Anda di halaman 1dari 15

EduMa Vol.3 No.

1 Juli 2014 17
ISSN 2086 - 3918

PEMANFAATAN MEDIA AKTUAL


LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA UNTUK LOWER CLASS DI MI/SD
(Sebuah Inovasi Pembelajaran Matematika Berbasis Alat peraga Sederhana)

Atikah Syamsi
Prodi PGMI, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon
atikah_1384@yahoo.co.id

Abstrak
Mengapa siswa perlu belajar matematika dapat dijawab dengan penjelasan bahwa
matematika merupakan pelajaran yang penting. Matematika merupakan bagian tak
terpisahkan dari pendidikan secara umum. Jelas untuk memahami dunia kita dan
kualitas keterlibatan kita dalam masyarakat diperlukan pemahaman matematika secara
baik. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk
±bentuk suatu struktur yang abstrak dan hubungan antara bentuk tersebut. Untuk dapat
memahaminya, diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat dalam
Matematika. Karena sifatnya yang abstrak, maka dalam pembelajaran matematika
masih diperlukan benda -benda yang menjadi perantara atau alat peraga yang
berfungsi untuk mengkonkritkan sehingga fakta -faktanya lebih jelas dan lebih mudah
diterima oleh siswa. Karenanya pula menjadi wajar jika anak-anak usia Dasar tidak
mudah dalam memahami matematika. Pilihan media yang tepat bisa menjadi jembatan
terhadap kesulitan siswa sekolah dasar dalam memahami pelajaran ini. maka dalam
kegiatan pembelajaran hendaknya dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
Siswa aktif melakukan eksplorasi, percobaan, pengujian, diskusi atau kegiatan lain
yang menekankan siswa aktif dalam belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.

Keywords : Media, aktual, lingkungan, eksplorasi, pembelajaran matematika

PENDAHULUAN mengkonkretkan sifat abstraksi


materi sehingga cenderung
Pembelajaran Matematika di mengarahkan guru memilih metode
jenjang pendidikan dasar banyak ceramah dalam pengelolaan kelas.
mempelajari objek abstrak yang Media yang dipilihpun diantaranya:
menuntut kemampuan berpikir chart atau gambar statik. Pilihan
anak untuk memahami materi media yang banyak digunakan pada
pelajaran. Objek-objek pada pokok kelas tradisional, belum dapat
bahasan Matematika banyak yang
menggambarkan mekanisme materi
belum bisa dimengerti sehingga Matematika secara utuh. Dalam
sering terjadi miskonsepsi, hal ini pembelajaran Matematika untuk
dikarenakan oleh belum tersedianya anak SD/MI tidak dapat dipelajari
media yang mampu
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 18
ISSN 2086 - 3918

tanpa mempraktikkannya, nyata yang dapat diterima akal


pemahaman anak dapat dicapai mereka. Dengan demikian alat
apabila siswa berperan aktif dalam bantu belajar atau biasa disebut
belajar.Kondisi tersebut sesuai media sangatlah diperlukan dalam
untuk siswa sekolah dasar. pembelajaran matematika, untuk
Menurut Darmodjo (1993) memberikan pengalaman belajar
yang bermakna,mengaktifkan dan
perkembangan intelektual anak
menyenangkan.
usia sekolah dasar adalah termasuk
Alat peraga matematika adalah
katagori operasional konkrit, maka sebuah atau seperangkat benda
dalam belajarnya sangat konkrit yang dibuat, dirancang,
membutuhkan pengalaman konkrit. dihimpun atau disusun secara
Di samping itu sesuai dengan sengaja, yang digunakan untuk
karakteristik pembelajaran membantu menanamkan atau
Matematika di sekolah dasar yaitu mengembangkan konsep-konsep
lebih menekankan pada proses, atau prinsip-prinsip dalam
maka dalam kegiatan pembelajaran matematika. Dengan alat peraga,
hendaknya dapat memberikan maka hal-hal yang abstrak dapat
pengalaman nyata kepada siswa. disajikan dalam bentuk model-
Siswa aktif melakukan eksplorasi, model,sehingga siswa dapat
memanipulasi objek tersebut
percobaan, pengujian, diskusi atau
dengan cara dilihat, dipegang,
kegiatan lain yang menekankan
diraba, diputarbalikkan, agar lebih
siswa aktif dalam belajar dengan mudah memahami matematika.
memanfaatkan lingkungan sekitar. Matematika merupakan bagian tak
Matematika adalah suatu ilmu yang terpisahkan dari pendidikan secara
berhubungan dengan penelaahan umum. Jelas untuk memahami
bentuk ²bentuk suatu struktur yang dunia kita dan kualitas keterlibatan
abstrak dan hubungan di antara hal kita dalam masyarakat diperlukan
- hal tersebut.Untuk dapat pemahaman matematika secara
memahaminya, diperlukan baik. Gagasan-gagasan matematika
pemahaman tentang konsep- konsep seperti bilangan, ruang,
yang terdapat dalam Matematika. pengukuran, dan susunan, telah
Karena sifatnya yang abstrak, maka beratus-ratus bahkan ribuan tahun
dalam pembelajaran matematika digunakan dalam kehidupan sehari-
masih diperlukan benda -benda hari oleh sebagian besar manusia.
yang menjadi perantara atau alat Gagasan-gagasan itu juga
peraga yang berfungsi untuk digunakan dalam sains, ekonomi,
mengkonkritkan sehingga fakta - dan desain. Bahkan dalam teknologi
faktanya lebih jelas dan lebih informasi dan komunikasi juga
mudah diterima oleh siswa. digunakan jasa dan peranan
Oleh karena itu wajar apabila penting matematika. (Turmudi,
matematika tidak mudah dipahami 2012)
oleh kebanyakan siswa usia sekolah Matematika juga banyak digunakan
dasar. Berdasarkan hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari yang
diatas untuk memahami suatu melibatkan bilangan dan
konsep matematika, siswa masih perhitungan. Dalam membangun
harus diberikan rangkaian kegiatan rumah, pada perdagangan kita
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 19
ISSN 2086 - 3918

membilang, dan melakukan sehari-hari maupun dalam kejadian


perhitungan sederhana. Kita juga yang kompleks seperti dalam bisnis,
menggunakan bangun bidang dan sains ataupun teknologi.
ruang (spatial) serta pengukuran Ketika suatu keluarga
untuk membaca peta, denah di merencanakan untuk pergi
sekitar rumah kita, untuk berwisata, maka mereka
menentukan berapa banyak menggunakan matematika untuk
diperlukan cat dalam mengecat memperkirakan seberapa jauh
dinding rumah dan seterusnya. mereka akan menempuh
Matematika juga digunakan di perjalanan, waktu yang diperlukan
tempat bekerja meskipun selama wisata dan untuk pulang
penggunaannya tidak terkait dan pergi, berapa banyak bahan
langsung dengan matematika yang bakar yang diperlukan, berapa
dipelajari di sekolah. Misalkan banyak makanan dan perbekalan
memeriksa jumlah uang yang akan lainnya diperlukan, dan berapa
dibayarkan untuk gaji karyawan biaya yang diperlukan untuk
jelas memerlukan kemampuan pemeliharaan kendaraan.
matematika. Membaca tabel dan Sebagaimana astronom dan
informasi yang tersaji dalam tabel insinyur mempersiapkan perjalanan
dan grafik perlu pemahaman ruang angkasa, mereka
matematika secara baik.Membuat menggunakan matematika untuk
blueprint menetapkan berapa menghitung berapa jauh perjalanan
banyak kertas yang diperlukan, mencapai ruang angkasa, berapa
untuk membuat brosur dan susunan waktu yang diperlukan untuk pergi
pola, dan skala untuk dan pulang, berapa bahan bakar
meminimalkan penggunaan kertas yang diperlukan selama perjalanan,
ini memerlukan kemampuan makanan dan suplai apa yang
kompetensi matematika. diperlukan, serta biaya untuk
Melakukan pengukuran, pemeliharaan kendaraan ruang
perhitungan rata-rata, angkasa.
membandingkan semuanya
merupakan bagian penting dari
sistem pengawasan mutu. Jelas KAJIAN PUSTAKA
bahwa IPA, teknik dan computer
1. Media dalam Pembelajaran
dianggap sebagai ilmu pengetahuan
Matematika
yang memerlukan jasa matematika
sangat tinggi. Bidang-bidang seperti
Media merupakan hal yang
geografi, biologi, seni, ekonomi, pola
penting dalam proses pembelajaran,
desain, dan manajemen semuanya
dengan menggunakan media, guru
memerlukan matematika teknik,
dapat menyampaikan materi
demikian juga dunia industri,
pembelajaran dengan lebih mudah,
perdagangan, sosial, dan
sehingga materi pembelajaran
perencanaan ekonomi dan sistem
dapat dipahami siswa dengan baik.
komunikasi memerlukan
Dengan seiring waktu media terus
matematika yang sangat tinggi.
berkembang sebagaimana teknologi
Matematika merupakan bahasa
yang terus maju pesat, tidak
untuk menjelaskan kejadian-
terkecuali media dalam
kejadian umum dalam kehidupan
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 20
ISSN 2086 - 3918

pembelajaran Matematika di pembelajaran. Sedangkan teknologi


sekolah dasar. pembelajaran adalah suatu cara
Media berasal dari kata medium atau alat yang digunakan dalam
yang secara harfiah berarti proses pembelajaran yang
perantara atau pengantar pesan diharapkan nantinya peserta didik
dari pengirim pesan ke penerima dapat menerima materi dengan
pesan (Sadiman dkk, 2009).Media lebih baik, dengan rasa senang dan
adalah alat yang digunakan untuk tanpa ada paksaan materi
menyalurkan pesan atau informasi pelajaran. Pada intinya media dan
dari pengirim kepada penerima teknologi pembelajaran aktual
pesan.Pengirim dan penerima pesan adalah suatu cara atau alat yang
itu dapat berbentuk orang atau digunakan dalam proses
lembaga, sedangkan media tersebut pembelajaran yang bersifat konkrit
dapat berupa alat-alat elektronik, dan kekinian yang diharapkan
gambar, buku, dan sebagainya. nantinya peserta didik dapat
(Azhar, 2008) menerima materi dengan lebih baik.
Peran media dalam
pembelajaran Matematika di 2. Media Aktual Lingkungan
sekolah dasar menjadi kunci utama,
karena mengingat usia peserta Sebelum membahas mengenai
didik di sekolah dasar yang dalam peran lingkungan dalam proses
psikologi perkembangannya masih pembelajaran Matematika terlebih
berpikir secara konkrit, sedangkan dahulu perlu disampaikan
materi Matematika kebanyakan pengertian lingkungan sekitar.
bermuatan abstrak, sehingga Yang dimaksud dengan lingkungan
diperlukan media pembelajaran sekitar yaitu segala sesuatu yang
yang dapat mengatasi hal tersebut. berada diluar/ disekitar individu,
Banyak media pembelajaran baik itu berupa makhluk hidup
Matematika di sekolah dasar, salah misalnya hewan, tumbuhan atau
satunya yang berperan banyak manusia maupun berupa benda tak
adalah media aktual, media aktual hidup berupa tanah, air, udara atau
mempunyai dua pengertian, yaitu benda apa saja yang berada di
media yang konkrit (alam) dan sekitar siswa. Pembelajaran
media yang terkini. Melalui media Matematika dengan memanfaatkan
aktual diharapkan siswa mampu lingkungan sekitar dapat
memahami materi Matematika, menciptakan kegiatan pembelajaran
terlebih yang bermuatan abstrak yang menekankan keterlibatan
menjadi konkrit. siswa secara aktif (studentcentered),
Media pembelajaran adalah alat yaitu kegiatan eksplorasi,
yang berfungsi merangsang percobaan, diskusi atau kegiatan
pemikiran, pengantar pesan kepada lain untukmengungkap fenomena
sasaran dan dapat membangkitkan alam atau segala sesuatu yang
perasaan.Apabila media itu terjadi dalam aktivitas keseharian
membawa pesan-pesan atau dengan memanfaatkan lingkungan
informasi yang bertujuan sekitar sekitar. Kegiatan belajar
instruksional atau mengandung lebih ditekankan pada aktivitas
maksud-maksud pengajaran maka kontekstual. Maksud dari kegiatan
media itu disebut media tersebut adalah apa yang dilakukan
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 21
ISSN 2086 - 3918

siswa di kelas merupakan refleksi sumber belajar baik berupa sumber


aktivitas siswa di lingkungan belajar alami maupun hasil desain
tempat tinggalnya atau di (Depdiknas, 2006).
lingkungan sekolahnya. Dengan Lebih lanjut ditegaskan bahwa
demikian aktivitas belajar dapat di prinsip pembelajaran yang
dilakukan dalam kelas, di luar berkualitas adalah:
kelas, atau di lingkungan a. Siswa terlibat aktif secara
sekolah.Dalam belajar menekankan intelektual, emosianal untuk
siswa aktif bukan berarti ada melakukan eksplorasi terhadap
kebebasan mutlak bagi siswa dalam fenomena alam.
berkehendak atau bertingkah laku, b. Siswa dilatih untuk
namun karena adanya keterbatasan menemukan konsep
pengetahuan yang dimiliki siswa, MATEMATIKA melalui
maka menuntut peran aktif dan berbagai cara, misalnya melalui
kreativitas guru dalam menentukan observasi, diskusi, atau
strategi pembelajaran. Situasi melakukan percobaan,
belajar aktif tersebut tercipta jika c. memberi kesempatan kepada
guru memfasilitasi dan memberi siswa untuk menyelesaikan
kesempatan kepada siswa untuk tugas bersama, dan
berbuat atau belajar, Peran Guru d. untuk menjadi kreatif apabila
sebagai organisator, fasilitator, dan siswa dibimbing untuk dapat
motivator. Dalam pembelajaran bekerja keras, antusias, dan
Matematika yang perlu percaya diri sehingga
diperhatikan adalah kesiapan guru diharapkan kreatifitas siswa
dan kreativitas guru untuk berkembang menjadi lebih baik.
menentukan strategi pembelajaran Lingkungan sangat penting
dengan memanfaatkan lingkungan digunakan dalam proses
sekitar dan menyiapkan media atau pembelajaran siswa Sekolah Dasar
sarana belajar yang bervariasi dari karena dapat digunakan sebagai
lingkungan sekitar.Hal ini untuk sasaran belajar, sumber belajar,
mengatasi kejenuhan pada diri maupun sebagai sarana belajar.
siswa. (Sri Sulistyorini, 2006). a. Lingkungan sebagai sasaran
Kegiatan pembelajaran yang belajar. Segala sesuatu di
menekankan proses dengan sekitar anak itu merupakan
memanfaatkan lingkungan sekitar obyek untuk
diharapkan dapat memberi dipelajari/diajarkan kepada
pengalaman konkret bagi siswa, anak, atau lingkungan sebagai
dengan demikian pembelajaran sasaran belajar bagi anak,
menjadi bermakna dan berkualitas. misalkan kita mempelajari
Pembelajaran dikatakan tentang konsep penjumlahan,
berkualitas jika guru menyajikan Untuk mempelajari materi
permasalahan yang menantang, tersebut di atas maka kita bisa
menyenangkan, memberi menggunakan benda-benda atau
kesempatan kepada siswa untuk peralatan yang ada di
bereksplorasi, memberi pengalaman lingkungan sekitar sekolah yang
sukses, mengembangkan kecakapan mungkin dibawa oleh anak.
berpikir dan dalam b. Lingkungan sebagai sumber
pembelajarannya memanfaatkan belajar. Beberapa sumber
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 22
ISSN 2086 - 3918

belajar misalnya guru, buku- pembelajaran Sains di MI/SD


buku, laboratorium, kebun alangkah baiknya kita mengetahui
sekolah, tenaga ahli, lingkungan terlebih dahulu karakteristik
sekitar dan sebagainya. pembelajaran di kelas rendah
Lingkungan merupakan sumber sekolah dasar. Anak kelas rendah
belajar yang tak habis-habisnya adalah anak yang berada pada
memberikan pengetahuan bagi rentangan usia dini. Perkembangan
anak. Lingkungan tersebut emosi anak usia 6-8 tahun telah
semakin digali, semakin banyak dapat mengekspresikan reaksi
yang kita dapatkan, tidak saja terhadap orang lain, telah dapat
bagi Matematika itu sendiri mengontrol emosi, sudah mampu
tetapi juga berupa sumber dari berpisah dengan orang tua dan
berbagai ilmu pengetahuan telah mulai belajar tentang benar
lainnya seperti IPA, IPS dan dan salah.
Matematika. Misalnya dalam Secara psikologis siswa sekolah
mempelajari konsep pecahan, dasar masih senang dengan
dengan memanfaatkan permainan dan masih belum
lingkungan yaitu penggunaan memahami konsep-konsep abstrak.
sapu lidi atau bahkan roti yang Karenanya kita perlu menjembatani
dipecah sesuai dengan pecahan dengan peralatan-peralatan yang
yang diinginkan. kongkrit. Benda-benda manipulatif
c. Lingkungan sebagai sarana membantu cara belajar mereka
belajar. Setiap proses belajar memahami konsep-konsep yang
memerlukan sarana belajar, abstrak.
misal ruang kelas dengan Erickson mengemukakan bahwa
perabotnya, laboratorium masa kanak-kanak merupakan
dengan perlengkapannya, gambaran manusia sebagai
perpustakaan dan sebagainya. manusia.Perilaku yang berkelainan
Lingkungan sebagai sarana pada masa dewasa dapat dideteksi
belajar yang baik, bahkan pada masa kanak-kanak. Secara
lingkungan sekitar yang alami umum, masa ini memiliki
menyediakan bahan-bahan yang karakteristik atau sifat-sifat
tidak usah dibeli, misalnya sebagai berikut : (Syamsu, 2011)
untuk mempelajari bangun 1) Unik. Artinya setiap anak
ruang, maka kita hanya adalah berbeda antara satu
memerlukan benda-benda di dengan yang lain. Anak
sekitar sekolah yang cukup memiliki bawaan minat,
representatif untuk dijadikan kapabilitas dan latar belakang
sebagai sarana belajar. Dengan kehidupan masing-masing.
demikian lingkungan Meskipun terdapat pola urutan
merupakan sarana belajar yang umum dalam perkembangan
ekonomis (Darmodjo, 1993). anak yang dapat diprediksi,
pola perkembangan dan
3. Karakteristik Pembelajaran belajarnya tetap memiliki
pada Lower Class di MI/SD perbedaan satu sama lainnya.
2) Egosentris. Anak lebih
Sebelum kita menggunakan media cenderung melihat dan
dan mengenal karakteristik media memahami sesuatu dari sudut
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 23
ISSN 2086 - 3918

pandang dan kepentingannya tidak saja senang terhadap


sendiri. Bagi anak, sesuatu itu cerita-certa hayal yang
akan penting sepenting disampaikan oleh orang lain,
sepanjang hal tersebut terkait tetapi ia sendiri juga senang
dengan diriya. bercerita kepada orang lain.
3) Aktif dan energik. Pada Kadang-kadang iajuga dapat
umumnya anak senang bercerita melebihi pengalaman
melakukan berbagai aktivitas. sebenarnya atau kadang-
Selama terjaga dari tidur anak kadang bertanya tentang hal-
seakan-akan tidak pernah hal gaib sekalipun.
lelah, tidak merasa bosan, dan 8) Masih mudah frustasi.
tidak pernah berhenti dari Umumnya anak masih muda
berbagai aktivitas. Terlebih lagi frustasi, atau kecewa bila
jika anak dihadapkan pada menghadapi sesuatu yang tidak
suatu kegiatan yang baru dan memuaskan. Ia mudah
menantang. menangis atau marah bila
4) Rasa ingin tahu yang kuat dan keinginannya tidak terpenuhi.
antusias terhadap banyak hal. 9) Masih kurang pertimbangan
Anak cenderung dalam melakukan sesuatu.
memperhatikan, Sesuai dengan perkembangan
membicarakan, dan cara berpkirnya, anak
mempertanyakan berbagai hal umumnya belum meiliki rasa
yang sempat dilihat dan pertimbangan yang matang,
didengarnya, terutama termasuk berkenaan dengan
terhadap hal-hal yang baru. hal-hal yang membahayakan.
5) Eksploratif dan berjiwa Ia kadang-kadang melakukan
petualang. Terdorongoleh rasa sesuatu yang membahayakan
ingin tahu yang kuat, anak dirinya dan orang lain.
lazimnya senang menjelajah, 10) Daya perhatian yang pendek.
mencoba, dan mempelajari hal- Anak umumnya memiliki daya
hal baru. perhatian yang pendek, kecuali
6) Spontan. Pada umumnya anak terhadap hal-hal yang
berperilaku asli dan tidak do intrimsik menarik dan
tutup-tutupi sehingga menyenangkan. Ia masih
merefleksikan apa yang ada sangat sulit untuk duduk
dalam perasaan dan memerhatikan sesuatu dalam
pikirannya. Ia akan marah jika jangka waktu yang lama.
ada yang membuatnya jengkel, 11) Bergairah untuk belajar dan
ia akan menangis kalau ada banyak belajar dari
yang membuatnya sedih, dan ia pengalaman. Anak senang
pun aka memperlihatkan wajah melakukan berbagai aktivitas.
ceria kalau ada yang Yang menyebabkan terjadinya
membuatnya gembira, tidak perubahan tingkah laku pada
peduli dimana dan dengan dirinya.
siapa ia berada. Semakin menunjukkan minat
7) Senang dan kaya dengan terhadap teman. Seiring dengan
fantasi. Anak senang dengan bertambahnya usia, dan
hal-hal yang imajinatif. Anak pengalaman social, anak semakin
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 24
ISSN 2086 - 3918

berminat terhadap orang lain. Ia pengetahuan yang terkait


mulai menunjukkan kemampuan dengan kehidupan manusia,
untuk bekerja sama dan hewan, lingkungan alam,
berhubungan dengan teman- lingkungan social budaya, dan
temannya. agama.
Pada usia sekolah dasar, anak
sudah dapat mereaksi rangsangan Untuk mengembangkan daya
intelektual atau kemampuan nalarnya, daya cipta, atau
kognitif. Dalam keadaan normal, kreativitas anak, maka kepada
pikiran anak usia sekolah anak perlu diberi peluang-peluang
berkembang secara berangsur- untuk bertanya, berpendapat atau
angsur. Kalau masa sebelumnya menilai (memberikan kritik)
daya piker anak masih bersifat tentang berbagai hal yang terkait
imajinatif dan egosentris, maka dengan pelajaran, atauperistiwa
pada usia sekolah dasar ini daya yang terjadi di lingkungannya
piker anak berpikir konkrit, Untuk perkembangan
rasional dan objektif. Daya ingatnya kecerdasannya anak usia kelas awal
menjadi sangat kuat, sehingga anak SD ditunjukkan dengan
benar-benar berada dalam suatu kemampuannya dalam
stadium belajar. mengelompokkan obyek, berminat
Dilihat dari aspek perkembangan terhadap angka dan tulisan,
kognitif, menurut Piaget masa ini meningkatnya perbendaharaan
berada pada tahap operasi konkret, kata, senang berbicara, memahami
yang di tandai dengan kemampuan sebab akibat dan berkembangnya
1) Mengklasifikasikan pemahaman terhadap ruang dan
(mengelompokkan) benda- waktu. Tahapan perkembangan
benda berdasarkan cirri yang berpikir tersebut, kecenderungan
sama belajar anak usia SD, yaitu:
2) Menyusun atau 1. Konkrit
mengasosiasikan 2. Integratif
(menghubungkan atau 3. Hierarkis
menghitung) angka-angka Penerapan berbagai kegiatan
atau bilangan belajar di kelas rendah adalah
3) Memecahkan masalah Upaya guru dalam melaksanakan
(problem solving) pembelajaran di kelas rendah
Kemampuan intelektual pada diperlukan penguasaan bahan yang
masa ini sudah cukup untuk optimal, kemampuan memilih dan
menjadi dasar diberikannya menggunakan strategi
berbagai kecakapan yang pembelajaran yang relevan dapat
dapat mengembangkan pola mengaktifkan siswa dalam belajar
piker atau daya dan dituntut kepiawaian guru
nalarnya.Kepada anak sudah dalam melaksanakan pembelajaran
dapat diberika dasar-dasar yang menantang bagi siswa
keilmuan, seperti membaca, pembelajaran yang aktif, inovatif,
menulis, dan berhitung kreatif dan menyenangkan serta
(calistung).Disamping itu, mapu memilih dan menggunakan
kepada anak juga sudah media pembelajaran yang
dapat diberikan dasar-dasar bervariasi. Guru harus menguasai
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 25
ISSN 2086 - 3918

ragam strategi ataupun metoda Adapun teknik pengumpulan data


yang dapat membelajarkan siswa. dalam penelitian ini adalah dengan
Di kelas rendah menuntut guru telaah pustaka. Telaah pustaka
untuk mampu menguasai multi yang dimaksud adalah dilakukan
metode dan multi media, dengan mengumpulkan sumber-
menciptakan atau mengorganisir sumber pustaka yang menggunakan
lingkungan belajar yang sumber data primer maupun
memungkinkan anak belajar penuh sekunder.
tantangan, mampu memecahkan
masalah, mengelola kelas dan 3. Metode Analisis Data
menggunakan media sumber belajar
yang bervariasi. Metode menganalisis data dengan
menggunakan metode deskriptif
analitik yaitu menyusun dengan
METODOLOGI cara menganalisis dan menafsirkan
data yang sudah terkumpul. Data
1. Jenis Penelitian yang sudah terkumpul dari berbagai
sumber disajikan apa adanya
Penelitian ini dikategorikan sebagai kemudian dianalisis dengan
penelitian kepustakaan karena menggunakan teknik interpretasi,
teknik pengumpulan datanya yaitu suatu teknik menggabungkan
didasarkan pada teks-teks.Sesuai hasil analisis dengan pernyataan,
dengan pengertian penelitian kriteria, atau standar tertentu
kepustakaan (library research) yaitu untuk menemukan makna dari data
usaha untuk memperoleh data yang yang dikumpulkan untuk menjawab
diperlukan serta dalam permasalahan dalam penelitian
menganalisis suatu permasalahan Penyusunan teori dicapai dengan
melalui sumber-sumber strategi induktif-empiris. Yakni
pustaka.(Muhadjir, berangkat dari rincian hal yang
1990).Penekanan penelitian spesifik dari data dengan tujuan
pustaka ini adalah ingin untuk menemukan kategori,
menemukan konsep, prinsip, dimensi-dimensi dan hubungan
pendapat, gagasan yang dapat antar hal yang penting.
dipakai untuk menganalisis dan
memecahkan masalah yang
diteliti.Penelitian ini termasuk HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian kualitatif, dari segi
konsep atau teori penelitian ini a. Peran Lingkungan Sekitar dalam
berangkat dari mengembangkan, Pembelajaran Matematika di
menciptakan dan menemukan Sekolah Dasar
konsep atau teori. Dari segi
perspektifnya penelitian kualitatif Peran lingkungan sekitar dalam
lebih menggunakan perspektif emik pembelajaran matematika
yang dalam pengumpulan datanya sangatlah penting dan menunjang.
diungkapkan apa adanya. ( Hamidi, Belajar dengan memanfatkan
2005) lingkungan sekitar dapat
mengembangkan aspek pedagogis.
2. Teknik Pengumpulan Data Aspek pedagogis yang dapat
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 26
ISSN 2086 - 3918

dikembangakan melalui interaksi berada di masa-masa emas.


dengan lingkungan adalah: belajar ini merupakan proses
a. Mengembangkan sikap dan asimilasi dan akomodasi secara
keterampilan. Dengan terus menerus. Karena siswa
berinteraksi dengan lingkungan memiliki pengalaman-
alam sekitar, anak dapat pengalaman baru, maka secara
merasakan suasana belajar aktif mereka mencoba membuat
yang nyata. Belajar dengan gagasan baru yang dalam
memanfaatkan lingkungan kaitannya dengan gagasan-
maka anak akan dapat gagasan dan pengalaman lama.
melakukan observasi langsung, Dalam istilah teori belajar, ini
sehingga mereka terlibat dinamakan konstruktivis,
langsung atau mengalami karena siswa harus
secara langsung dalam proses mengkonstruksi makna
belajarnya. Hal tersebut tidak menurut mereka sendiri
akan dialami siswa jika daripada hanya sebagai
pembelajarannya melalui penerima informasi yang pasif.
ceramah. Oleh karena itu
belajar melalui interaksi dengan Dalam kerangka matematika
lingkungan sekitar di samping realistik, konteks tidak selamanya
mengembangkan intelektual harus situasi kehidupan nyata. Hal
siswa juga dapat yang paling penting adalah bahwa
mengembangkan sikap, minat konteks itu secara matematika
dan keterampilannya. dapat diorganisir dan siswa dapat
b. Dapat digunakan bagi siswa menempatkannya. Sehingga guru
dari semua tingkat seharusnya mengkreasikan
perkembangan intelektualnya. pendekatan-pendekatan yang
Lingkungan dapat digunakan sesuai. Meskipun penelitian tentang
sebagai sumber dan sarana pembelajaran matematika belum
belajar dari anak TK sampai menghasilkan pendekatan yang
perguruan tinggi yang tingkat paling unggul, pendekatan-
keluasan dan kedalamannya pendekatan dan metode tertentu
berbeda. patutmemperoleh perhatian dan
c. Dapat menjadi sumber motivasi secara konsisten mendapat
belajar anak. Lingkungan dukungan masyarakat luas secara
sekitar selalu mengandung konsisten. Kita akan diskusikan
rahasia alam. Kita berhasil penelitian yang membicarakan
menguak sesuatu pengetahuan pembelajaran langsung,
maka akan segera muncul pembelajaran kerja kelompok,
sesuatu yang baru yang belum penemuan terbimbing dan
diketahui. Hal ini merangsang perolehan konsep dan penggunaan
kepada anak untuk ingin benda manipulatif.
mengetahui yang lebih Pertanyaan-pertanyaan terbuka
mendalam dan lebih banyak, juga diperlukan untuk proses
mengembangkan sikap ingin penalaran dan mendorong siswa
tahu, yang mana di usia untuk mau bercerita tentang cara
tersebut merupakan usia berfikr mereka. Guru umumnya
dimana perkembangan otaknya
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 27
ISSN 2086 - 3918

memberikan pertanyaan- b. Teknik Penggunaan Lingkungan


pertanyaan tertutup dan hendaknya Sebagai Media Pembelajaran
didorong untuk menggunakan
pertanyaan-pertanyaan terbuka Segala hal yang ada disekitar
untuk memonitor pemahaman kita bisa dijadikan sebagai media
siswa. pembelajaran. Hanya saja, tidak
semua pengajar mengetahui
‡ Dapatkah kalian membuat
bagaimana cara memanfaatkan
´PHQDUDµ \DQJ VDPD WLQJJL"
lingkungan yang tersedia sebagai
Apakah ada cara lain untk
media dalam pengajaran bidang
membuat menara agar
studi.
tingginya sama?
Ada beberapa cara atau teknik
‡ %DJDLPDQD NDPX PHQHQWXNDQ bagaimana mempelajari lingkungan
eskrim yang paling popular sebagai media dan sumber belajar,
menurut grafik yang kamu buat antara lain :
di atas? ƒ Survey
Kegiatan belajar dilakukan siswa
‡ 6DWuan mana yang akan kamu melalui observasi, wawancara
pilih untuk mengukur pajang dengan beberapa pihak yang
meja? Mengapa kamu memilih dipandang perlu, mempelajari data
satuan itu bukan yang lain? atau dokumen yang ada, dan lain-
lain.Hasilnya dicatat dan
Pertanyaan-pertanyaan di atas
dilaporkan di sekolah untuk
memberikan kesempatan kepada
dibahas bersama dan disimpulkan
siswa untuk memberikan
oleh guru dan siswa untuk
penjelasan secara lebih leluasa
melengkapi bahan pengajaran.
sesuai dengan pengetahuan dan
ƒ Camping atau berkemah
pengalaman yang dimilikinya.
Kemah membutuhkan waktu
Dengan pertanyaan-pertanyaan yang cukup sebab siswa harus dapat
terbuka seringkali guru menghayati bagaimana kehidupan
memperoleh informasi tambahan alam seperti suhu, iklim, suasana,
tentang tingkat pengetahuan dan dan lain-lain.Kemah cocok untuk
berfikirnya siswa. Karena mempelajari ilmu pengetahuan
pendokumentasiannya spesifik dan alam, ekologi, biologi, kimia, dan
luas, maka proses penilaian dengan fisika. Siswa dituntut merekam apa
wawancara dan observasi menjadi yang ia alami, rasakan, lihat dan
lebih formal dan terstruktur secara kerjakan selama kemah
lebih baik. Wawancara formal berlangsung. Hasilnya dibawa ke
membantu guru memahami sekolah untuk dibahas dan
kematangan berfikir siswa dan dipelajari bersama-sama.
proses pemahaman konsep ƒ Field trip atau karyawisata
matematika. Wawancara formal Karyawisata adalah kunjungan
memiliki struktur termasuk di siswa keluar kelass untuk
dalamnya sekumpulan pertanyaan mempelajari objek tertentu sebagai
dan urutan dari tugas-tugas bagian integral dari kegiatan
matematika. kurikuler di sekolah. Sebelum
karyawisata dilakukan siswa,
sebaiknya direncankan terlebih
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 28
ISSN 2086 - 3918

dahulu objek apa yang akan akan sehingga menimbulkan konflik


dipelajari dan cara mempelajarinya kognitif. Melalui diskusi dan
serta kapan sebaiknya dipelajari. bertanya pada teman maupun
Objek karyawisata harus relevan guru, siswa mengakomodasi
dengan bahan pengajaran. konsep tersebut untuk dapat
Misalnya musium untuk diasimilasikan. Dengan cara
pelajaran sejarah, kebun demikian siswa
binatang untuk pelajaran biologi, mengembangkan pengetahuan
taman mini untuk pelajaran yang dimilikinya. Pada fase ini
ilmu bumi dan kebudayaan, aktivitas kebanyakan
peneropongan bintang di dilakukan oleh siswa sedang
Lembang untuk fisika, guru hanya memberikan
matematika dan astronomi. orientasi tentang apa yang
Karyawisata sebaiknya harus dilakukan siswa,
dilakukan pada akhir semester mengajukan pertanyaan untuk
atau tengah semester dan mengarahkan kegiatan siswa,
dikaitkan dengan keperluan memberikan motivasi, serta
pengajaran dari berbagai bidang mengidentifikasi dan
studi membimbing siswa yang
mengalami konflik kognitif.
c. Learning Cycle Sebagai Dengan mengajukan
Pendekatan Media Aktual pertanyaan-pertanyaan guru
Lingkungan dalam Pembelajaran membimbing siswa
Matematika mengumpulkan data untuk
memecahkan masalah yang
Dalam pendekatan ini terdapat 3 sedang dipelajari. Disinilah
fase penting yaitu fase eksplorasi, guru mempunyai banyak
pengenalan konsep, dan penerapan peluang untuk melatih
konsep. keterampilan proses dan sikap
1. fase eksplorasi yaitu siswa ilmiah para siswa sesuai
diberi kesempatan untuk dengan apa yang ditargetkan
mengeksplorasi materi secara dalam rencana pembelajaran.
bebas. Siswa melakukan 2. fase pengenalan konsep yaitu
berbagai kegiatan ilmiah peran guru lebih dominan.
seperti mengamati, Denganmenggunakan metode
membandingkan, yang sesuai, guru membantu
mengelompokkan, siswamengidentifikasi konsep,
menginterpretasikan dan yang prinsip, dan hukum-hukum
lainnya, sehingga menemukan yangberhubungan dengan
konsep-konsep penting sesuai pengalaman pada fase
dengan topik yang sedang eksplorasi.Dalam tahap ini
dibahas. Ada kalanya konsep guru berperan lebih tradisional.
yang ditemukan sudah sesuai Guru mengumpulkan informasi
dengan konsep awal mereka, dari murid-murid yang
sehingga langsung berkaitan dengan pengalaman
diasimilasikan ke dalam mereka dalam eksplorasi.
struktur kognitifnya tetapi ada Bagian pelakaran ini
juga konsep yang tidak sesuai merupakan waktu untuk
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 29
ISSN 2086 - 3918

menyusun pembendaharaan menyebabkan murid untuk


kata. Materi-materi seperti bertanya tentang pemikiran
buku, alat pandang dengar dan mereka mengenai konsep
materi tertulis lainnya tertentu, menciptakan
diperlukan untuk penyusunan disekuilibrasi. Pengalaman
konsep. fisik juga membantu murid
3. Fase terakhir adalah dalam menumbuhkan image
penerapan konsep pada fase mental dari gagasan baru atau
ini siswa diminta untuk istilah-istilah baru yang
menerapkan konsep yang baru disampaikan dalam tahap
mereka pahami untuk pengenalan konsep. Karena
memecahkan masalah-masalah gagasan-gagasan atau istilah-
dalam situasi yang berbeda. istilah baru disampaikan dalam
Dalam hal ini guru bertugas pengenalan konsep, murid-
untuk menyiapkan berbagai murid mempunyai kesempatan
kegiatan atau permasalahan untuk berinteraksi dengan
yang relevan dengan konsep gagasan baru dan dengan guru
yang sedang dibahas.Pada fase serta dengan teman. Interaksi
ini, peserta didik diajak ini cukup untuk membantu
menerapkan pemahaman murid mengasimilasi atau
konsepnya melalui kegiatan- mengakomodasi gagasan
kegiatan seperti problem tertentu. Tahap penerapan
solving atau melakukan konsep mendorong interaksi
percobaan lebih lanjut. fisik dan sosial tambahan
Penerapan konsep dapat dengan memberikan
meningkakan pemahaman kesempatan mereka untuk
konsep dan motivasi belajar, menggunakan agasan-gagasan
karena peserta didik dan istilah-istilah baru ini
mengetahui penerapan nyata dalam situasi yang berbeda.
dari konsep yang mereka Pengalaman-pengalaman ini
pelajari.Dengan menggunakan membantu menemukan
pendekatan siklus/daur belajar, jawaban-jawaban terhadap
dapat diciptakan kesempatan pertanyaan-pertanyaan yang
untuk memberikan muncul selama tahap
pengalaman fisik, interaksi eksplorasi dan pengenalan
sosial, danr euglasi sendiri. konsep, memberikan
Dengan kata lain, dengan kesempatan tambahan untuk
menggunakan pendekatan ini terjadinya regulasi sendiri.Di
dapat diciptakan pengalaman- samping yang telah disebutkan
pengalaman belajar yang di atas, tahap penerapan
menginkorporasikan tiga konsep ini penting bagi
variabel yang berperanan beberapa murid untuk
dalam pembentukan konsep. memperluas penerapan konsep
Tahap eksplorasi memberikan baru tersebut. Tanpa adanya
murid-murid pengalaman fisik berbagai macam variasi
dan interaksi sosial. penerapan konsep, makna
Pengalaman ini mendorong konsep itu akan tinggal
asimilasi atau mungkin terbatas pada contoh
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 30
ISSN 2086 - 3918

yangdibicarakan saja. Sebagai guru memfasilitasi dan memberi


tambahan, kegiatan penerapan kesempatan kepada siswa untuk
konsep membantu murid-murid berbuat atau belajar, Peran Guru
yang pembentukan konsepnya sebagai organisator, fasilitator, dan
berjalan lambat dari pada motivator.
murid-murid lainnya. Dan Kegiatan pembelajaran yang
akhirnya, penerapan konsep
menekankan proses dengan
memberikan kesempatan
memanfaatkan lingkungan sekitar
kepada murid-murid untuk
menemukan penerapan konsep diharapkan dapat memberi
sendiri dalam konteks yang pengalaman konkret bagi siswa,
baru. dengan demikian pembelajaran
menjadi bermakna dan berkualitas.
Pembelajaran dikatakan
berkualitas jika guru menyajikan
KESIMPULAN
permasalahan yang menantang
Secara psikologis anak usia SD menyenangkan, memberi
masih menyukai bermain, kesempatan kepada siswa untuk
karenanya kita perlu menjembatani bereksplorasi, memberi pengalaman
belajar matematika dengan sukses, mengembangkan kecakapan
peralatan-peralatan yang konkret. berpikir dan dalam
Benda-benda manipulatif pembelajarannya memanfaatkan
membantu mereka memahami sumber belajar baik berupa sumber
konsep-konsep matematika yang belajar alami maupun hasil desain.
abstrak.
Kegiatan belajar lebih ditekankan DAFTAR PUSTAKA
pada aktivitas kontekstual. Maksud
dari kegiatan tersebut adalah apa Azhar, A.(2008). Media
yang dilakukan siswa di kelas Pembelajaran. Jakarta: PT.
merupakan refleksi aktivitas siswa Grafindo Persada
di lingkungan tempat tinggalnya
atau di lingkungan sekolahnya. Darhim. Media dan Sumber Belajar
Dengan demikian aktivitas belajar Matematika.Jakarta:
dapat di dilakukan dalam kelas, di Universitas Terbuka.
luar kelas, atau di lingkungan
sekolah. Dalam belajar menekankan Hamidi. (2005). Metode Penelitian
siswa aktif bukan berarti ada Kualitatif (Aplikasi Praktis
kebebasan mutlak bagi siswa dalam Pembuatan Proposal dan
berkehendak atau bertingkah laku, Laporan Penelitian), Malang:
namun karena adanya keterbatasan UMM Press
pengetahuan yang dimiliki siswa,
maka menuntut peran aktif dan Hudoyo, H. (1988). Mengajar
kreativitas guru dalam menentukan Belajar Matematika. Jakarta:
DEPDIKBUD.
strategi pembelajaran. Situasi
belajar aktif tersebut tercipta jika
EduMa Vol.3 No.1 Juli 2014 31
ISSN 2086 - 3918

Isjoni, H. (2011). Pembelajaran Sudjana, Nana. (2002). Dasar-dasar


Kooperatif Meningkatkan Proses Belajar Mengajar.
Kecerdasan Komunikasi Antar Bandung:Algesindo.
PesertaDidik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Susilana, R. (2007). Media
Pembelajaran.Bandung: CV.
Moleong, Lexy J. (2009).Metodologi Wacana Prima
Penelitian Kualitatif. Bandung:
RemajaRosdaKarya. Syamsu, Y. ( 2011). Perkembangan
peserta didik. Jakarta: PT.
Munadi, Y. (2008).Media RAJAGRAFINDO PERSADA
Pembelajaran,Jakarta: Gaung
Persada Press Turmudi (2008). Taktik dan Strategi
Pembelajaran Matematika
Noeng Muhadjir, N. (1990)Metode berparadigma Exploratif dan
Penelitian Kualitatif, Investigatif. Leuser, Jakarta.
Yogyakarta: Rake Sarasin
Turmudi (2009). Panduan Pendidik
Sadiman, dkk. (2003) Media Matematika. Pusat Perbukuan,
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Depdiknas Jakarta.
Press

Anda mungkin juga menyukai