Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

[The Contribution of Soc ial Conflict with Peers toward Self-Confidence ]

NAMA : ARIA FADILAH


NIM : 5202431009
JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat
dan karuniaNya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal
review ini yaitu mengenai “The Contribution of Soc ial Conflict with Peers toward Self-
Confidence”.

Critical Journal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud sebagai tugas
mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik” Inti dan menjadikan penambahan
wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga
setelah penyelesaian penulisan Crtical Journal Review ini saya semakin memahami
tentang bagaimana penulisan Crtical Journal Review yang baik dan benar.

Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan Critacal Journal Review ini. Saya sangat berterima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini, khususnya
kepada dosen pengampu mata kuliah ini Ibu Nani Barorah Nasution, S.Psi., M.Si

dan kawan sekelas saya mahasiswa/i kelas Pendidikan Teknik Elektro C Ekstensi
2020/2021.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan CJR ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang,
semoga karya tulis CJR ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan,19 Oktober 2020

Penyusun

Aria Fadilah
FORMAT REVIEW JURNAL
1 Judul The Contribution of Social Conflict with Peers toward Self
Confidence
2 Jurnal International Journal of Research in Counseling and Education
3 Download http://ppsfip.ppj.unp.ac.id/index.php/ijrice/article/view/7/2
4 Volume dan Halaman Volume 1 Number 1
5 Tahun 2017
6 Penulis Octaviyana, I., Firman, F., & Daharnis, D
7 Reviewer Aria Fadilah
8 Tanggal 19 Oktober 2020
9 Abstrak Penelitian
-Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi
sosial menuju kepercayaan diri.
-Subjek Penelitian siswa SMA Pringsew u Lampung, dengan sampel 280
siswa dengan menggunakan propotional stratified random
sampling
-Assesment Data Pengumpulan data menggunakan angket dengan model
skala likert, dengan instrumen reliabel: konflik sosial
dengan teman sebaya 0,843 dan kepercayaan diri siswa 0,8
78. Analisis data menggunakan regresi sederhana
-Kata Kunci Konflik Sosial, Keyakinan Diri, Konflik Teman, Sekolah
Menengah Atas.
10 Pendahuluan
-Latar Belakang Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang
dan Teori berfungsi sebagai sarana untuk mengaktualisasikan potensi
diri. Percaya diri yang rendah dapat menimbulkan berbagai
kendala dalam menjalankan aktivitas. Kepercayaan diri
sangat dibutuhkan siswa untuk memudahkan proses
pembelajaran di sekolah. Percaya diri merupakan
keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan dan
keyakinan yang mampu mencapai berbagai tujuan dalam
hidup (Hakim, T., 2004; K omara, IB, 2016; Marjanti, S.,
2015; Nurbayani, S. , Yuliasma, Y., & Asriati, A., 2017).

Percaya diri sangatlah penting, terutama saat siswa


diberikan ta sk oleh guru. Selain itu, kepercayaan diri juga
dibutuhkan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya.
Seseorang yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan
merasa optimis dalam mencapai sesuatu seperti yang
diharapkan. Sebaliknya bagi seseorang yang tidak
memiliki kemampuan maka akan dilakukan penilaian
negatif mengenai kemampuan menghambat usaha untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai. (Warman, 2013;
Latumahina, M.F.S, Musyafa, S., & Sons, N. S., 2000;
Husna, A. N., NRH, F., & NRH, F., 2017).

Pada masa remaja sekolah mulai belajar mengembangkan


interaksi sosial dengan belajar menerima pandangan, nilai,
dan norma sosial. Sehingga perkembangan sosial pada
masa remaja lebih banyak melibatkan teman sebaya
dibandingkan dengan orang tua, remaja lebih banyak
melakukan aktivitas diluar rumah seperti kegiatan sekolah,
ekstrakurikuler, dan bermain bersama teman (Conger,
Papalia, & Olds, 2001; Hidayat, OS, 2014; Permana, BC,
2015). Dalam kegiatan tersebut, remaja umumnya lebih
banyak melakukan kegiatan dengan teman sebayanya.
Siswa selalu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari
teman-temannya baik laki-laki maupun perempuan
(Tohirin, 2015; Sari, JF, Karsih, K., & Tjalla, A., 2014;
Maulana, A., Suryadi, K., & Syam, S ., 2015). Pola
kehidupan remaja yang berbeda dengan kelompok dewasa
dan kelompok anak dapat menimbulkan konflik sosial. Hal
ini sejalan dengan pendapat sebagian psikolog yang
menyatakan bahwa remaja rentan terhadap munculnya
berbagai konflik (Khasanah, P., 2014; Sire gar, B. G.,
2015). Remaja yang mengalami konflik sosial merasa tidak
percaya diri dalam beraktivitas.

Data diperoleh Pada bulan Agustus 2016 terjadi lebih dari


44 konflik salah satunya tawuran dan tawuran (Catatan
Sekolah, 2016).

Berdasarkan uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa


kepercayaan diri siswa dipengaruhi oleh konflik sosial
dengan teman sebaya. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa
yang mengalami konflik atau masalah dengan teman
sebaya, sehingga membuat siswa kurang percaya diri dan
kurang menjalin hubungan baik dengan teman sebayanya.
11 Metode penelitian
-Langkah Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif deskriptif korelasional. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 280 siswa. Alat pengumpulan data
yang digunakan berupa angket model skala likert.
-Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini meliputi variabel konflik sosial
dengan teman sebaya (X1) dan kepercayaan diri siswa (Y).
Berikut deskripsi data penelitian.
1. Konflik Sosial dengan Teman Sebaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total sampel 280


siswa, sebagian besar konflik sosial dengan teman sebaya
berada pada kategori rendah dengan jumlah frekuensi 230
siswa atau sebesar 82,14% dan sebagian kecil konflik
sosial dengan teman sebaya di Indonesia. kategori sedang
dengan jumlah frekuensi 33 siswa atau sebesar 11,79% dan
jumlah frekuensi sangat rendah sebanyak 17 siswa atau
sebesar 6,07%.

2. Percaya Diri

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total sampel 280


siswa, sebagian besar siswa memiliki rasa percaya diri
yang tinggi dengan jumlah frekuensi 224 siswa atau
sebesar 80% dan sebagian lainnya memiliki kepercayaan
diri yang sangat tinggi dengan jumlah frekuensi 6 siswa
atau sebesar 2,14% dengan jumlah frekuensi 50 siswa atau
sebesar 17,86%.

Pengujian Kebutuhan Analisis Data

Uji persyaratan analisis yang dilakukan dalam penelitian


ini adalah uji normalitas, uji linieritas, dan uji
multikolinieritas. Hasil uji normalitas menunjukkan data
berdistribusi normal. Selanjutnya dari hasil pengujian
diketahui data dinyatakan linearitas linier. Kemudian, dari
hasil pengujian multikolinieritas tidak terjadi
multikolinieritas tayangan.

Pengujian hipotesis

Kontribusi Konflik Sosial dengan Teman Sebaya pada


Keyakinan Siswa
Hasil analisis kontribusi konflik sosial dengan teman
sebaya terhadap kepercayaan diri siswa menunjukkan
bahwa nilai R sebesar 0,278 menunjukkan koefisien regresi
antara konflik sosial dengan teman sebaya terhadap
kepercayaan diri siswa, dengan taraf signifikan 0,000. R
Square (R2) sebesar 0,077, artinya konflik sosial dengan
teman sebaya menyumbang 7,7% kepercayaan diri siswa,
sedangkan sisanya 92,3% dijelaskan oleh variabel lain.
-Diskusi Penelitian
1. Konflik Sosial dengan Teman Sebaya

Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara keseluruhan


rata-rata konflik sosial dengan teman sebaya berada pada
kategori rendah. Artinya secara keseluruhan siswa mampu
menjalin hubungan sosial dengan baik sehingga terjadi
konflik sosial yang dialami siswa dengan teman sebaya di
sekolah rendah. Artinya secara keseluruhan siswa mampu
menjalin hubungan sosial dengan baik sehingga konflik
sosial yang dialami siswa dengan teman sebaya di sekolah
rendah

Selanjutnya melihat secara detail hasil analisis data,


konflik sosial dengan teman sebaya pada indikator
ketidaksepakatan dengan teman memiliki persentase
tertinggi sebesar 50,8%. Persentase terendah adalah
bermusuhan dengan indikator persentase 33,4%, lebih
rendah dari indikator lainnya, meskipun persentase
keseluruhan dari masing-masing indikator tidak terlalu
jauh berbeda. Persentase ketidak setujuan tertinggi dengan
indikator pertemanan menunjukkan bahwa masih ada
siswa yang sering memiliki perdebatan karena ketidak
sepakatan dengan teman.

Konflik pada remaja disebabkan oleh masalah dengan


temannya, dalam upaya melindungi diri dari kecemasan,
kemudian remaja melakukan eksternalisasi pertahanan
dengan perilaku agresif, sesat, dan kenakalan lainnya
(Praptiani, 2013; Arni, I., 2016; Hammi, I ., 2017).

Remaja yang gagal dalam menyikapi permasalahan


seringkali kurang percaya diri, prestasi sekolah menurun,
hubungan dengan teman menjadi kurang baik serta
berbagai masalah dan konflik lainnya (Puspita, 2014;
Santoso, A. D., 2015; Sudjiwanati, S., 2017).

2. Percaya Diri Mahasiswa

Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara keseluruhan


rata-rata kepercayaan diri siswa berada pada kategori
tinggi. Artinya siswa memiliki kepercayaan diri yang baik.

Melihat secara detail hasil analisis data, kepercayaan diri


siswa pada indikator sikap optimis dan rasional memiliki
persentase tertinggi yaitu 80%. Persentase terendah adalah
indikator kemampuan diri dengan persentase 67,9%, lebih
rendah dibandingkan indikator lainnya, meskipun
persentase keseluruhan pada masing-masing indikator
tidak jauh berbeda. Persentase yang tinggi dari indikator
sikap optimis dan rasional menunjukkan bahwa siswa
mempunyai sikap optimis dalam menghadapi suatu
masalah dan rasional dalam memandang suatu kasus sesuai
dengan kenyataan.
Remaja yang percaya diri memiliki rasa percaya diri untuk
melakukan sesuatu pada subjek sebagai karakteristik
pribadinya yang di dalamnya terdapat keyakinan pada
kemampuan harga diri, optimisme, obyektif, bertanggung
jawab, rasional, dan realistis (Ghufron, M. N, & Risnawita,
R., 2014; Komara, IB, 2016; Santoso, AD, 2015).
Sebaliknya persentase terendah pada indikator kemampuan
diri menunjukkan bahwa siswa kurang percaya diri dengan
kemampuannya sendiri. Percaya diri yang rendah
cenderung sulit menerima kenyataan diri (terutama
menerima kekurangan) dan merendahkan kemampuan diri
sendiri, namun di sisi lain, mengedepankan ekspektasi
yang tidak realistis dari diri sendiri (Fatimah, E., 2010;
Gapi, B., 2015; Pritama, D., 2015).

Percaya diri dapat dikatakan sebagai keyakinan seseorang


terhadap segala kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan
tersebut membuat dirinya merasa mampu mencapai tujuan
dalam hidupnya.

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri tinggi jika


mampu membuat pernyataan positif tentang dirinya,
menghargai diri sendiri, dan mampu mengejar ekspektasi
yang berpeluang membuatnya berhasil. Sebaliknya
individu dengan kepercayaan diri yang rendah akan
mengalami hambatan dalam hidupnya, baik dalam
berinteraksi dengan orang lain maupun dalam bekerja
(Hurlock, EB, 2002; Ibnu Ardi, I., 2015; Marizka Adi
Winarni, M., 2016; Syahrina, IA , & Andini, FD, 2017).

3. Kontribusi Konflik Sosial dengan Teman Sebaya


Terhadap Percaya Diri Siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik sosial dengan


teman sebaya memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kepercayaan. Penemuan itu dibuat berdasarkan
analisis urutan data menunjukkan bahwa kontribusi konflik
sosial dengan teman sebaya pada kepercayaan diri siswa
sebesar 7,7%. Artinya, rendahnya konflik sosial dengan
teman sebaya

Kepercayaan diri siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal

faktor, juga dipengaruhi oleh faktor internal, faktor internal


mungkin dari faktor konsep diri, fisik kondisi, dan harga
diri. Faktor lain yang dapat menyebabkan kurang percaya
diri adalah media massa seperti TV, radio, media cetak,
internet bahkan terkadang memberikan informasi yang
tidak relevan (Iswindharmajaya, J., 2014; Amin, O. L.G,
2015; Ainina, I. A., 2014). Kembali dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa konflik sosial dengan teman sebaya
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kepercayaan diri siswa. Artinya sosial itu

konflik dengan teman sebaya rendah, berkontribusi pada


tingginya kepercayaan diri siswa. Demikian juga konflik
sosial dengan teman sebaya lebih tinggi, mengakibatkan
kepercayaan diri siswa rendah.
-Daftar Pusaka ( Tidak terdapat daftar pustaka pada jurnal)
12 Analisis Jurnal
-Kekuatan Penelitian Kekuatan pada jurnal :
- Jurnal dibuat dengan sikat namun padat dan
lengkap sehingga dapat memudahkan para
pembaca untuk memahami isi dari jurnal ini.
-Kelemahan Penelitian Kekuarangan/kelemahan yang terdapat pada jurnal :
- Tidak tertera halaman jurnal
- Tidak terdapat daftar pustaka ,hanya tertera
referensi
- Nomor ISBN jurnal hanya ada di web-site jurnal
tidak ditampilkan pada lembar jurnal
13 Kesimpulan Kesimpulan Isi Jurnal

Rata-rata konflik sosial teman sebaya yang berada pada


kategori rendah dan kepercayaan diri siswa pada kategori
tinggi, serta konflik sosial dengan teman sebaya
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kepercayaan diri siswa. Artinya, jika konflik sosial dengan
teman sebaya yang dialami siswa tinggi maka kepercayaan
diri siswa akan rendah, begitu pula sebaliknya bila konflik
sosial dengan teman sebaya yang dialami siswa rendah,
maka kepercayaan diri siswa akan semakin tinggi.

Kesimpulan untuk Jurnal

Jurnal sangat lengkap baik didalam isinya maupun


referensi Jurnal , membahas secara tuntas dan
penyampaian kata/kalimat pada jurnal juga mudah untuk
dipahamin.
14 Saran
15 Referensi International Journal of Research in Counseling
and Education Volume 01 Number 01

“The Contribution of Soc ial Conflict with Peers


toward Self-Confidence”.

Ainina, I. A. (2014). Pemanfaatan media audio visual sebagai


sumber pembelajaran sejarah. Indonesian Journal of
History Education, 3(1).
Amin, O. L. G. (2015). Representasi Kecantikan Perempuan
pada Iklan Dove Versi “Real Beauty Sketches” di
Situs Youtube. Universitas Airlangga: Jurnal, 73.

Arni, I. (2016). Pengaruh Sensation Seeking melalui Kontrol


Diri terhadap Kenakalan Remaja Di SMKN 2 Depok
(Doctoral dissertation, Universitas Bhayangkara
Jakarta Raya).

Iswindharmajaya, D. J. (2014). Satu Hari Menjadi


Lebih Percaya Diri. Elex Media Komputindo.

Fatimah, E. (2010). Psikologi Perkembangan


(Perkembangan Peserta Didik). Bandung. Pustaka
Setia.

Gapi, B. (2015, June). Membangun Kepercayaan Diri Siswa


melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. In Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Ekonomi FE UNY"
Profesionalisme Pendidik dalam Dinamika Kurikulum
Pendidikan di Indonesia pada Era MEA". Fakultas
Ekonomi UNY.

Ghufron, M. N. & Risnawita, R. (2014). Teori-teori


Psikologi. Yogjakarta. Ar-Ruzz Media.

Haeruman, L. D., Rahayu, W., & Ambarwati, L. (2017).


Pengaruh Model Discovery Learning terhadap
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
dan Self-Confidence Ditinjau dari Kemampuan Awal
Matematis Siswa SMA di Bogor Timur. Jurnal
Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 10(2).

Hakim, T. (2004). Mengatasi Rasa Tidak Percaya


Diri. Jakarta. Puspa Swara.

Hammi, I. (2017). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan


Faktor Lingkungan Sekolah Terhadap Kejadian
Perilaku Agresif pada Anak Usia Sekolah (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto).

Hidayat, O. S. (2014). Metode Pengembangan Moral


dan Nilai-nilai Agama.

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu


pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Alih
Bahasa Istiwidiyanti dan Soedjarwo. Jakarta.
Airlangga.

Husna, A. N., Nrh, F., & Nrh, F. (2017). Regulasi Diri


Mahasiswa Berprestasi. Jurnal Psikologi Universitas
Diponegoro.

Ibnu Ardi, I. (2015). Hubungan Antara Kepercayaan Diri


Dengan Penyesuaian Sosial Pada Siswa Kelas X Di
Smk Negeri 1 Kalasan (Doctoral Dissertation,
Fakultas Ilmu Pendidikan).

Khasanah, P. (2014). Meningkatkan Kemampuan


Manajemen Konflik melalui Konseling Kelompok.

Psikopedagogia Jurnal Bimbingan dan Konseling,


3(2), 67-77.

Komara, I. B. (2016). Hubungan antara Kepercayaan Diri


dengan Prestasi Belajar dan Perencanaan Karir Siswa
SMP. Psikopedagogia Jurnal Bimbingan dan
Konseling, 5(1), 33-42.

Marizka Adi Winarni, M. (2016). Efektivitas Konseling


Realitasuntuk Meningkatkan Penerimaan Diri Siswa
Kelas Ix Di Smp Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran
2016/2017 (Doctoral dissertation, Fakultas Ilmu
Pendidikan).

Marjanti, S. (2015). Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri


melalui Konseling Kelompok Bagi Siswa XII IPS 6
SMA 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jurnal Konseling Gusjigang, 1(2).

Maulana, A., Suryadi, K., & Syam, S. (2015). Penggunaan


Media Sosial Path sebagai Sarana Pengakuan
Sosial. Sosietas, 5(2).

Nst, H. A. (2014). Efektifitas Layanan Konseling


Kelompok dalam Mengatasi Konflik antar
Kelompok Siswa di Sma Negeri 5 Pekanbaru
(Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau).

Permana, B. C. (2015). Perbedaan Nilai-Nilai Sosial pada Peserta


Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga dengan
Peserta Didik yang Mengikuti Ekstrakurikuler Non
Olahraga di SMA Negeri 3 Yogyakarta (Doctoral
dissertation, Fakultas Ilmu Keolahragaan).

Praptiani, P. (2013). Pengaruh Kontrol Diri terhadap


Agresivitas Remaja dalam Menghadapi Konflik
Sebaya dan Pemaknaan Gender. Jurnal Sains dan
Praktik Psikologi, 1 (1), 1-13.

Pritama, D. (2015). Studi tentang Upaya Guru dalam


Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SD Negeri
1 Pengasih (Doctoral dissertation, PGSD).

Royani, A. (2016). Manajemen Konflik. Edukasi,

7(1).

Santosa, E., & Budiati, L. (2014). Manajemen

Konflik.1-54

Santoso, A. D. (2015). Hubungan antara Kepercayaan Diri


dengan Kompetensi Sosial pada Siswa SMP N 16
Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Sari, J. F., Karsih, K., & Tjalla, A. (2014). Hubungan
antara Penyesuaian Diri dengan Kecenderungan
Perilaku Cyber Bullying pada Siswa Kelas Viii
Smp Labschool Jakarta Tahun Ajaran 2013-2014.
Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3(1), 70-
76.

Siregar, B. G. (2015). Solusi dalam Menghadapi


Permasalahan Remaja. Hikmah: Jurnal Ilmu
Dakwah dan Komunikasi Islam, 7(1), 100-116.

Sudjiwanati, S. (2017). Manajemen Konflik terhadap


Kekebalan Stres Remaja Sekolah Menengah
Kejuruan. Psikovidya, 18(2).

Sukarno, B. (2015). Komunikasi dan Pengendalian


Konflik dalam Politik. Transformasi, 1(26).

Syahrina, I. A., & Andini, F. D. (2017). Self Confidence


Hubungannya Dengan Academic Dishonesty Pada
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas
X. Psikovidya, 21(1), 1-12.

Tohirin. (2015). Bimbingan dan Konseling di Sekolah


dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta. Rajawali
Pers.

Wartini, S. (2016). Strategi Manajemen Konflik sebagai


upaya Meningkatkan Kinerja Teamwork Tenaga
Kependidikan. Jurnal Manajemen dan Organisasi,
6(1), 64-73.

Weni, A. (2015). Implementasi Kegiatan


Ekstrakurikuler Muhadlarah dalam
Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Mamba'ul Huda Al-
Islamiyah Ngabar Ponorogo tahun plajaran
2014/2015 (Doctoral dissertation, STAIN
Ponorogo).
Nurbayani, S., Yuliasma, Y., & Asriati, A. (2017).
Menumbuhkan Kreativitas Anak Tunarungu dalam Kegiatan
Pengembangan Diri Seni Tari di SLB Negeri 2 Padang.
Sendratasik UNP, 6(1), 18-27

Anda mungkin juga menyukai