KEPEMIMPINAN
Dosen Pengampu : Dr. Fajar Apollo Sinaga, S.Si., M.Si., Apt
DISUSUN OLEH
Nama Anggota : Anggun Cahya (6221210019)
Frinanta Tarigan (6221210004)
Ibnu Maulana Hakim (6221210008)
Lince Simanjuntak (6221210024)
Muhammad Razaki Fadlan Nahampun (6221210010)
R. Marco Fresly Sipahutar (6221210015)
Ryan Nainggolan (6221210028)
IKOR A
Prodi Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan
Tahun 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
Tugas Project ini dapat tersusun hingga selesai guna memenuhi tugas mata kuliah
kepemimpinan Di mana dalam pelaksanaan observasi, penyusun mendapat tambahan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mengenai masalah kepemimpinan dalam
organisasi.
Kegiatan yang penulis laksanakan ini tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada: Dosen
pengampu mata kuliah Kepemimpinan Dr. Fajar Apollo Sinaga, S.Si., M.Si., Apt
Penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam TUGAS PROJECT ini, Oleh
karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan laporan rekayasa ide ini.
Penyusun
2
Daftar ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................5
D. MANFAAT PENELITIAN.............................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORITIS.....................................................................................................7
A. TIPE KEPEMIMPINAN.................................................................................................7
B. PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK..................................................................9
C. STRATEGI PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK/GURU...............................11
D. FUNGSI TENAGA PENDIDIK/GURU.......................................................................12
E. HAMBATAN DALAM PENGAJARAN.....................................................................18
F. CIRI GURU PROFESIONAL......................................................................................18
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PROJECT.............................................................20
A. LOKASI DAN WAKTU PROJECT.............................................................................20
B. POPULASI DAN SAMPEL.........................................................................................20
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN INDIKATOR...................................20
A. INSTRUMEN PENELITIAN...............................................................................................................21
B. ANALISIS DATA.................................................................................................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................................22
A. HASIL PENELITIAN...................................................................................................22
B. DESKRIPSI DATA......................................................................................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................27
A. KESIMPULAN.............................................................................................................27
B. SARAN.........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28
3
BAB I PENDAHULUAN
4
wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, maka diperlukan seorang guru yang berkompeten dalam suatu
pembelajaran disekolah. Diperlukan juga adanya kepemimpinan dalam menjadi
seorang pendidik terutama pada guru yang bisa saja menjadi seorang kepala
sekolah.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini melihat dari latar belakang dan rumusan
masalah diatas yaitu sebagai berikut adalah
1. Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan Bagaimana kinerja tenaga pendidik
yaitu guru penjas di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN melalui para dewan guru,
dan bantuan dari kepala sekolah?”
2. Untuk mengetahui kriteria kepemimpinan guru penjas di SMP MUHAMMADIYAH
4 MEDAN.
D. MANFAAT PENELITIAN
5
4. Menambah wawasan dalam mengerjakan laporan inI
6
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. TIPE KEPEMIMPINAN
Pemimpin merupakan sosok yang berwenang dan memiliki kedudukan tinggi dalam
sebuah organisasi. Dengan berbedanya karakter dan sifat seseorang, ada banyak tipe
kepemimpinan yang dimiliki oleh para pemimpin di dalam organisasi atau perusahaan, yaitu
sebagai berikut.
1. Kepemimpinan Karismatik
2. Kepemimpinan Otoriter
3. Kepemimpinan Demokratis
4. Kepemimpinan Delegatif
5. Kepemimpinan Transformasional
7
Kepemimpinan transformasional ini biasanya memiliki anggota yang
berkomitmen dengan pimpinan yang memberdayakan para karyawannya dengan
baik melalui visi misi yang serupa.
6. Kepemimpinan Visioner
Visioner memiliki arti orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan.
Dengan kepemimpinan visioner, para pemimpin selalu berusaha mewujudkan visi
misi yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu, pemimpin ini selalu berinovasi dalam
mencapai target yang telah ditentukan.
Pemimpin visioner akan mendorong para anggota untuk mencoba hal-hal baru
dan terus berinovasi untuk perkembangan perusahaan yang lebih baik lagi.
7. Kepemimpinan Liberal
Seorang pemimpin liberal tidak akan menuntut banyak kepada para karyawannya
namun tetap mengawasi jalannya kerja sehari-hari.
8. Kepemimpinan Pembinaan
Pemimpin akan mengawasi dan mengajari para anggotanya dengan penuh dan
mengatur hasil yang akan dicapai perusahaan. Seorang pemimpin yang membina
anggotanya juga akan memberikan motivasi untuk mendorong para karyawannya
mencapai tujuan perusahaan dengan keahlian mereka.
9. Kepemimpinan Situasional
8
Pimpinan yang satu ini dibentuk dari hasil diskusi bersama dalam sebuah tim.
Seorang pemimpin mampu untuk bekerja sama dengan tim untuk mencapai visi dan
misi yang telah disepakati.
9
1. Pengembangan profesi Pendidik/Guru
Perlindungan hukum memang diperlukan terutama secara sosial agar civil effect
dari profesi pendidik mendapat pengakuan yang memadai, namun hal itu tidak
serta-merta menjamin berkembangnya profesi pendidik secara individu, sebab
dalam konteks individu justru kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri
menjadi hal yang paling utama yang dapat memperkuat profesi pendidik. Oleh
karena itu upaya untuk terus memberdayakannya merupakan suatu keharusan
agar kemampuan pengembangan diri para pendidik makin meningkat.
10
Oleh karena itu, pendidik mesti terus berupaya untuk mengembangkan diri
sendiri agar dalam menjalankan peran dan tugasnya dapat memberikan
kontribusi yang signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia bagi kepentingan pembangunan bangsa yang maju dan bermoral sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
Mengembangan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini
disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan
lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila
faktor tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik. Dalam
hubungan ini, faktor birokrasi, khususnya birokrasi pendidikan sering
kurang/tidak mendukung bagi terciptanya suasana yang kondusif untuk
pengembangan profesi tenaga pendidik.
Dengan mengingat hal tersebut, maka diperlukan strategi yang tepat dalam
upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi tenaga pendidik,
situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat
mengembangkan diri sendiri kearah profesionilisme pendidik. Dalam hal ini,
terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan situasi yang
kondusif bagi pengembangan profesi pendidik, yaitu :
11
Strategi tersebut di atas memerlukan metode operasional agar dapat
dilaksanakan, strategi perubahan paradigma dapat dilakukan melalui pembinaan
guna menumbuhkan penyadaran akan peran dan fungsi birokrasi dalam kontek
pelayanan masyarakat, sementara strategi debirokratisasi dapa dilakukan dengan
cara mengurang dan menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi
hambatan bagi pengembangan diri tenaga pendidik serta menyulitkan pelayanan
bagi masyarakat.
Guru adalah figur seorang pemimpin. Bila di pahami tugas Guru tidak hanya
harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat
diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar
untuk aspek manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu
menguasai pengetahuan yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat
menguasai satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu
diberikan dasar pendidikan umum.
menurut Roestiyah N.K.,tugas guru adalah sebagai berikut:
Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan dan pengalaman – pengalaman
Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita- cita dan dasar
negara kita pancasila
Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang- undang
pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.II Tahun 1983
Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru hanya
sebagai perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri
mendapatkan/ insight timbul perubahan dalam penegtahuan, tingkah laku
dan sikap.
Guru adalah pembimbing, untuk membawa anak didik kearah
kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak
didik menurut kehendaknya.
Guru adalah pen dihubung antara sekolah dan masyarakat. Anak nantinya
kan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan
demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah terlebih dahulu.
12
Guru sebagai administrator dan menejer Diamping mendidik, seorang
guru haru dapat mengerjakan urusan tata usaha membuat buku kas, daftar
induk, rapor, daftar gaji, dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasi
segala pekerjaan di sekolah secara demokratis, sehingga suasana
pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan.
Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena
terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar-
benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.
Guru sebagai perencana kurikulum. Guru mengahdapi anak- anak setiap
hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak- anak dan masyarakat
sekitar, maka dalam menyusun kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh di
tinggalkan.
Guru sebagai pemimpin. Guru mempunyai kesempatan dan tanggung
jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak kearah pemecahan
soal, membentuk keputusan, dan menghadapkan anak- anak kepada
problem
Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak- anak. Guru harus turut aktif
dalam segala aktifitas anak,misalnya dalm ekstrakurikuler membentuk
kelompok belajar dan sebagainya.
Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak
didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadiaan anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan
bangsa dan negara. Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap dan tingkah
laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik.
Menurut Wens Tanlain dan kawan- kawan sesungguhnya guru yang
bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, yaitu :
Menerima dan mematuhi norma, nilai- nilai kemanusiaan;
Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira ( tugas bukan
menjadi beban baginya )
Sadar akan nilai- nilaiyang berkaitan dengan perbuatan serta akibat-
akibat yang timbul
Menghargai orang lain termasuk anak didik
13
Bijaksana dan hati- hati
Takwa terhadap tuhan yang maha esa
Tugas seorang guru jika di kelompokkan terbagi menjadi tiga jenis, yakni
tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. Guru merupakan profesi / jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan
orang diluar pendidikan itulah sebabnya jenis profesi ini palin mudah terkena
pencemaran.tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai- nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan –
keterampilan pada siswa.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai
suatu profesi. Guru hendaklah dapat membantu anaka didiknya meneruskan dan
mengembangkan nilai- nilai hidup, mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan mengembangkan serta menerapkannya dalam kehidupan demi
masa depan mereka.
Tugas guru dalam bidang kemanusian disekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua.ia harus mampu menarik simpati sehingga ia
menjadi idola para siswannya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat
menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam
penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama ia tidak akan dapat
menanamkan benih pengajaranya itu kepada siswanya. Para siswa akan enggan
mengahadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat diserap sehinnga
setiap lapisan masyarakat (homo ludens, homopuber, dan homo sapiens) dapat di
mengerti bila mengahadapi guru.
Menurut WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu
1. Pendidik (nurturer) Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-
peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan
14
(supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas
yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap
aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
2. Model, Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan
guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku
pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai
dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik
harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
3. Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap
guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar
fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar
yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di
masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku
sosial anak.
4. Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai
tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas
profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
5. Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan
dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan
kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan
resmi maupun pertemuan insidental.
15
7. Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan
pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.
Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala
pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan
secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar,
mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia
telah melaksanakan tugasnya dengan baik
Selain memiliki tugas, guru juga memiliki fungsi yang tidak kalah pentingnya
dalam dunia pendidikan. Peran dan kompetensi guru dalam proses belajar
mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan
oleh Adam dan Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, diantaranya
adalah :
1. Guru sebagai demostrator
16
Disamping fungsi- fungsi yang telah diutarakan diatas, ada beberapa lagi
fungsi guru sebagai pendidik atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi
guru, yaitu :
A. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan
mana nilai yang buruk. Nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami dalam
kehidupan masyarakat.
B. nformator
Sebagai informotory, guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran
untuk setiap mata pelajaranyang telah diprogramkan dalam kurikilum.
C. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar.
D. Inisiator
Dalam fungsinya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-
ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
E. Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah penting dari semua peran yang telah disebutkan
diatas, adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena
kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia
dewasa susila yang cakap
F. Supervisor
Sebagai supervior, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan
menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
Sebagai manager guru mempunyai beberapa fungsi umum yang harus
dilakukan guru agar mampu melaksanakan peran sebagai pengelola pembelajaran
dengan baik. Sanjaya (2008: 24) menyebutkan fungsi-fungsi guru secara umum,
antara lain yaitu:
17
3. Memimpin, yang meliputi memberikan motivasi, mendorong, dan memberikan
stimulus pada siswa
4. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau
belum dalam rangka pencapaian tujuan
1. Fakor internal
2. Fakor eksternal
Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari
bawahan, terlalu banyak tekanan. Faktor tersebut mempengaruhi siswa sehingga
guru kesulitan dalam proses belajar mengajar.
1. Guru harus selalu mempunyai tenaga untuk siswanya. Guru yang baik
akan memberi perhatian pada siswa di setiap obrolan atau diskusi yang
dilakukan dan punya kemampuan mendengar dengan seksama.
2. Seorang guru harus mempunyai tujuan yang jelas. Ciri guru profesional
adalah menetapkan tujuan setiap pelajaran secara jelas dan bekerja
guna memenuhi tujuan dalam setiap kelas.
3. Mempunyai keterampilan untuk mendidik agar murid disiplin. Guru
harus mempunyai keterampilan disiplin yang efektif. Hal ini agar bisa
memberi promosi atas perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Mempunyai keterampilan manajemen di dalam kelas yang baik. Guru
harus mempunyai keterampilan manajemen di dalam kelas yang baik
serta bisa memastikan agar perilakusiswa menjadi baik saat siswa
belajar dan bekerja sama.
18
5. Guru harus bisa berkomunikasi secara baik dengan orang tua murid.
Seorang guru harus menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua
dan bisa membuat mereka selalu mengerti tentang informasi yang
sedang terjadi.
6. Guru mempunyai ekspektasi yang tinggi pada muridnya. Guru
profesional memiliki ekspektasi besar pada siswa serta memacu semua
siswa untuk terus bekerja dan mengerahkan potensi terbaik yang
mereka miliki.
19
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PROJECT
Dalam penelitian ini, saya mengambil data dari satu orang guru penjas di
sekolah. Dari beliau lah penulis mendapat penjelasan mengenai tenaga pendidik
yang layak dilakukan di lingkungan sekolah. Penulis menggunakan metode
wawancara dan angket agar lancarnya observasi yang dilaksanakan.
20
mengajar. Dalam hal ini berarti bukan hanya dia yang sehari-harinya mengajar
disekolah yang dapat disebut guru, melainkan juga dia-dia yang lainnya yang
berprofesi (berposisi) sebsagai Kyai di pesantren, pendeta di gereja, instruktur di
balai pendidikan dan pelatihan, kedua adalah kata “mengajar” dapat pula
ditafsirkan bermacam-macam misalnya:
Menularkan (menyampaikan) pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain
(bersifat kognitif)
Melaih keterampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)
Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektif)
Akan tetapi terlepas dari bermacam interpretasi tadi guru yang dimaksud
dalam pembahasan ini ialah tenaga pendidik yang pekerjaannya mengajar seperti
yang tersebut dalam UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3. ·
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah konklusi bahwa yang
dimaksud guru adalah seorang atau mereka yang pekerjaannya khusus
menyampaikan (mengajarkan) materi pelajaran kepada siswa disekolah.
A. INSTRUMEN PENELITIAN
B. ANALISIS DATA
Pengumpulan data yang penulis tuliskan dalam laporan bersumber dari guru
penjas yang berada di sekolah tersebut. Di mana memperoleh data mengenai
kegiatan belajar yang dilakukan, perencaan dan tanggung jawab tenaga pendidik
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik yang harus dipenuhi sebagai tenaga
pendidik.
21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
B. DESKRIPSI DATA
22
C. Hasil wawancara
A. Hasil Angket
Hasil dari angket juga menyangkut tentang kegiatan belajar yang dilakukan
oleh dewan guru di sekolah tersebut. Angket tersebut diisi oleh guru agar penulis
mengetahui mengenai tenaga pendidik di sekolah tersebut.
23
materi
pelajaran
2 Saya ü
menjabarkan
tujuan
pembelajaran
khusus sendiri
sesuai dengan
karakter siswa
3 Saya membuat X
perencanaan
pembelajaran
setiap mau
mengajar
4 Saya berusaha X
optimal dalam
mengelola
proses
pembelajaran
di kelas untuk
menghasilkan
output yang
bermanfaat
5 Saya X
memaksimalka
n penggunaan
alat/sarana
pembelajaran
di dalam
kegiatan
belajar
mengajar
24
6 Saya X
mendorong
siswa untuk
menggunakan
sarana belajar
seoptimal
mungkin
mengembangk
an suasana
bersahabat?
7 Saya X
melakukan
pretest
sebelum
memulai
pengajaran
8 Saya berusaha X
mengembangk
an rasa
tanggung
jawab siswa
dalam belajar
9 Saya membuat X
grafik
perkembangan
kemajuan
pendidikan
siswa tiap
kelas untuk
memudahkan
melihat maju
mundurnya
25
prestasi siswa
1 Saya X
0 membantu
siswa yang
mengalami
kesulitan
dalam belajar
1 Dalam X
1 membuat soal
test/ujian saya
memperhatika
n tingkat
kesukaran soal
1 Saya X
2 melakukan
post tes
sesudah
melakukan
aktivitas
pengajaran
1 Saya menilai X
3 kegiatan siswa
ketika sedang
menjawab soal
ulangan
26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja tenaga pendidik di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN di atas rata-rata dan
sangat memperhatikan santri-santrinya. Menuai prinsip yang sangat berarti untuk
mendidik santri-santri di sana.
2. Tenaga pendidik di sekolah tersebut sangat membantu santri dalam pendidikannya.
3. Tenaga pendidik melakukan cara-cara umum yang dilakukan untuk tenaga pendidik
pada umumnya.
4. Tipe kepemimpinan yang cocok untuk guru tersebut adalah tipe kepemimpinan
pembinaan
B. SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR. Ruzz
Media Group
Drs Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002.
Soejipto dan Raflis Kosasih, Profesi Keguruan, Rineka Cipta, Bandung, 1999
http://gurukreatif.wordpress.com/
http://penilaian-kinerja-guru.blogspot.com/2012/01/ciri-ciri-
guru profesional.html
28