan lebih ringan (Suparno, 2013).
mengembangkan konsep dipikiran siswa Siswa sebaiknya dapat menga-
(Aydin & Kelees, 2002; Wenning, 2005). plikasikan hasil belajarnya untuk
Perubahan konseptual merupakan memecahkan masalah dalam kehidupan
perubahan konsepsi tentang suatu konsep nyata. Permasalahan dalam konteks nyata
dari sebelum ke sesudah mengikuti sangat diperlukan agar siswa mampu
pembelajaran (Davis, 2001). Perubahan menerapkan ilmunya di kehidupan sehari-
konseptual bisa dilakukan melalui proses hari. Barrows & Lynda (2007: 92-93)
berpikir dan mengubah pemikiran membagi beberapa permasalahan menjadi
(Thagard, 1997; Treagust & Duit, 2009). fictional, authentic, dan real. Authentic
Perubahan itu memerlukan berbagai proses problem adalah masalah yang didasarkan
pembelajaran yang memungkinkan siswa pada masalah yang benar-benar ditemui di
untuk mengembangkan konsep-konsep tempat kerja atau kehidupan nyata, yang
baru dan memformulasikan cara berpikir pada umumnya bersifat kompleks
yang sudah ada (Arends, 2012). Authentic problem cocok diterap-
Konsep-konsep dalam mekanika kan pada pembelajaran yang menekankan
merupakan dasar dari ilmu Fisika yang pentingnya siswa untuk menghubungkan
lain dan sebagian besar konsep mekanika konsep dengan aplikasi dalam kehidupan
berkaitan dengan berbagai fenomena fisik nyata. Salah satu contoh pembelajaran
dalam kehidupan sehari-hari (Sutopo, tersebut adalah Integrative learning (Peet
2012). Sebagian besar siswa menunjukkan dkk , 2011; Shi, 2006). Integrative
pemahaman konseptual yang kurang pada Learning dapat menguatkan pengetahuan
bidang mekanika meskipun mereka telah secara mendalam berdasarkan pengalaman
belajar konsep-konsep tersebut sebelum- langsung yang ditempuh selama proses
nya (Sutopo dkk, 2011). Salah satu konsep pendidikan. Pengalaman langsung siswa
mekanika yang paling mendasar adalah dapat ditanamkan melalui materi konteks-
gerak lurus (Serway dan Jewett, 2004:1). tual dan berkaitan dengan kehidupan
Konsep gerak lurus memiliki sehari-hari siswa (Shi, 2006). Menurut
banyak aplikasi dalam dunia nyata, namun Peet dkk (2011) integrative learning
banyak siswa yang mengalami konsepsi merupakan pembelajaran yang membantu
salah tentang kecepatan, kelajuan, dan siswa untuk mengintegrasikan penge-
percepatan (Hake , 1998; Reif & Allen, tahuan dari berbagai rangkaian
1992; Ivowi, 1984; Arons, 1981; Shaffer pembelajaran, mengaplikasikan pengeta-
& McDermott 2005; Singh & Schunn, huan yang diperoleh dari satu tempat
2009; dan Suparno, 2013). Siswa juga kepada situasi yang baru, serta meng-
mengalami konsepsi salah tentang identifikasi atau menghubungakan pe-
percepatan gravitasi pada fenomena gerak ngetahuan siswa.
jatuh bebas. Kebanyakan siswa di kelas
Volume 6 No. 1 Januari 2016 734
Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang
Eksperimen
Gambar. 1.1 Embedded Research Design (Diadaptasi dari Cresswell & Clark, 2007)
Tabel 1.3. Perubahan konseptual pada sub topik jarak dan perpindahan
Perpindahan merupakan 73
besaran vektor.
Salah Jarak dan perpindahan 33
itu sama. Menghitung perpindahan
Jarak mempunyai arah. 73 sama dengan menghitung 33
jarak.
Pada sub topik jarak dan perpindahan, kecepatan dan kelajuan. Siswa yang
konsepsi yang benar yaitu jarak memiliki konsepsi tersebut mengalami
merupakan besaran skalar sedangkan perubahan ke konsepsi yang benar pada
perpindahan adalah besaran vektor. akhir pembelajaran, yakni jarak adalah
Namun hampir 73% siswa masih panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu
beranggapan jarak mempunyai arah dan benda dalam selang waktu tertentu,
27% berpendapat jarak tidak mempunyai sedangkan perpindahan merupakan
arah. Siswa belum bisa membedakan perubahan posisi enda dalam selang waktu
antara jarak dan perpindahan baik itu dari tertentu (Serway & Jewett, 2004).
segi pengertian maupun besarannya dan 2. Kelajuan dan kecepatan
masih ada siswa yang menganggap bahwa Perubahan konseptual pada sub
konsep jarak dan perpindahan itu sama. topik kelajuan dan kecepatan dapat dilihat
Hal ini berdampak saat siswa membedakan pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4. Perubahan konseptual pada sub topik kelajuan dan kecepatan
Pada sub topik kelajuan dan kecepatan, speedometer merupakan alat untuk
siswa mengalami perubahan konsepsi mengukur kecepatan. Sedangkan konsep
tentang perbedaan kelajuan dengan sebenarnya adalah speedometer
kecepatan. Menurut wawancara, siswa merupakan alat untuk mengukur kelajuan.
menyamakan konsep antara kecepatan dan Siswa banyak yang berpikir jika
kelajuan. Pada umumnya siswa dua benda bergerak dalam waktu dan
beranggapan bahwa konsep kelajuan sama percepatan yang sama akan mempunyai
dengan kecepatan. Tetapi konsep yang jarak tempuh yang sama. Siswa lupa
sebenarnya tidaklah demikian, dimana memperhitungkan kecepatan awal benda.
kelajuan adalah jarak yang ditempuh tiap Dalam rumus jarak St=V0.t+1/2 a.t2
satuan waktu dan merupakan besaran tampak bahwa kecepatan awal (V0) ikut
skalar yang nilainya selalu positif, menetukan jarak yang ditempuh suatu
sehingga tidak memedulikan arah, benda. Dua benda yang bergerak dengan
sedangkan kecepatan adalah perubahan kecepatan awal berlainan, meskipun waktu
kedudukan/perpindahan suatu benda (t) dan percepatannya (a) sama, akan
terhadap waktu dan merupakan besaran menempuh jarak yang berbeda (Serway &
vektor, sehingga memiliki arah. Dalam Jewett, 2004; Suparno, 2013:13; Young &
gerak satu dimensi (gerak lurus) arah Freedman, 2002).
kecepatan diwakili/dinyatakan dengan Hasil penelitian lain juga
tanda +-. Tanda + jika searah sumbu + dan menyatakan siswa masih banyak
tanda – jika berlawanan arah dengan mengalami konsepsi salah tentang
sumbu + (Serway & Jewett, 2004; Young kecepatan, kelajuan, dan percepatan
& Freedman, 2002: 34-35). Dari hasil (Hake, 1998; Reif & Allen, 1992; Ivowi,
pengamatan dan wawancara mengenai 1984; Arons, 1981; Shaffer & McDermott,
fungsi dari speedometer, bahwa sebagian 2005; Singh & Schunn, 2009; dan
besar siswa beranggapan bahwa Suparno, 2013). Konsepsi salah tersebut
dialami siswa karena siswa tidak bisa dalam menguasai konsep baru (Winahyu,
membedakan kecepatan sebagai besaran 2006),
vektor dan kelajuan sebagai besaran 3. Percepatan GLB dan GLBB
skalar. Pembelajaran sebaiknya harus Perubahan konseptual pada sub
menekankan konsep di awal sehingga topik percepatan GLB dan GLBB dapat
siswa dapat mengembangkan konsepsi dilihat pada Tabel 1.5.
yang benar dan dapat membantu siswa
Tabel 1.5. Perubahan konseptual pada sub topik percepatan GLB dan GLBB
Beberapa siswa ada yang masih perlambatan atau percepatan negatif, yang
beranggapan bahwa percepatan selalu arahnya berlawanan dengan benda yang
terjadi dalam arah yang sama dengan sedang bergerak (Suparno, 2013). Siswa
benda yang sedang bergerak. Siswa tidak juga masih kesulitan membedakan bentuk
mengerti bahwa ada yang disebut grafik hubungan antara variabel yang
Volume 6 No. 1 Januari 2016 739
Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang
Tabel 1.6. Perubahan konseptual pada sub topik gerak jatuh bebas
Treagust, D.F, & Duit, R. 2009. “Multiple Wenning, C.J., 2005. “Minimizing
Perspective of Conceptual Change resistance to inquiry-oriented
in Science and the Challenges science instruction: The
Ahead”. Journal of Science and importancw of climate setting”.
Mathematics Education in Journal Physics Teacher Education
Southeast Asia. Vol. 32 No. 2, 89- Online. 3(2), 10-15,
104. (http://www.jpteo.com), diakses 27
Maret 2013
Ullmer, J.H.2011. The scientific method of
Sir William Petty. Erasmus Wenning, C. J. 2011. “Experimental
Journal for Philosophy and Inquiry in Introductory Physics
Economics. (online), 4(2) 1-19. Courses”. Journal Physics Teacher
(http://ejpe.org/pdf/4-2-art-1.pdf), Education Online, (Online), 6(2):
diakses 28 April 2014 2-8, (http://www.jpteo.com),
diakses tanggal 27 Maret 2013
Vasile, C. 2011. “Entry points, interests
and attitudes. An integrative Winahyu. 2006. “Konsepsi Siswa dan
approach of Learning”. Guru Tentang Konsep-Konsep IPA
Sciencedirect Procedia Social and di SD se Kota Malang”. Jurnal
Behavioral Sciences , (Online), 11 Ilmu Pendidikan. 18 (20) : 12-27
(2011) 77–81,
(www.sciencedirect.com), diakses Young, H.D, & Freedman, R.A. 2002.
25 Maret 2013 Fisika Universitas Jilid 1. Edisi
Kesepuluh. Buku Satu. Terjemahan
Wieman,C. 2007.”Why Not Try? a : Endang Juliastuti. Jakarta :
Scientific Approach to Science Erlangga.
Education?”. Change Magazine.
(online), 39(5) 9-15, Yuliati, L. 2008. Model-model
(www.cwsei.ubc.ca/SEI_research/.. Pembelajaran Fisika: Teori dan
./Wieman-Change_Sept- Praktek. Malang: Lembaga
Oct_2007 ), diakses 23 April Pengembangan dan Pembelajaran
2014 UM.