Anda di halaman 1dari 14

Menjelaskan teori piaget,

teori behavioristik dan


teori kontruktivisme serta
penerapannya dalam
pembelajaran IPA sd
Kelompok 4
Nama kelompok 4
1. JULIATI (22140219)
2. LYDIA PERMATASARI (22140223)
3. MURNI SALMIAH (22140228)
4. NURLIANI (22140231)
5. PUTRI ANITA WAHYUNI (22140235)
6. PUTRI ARLIANI (22140236)
7. AMRIJUL AMRI HSB (20140145)
8. ZULFEBRI (20140142)
A. Menjelaskan teori piaget

Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss yang terkenal dengan teorinya tentang
perkembangan kognitif anak. Teori Piaget mengemukakan bahwa perkembangan
kognitif melibatkan serangkaian tahap yang berbeda, yang meliputi:

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)

4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas):

Teori Piaget telah berpengaruh besar dalam psikologi perkembangan anak dan
pendidikan, meskipun beberapa penelitian lebih baru telah mengidentifikasi
keterbatasan dalam teorinya.
Penerapan teori Piaget dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk siswa Sekolah Dasar (SD) melibatkan
pemahaman tahap perkembangan kognitif siswa. Teori Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif utama
pada anak-anak, yaitu:

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui pengalaman sensorik dan motorik. Dalam
konteks pembelajaran IPA SD, aktivitas eksperimen sederhana dan penggunaan alat peraga yang melibatkan indra seperti
sentuhan atau pendengaran dapat membantu pemahaman konsep dasar.

2. Tahap Prapertoperasional (2-7 tahun): Anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir simbolik, meskipun mereka
masih cenderung egosentris. Guru dapat menggunakan gambar, cerita, dan representasi visual untuk membantu mereka
memahami konsep-konsep IPA seperti sifat-sifat materi atau siklus air.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai dapat berpikir lebih logis dan konkrit.
Pembelajaran IPA dapat memanfaatkan eksperimen sederhana, penyelidikan lapangan, dan pertanyaan reflektif yang
memungkinkan mereka untuk memahami konsep-konsep seperti penjumlahan energi dalam rantai makanan atau sifat-sifat
benda padat dan cair.

4. Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): Siswa pada tahap ini dapat berpikir secara abstrak dan menggunakan
pemikiran proposisional. Dalam pembelajaran IPA SD, mereka dapat mengeksplorasi konsep-konsep lebih dalam dan mungkin
terlibat dalam eksperimen yang lebih kompleks atau proyek penelitian.

Penting untuk memahami bahwa anak-anak berada pada tahap perkembangan yang berbeda, jadi pendekatan pembelajaran
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan tahap
perkembangan anak akan membantu mereka memahami dan mengingat konsep-konsep IPA dengan lebih baik.
Pengertian teori
behavioristik
Teori behavioristik adalah pendekatan psikologi yang
menekankan pentingnya perilaku yang dapat diamati dan
diukur dalam memahami dan menjelaskan proses belajar
serta perilaku manusia. Teori ini berakar pada pemikiran
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan
eksternal dan pembelajaran adalah hasil dari asosiasi antara
stimulus dan respons.
B. Menjelaskan pengertian belajar dan pembelajaran
menurut behavioristik

Menurut teori behavioristik, belajar adalah proses di mana


individu mengalami perubahan dalam tingkah laku
mereka sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman yang
mereka alami dalam lingkungan eksternal. Belajar dalam
konteks ini berfokus pada perubahan-perubahan yang
dapat diamati dan diukur, seperti respons fisik atau
tingkah laku yang teramati, yang dapat dipengaruhi oleh
stimulus eksternal, penguatan (reward), atau hukuman
(punishment) yang diterapkan. Dengan kata lain, teori
behavioristik menekankan bahwa belajar adalah hasil dari
hubungan antara stimulus eksternal dan respons yang
dihasilkan oleh individu.
Menurut teori behavioristik, pembelajaran adalah proses
di mana individu memperoleh atau mengubah perilaku
mereka melalui asosiasi antara stimulus eksternal dan
respons yang dihasilkan. Fokus utama adalah pada
perubahan perilaku yang dapat diamati dan diukurTeori
behavioristik menekankan bahwa pembelajaran adalah
hasil dari pengalaman langsung dengan lingkungan
eksternal dan pengaruh stimulus serta konsekuensinya
terhadap perilaku individu..
penerapan teori behavoristik dalam pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SD, beberapa
pendekatan yang dapat diambil melibatkan penggunaan reinforcement, reward, dan umpan balik. Berikut
adalah contoh penerapannya:

Penguatan Positif:

Memberikan pujian atau pengakuan langsung saat siswa menunjukkan perilaku yang diinginkan, seperti
aktif berpartisipasi dalam eksperimen atau memberikan jawaban yang benar.

Reward Sistematis

Menerapkan sistem reward, seperti memberikan stiker atau poin positif, untuk setiap pencapaian atau
perilaku positif siswa dalam pembelajaran IPA.

Kompetisi dan Permainan

Menggunakan elemen kompetisi atau permainan dengan hadiah atau penghargaan untuk memotivasi siswa
dalam menjalani kegiatan pembelajaran IPA.

Skema Poin atau Kartu Hadiah

Menggunakan skema poin atau kartu hadiah yang dapat ditukarkan dengan imbalan tertentu sebagai
bentuk reinforcement untuk partisipasi dan pencapaian.
Penghargaan Publik:
Memberikan penghargaan publik, seperti p1engumuman di depan kelas atau papan
pengumuman sekolah, untuk siswa yang menunjukkan prestasi atau kemajuan dalam pelajaran
IPA.
Umpan Balik Langsung:
Memberikan umpan balik langsung terhadap jawaban atau kinerja siswa, baik secara positif
maupun konstruktif, untuk membimbing mereka menuju pemahaman konsep yang lebih baik.
Penilaian Formatif:
Menggunakan penilaian formatif secara berkala dengan memberikan umpan balik yang jelas
dan mendukung untuk membantu siswa mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Pengaturan Tugas Berstruktur:
Merancang tugas dan aktivitas pembelajaran IPA yang memiliki struktur
jelas, sehingga siswa dapat mencapai keberhasilan dengan jelas dan
mendapatkan reinforcement positif.

Pengulangan Materi:
Menggunakan pengulangan materi secara sistematis untuk memastikan
penguatan konsep-konsep IPA yang penting.

Penting untuk diingat bahwa sementara pendekatan ini dapat meningkatkan


keterlibatan dan motivasi siswa, pendekatan pembelajaran yang holistik
yang mencakup berbagai teori pembelajaran juga dapat memberikan hasil
yang lebih baik dalam pemahaman konsep dan penerapan pengetahuan.
C. Menjelaskan teori pembelajaran kontruktivisme

Teori pembelajaran konstruktivisme adalah kerangka


pemikiran dalam psikologi dan pendidikan yang
menekankan peran aktif individu dalam membangun
pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri.Teori
konstruktivisme merangsang pemikiran kritis,
pemahaman mendalam, dan pembelajaran yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari.
Penerapan teori pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) di sekolah dasar (SD) dapat menciptakan pengalaman
pembelajaran yang lebih efektif dan berkelanjutan. Berikut beberapa strategi
yang dapat diterapkan
1. pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Memungkinkan
siswa untuk memilih topik penelitian mereka sendiri atau berkolaborasi dalam
kelompok untuk menyelidiki masalah-masalah ilmiah. Mereka dapat merancang
proyek-proyek eksperimental dan melibatkan diri dalam penemuan mereka
sendiri.
2. Diskusi dan Kolaborasi: Fasilitasi diskusi kelompok di mana siswa dapat
berbagi ide, pengamatan, dan pemahaman mereka tentang topik tertentu. Ini
membantu mereka membangun pemahaman bersama dan melatih kemampuan
berpikir kritis.
3. Eksplorasi Lapangan: Kunjungan ke laboratorium,
kebun binatang, taman alam, atau tempat-tempat lain
yang relevan dengan topik IPA dapat memberikan
pengalaman langsung yang mendukung pemahaman
konsep.
4. Pembelajaran Berbasis Masalah: Memberikan siswa
masalah-masalah dunia nyata yang memerlukan
pemecahan ilmiah. Mendorong mereka untuk
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan
mencari solusi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai