Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Matematika
SD/MI
Kelompok 3
Disusun oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
GENTENG BANYUWANGI
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita, shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul ’’Asyik Belajar Matematika dirumah’’ ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Matematika SD/MI Ibu Eka Ramiati, M.Pd. Selain itu, juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang asyik belajar matematika dirumah bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Terlepas dari itu semua, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan tugas ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dalam
kegiatan belajar dan mengajar. Pembelajaran membantu guru dalam proses
pemerolehan ilmu pengetahuan, pemahaman materi dan pembentukan sikap
kepada peserta didik. Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh
Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa
eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang
bersifat internal. Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih
lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk
menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa
untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang
terdapat dalam setiap peristiwa belajar.
Proses pembelajaran matematika tidak hanya berlangsung disekolah saja
melainkan juga bisa dirumah. Asyik Belajar Matematika dirumah bisa
diterapkan oleh orang tua dan anak. Dalam belajar matematika sebisa
mungkin guru juga tidak terlalu fokus pada materi tetapi juga harus ada cara
yang asyik dan menyenangkan bagi siswa agar suka belajar matematika.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembelajaran Matematika yang menarik dirumah?
2. Bagaimana cara menerapkan belajar Matematika diSupermarket?
3. Bagaimana cara menerapkan belajar Matematika dalam perjalanan?
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
website matematika ini. Jadi, disini anak-anak kan merasa lebih senang
bisa belajar matematika dengan asyik dan mneyenangkan dirumah.
Beberapa contoh website permainan matematika untuk memahamkan
konsep matematika seperti :
a. Division Mine :
3
c. Stop The Clock :
4
permainan ini siswa diminta untuk menggunakan taktik atau strategi
tertentu untuk dapat menyelesaikan permainan. Diantaranya seperti :
a. Fantastic fish shop :
5
3. Belajar matematika dengan permainan angka
Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menyenangkan
yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam
pengajaran matematika baik aspek kongnitif, afektif, maupun
psikomotorik (Ruseffendi, 1988:62). Permainan Angka ini bisa
diteapkan dengan bantuan benda-benda konkret karena mengingat usia
anak sd mereka lebih mudah dalam memahami sebuah materi dalam
bentuk benda-benda atau kejadian yang konkret/nyata. Konkret adalah
nyata atau benar-benar ada (berwujud dapat dilihat, diraba dan
sebagianya). (Purwodarminto:1988;455). Kata konret biasanya
dihubungkan dengan benda-benda dirumah, dijalan atau dilingkungan
sekitar. Benda adalah segala yang berada dialam yang berwujud atau
berjasad (bukan roh) misalnya : bola, kelereng, kayu, krikil dsb.
Sehingga apabila digabungkan benda-benda konkret adalah segala
yang berada di alam yang berwujud, berjasad dan benar-benar ada.
Dalam hal ini contohnya dalam pengaplikasian materi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dsb. Misalnya :
orang tua mendampingi anak dalam menghitung jumlah benda-benda
padat yang berada didalam rumah. Menghitung tumbuhan yang
tumbuh disekitar rumah dengan berhitung menggunakan jari sebagai
media permainan angka.
4. Belajar matematika dengan Cerita Naratif
Menurut Gorys Keraf (2004, dalam Zulela et al., 2017),
menyatakan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana atau teks yang
berusaha menggambarkan dengan jelas kepada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi yang dijalin dalam suatu kesatuan waktu.
Teks naratif dapat diartikan sebagai suatu teks yang menceritakan
kejadian/peristiwa dan dirangkai secara runtut menurut alur waktu
(kronologis), serta diungkapkan sesuai denan urutan/rangkaian
kejadian/peristiwa (Zulela et al., 2017). Orang tua dirumah bisa
menggunakan cerita naratif untuk mengajarkan matematika kepada
anaknya agar penyampaian pembelajaran matematika menjadi lebih
6
mudah dan menyenangkan, karena dalam cerita naratif mengajak siswa
untuk menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari berdasarkan
konsep matematika. Contohnya :
1. ‘’Sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, ani dan budi. Ibu membeli
8 roti yang akan dibagikan kepada semua anggota keluarga untuk
sarapan pagi. Berapa roti yang diterima oleh masing-masing
orang?’’
2. ‘’Ayah membawa 20 buah apel yang baru dibeli di toko buah.
Sesampainya dirumah adek meminta 4 apel dan kakak meminta 3
apel. Berapa sisa apel ayah sekarang ?’’
Dalam hal ini tingkat kesulitan soal disesuaikan dengan kelas yang
sedang ditempuh oleh peserta didik. Teks cerita naratif tidak harus
disampaikan oleh orang tua dalam bentuk tulisan, namun juga bisa
disampaikan secara langsung ketika sedang berkomunikasi dengan
anaknya dirumah. Orang tua mengajak anaknya melihat situasi dan
kondisi yang sedang terjadi dilingkungan sekitar rumah. Lalu
mengajak anak untuk belajar berhitung dan menyusun sebuah
kalimat. Karena pada intinya pembelajaran matematika tidak hanya
soal berhitung saja. Namun, pada matematika juga dimunculkan
materi berupa soal cerita yang tujuannya yaitu untuk menstimulasi
dan melatih siswa menerapkan konsep dan memecahkan masalah
matematika, baik secara prosedur rutin maupun dengan strategi
pemecahan masalah tertentu. Sehingga siswa siswa dapat memiliki
keterampilan dalam memahami dan memecahkan masalah
matematika (Dharma et al., 2016). Menurut Sugondo (2005, dalam
Utamiet al., 2018) soal cerita matematika merupakan soal-soal
yang menggunakan bahasa verbal dan umumnya berhubungan
dengan kegiatan sehari-hari. Pemahaman yang tepat terhadap
bahasa dalam soal cerita akan mengantarkan peserta didik pada
pemahaman masalah matematika yang disajikan, yang dimulai dari
apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, serta bagaimana
strategi penyelesaian masalahnya. Abidin (1989, dalam Dharma et
7
al., 2016) mengemukakan bahwa soal cerita adalah soal yang
disajikan dalam bentuk cerita pendek.
B. Belajar Matematika diSupermarket
Mengajak anak untuk pergi ke supermarket adalah alternatif lain bagi
orang tua dalam mengajarkan pembelajaran matematika bagi anak.
Dimulai dari kegiatan sebelum berangkat berbelanja pastikan ibu membuat
daftar belanja. Dalam hal ini anak juga bisa ikut serta dalam mendata apa
saja yang perlu dibeli nanti, misalnya ibu akan membeli apel untuk semua
orang yang ada dirumah. Kita bisa membeli berapa biji ya?, selain dengan
menanyakan hal itu kepada anak ibu juga bisa meminta bantuan kepada
anak untuk melihat barang-barang yang sudah habis dirumah. Ini bisa
melatih kemandirian anak. Pada saat di supermarket :
1. Anak bisa belajar Mengenal Nomor : ibu bisa memberikan pertanyaan
kepada anak mengenai angka/nomor dengan menunjukkan label harga
pada barang-barang yang dijual di supermarket lalu anak akan
menebak angka itu.
2. Menghitung Angka : dalam hal ini anak di ajak menghitung barang-
barang yang akan dibeli sebelum dimasukan kedalam trolley. Dan bisa
juga dengan menghitung total harga barang yang sudah dimasukan
dalam trolley jika anak tersebut sudah memasuki usia kelas atas.
3. Mengukur : Satuan seperti centimeter, meter, dan kilogram sangat
penting dalam pendidikan matematika dasar.Ibu bisa mengajak anak
menimbang bahan belanjaan dengan memberikan penjelasan tentang
atuan kilogram ataupun gram dan perbedaanya.
4. Penjumlahan dan pengurangan sederhana : ketika berbelanja ibu
memasukkan belanjaan terllau banyak sehingga troley tidak bisa
menampung barang belanjaan, misalnya : ibu menambah 5 buah botol
minum kedalam troley dan ternyata tidak cukup, lalu ibu menanyakan
kepada anaknya berapakah botol minum yang harus dikurangi agar
troley bisa menampung kembali?.contohnya seperti itu.
8
5. Mengenal Ukuran : Ketika berbelanja disupermarket, anak juga
diajarkan mengenal ukuran, misalnya gula 1 kg dan gula 10 kg lebih
besar mana.
Dalam usia anak SD mereka sudah mulai bisa dikenalkan dengan
nominal/jumlah mata uang, menghitung jumlah barang dan harga
barang ataupun diskon. Uang untuk membayar dan kembalian.
Semua itu di sesuaikan dengan usia pada si anak. Adapun kegiatan
yang bisa dilakukan oleh ibu dan anak ketika disupermarket seperti
:
a. Membandingkan harga dan nilai angka, bila harga barang lebih
murah, nilai angkanya lebih kecil atau besar.
b. Menuliskan dan menyebutkan angka pada harga, mana angka
ribuan, ratusan, puluhan, dan satuan.
c. Melihat perbedaan antara produk yang menggunakan satuan
liter dan kilogram, di mana anak akan bisa melihat satuan liter
lebih sering digunakan untuk produk cair dan kilogram untuk
produk padat.
d. Melihat perbedaan besar kemasan barang dengan satuan ons,
gram dan kilogram.
e. Mengamati dari ukuran rak barang, berapa banyak barang yang
bisa dipajang dengan dimensi kemasan barang. Misal, setiap
satu meter, ada berapa buah barang yang bisa disusun.
f. Mengajarkan tentang diskon, apa arti diskon 10 persen atau 50
persen.
g. Membaca timbangan digital, yang biasanya menampilkan berat
total dan jumlah harga yang akan tercetak di stiker. Bila ke
pasar masih bisa melihat pedagang menimbang dengan
timbangan neraca.
h. Membaca tanggal kadaluarsa barang dan masih berapa lama
lagi barang tersebut dapat dikonsumsi.
i. Menghitung total berat bawaan dari berat masing-masing
barang yang akan dibeli.
9
j. Menghitung total harga barang yang dibeli, dan memperkirakan
jumlah uang yang harus disiapkan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rumah adalah tempat belajar anak ketika bersama orang tua. Untuk
anak usia SD (7-12 tahun) mereka berada pada tahap operasional konkret.
Dimana ketika anak-anak belajar dilibatkan dengan situasi nyata.
(Sudono)2000:1 bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian
atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun imajinasi anak.
Banyak fitur website yang menyediakan permainan matematika yang
dapat digunakan oleh anak usia SD untuk membangun pemahaman konsep
contohnya : Division Mine, Fraction Monkey, Stop The Clock, Telling
Tim eto Practice , mengembangkan berpikir kritis serta melatih kecepatan
berhitung seperti : Fantastic fish shop, Fantastic fish shop. Orang tua
dirumah juga harus memantau serta menemani anaknya dalam belajar
dengan website matematika ini.
Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang
dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional dalam pengajaran
matematika baik aspek kongnitif, afektif, maupun psikomotorik
(Ruseffendi, 1988:62). Dalam hal ini contohnya dalam pengaplikasian
materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dsb. Misalnya :
orang tua mendampingi anak dalam menghitung jumlah benda-benda
padat yang berada didalam rumah.
Teks naratif dapat diartikan sebagai suatu teks yang menceritakan
kejadian/peristiwa dan dirangkai secara runtut menurut alur waktu
(kronologis), serta diungkapkan sesuai denan urutan/rangkaian
kejadian/peristiwa (Zulela et al., 2017). Orang tua dirumah bisa
menggunakan cerita naratif untuk mengajarkan matematika kepada
anaknya agar penyampaian pembelajaran matematika menjadi lebih
mudah dan menyenangkan, karena dalam cerita naratif mengajak siswa
untuk menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari.
11
Mengajak anak untuk pergi ke supermarket adalah alternatif lain bagi
orang tua dalam mengajarkan pembelajaran matematika bagi anak. Dalam
usia anak SD mereka sudah mulai bisa dikenalkan dengan nominal/jumlah
mata uang, menghitung jumlah barang dan harga barang ataupun diskon.
Uang untuk membayar dan kembalian. Semua itu di sesuaikan dengan usia
pada si anak.
Metode Permainan : suatu cara penyajian materi pelajaran melalui
berbagai macam bentuk aktivitas permainan untuk menciptakan suasana
menyenangkan, serius tetapi santai sehingga siswa akan belajar dengan
gembira (Saefudin, 2012; Sutikno, 2014). Ketika dalam perjalanan metode
permainan bisa digunakan dengan media plat nomor kendaraan.
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan
terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
Semoga bermanfaat.
12
DAFTAR PUSTAKA
13