Anda di halaman 1dari 13

SISTEM MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

Disusun oleh
Agustinus Suyoto, S.Pd

I.

PENDAHULUAN

Manuia modern tampaknya tidak dapat melepaskan diri dari media


komunikasi. Salahsatu media komunikasi yang banyak dihadapi adalah media
tulus baik buku teks maupun media massa. Setiap hari kita disuguhi banyak
media massa., apalagi dalam era keterbukaan dan reformasi seperti saat ini.
A[abila kita tidak menaruh perhatian pada media massa tersebut, pastilah kita
akan tertinggal. Sebaliknya, apabila kita ingin membaca semua informasi tulis
tersebut, pastilah banyak waktu tersita hanya untuk membaca. Untuk itu
ketrampilan membaca dengan cepat dan efektif perlu dimiliki oleh semua
pihak baik pelajar, mahasiswa, maupun manusia lain yang ingin terlibat
secara aktif dalam percaturan kehidupan.
Ada berbagai jenis membaca dan masing-masing jenis mempunyai
spesifikasi dan fungsi khusus. Untuk itu, jenis-jenis tersebut perlu dipahami
sehingga kita dapat semakin meningkatkan kemampuam membaca baik
kemampuan membaca cepat maupum kemampuan membaca efektif.

II.

MEMBACA CEPAT

Yang dimaksud membaca cepat adalah sistem membaca dengan


memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang
dibacanya. Apabila waktu bacanya semakin sedikit dan tingkat
pemahamannya semakin tinggi, maka dikatakan bahwa kecepatan baca orang
tersebut semakin meningkat.
Pada umumnya orang yang belum pernah mendapat latihan membaca
pasti memiliki kecepatan baca yang lebih rendah dari kemampuannya. Ada
beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kecepatan baca seseorang, antara
lain
a. Kebiasaan lama yang telah mendarah daging seperti menggerakkan bibir
untuk melafalkan, menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, dan
menggunakan jari atau benda untuk menunjuk kata-kata yang dibacanya.
b. Tidak agresif (tidak bersemangat) dalama usaha memahami arti bacaan.
c. Persepsinya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang
dibacanya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecepatan baca seseorang terhambat,


antara lain
a. Vokalisasi, yaitu membaca sambil bersuara atau mengucapkan kata demi
kata yang dibacanya.
b. Gerakan bibir pada waktu membaca baik bersuara mauapun tak bersuara.
c. Gerakan kepala mengikuti kata-kata yang dibacanya.
d. Menunjuk (dengan jari atau alat lain) kata-kata yang dibaca pada waktu
membaca.
e. Regresi, yaitu gerakan mata melihat kembali beberapa kata yang telah
dibacanya.
f. Subvokalisasi, yaitu melafalkan apa yang dibacanya dalam hati atau
pikiran.
Untuk meningkatkan kecepatan baca kita, pertama-tama kita perlu mengukur
kecepatan baca kita. Untuk itu perlu diadakan pengukuran kecepatan baca
kita. Rumusnya :
(Jumlah kata yang dibaca dibagi jumlah detik untuk membaca dikalikan 60)
dikalikan prosentase pemahaman.
Kecepatan baca bergantung pada kebutuhan dan bahan yang dihadapinya.
Pada umumnya kecepatan baca dapat dirinci sebagai berikut :
a. Membaca secara skimmming dan scannning (lebih dari 1000 kpm)
Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk
- mengenal bahan-bahan yang akan dibaca
- mencari jawaban atas pertanyaan tertentu
- mendapat struktur dan organisasi bacaan serta menentukan gagasan
umum dari bacaan
b. Membaca dengan kecepatan tingngi (500 800 kpm)
Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk
- membaca bahan-bahan yang mudah dan telah dikenali sebelumnya
- membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya.
c. Membaca secara cepat (350 500 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskripsi dan bahanbahan nonfiksi lain yang bersifat informatif.
- Membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya
dan mengantisipasi akhir cerita.
d. Membaca dengan kecepatan rata-rata (250 350 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- membaca fiksi yang komplek untuk analisis watak dan jalan ceritanya.

Membaca nonfiksi yang agak sulit untuk mendapatkan detail, mencari


hubungan, atau membuat evaluasi ide penulis.
e. Membaca lambat (100 125 kpm)
Biasanya digunakan untuk
- mempelajari bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya.
- Menguasai bahan-bahan ilmiah yang sulit dan bersifat teknis
- Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik
- Memecahkan persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat
instruksional (petunjuk).

III.

MEMBACA PEMAHAMAN

Membaca pemahaman berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal


penting dari apa yang dibacanya. Yang dimaksud membaca pemahaman atau
komprehensi adalah kemampuan membaca ntuk mengerti ide pokok, detail
penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan erat dengan
kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha efektif untuk memahami
dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan
a. mengorganisasikan bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah
dipahami.
b. Mengaitkan fakta yang satu dengana fakta yang lain atau
menghubungkannya dengan fakta dan konteks.
Tingkat pemahaman dalam membaca berkaitan pula dengan sistem membaca
yang dipakainya. Umumnya orang cendenrung langsung membaca teks tanpa
mempersiapkan prakondisi sehingga pembacaaan terssebut menjadi efektif.
Ada beberapa sistem membaca, antara lain
1. SQ3R
: survey-question-read-recite-review
2. SQ4R
: survey-question-read-recite-rite-review
3. POINT
: purpose-overview-interpret-note-test
4. OK4R
: overview-key ideas-read-summarize-test
Salahsatu sistem yang banyak dikenal dan dipakai orang adalah SQ3R. Sistem
membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941.
SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu
1. SURVEI
Survei atau prabaca adalah teknik mengenal bahan sebelum membacanya
secara lengkap. Tujuan srvei adalah
a. mempercepat menangkap arti
b. mendapatkan abastrak
c. mengetahui ide-ide penting

d. melihan susunan (organisasi) bahan bacaan.


e. Mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan.
f. Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Ada beberapa teknik dalam melakukan survei. Untuk tiap jenis bacaan,
teknik surveinya berbeda.
a. Tekni survei buku
- telusuri daftar isinya
- baca kata pengantar
- lihat tabel, grafik
- lihan apendiks
- telusuri indeks
b. Teknik survei bab
- lihat paragraf pertama dan terakhir
- lihat ringkasan
- lihat subjudul
c. Teknik survei artikel
- baca judul
- baca semua subjudul
- amati tabel
- baca pengantar
- baca kalimat pertama subbab
- buatlah keputusan (dibaca atau tidak)
d. Teknik survei klipping
- perhatikan judul
- perhatikan penulisnya
2. QUESTION
Pada langkah ini kita mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang
isi bacaan.
3. READ
Perlu disadari bahwa membaca merupakan langkah ketiga, bukan langkah
pertama.
4. RECITE/RECALL
Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya
5. REVIEW
Pada tahal ini Anda mencoba mengingat kembali dengan membaca ulang
bacaan yang Anda baca.
Menemukan Ide Pokok Wacana

Memahami suatu teks berarti memahami ide pokok yang hendak disampaikan
oleh penulis teks tersebut. Untuk itu fokus pembacaan haruslah diletakkan
pada usaha memahami ide pokok penulis. Ide pokok suatu buku dapat
dikenali dalam
a. ikhtisar umum yang ada di awal buku
b. ikhtisar bab
c. ikhtisar bagian bab
d. ide pokok paragraf
Kadang-kadang orang terlalu membuang waktu untuk detail sebelum dia
menemukan ide pokoknya. Detail adalah fakta atau informasi yang dikemas
dalam paragraf untuk membuktikan, menjabarkan, dan memberikan contoh
yang mendukung ide pokok. Salahsatu cara mengenali detail penting adalah
dengan mencari petunjuk-petunjuk yang digunakan oleh penulis untuk
membantu pembaca, antara lain dengan
a. ditulis cetak miring
b. digarisbawahi
c. dicetak tebal
d. dibubuhi angka-angka
e. ditulis dengan kode huruf (a,b,c,d)
Kata-kata kunci merupakan kata penuntun untuk membantu mengetahui
jalan pikiran penulis. Kata kunci antara lain
a. ungkapan penekanan
b. kata yang mengubah arah
c. kata ilustrasi
d. kata tambahan
e. kata simpulan

IV.

MEMBACA KRITIS

Membaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif


penulis dan menilainya. Dengan demikian, pembca tidak sekedar membaca,
melainkan juga berpikir tentang masalah yang dibahas. Hal yang harus diingat
dalam membaca kritis adalah bahwa tidak semua yang ditulis itu benar.
Untuk itu kita harus mengikuti jalan pikiran penulis dengan cepat,
akurat, dan kritis. Akurat artinya mampu membedakan hal yang relevan dan
tidak relevan. Kritis artinya menerima pemikiran yang ditulis dengan dasar
yang baik, logis, benar, dan realistis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membaca kritis adalah
a. mengerti isi bacaan
b. menguji sumber penulisan

c. ada interaksi antara penulis dan pembaca.


d. Memutuskan :menerima atau menolak ide penulis
Untuk dapat melakukan evaluasi terhadap gagasan orang lain, kita perlu
mengingat-ingat secara lebih seksama apa saja yang dikemukakan oleh
penulis. Untuk itu, ingatan sangat penting. Ada beberapa langkah yang dapat
ditempuh agar kita dapat mengingat lebih lama ddan lebih baik, yiatu
a. hadapi bahan dengan tujuan
b. survei apa saja yang perlu diingat
c. cai fakta dan dapatkan dalam hubungannya dengana konteks
d. kaitkan apa yang dibaca dengan yang telah diketahui.
e. Perhatikan apa yang penting bagi Anda.
Dalam usaha menanggapi pendapata orang lain, kita tidak boleh melupakan
hal-hal yang penting yang diungkapkan oleh penulis. Agar tidak terlupakan
perlu dibuat sejumlah catatan dari bacaan yang kita baca. Pokok-pokok yang
perlu dicatat antara lain
a. bagian-bagian kunci :ide pokok, masalah, informasi penting
b. asumsi penulis tentang segi tertentu
c. detail atau fakta yang kita perlukan
d. pokok-pokok yang menarik
Ada tiga jenis catatan, yaitu
a. catatan berupa koleksi fakta dan detail penting
b. catatan berupa kutipan kalimat, paragraf, kata kunci
c. catatan berupa ringkasan

V.

SKIMMING DAN SCANNING

Skimming adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok
bacaan. Scanning adalah cara membaca dengan cara melompat langsung ke
sasaran yang dicari.
Bagian-bagian yanag dapat dilompati antara lain
a. bagian yang telah diketahui dari buku lain
b. bagian yang berisi informasi yang tidak memenuhi tujuan membaca
c. bagian yang hanya merupakan contoh atau ilustrasi
d. bagian yang merupakan ringkasan bab sebelumnya.
Yang dimaksud skimming adalah mencari hal-hal penting dari bacaaan.
Fungsi skimming adalah
a. untuk mengenali topik bacaan
b. untuk mengetahui pendapat/opini orang
c. untuk mendapatkan bagian penting yang kita butuhkan

d. untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, dan cara


berpikir penulis.
e. Untuk penyegaran apa yang pernah dibaca.
Scanning adalah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa
membaca yang lain. Scanning biasa digunakan untuk
a. mencari nomor telepon
b. mencari kata pada kamus
c. mencari eintri pada indeks
d. mencari angka statistik
e. melihat acara siaran televisi
f. melihat daftar perjalanan
Menurut pengalaman saya:
1. Membaca sekali saja sulit untuk memahami suatu tulisan, kecuali anda benar2
tertarik membaca tulisan itu atau rasa penasaran anda tentang sesuatu terlalu
besar.
2. Orang-orang yang suka metode SKS (sistem kebut semalam) biasanya orangorang yang pintar tapi malas. SKS bisa dilakukan jika di kelas kita pay-attention
(banyak atau sedikit) tentang mata kuliah atau mata pelajaran itu. Kita juga harus
pintar mengolah informasi-informasi yang didapat dan menyambungkannya
menjadi satu saat membaca sepintas.
3. Orang-orang yang suka metode SKS (sistem kebut semalam) juga harus memiliki
kapasitas otak yang besar. Cara mengurangi kapasitas otak untuk memuat lebih
banyak informasi adalah dengan memprioritaskan hal-hal yang ultra penting >
sangat penting > penting > tidak penting > ultra tidak penting. Dengan cara ini,
kita bisa lebih cepat menyerap informasi.
4. Kesimpulannya, jika anda mau santai2 sebelum ujian tetapi ngebut saat
menjelang ujian (sks), anda harus pay-attention saat di kelas dan saat membaca
(sks) anda harus ultra konsentrasi karena harapan anda satu-satunya adalah malam
ini, bila tidak akan hancur nilainya. Jika anda tidak suka metode SKS, anda harus
membaca setiap hari mata kuliah yang diujikan, tetapi membaca di sini tidak
menghafal. Tujuan dari membaca setiap hari adalah agar kita bosan terhadap apa
yang kita baca, dan otomatis akan terserap ke otak. Saat ujian ballpoint anda akan
meluncur dengan sendirinya (^_^). Cara membaca tidak perlu terlalu
berkonsentrasi.
Membaca merupakan salah cara kita untuk memperbaiki dan meningkatkan
efektifitas
diri kita. Meskipun kita memiliki "keterbatasan waktu", kita tetap perlu
mengasah gergaji kita. Caranya adalah dengan menguasai cara membaca yang
efektif
sehingga waktu yang kita gunakan menjadi efisien.
Namun sebelumnya kita perlu mengenali berbagai tipe gaya belajar seseorang,

yaitu:
a. Visual.
Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kita
suka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video.
b. Auditori.
Belajar melalui mendengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramah
kuliah, diskusi, debat dan instruksi verbal.
c. Kinestetik.
Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Kita suka
"menangani", bergerak, menyentuh dan merasakan/mangalami sendiri.
Semua kita, dalam beberapa hal, memanfaatkan ketiga gaya tersebut. Tetapi
kebanyakan orang menunjukkan kelebihsukaan dan kecenderungan pada satu gaya
belajar tertentu dibandingkan dua gaya lainnya. Pada anak-anak kecenderungannya
adalah pada kinestetik dan auditori, namun pada saat mereka dewasa,
kelebihsukaan pada gaya belajar visual ternyata lebih mendominasi.
Memahami gaya belajar pribadi anda akan dapat meningkatkan kinerja dan prestasi
anda. Anda akan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah. Anda dapat
mengidentifikasi dan mengapresiasi cara yang paling anda sukai untuk menerima
informasi. Anda akan bisa berkomunikasi jauh lebih efektif dengan orang lain dan
memperkuat pergaulan anda dengan mereka.
Tiga Faktor Penting Meningkatkan Kemampuan Belajar
Ada tiga faktor penting dalam penguasaan ketrampilan untuk belajar:
pertama adalah pola pikir dan sikap (mindset and attitude) kita terhadap
belajar.
Kita harus memiliki hasrat (desire) dan kecintaan (passion) yang dalam terhadap
nilai-nilai untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Belajar tidak hanya
sekedar melalui pendidikan formal semata, tetapi dalam setiap aspek kehidupan
kita harus senantiasa mengembangkan sikap belajar. Sikap mau membaca,
mendengar,
mau mengerti dan mau belajar dari orang lain merupakan sikap yang perlu
senantiasa dikembangkan jika kita ingin memperbaiki diri ataupun gagasan kita.
Faktor kedua dalam meningkatkan ketrampilan untuk belajar adalah kemampuan
kita
untuk mendayagunakan kekuatan pikiran kita (terutama pikiran bawah sadar ?"
subconscious mind) untuk mempercepat proses belajar (accelerated learning).
Pikiran bawah sadar merupakan kekuatan yang luar biasa jika kita dapat
mengoptimalkan potensinya. Seringkali kita melupakan bahwa anugerah yang
terindah dan terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita adalah kemampuan pikiran

kita. Hal inilah yang membedakan kita dengan ciptaanNya yang lain.
Hal yang paling mudah kita lakukan untuk mengembangkan ketrampilan untuk
belajar
adalah dengan banyak membaca. Meluangkan waktu sedikitnya satu jam sehari
untuk
membaca buku merupakan kebiasaan yang baik bagi kita untuk mulai
mengembangkan
diri kita.
Banyak sekali metoda untuk meningkatkan kecepatan membaca (speed reading)
maupun
pemahaman (comprehension) terhadap isi dari suatu buku. Ketrampilan inilah yang
amat kita perlukan untuk meningkatkan daya serap dan kecepatan kita dalam
membaca sebuah buku. Selain membaca, meningkatkan kemampuan dapat
diperoleh
melalui seminar, pelatihan maupun mendengarkan kaset-kaset motivasi.

Faktor ketiga dalam meningkatkan kemampuan belajar kita adalah disiplin diri dan
kegigihan (self discipline and persistence).
Tanpa kedua hal ini maka belajar hanyalah kegiatan yang sifatnya tergantung
suasana hati (mood) dan kita tidak dapat mencapai keunggulan (excelence) hanya
dengan belajar setengah hati. Sudah saatnya kita mengubah kebiasaan-kebiasaan
kita.
Ada pepatah yang mengatakan "Your Habits will Determine Your Future. Miliki
kebiasaan belajar, dan mulai langkah pertama anda. Proses mengubah kebiasaan
sangat ditentukan oleh kedisiplinan diri dan kegigihan kita, sehingga setelah
melakukannya dalam periode waktu tertentu, hal tersebut tidak lagi menjadi beban
tetapi telah menjadi kebutuhan. Jika pada awalnya sulit melakukan tetapi setelah
itu anda jadi terbiasa.
Ketrampilan Dasar untuk Membaca yang Efektif.
Sebelum kita mengembangkan kemampuan membaca dengan efektif, kita perlu
menguasai terlebih dulu beberapa ketrampilan dasar, yaitu:
1. Konsentrasi
Kebanyakan kita menganggap bahwa konsentrasi adalah pekerjaan berat dan
sangat
sulit dilakukan. Kita memiliki suatu keyakinan bahwa hal tersebut susah untuk
dilakukan. Padahal kalau kita menyenangi sesuatu, katakanlah menonton konser
musik band favorit kita atau film di bioskop, maka kita akan dapat
berkonsentrasi menikmati pertunjukan yang berlangsung lebih dari dua jam. Kita
ternyata dapat berkonsentrasi cukup lama jika kita melakukan sesuatu yang kita
senangi. Inilah pola pikir pertama yang harus kita kembangkan untuk belajar
berkonsentrasi.

Hal yang kedua adalah bahwa mengembangkan daya konsentrasi sama halnya
dengan
mengembangkan dan menguatkan otot-otot tubuh kita. Kita perlu latihan yang
teratur dan terus menerus. Salah satu teknik untuk mengembangkan daya
konsentrasi adalah teknik kontemplasi. Kontemplasi adalah suatu teknik
menggunakan pikiran kita seperti sebuah lampu senter (searchlight) untuk mencari
dan menemukan informasi baru. Untuk melatihnya, anda perlu lakukan setiap hari
(sedikitnya 5 menit sampai maksimum 10 menit per latihan). Caranya dimulai
dengan fokus terhadap apa yang ingin kita ketahui. Misal, kita ingin mengetahui
cara meningkatkan kecerdasan finansial (membaca buku Robert Kiyosaki misalnya),
kemudian pikirkan gagasan tersebut secara mendalam dan tanyakan pada diri anda
pertanyaan-pertanyaan seperti, "Apa artinya kecerdasan finansial? Apa
implikasinya pada hidup saya? Apakah hal tersebut bisa saya lakukan? Dan
seterusnya lakukan sampai sekitar 5-10 menit.
Jika anda sudah bisa bertahan konsentrasi 10 menit, tingkatkan kemampuan anda
dengan berlatih langsung membaca sebuah buku 10-20 menit. Lakukan setiap hari
sampai daya tahan konsentrasi anda meningkat sedikit demi sedikit.
2. Membuat Peta Pikiran (Mind Mapping)
Teknik ini merupakan cara untuk meringkas suatu tema atau pokok pikiran yang ada
dalam buku.
Pertama, kita awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman
kertas
kosong.
Kemudian seperti pohon dengan cabang dan ranting kita kembangkan tema pokok
menjadi sub tema di sekelilingnya dengan dihubungkan memakai garis seperti
jari-jari roda.
Berikut adalah langkah atau prinsip dalam membuat peta pikiran dalam buku
Accelerated Learning for the 21st Century karangan Colin Rose dan Malcolm J.
Nicholl:
a. Mulai dengan topik di tengah-tengah halaman.
b. Gunakan kata-kata kunci.
c. Buatlah cabang-cabangnya
d. Gunakan simbol, warna, kata, gambar dan citra (images) lainnya.
e. Gunakan seperti poster dengan dasar putih bersih.
f. Buat tulisan atau gambarnya warna warni
g. Gunakan alat tulis berwarna terang
Membuat peta pikiran adalah latihan yang perlu dilakukan terus menerus. Sama
halnya seperti teknik kontemplasi, kita perlu berlatih mengunakan peta pikiran
untuk mengetahui informasi atau menganalisa masalah.
[Bisa juga melihat di Gua Kalong, bagian Peta Konsep dan Otak]
3. Relaksasi
Cara ini dikembangkan oleh Sandy MacGregor dalam bukunya Piece of Mind. Pada
prinsipnya dikatakan bahwa otak atau pikiran kita lebih mudah menyerap dan
mengingat informasi pada saat kondisi pikiran kita relaks yang ditunjukkan
dengan frekuensi gelombang otak yang rendah. Mengenai teknik relaksasi pernah

dibahas dalam edisi Mandiri sebelumnya. Bagi anda yang berminat mempelajari
dapat membaca buku Sandy MacGregor tersebut atau buku SELF MANAGEMENT: 12
Langkah Manajemen Diri karangan Aribowo Prijosaksono dan Marlan Mardianto.
Teknik Membaca Cepat
Kita hidup dalam zaman di mana kita setiap hari dibanjiri buku baru tentang
topik yang kita sukai atau yang berkaitan dengan bidang pekerjaan kita. Pembaca
biasa takkan bisa membaca semua buku yang telah diterbitkan tentang topik yang
berkaitan dengan bidang bisnis atau profesionalnya.
Sedangkan membaca itu sendiri bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan
sekaligus menjengkelkan. Padahal kita semua tahu bahwa membaca sama halnya
dengan kita menikmati pertunjukan konser atau film yang bagus. Membaca
melibatkan partisipasi aktif kita. Seluruh emosi, hasrat dan minat kita juga
harus terlibat dalam proses membaca, sehingga membaca menjadi pengalaman
yang
menyenangkan.
Dengan keterbatasan waktu yang kita miliki, bagaimana kita dapat
mengembangkan
kemampuan membaca secara efektif sehingga dengan tenggang waktu yang sama,
kita
bisa mengambil inti dari lebih banyak buku. Kecuali untuk buku fiksi atau sastra
yang memang ingin kita nikmati jalinan cerita, emosi, dan rangkaian
kata-katanya, membaca buku nonfiksi (textbook) adalah seperti membaca surat
kabar. Yang kita perlukan adalah informasi dan gagasan pokok pengarang.
Hanya sedikit orang yang membaca koran dengan cara per bagian, halaman per
halaman. Kita biasanya membaca beberapa halaman pertama dengan mendetail,
lalu
hanya sekilas membaca yang lain, mencari topik yang menarik. Sekarang kita akan
belajar melakukan hal yang serupa dengan buku yang akan kita baca.
Sebelum mulai membaca ada sejumlah alat bantu yang dapat membantu kita untuk
dapat memahami keseluruhan isi sebuah buku:
Sampul buku:
Biasanya pokok pikiran terpenting dari sebuah buku tercetak di sampulnya.
Informasi ini membantu penjualan buku dan memberikan perspektif penerbit
tentang
isi buku. Sampul buku memberikan gambaran kepada kita tentang apa yang akan
kita
dapatkan di bagian dalam.
Biografi penulis:
Informasi ini akan memberi tahu kita tentang latar belakang pendidikan,
pengalaman dan kegiatan penulis saat ini yang membuat ia bisa menulis buku
tersebut. Dengan memahami informasi tentang penulis akan membantu kita untuk
lebih mudah mengikuti alur pemikirannya dalam buku tersebut.

Bagian awal:
Bagian ini terdiri atas kata pengantar, prakata, atau bab pendahuluan (prolog).
Biasanya justru bagian-bagian ini yang perlu secara mendalam kita pelajari,
karena intisari seluruh gagasan penulis tentang tema buku tersebut terangkum
dalam bagian awal buku. Yang jelas bagian ini memaparkan tujuan penulisan ?"
pernyataan misinya. Pada titik ini kita bisa memutuskan untuk membaca lebih
lanjut atau kita hanya akan menggunakannya untuk referensi.
Daftar Isi:
Sebenarnya bagian ini adalah kerangka buku. Penulis menggunakan masing-masing
topik bab sebagai gantungan untuk menjelaskan keseluruhan pemikirannya tentang
topik tertentu. Ada berapa bagian? Berapa bab? Bacalah Daftar Isi dengan teliti
untuk melihat apakah topik-topiknya sesuai dengan apa yang kita cari.
Indeks:
Teliti indeks di bagian belakang buku. Lihat apakah ada kata-kata kunci yang
menarik bagi anda.
Kita harus memeriksa semua hal tersebut sebelum membaca bukunya. Inilah yang
disebut dengan proses scanning, yaitu kita melihat secara selintas keseluruhan
isi dari buku yang akan kita baca. Begitu mulai membaca, kita bisa bebas
melompati materi yang sudah kita ketahui atau materi yang tidak kita minati.
Pada bagian tertentu kita bisa mendalami karena ada topik atau informasi yang
harus kita cermati dan kita cerna lebih dalam. Proses ini disebut dengan proses
skimming.
Berikut adalah hal-hal yang perlu untuk membaca dengan efektif:
1. Setelah melakukan proses scanning, kita dapat membuat peta pikiran (mind
charting) buku tersebut.
Tidak usah terlalu detil, tetapi cukup informatif untuk menjelaskan isi buku
dalam satu halaman kertas. Kalau perlu kita lakukan rekonstruksi terhadap daftar
isi digabung dengan informasi lain dari biografi, kata pengantar, pendahuluan
dan sinopsis di sampul buku tersebut.
2. Siapkan stabilo atau alat tulis untuk menandai informasi atau apa saja yang
ingin kita ingat.
3. Pahami jalan pikiran penulis.
Semakin cepat kita mengetahui topik, tujuan, pokok masalah materi yang kita
baca, semakin baik pemahaman dan ingatan kita akan hal itu.
4. Hindari baca kata per kata dan kalimat per kalimat.
Coba tangkap sekelompok kata dengan mata anda setiap kali
menggerakkannya.Apalagi untuk buku berbahasa asing, kita tidak perlu
menterjemahkannnya kata demi kata, karena akan menghambat proses
penyerapan

informasi dalam otak anda.


Bandingkan anda membaca dengan bersuara dan membaca dalam hati.
Kecepatannya
akan berbeda jauh.
Biasanya saya berkonsentrasi pada kalimat pertama dan kalimat terakhir dari
sebuah paragraf, atau mata saya melihat seluruh badan paragraf dan menangkap
pesan intinya.
5. Buatlah ringkasan sambil membaca.
Jika tak ada ringkasan bab, buatlah sendiri setiap selesai membaca satu bab.
6. Bandingkan dengan tulisan lain bertopik sama yang pernah anda baca.
Ingat teknik kontemplasi. Cobalah mengembangkan pertanyaan-pertanyaan dan
kaitan
satu sama lain seperti anda mencari sesuatu dengan senter.
7. Untuk mempermudah kita menggunakan buku tersebut sebagai referensi, kita
bisa
mencatat isi buku tersebut dalam sebuah buku catatan atau kertas khsusu yang
dapat kita simpan dan kita lihat kembali setiap saat.

Anda mungkin juga menyukai