KEPENDIDIKAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah PROFESI KEPENDIDIKAN
berjudul “ Hakikat Organisasi dan Kode Etik Profesi Kependidikan ’’.
Makalah ini membahas tentang Hakikat Organisasi dan Kode Etik Profesi
Kependidikan . Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi dan menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Dosen Profesi Pendidikan Bapak Julaga Situmorang.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek
kualitas maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini didasarkan dari
keterbatasan yang dimiliki penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan dimasa
yang akan datang.
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, pengorbanan yang telah diberikan
oleh semua pihak sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Mudah-mudahan Tuhan Yang
Maha Esa dapat memberikan balasan yang setimpal serta melimpahkan rahmatnya kepada
kita semua. Amin.
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai seorang pendidik perlu diketahui hakikat yang dimilikinya. Profesi kependidikan
tentunya memiliki seperangkat aturan dan manajemen yang harus diketahui oleh setiap guru.
Sehingga setiap guru mengetahui dengan baik profesi yang diembannya.
Seperangkat hakikat yang perlu diketahui profesi kependidikan diantaranya syarat profesi,
kode etik profesi keguruan, dan organisasi professional keguruan. Penting sekali seorang
pendidik mengetahui hal ini, dalam melaksanakan amanah profesi yang diemban seorang
pendidik akan berada dijalan yang benar, teratur, dan teratah. Sehingga tidak keluar dari jalur
pendidik yang menyalagi aturan profesinya.
Dengan adanya penjelasan hal ini, kualitas layanan seorang pendidik dapat meningkat
dengan baik. Sehingga bukan lagi materi yang akan dikejar tetapi seorang pendidik dapat
mengetahui dengan baik amanah pendidik dalam melayani peserta didik dengan benar.
Berdasarkan latar belakang masalah, penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Organisasi Profesional Keguruan?
1.2.2 Apa pengertian dan Syarat Profesi?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan Kode Etik Profesi Keguruan?
1.3 Tujuan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini ialah mampu memahami terkait dengan konsep profesi.
Adapun tujuan penulisan makalah ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
3
1.3.2 mengetahui pengertian profesi dan syarat profesi;
1.3.3 mengetahui kode etik profesi keguruan;
BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi profesi keguruan berasal dari tiga kata, yaitu organisasi, profesi dan
keguruan (guru).Ada banyak pendapat yang mengemukan pengertian dari organisasi,
diantaranya sebagai berikut:
1. Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Di samping itu, organisasi juga terbagi menjadi dua bagian yaitu organisasi formal dan
organisasi non-formal. Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya. Organisasi informal
adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama
yang tidak disadari.Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak SD.
Jadi organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan yang orang-orang yang memiliki
suatu keahilan khusus yang merupakan ciri-ciri khas dari bidang keahilan tertentu. Dikatakan ciri
khas oleh karena bidang pekerjaan tersebut diperoleh bukan secara kebutulan oleh sembarang
4
orang, tetapi diiperoleh melalui suatu jalur khusus, boleh jadi melalui perguruan tinggi, atau
melalui penekunan secara sistematis dan mendalam.
oleh sembarang orang, tetapi diiperoleh melalui suatu jalur khusus, boleh jadi melalui
perguruan tinggi, atau melalui penekunan secara sistematis dan mendalam.
Seorang guru dapat dikatakan memiliki hak professional jika memiliki lima aspek pokok
yang perlu diwujudkan yakni :
5
mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki
kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama yaitu
upaya untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi
kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat penguna jasa profesi ini. Organisasi ini
juga berfungsi sebagai Peningkatan Kemampuan Profesi. Guru sebagai anggota profesi harus
bisa meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui organisasi tersebut. Dengan mengikuti
organisasi tersebut diharapkan guru dapat meningkatkan dan mengembangkan
karier,kemampuan, kewenangan professional,martabat dan kesejahteraan.
6
4. Wahana untuk melakukan evaluasi pelaksanaan sertifikasi, lisensi, dan akreditasi bagi
pengukuhan kompetensi profesi guru.
5. Wahana pembinaan bagi Himpunan Profesi dan Keahlian Sejenis di bidang
pendidikan yang menyatakan diri bergabung atau bermitra dengan PGRI.
6. Wahana untuk mempersatukan semua guru dan tenaga kependidikan di semua jenis,
jenjang, dan satuan pendidikan guna mneningkatkan pengabdian dan peran serta
dalam pembangunan nasional.
7. Wahana untuk mewujudkan pengabidan secara nyata melalui anak lembaga dan
badan khusus.
8. Wahana untuk mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga
pendidikan, organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, dan atau organisasi
kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan
kebudayaan.
7
3. Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam Forum Organisasi Profesi Ilmiah (FOPI) yang
terlealisasikan dalam bentuk himpunan-himpunan. Yang tlah ada himpunannya adalah
Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial Indonesia (HISPIPSI), Himpunan Sarjana Pendidikan
Ilmu Alam, dan lain sebagainya.
8
2. Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan keterampilan, teknik, alat
dan fasilitas yang telah dikembangkan di Indonesia di bidang bimbingan, dengan demikian
dimungkinkan pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian tersebut dengan sebaik-baiknya.
3. Meningatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi dan tenaga
ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun program layanan bimbingan
.
Bertitik tolak dari problema internal guru sebagai tenaga kependidikan, yaitu sebagai
seorang pengajar telah menurun kualitas guru tersebut karena rendahnya kejahteraan yang
diterima guru dan diskriminasi status guru membuat kita gerah dan bertanya-tanya, apakah
pekerjaan sandang guru suatu profesi? para ahli dan pakar pendidikan sudah lama
menggolongkan pekerjaan guru suatu profesi, demikian juga banyak definisi menggolongkan
pekerjaan guru sebagai profesi. Jika kita pandang keberadaan guru dan problema internal guru
maka pekerjaan guru bukan suatu profesi. Sedangkan kriteria profesi yang melekat pada
pekerjaan guru yang kurang sempurna. .
Kegiatan pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka penerapan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan keterampilan untuk meningkatkan mutu
proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan pada
umumnya maupun lingkup sekolah pada khususnya .
Tujuan kegiatan pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan mutu guru agar
guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas pada bidang pengembangan profesi meliputi
kegiatan sebagai berikut :
9
a. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan.
b. Membuat alat pelajaran/alat peraga/alat bimbingan.
c. Menciptakan karya seni.
d. Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan.
e. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
2.2.2 Permasalahan yang Ada
Permasalahan pokok yang dihadapi profesi guru dan juga organisasi profesi guru masa
sekarang ini adalah sebagai berikut :
1. Penjabaran yang operasional tentang ketentuan-ketentuan yang tersurat dalam peraturan
yang berlaku yang berkenaan dengan profesi guru beserta kesejahteraannya, seperti
keputusan MENPAN No.26 tahun 1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru dalam
Lingkungan Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
2. Peningkatan unjuk kerja guru melalui perbaikan program pendidikan guru yang lebih
terara, yang memelihara keterpaduan antara pengembangan profesional dengan
pembentukan kemampuan akademik guru, dengan memberikan peluang kepada setiap
calon guru untuk melatih unjuk kinerjanya sebagai calon guru yang profesional.
3. Proses profesionalisme guru melalui sistem pengadaan guru terpadu sejak pendidikan
prajabatan, pengangkatan, penempatan, dan pembinaannya dalam jabatan.
4. Penataan organisasi profesi guru yang diarahkan kepada bentuk wahana untuk
pelaksanaan proses profesionalisasi guru, dan dapat memberikan batasan yang jelas
mengenai profesi guru dan profesi lainnya.
5. Penataan kembali kode etik guru, terutama yang berkenaan dengan rambu-rambu prilaku
profesional yang tegas, jelas, dan operasional, serta perumusan sanksi-sanksi terhadap
penyimpangannya.
6. Pemasyarakatan kode etik guru diterapkan oleh setiap guru dan diindahkan oleh
masyarakat rekanan, sehingga tumbuh penghargaan dan pengakuan yang wajar terhadap
profesi guru itu.
10
2.3 Kode Etik Guru
2.3.1 Apakah Etika Profesi itu ?
Dalam filsafah, etika adalah siuatu studi evaluasi tentang perilaku manusia ditinjau dari
prinsip-prinsip moral atau kesusilaan (Ethic philosophy is the study and evaluation of human
conduct in the light of moral principles). Etika yaitu tentang filsafat moral, yait mengenai nilai,
perilaku dan yang menyelidiki mana yang baik dan yang benar. Secara singkat dapat
dirumusukan, bahwa Etika adalah suatu system prinsip-prinsip kesusilaan atau moral, yang
merupakan standard atau norma – norma bertindak bagi orang – orang dalam suatu profesi,
misalnya dalam profesi kedokteran, keguruan dan sebagainya. Sehingga etika suatu profesi
(Profesional Ethics) adalah prinsip – prinsip atau norma – norma kesusilaan/moral yang
merupakan “pedoman” bagi sikap dan perilaku anggota-anggota suatu profesi.
Mengacu pada uraian di atas, maka dapatlah dirumuskan bahwa etika profesi keguruan
adalah ketentuan-ketentuan moral atau kesusilaan yang merupakan “pedoman” bertindak bagi
para anggota profesi dibidang keguruan, dalam hal ini adalah para guru. Dalam proses
pendidikan, banyak unsur – unsur yang terlibat agar proses pendidikan dapat berjalan dengan
baik. Salah satunya adalah guru sebagai tenaga pendidik. Pendidik harus memiliki etika yang
sesuai dengan kode etik profesi keguruan.
11
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Dalam hal ini bertujuan
pengabdian generasi tertentu, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah
mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugas
profesinya.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat norma-norma tentang anjuran
agar para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu para anggotanya
sesuai dengan bidang pengabdiannya
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Dengan adanya wadah organisasi profesi
dapat meningkatkan kualitas anggotanya sehingga dapat terbina dengan baik.
Apa yang dimaksud dengan “ Kode etik”? Kode adalah kumpulan peraturan-peraturan
atau norma-norma perilaku atau perbuatan professional (Code is a set of rules for or standards of
12
professional practice or behavior..) jadi kode etika suatu profesi adalah sekumpulan peraturan-
peraturan atau norma-norma kesusilaan bagi perbuatan atau perilaku orang-orang dalam suatu
profesi.
Kode Etik Guru Indonesia selanjutnya disebut KEGI adalah norma dan asas yang
disepakati dan diterima guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan warga Negara.
Kode Etik Guru Indonesia yang telah disepakati Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, memiliki relevansi, sesuai kompentensi pedagogik dan profesional seorang guru
karena di dalamnya juga mengatur hubungan antara guru, peserta didik, orangtua, masyarakat,
teman sejawat, serta organisasi profesi lain maupun profesinya sendiri.
13
e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha
menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana sekolah yang
menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas kaidah pendidikan.
g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat
mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu
peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan kepribadiannya, termasuk
kemampuannya untuk berkarya.
i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan
martabat peserta didiknya.
j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara adil.
k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-
hak peserta didiknya.
l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian
bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
m. Guru membuat usaha-usaha yang rasional untuk melindungi peserta didiknya dari
kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar, menimbulkan gangguan kesehatan,
dan keamanan.
n. Guru tidak membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-alasan yang tidak
ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
o. Guru tidak menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada peserta didik
dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama.
p. Guru tidak menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan peserta didiknya
untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
14
f. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi denganya
berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan
pendidikan.
g. Guru tidak melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orangtua/wali
siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.
15
k. Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan
keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional
pendidikan dan pembelajaran.
l. Guru mengoreksi tindakan-tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah
agama, moral, kemanusiaan, dan martabat profesionalnya.
m. Guru tidak mengeluarkan pernyataan-keliru berkaitan dengan kualifikasi dan
kompetensi sejawat atau calon sejawat.
n. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan
marabat pribadi dan profesional sejawatnya.
o. Guru tidak mengoreksi tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar pendapat
siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
p. Guru tidak membuka rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-
pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
q. Guru tidak menciptakan kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak langsung
akan memunculkan konflik dengan sejawat.
16
c. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi guru agar menjadi pusat informasi dan
komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat.
d. Guru menunjung tinggi tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugas-
tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab atas konsekuensinya.
e. Guru menerima tugas-tugas organisasi profesi sebagai suatu bentuk tanggungjawab,
inisiatif individual, dan integritas dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
f. Guru tidak melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat merendahkan
martabat dan eksistensi organisasi profesinya.
g. Guru tidak mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan
pribadi dari organisasi profesinya.
h. Guru tidak menyatakan keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
17
Oleh karena itu penyimpangan terhadap kode etik yang dikeluarkan oleh PGRI
seharusnya pula dapat diawasi oleh PGRI. Kode etik tersebut hendaknya menjadi patokan
perilaku anggotanya, agar setiap anggota terhindar dari pelanggaran larangan dan terhindar pula
dari sanksi yang mungkin dibeikan oleh organisasi profesi
Saat ini sudah dibentuk Dewan Kehormatan Guru di seluruh kabupaten dan kota di
Indonesia yang akan menerima laporan atas pelanggaran KEGI yang dilakukan guru. Untuk itu,
semua guru tanpa kecuali harus mentaati kode etik ini dan jika dalam melaksanakan profesinya
terbukti menyalahi kode etik, maka akan dijatuhi sanksi tegas sebagaimana diatur dalam Kode
Etik Guru Indonesia.
18
BAB III
3.2 Saran
Pengelolaan dan pemberdayaan guru perlu dibina lagi, pemahaman hakikat seorang guru
mesti ditanamkan dalam hati dan pikiran seorang pendidik. Penjelasan terakait professional guru
perlu ditambahkan lagi wawasannya, seiring berjalannya waktu akan ada penyesuaian sistem.
Agar sistem yang ada tidak ketertinggalan dengan perkembangan zaman.
19
DAFTAR PUSTAKA
PT.Bumi Aksara
Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Satory, Djam’an dkk. 2009. Profesi Keguiruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Soetjipto, Kosasi Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Andrew Walsh and Padma Inala. 2010. Active Learning Techniquesfor Librarian, UK: Chandos
Publishing.
Beth Luey. 2008. A different kind of Profession. Canada:Univeristy of Toronto.
Gideonse, Hendrick D. 1982. The Necessary Revolution in Teacher Education. Bloomington,
Ind: Phi Delta Kappa.
Hoyle and Megarry. A Code of Conduct for Success and Happiness in Your Professional Life
TIPS FOR Graduates Revised Edition Susan Morem. New York : ferguson, 2010.
Katherine Cheshire and David Pligrim. 2004. A Short Introduction to Clinical Psychology,
London: Sage Publication.
Stinnet, T.M., dan Huggett, Albert J. 1963. Professsional Problems of Teachers. Second Edition.
New York: The Macmillan Company
Sylvia Cruesss, R, dkk. 2003. Profession a working definition for medical educator.
Canada:McGill University.
Tim Dosen MKDK. 2018. PPTK. Jakarta.: Universitas Negeri Jakarta
Ornstein, Allan C., dan Levine, Daniel U. 1984. An Introduction to the Foundations of
Education. Third Edition. Boston: Houghton Mifflin Company.
20