Anda di halaman 1dari 28

MINI RISET

KEPEMIMPINAN
Dosen Pengampu : Dr. Fajar Apollo Sinaga, S.Si., M.Si., Apt

DISUSUN OLEH
Nama Anggota : Anggun Cahya (6221210019)
Frinanta Tarigan (6221210004)
Ibnu Maulana Hakim (6221210008)
Lince Simanjuntak (6221210024)
Muhammad Razaki Fadlan Nahampun (6221210010)
R. Marco Fresly Sipahutar (6221210015)
Ryan Nainggolan (6221210028)

IKOR A
Prodi Ilmu Keolahragaan
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan
Tahun 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
Tugas Project ini dapat tersusun hingga selesai guna memenuhi tugas mata kuliah
kepemimpinan Di mana dalam pelaksanaan observasi, penyusun mendapat tambahan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mengenai masalah kepemimpinan dalam
organisasi.

Kegiatan yang penulis laksanakan ini tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada: Dosen

pengampu mata kuliah Kepemimpinan Dr. Fajar Apollo Sinaga, S.Si., M.Si., Apt

Penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam TUGAS PROJECT ini, Oleh
karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan laporan rekayasa ide ini.

Medan, Desember 2022

Penyusun

2
Daftar ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................5
D. MANFAAT PENELITIAN.............................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORITIS.....................................................................................................7
A. TIPE KEPEMIMPINAN.................................................................................................7
B. PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK..................................................................9
C. STRATEGI PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK/GURU...............................11
D. FUNGSI TENAGA PENDIDIK/GURU.......................................................................12
E. HAMBATAN DALAM PENGAJARAN.....................................................................18
F. CIRI GURU PROFESIONAL......................................................................................18
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PROJECT.............................................................20
A. LOKASI DAN WAKTU PROJECT.............................................................................20
B. POPULASI DAN SAMPEL.........................................................................................20
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN INDIKATOR...................................20
A. INSTRUMEN PENELITIAN...............................................................................................................21
B. ANALISIS DATA.................................................................................................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................................22
A. HASIL PENELITIAN...................................................................................................22
B. DESKRIPSI DATA......................................................................................................22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................27
A. KESIMPULAN.............................................................................................................27
B. SARAN.........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................28

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tenaga pendidik dalam proses pendidikan memegang peranan strategis


terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi
pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong belajar, instruktur, tutor,
widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi
yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal
ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus
lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak dapat
digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan
sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan tenaga
kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga
administrasi) mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.

Sehubungan dengan tuntutan kearah profesionalisme tenaga pendidik dan


kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi
komitmen pendidikan nasional. Isu klasik yang selalu muncul selama ini ialah :
usaha apa yang paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan? Oleh karenanya penting
untuk memahami terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan tenaga
kependidikan tersebut.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan


bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien
untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang
menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian
hukum bagi tenaga kependidikan tersebut dalam melaksanakan tugas dan fungsi,

4
wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku, maka diperlukan seorang guru yang berkompeten dalam suatu
pembelajaran disekolah. Diperlukan juga adanya kepemimpinan dalam menjadi
seorang pendidik terutama pada guru yang bisa saja menjadi seorang kepala
sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah


penelitian sebagai berikut : “Bagaimana kinerja tenaga pendidik yaitu guru penjas
di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN melalui para dewan guru, dan bantuan dari
kepala sekolah?” yang meliputi:
1. Kegiatan belajar yang dilakukan guru tersebut
2. Sikap atau respons yang diberikan guru tersebut
3. Perencanaan yang dilakukan sebelum pembelajaran dilakukan oleh guru
tersebut
4. Tanggung jawab yang diemban oleh guru tersebut.

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini melihat dari latar belakang dan rumusan
masalah diatas yaitu sebagai berikut adalah
1. Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan Bagaimana kinerja tenaga pendidik
yaitu guru penjas di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN melalui para dewan guru,
dan bantuan dari kepala sekolah?”
2. Untuk mengetahui kriteria kepemimpinan guru penjas di SMP MUHAMMADIYAH
4 MEDAN.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:


1. Dewan guru di sekolah dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang sesuai
dan tepat juga dengan keefektifan di lingkungan sekolah
2. Dewan guru mengetahui keluh kesah yang dihadapi oleh santri-santri dan juga
mengubah hal yang belum sesuai dengan lingkungan sekolah
3. Memenuhi tugas (tanggung jawab) dan mendapatkan nilai terhadapat tugas yang
telah dibuat ini

5
4. Menambah wawasan dalam mengerjakan laporan inI

6
BAB II KAJIAN TEORITIS

A. TIPE KEPEMIMPINAN

Pemimpin merupakan sosok yang berwenang dan memiliki kedudukan tinggi dalam
sebuah organisasi. Dengan berbedanya karakter dan sifat seseorang, ada banyak tipe
kepemimpinan yang dimiliki oleh para pemimpin di dalam organisasi atau perusahaan, yaitu
sebagai berikut.

1. Kepemimpinan Karismatik

Para pemimpin yang memiliki kepribadian karismatik adalah sosok yang


memiliki kepribadian yang kuat, menghargai nilai-nilai positif, dan mampu
mengubah arah pandang karyawannya untuk menjadi lebih baik lagi.

2. Kepemimpinan Otoriter

Saat terciptanya kepemimpinan otoriter, bos sebagai pemegang kekuasaan


tertinggi akan membuat keputusan, peraturan, dan prosedur berdasarkan
pemikirannya. Lingkungan kerja dengan kepemimpinan otoriter sangat bisa
diandalkan saat mengambil keputusan namun tidak memberikan keleluasaan kepada
para karyawannya.

3. Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis akan melibatkan banyak kontribusi karyawan


dalam mengambil keputusan. Tipe kepemimpinan ini akan menawarkan komunikasi
aktif dua arah antara pimpinan dan karyawannya.

Untuk menciptakan kepemimpinan yang demokratis, dibutuhkan keberanian,


kejujuran, kreativitas, dan keadilan bagi seluruh aspek yang ada di perusahaan.

4. Kepemimpinan Delegatif

Dengan kepemimpinan delegatif, para pemimpin memberikan wewenang bagi


anggotanya dalam mengambil keputusan. Namun, tipe kepemimpinan ini memiliki
kelemahan, yaitu kecenderungan antar anggota untuk saling menyalahkan keputusan
yang telah dibuat.

5. Kepemimpinan Transformasional

Tipe kepemimpinan transformasional berkaitan erat dengan perubahan


dalam diri pemimpin maupun para anggotanya. Kepemimpinan ini mampu
memotivasi anggotanya untuk mengerjakan sesuatu melebihi apa yang ditargetkan.

7
Kepemimpinan transformasional ini biasanya memiliki anggota yang
berkomitmen dengan pimpinan yang memberdayakan para karyawannya dengan
baik melalui visi misi yang serupa.

6. Kepemimpinan Visioner

Visioner memiliki arti orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan.
Dengan kepemimpinan visioner, para pemimpin selalu berusaha mewujudkan visi
misi yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu, pemimpin ini selalu berinovasi dalam
mencapai target yang telah ditentukan.

Pemimpin visioner akan mendorong para anggota untuk mencoba hal-hal baru
dan terus berinovasi untuk perkembangan perusahaan yang lebih baik lagi.

7. Kepemimpinan Liberal

Para pemimpin akan memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk


menyelesaikan semua tugasnya demi kenyamanan anggota. Hal ini dilakukan agar
segala tugas yang diberikan bisa cepat selesai.

Seorang pemimpin liberal tidak akan menuntut banyak kepada para karyawannya
namun tetap mengawasi jalannya kerja sehari-hari.

8. Kepemimpinan Pembinaan

Pemimpin akan mengawasi dan mengajari para anggotanya dengan penuh dan
mengatur hasil yang akan dicapai perusahaan. Seorang pemimpin yang membina
anggotanya juga akan memberikan motivasi untuk mendorong para karyawannya
mencapai tujuan perusahaan dengan keahlian mereka.

9. Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan situasional adalah suatu kondisi ketika pemimpin bertindak


berdasarkan lingkungan dan situasi kerja. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh
seorang pemimpin situasional, yaitu mengarahkan langsung, memberikan pelatihan
kepada karyawan, mendukung karyawan, dan melakukan delegasi.

10. Kepemimpinan Transaksional

Ibarat seorang pembeli, seorang pemimpin transaksional akan memberikan tugas


kepada karyawannya. Imbalan karyawan kepada pemimpinnya adalah tugas-tugas
yang sudah diselesaikan. Garis komando sudah jelas diberikan dan harus diselesaikan
dengan baik.

11. Kepemimpinan Tim

8
Pimpinan yang satu ini dibentuk dari hasil diskusi bersama dalam sebuah tim.
Seorang pemimpin mampu untuk bekerja sama dengan tim untuk mencapai visi dan
misi yang telah disepakati.

B. PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK

Tenaga pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan


suatu bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting
dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam
suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh
kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat
Dengan mengingat hal tersebut, maka jelas bahwa upaya-upaya untuk terus
mengembangkan profesi pendidik (Guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi
kemajuan suatu bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong pada
peningkatan kualitas pendidikan baik proses maupun hasilnya.

9
1. Pengembangan profesi Pendidik/Guru

Dalam konteks Indonesia dewasa ini, nampak kecenderungan makin menguatnya


upaya pemerintah untuk terus mengembangkan profesi pendidik sebagai profesi
yang kuat dan dihormati sejajar dengan profesi lainnya yang sudah lama
berkembang, hal ini terlihat dari lahirnya UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Undang-undang ini jelas menggambarkan bagaimana pemerintah mencoba
mengembangkan profesi pendidik melalui perlindungan hukum dengan standard
tertentu yang diharapkan dapat mendorong pengembangan profesi pendidik.

Perlindungan hukum memang diperlukan terutama secara sosial agar civil effect
dari profesi pendidik mendapat pengakuan yang memadai, namun hal itu tidak
serta-merta menjamin berkembangnya profesi pendidik secara individu, sebab
dalam konteks individu justru kemampuan untuk mengembangkan diri sendiri
menjadi hal yang paling utama yang dapat memperkuat profesi pendidik. Oleh
karena itu upaya untuk terus memberdayakannya merupakan suatu keharusan
agar kemampuan pengembangan diri para pendidik makin meningkat.

Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa meskipun perlindungan hukum itu


penting, namun pengembangan diri sendiri lebih penting dan strategis dalam
upaya pengembangan profesi, ini didasarkan beberapa alasan yaitu :

 Perlindungan hukum penting dalam menciptakan kondisi dasar bagi


penguatan profesi pendidik, namun tidak dapat menjadikan substansi
pengembangan profesi pendidik otomatis terjadi
 Perlindungan hukum dapat memberikan kekuasan legal (legal power) pada
pendidik, namun akan sulit menumbuhkan profesi pendidik dalam
pelaksanaan peran dan tugasnya di bidang pendidikan
 Pengembangan diri sendiri dapat menjadikan profesi pendidik sadar dan
terus memberdayakan diri sendiri dalam meningkatkan kemampuan
berkaitan dengan peran dan tugasnya di bidang pendidikan
 Pengembangan diri sendiri dapat memberikan kekuasaan keahlian (expert
power) pada pendidik, sehingga dapat menjadikan pendidik sebagai profesi
yang kuat dan penting dalam proses pendidikan bangsa.

10
Oleh karena itu, pendidik mesti terus berupaya untuk mengembangkan diri
sendiri agar dalam menjalankan peran dan tugasnya dapat memberikan
kontribusi yang signifikan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia bagi kepentingan pembangunan bangsa yang maju dan bermoral sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.

C. STRATEGI PENGEMBANGAN TENAGA PENDIDIK/GURU

Mengembangan profesi tenaga pendidik bukan sesuatu yang mudah, hal ini
disebabkan banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, untuk itu pencermatan
lingkungan dimana pengembangan itu dilakukan menjadi penting, terutama bila
faktor tersebut dapat menghalangi upaya pengembangan tenaga pendidik. Dalam
hubungan ini, faktor birokrasi, khususnya birokrasi pendidikan sering
kurang/tidak mendukung bagi terciptanya suasana yang kondusif untuk
pengembangan profesi tenaga pendidik.

Sebenarnya, jika mengacu pada peraturan perundang-undangan yang


berkaitan dengan pendidikan, birokrasi harus memberikan ruang dan mendukung
proses pengembangan profesi tenaga pendidik, namun sistem birokrasi kita yang
cenderung minta dilayani telah cukup berakar, sehingga peran ideal sebagaimana
dituntun oleh peraturan perundang-undangan masih jauh dari terwujud.

Dengan mengingat hal tersebut, maka diperlukan strategi yang tepat dalam
upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan profesi tenaga pendidik,
situasi kondusif ini jelas amat diperlukan oleh tenaga pendidik untuk dapat
mengembangkan diri sendiri kearah profesionilisme pendidik. Dalam hal ini,
terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menciptakan situasi yang
kondusif bagi pengembangan profesi pendidik, yaitu :

 Strategi perubahan paradigma. Strategi ini dimulai dengan mengubah paradigma


birokasi agar menjadi mampu mengembangkan diri sendiri sebagai institusi
yang berorientasi pelayanan, bukan dilayani.
 Strategi debirokratisasi. Strategi ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkatan
birokrasi yang dapat menghambat pada pengembangan diri pendidik

11
Strategi tersebut di atas memerlukan metode operasional agar dapat
dilaksanakan, strategi perubahan paradigma dapat dilakukan melalui pembinaan
guna menumbuhkan penyadaran akan peran dan fungsi birokrasi dalam kontek
pelayanan masyarakat, sementara strategi debirokratisasi dapa dilakukan dengan
cara mengurang dan menyederhanakan berbagai prosedur yang dapat menjadi
hambatan bagi pengembangan diri tenaga pendidik serta menyulitkan pelayanan
bagi masyarakat.

D. FUNGSI TENAGA PENDIDIK/GURU

Guru adalah figur seorang pemimpin. Bila di pahami tugas Guru tidak hanya
harus menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat
diajarkannya, ia harus juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar
untuk aspek manusiawinya. Jadi di samping membiasakan mereka untuk mampu
menguasai pengetahuan yang dalam, juga membantu mereka untuk dapat
menguasai satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi guru-guru juga perlu
diberikan dasar pendidikan umum.
menurut Roestiyah N.K.,tugas guru adalah sebagai berikut:
 Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,
kecakapan dan pengalaman – pengalaman
 Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita- cita dan dasar
negara kita pancasila
 Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang- undang
pendidikan yang merupakan keputusan MPR No.II Tahun 1983
 Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru hanya
sebagai perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri
mendapatkan/ insight timbul perubahan dalam penegtahuan, tingkah laku
dan sikap.
 Guru adalah pembimbing, untuk membawa anak didik kearah
kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak
didik menurut kehendaknya.
 Guru adalah pen dihubung antara sekolah dan masyarakat. Anak nantinya
kan hidup dan bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat, dengan
demikian anak harus dilatih dan dibiasakan di sekolah terlebih dahulu.

12
 Guru sebagai administrator dan menejer Diamping mendidik, seorang
guru haru dapat mengerjakan urusan tata usaha membuat buku kas, daftar
induk, rapor, daftar gaji, dan sebagainya, serta dapat mengkoordinasi
segala pekerjaan di sekolah secara demokratis, sehingga suasana
pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan.
 Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru karena
terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar-
benar pekerjaannya sebagai suatu profesi.
 Guru sebagai perencana kurikulum. Guru mengahdapi anak- anak setiap
hari, gurulah yang paling tahu kebutuhan anak- anak dan masyarakat
sekitar, maka dalam menyusun kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh di
tinggalkan.
 Guru sebagai pemimpin. Guru mempunyai kesempatan dan tanggung
jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak kearah pemecahan
soal, membentuk keputusan, dan menghadapkan anak- anak kepada
problem
 Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak- anak. Guru harus turut aktif
dalam segala aktifitas anak,misalnya dalm ekstrakurikuler membentuk
kelompok belajar dan sebagainya.

Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak
didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadiaan anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan
bangsa dan negara. Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap dan tingkah
laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik.
Menurut Wens Tanlain dan kawan- kawan sesungguhnya guru yang
bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, yaitu :
 Menerima dan mematuhi norma, nilai- nilai kemanusiaan;
 Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira ( tugas bukan
menjadi beban baginya )
 Sadar akan nilai- nilaiyang berkaitan dengan perbuatan serta akibat-
akibat yang timbul
 Menghargai orang lain termasuk anak didik

13
 Bijaksana dan hati- hati
 Takwa terhadap tuhan yang maha esa

Tugas seorang guru jika di kelompokkan terbagi menjadi tiga jenis, yakni
tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. Guru merupakan profesi / jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan
orang diluar pendidikan itulah sebabnya jenis profesi ini palin mudah terkena
pencemaran.tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai- nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan –
keterampilan pada siswa.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai
suatu profesi. Guru hendaklah dapat membantu anaka didiknya meneruskan dan
mengembangkan nilai- nilai hidup, mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan mengembangkan serta menerapkannya dalam kehidupan demi
masa depan mereka.
Tugas guru dalam bidang kemanusian disekolah harus dapat menjadikan
dirinya sebagai orang tua kedua.ia harus mampu menarik simpati sehingga ia
menjadi idola para siswannya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat
menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam
penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama ia tidak akan dapat
menanamkan benih pengajaranya itu kepada siswanya. Para siswa akan enggan
mengahadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat diserap sehinnga
setiap lapisan masyarakat (homo ludens, homopuber, dan homo sapiens) dapat di
mengerti bila mengahadapi guru.
Menurut WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu
1. Pendidik (nurturer) Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-
peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan

14
(supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas
yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap
aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.

2. Model, Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan
guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku
pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai
dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik
harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

3. Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap
guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar
fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar
yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di
masyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku
sosial anak.

4. Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai
tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas
profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.

5. Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan
dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan
kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan
resmi maupun pertemuan insidental.

6. Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru


diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang
dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang
dikuasainya.

15
7. Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan
pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.
Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala
pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan
secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar,
mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia
telah melaksanakan tugasnya dengan baik

Selain memiliki tugas, guru juga memiliki fungsi yang tidak kalah pentingnya
dalam dunia pendidikan. Peran dan kompetensi guru dalam proses belajar
mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan
oleh Adam dan Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching, diantaranya
adalah :
1. Guru sebagai demostrator

Melalui perannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa


menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang
dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa
2. Guru sebagai penegelola kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola


kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah
yang perlu diorganisasikan
3. Guru sebagai mediator atau fasilitator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki penegtahuan dan pemahaman


yang cukup tentang media pendidikan karena pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
4. Guru sebagai evaluator

Guru hendaknya mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan tercapai


atau belum, dan apakah materi yang telah diajarkan sudah cukup tepat dan dapat
di pahami oleh siswannya.

16
Disamping fungsi- fungsi yang telah diutarakan diatas, ada beberapa lagi
fungsi guru sebagai pendidik atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi
guru, yaitu :
A. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan
mana nilai yang buruk. Nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami dalam
kehidupan masyarakat.
B. nformator
Sebagai informotory, guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu penegtahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran
untuk setiap mata pelajaranyang telah diprogramkan dalam kurikilum.
C. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar.
D. Inisiator
Dalam fungsinya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-
ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
E. Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah penting dari semua peran yang telah disebutkan
diatas, adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena
kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia
dewasa susila yang cakap
F. Supervisor
Sebagai supervior, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan
menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.
Sebagai manager guru mempunyai beberapa fungsi umum yang harus
dilakukan guru agar mampu melaksanakan peran sebagai pengelola pembelajaran
dengan baik. Sanjaya (2008: 24) menyebutkan fungsi-fungsi guru secara umum,
antara lain yaitu:

1. Merencanakan tujuan belajar


2. Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar

17
3. Memimpin, yang meliputi memberikan motivasi, mendorong, dan memberikan
stimulus pada siswa
4. Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau
belum dalam rangka pencapaian tujuan

E. HAMBATAN DALAM PENGAJARAN

1. Fakor internal

Kurangnya motivasi, minat, perhatian, kepercayaan diri serta kebiasaan


belajar dari siswa itu sendiri, sehingga guru sulit untuk memahai satu persatu
latar belakang siswa yang berbeda dan juga cara belajar yang sesuai.

2. Fakor eksternal

Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari
bawahan, terlalu banyak tekanan. Faktor tersebut mempengaruhi siswa sehingga
guru kesulitan dalam proses belajar mengajar.

F. CIRI GURU PROFESIONAL

1. Guru harus selalu mempunyai tenaga untuk siswanya. Guru yang baik
akan memberi perhatian pada siswa di setiap obrolan atau diskusi yang
dilakukan dan punya kemampuan mendengar dengan seksama.
2. Seorang guru harus mempunyai tujuan yang jelas. Ciri guru profesional
adalah menetapkan tujuan setiap pelajaran secara jelas dan bekerja
guna memenuhi tujuan dalam setiap kelas.
3. Mempunyai keterampilan untuk mendidik agar murid disiplin. Guru
harus mempunyai keterampilan disiplin yang efektif. Hal ini agar bisa
memberi promosi atas perubahan perilaku positif di dalam kelas.
4. Mempunyai keterampilan manajemen di dalam kelas yang baik. Guru
harus mempunyai keterampilan manajemen di dalam kelas yang baik
serta bisa memastikan agar perilakusiswa menjadi baik saat siswa
belajar dan bekerja sama.

18
5. Guru harus bisa berkomunikasi secara baik dengan orang tua murid.
Seorang guru harus menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua
dan bisa membuat mereka selalu mengerti tentang informasi yang
sedang terjadi.
6. Guru mempunyai ekspektasi yang tinggi pada muridnya. Guru
profesional memiliki ekspektasi besar pada siswa serta memacu semua
siswa untuk terus bekerja dan mengerahkan potensi terbaik yang
mereka miliki.

19
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PROJECT

A. LOKASI DAN WAKTU PROJECT

Projeck penelitian ini dilakukan di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN, Jl.


Kapten Muslim, Gang Jawa Lorong Muhammadiyah, Medan Helvetia, Sumatera
Utara. Pada tanggal 22 Desember 2020 . Observasi kesekolah memakan waktu
selama 1 hari. Lalu minggu berikutnya kami lakukan untuk menuyusun laporan
kami.

B. POPULASI DAN SAMPEL

Dalam penelitian ini, saya mengambil data dari satu orang guru penjas di
sekolah. Dari beliau lah penulis mendapat penjelasan mengenai tenaga pendidik
yang layak dilakukan di lingkungan sekolah. Penulis menggunakan metode
wawancara dan angket agar lancarnya observasi yang dilaksanakan.

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL DAN INDIKATOR

Definisi tenaga pendidik Ahmad Tafsir mengemukakan pendapat bahwa


guru ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak
didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik
potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik.·
Sedangkan menurut Hadari Nawawi bahwa pengertian guru dapat dilihat
dari dua sisal. Pertama secara sempit, guru adalah ia yang berkewajiban
mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan
memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan secara luas diartikan guru adalah
orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan
masing-masing.Pengertian-pengertian diatas menurut Muhibbin Syah masih
bersifat umum, dan oleh karenanya dapat mengundang bermacam-macam
interpretasi dan bahkan juga konotasi (arti lain). Pertama adalah kata “seorang (A
Person) bisa mengacu pada siapa saja asal pekerjaan sehari-harinya (profesinya)

20
mengajar. Dalam hal ini berarti bukan hanya dia yang sehari-harinya mengajar
disekolah yang dapat disebut guru, melainkan juga dia-dia yang lainnya yang
berprofesi (berposisi) sebsagai Kyai di pesantren, pendeta di gereja, instruktur di
balai pendidikan dan pelatihan, kedua adalah kata “mengajar” dapat pula
ditafsirkan bermacam-macam misalnya:
 Menularkan (menyampaikan) pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain
(bersifat kognitif)
 Melaih keterampilan jasmani kepada orang lain (psikomotorik)
 Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (afektif)

Akan tetapi terlepas dari bermacam interpretasi tadi guru yang dimaksud
dalam pembahasan ini ialah tenaga pendidik yang pekerjaannya mengajar seperti
yang tersebut dalam UUSPN tahun 1989 Bab VII pasal 27 ayat 3. ·
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil sebuah konklusi bahwa yang
dimaksud guru adalah seorang atau mereka yang pekerjaannya khusus
menyampaikan (mengajarkan) materi pelajaran kepada siswa disekolah.

A. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode lapangan melalui wawancara dan


pengamatan dan melihat terjadinya konflik serta pemecahan yang dilakuka ole
guru BK itu sendiri. Adapun instrumen yang digunakan adalah :
1. Angket
2. Pertanyaan wawancara
3. Lembar-lembar observasi

B. ANALISIS DATA

Pengumpulan data yang penulis tuliskan dalam laporan bersumber dari guru
penjas yang berada di sekolah tersebut. Di mana memperoleh data mengenai
kegiatan belajar yang dilakukan, perencaan dan tanggung jawab tenaga pendidik
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik yang harus dipenuhi sebagai tenaga
pendidik.

21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui kinerja tenaga pendidik


khusunya guru penjas di dalam sekolah serta mengetahui apakah cara mengajar,
sikap, serta perencanaan sesuai dengan peraturan dan apakah yang dilakukan itu
efektif dilaksanakan di sekolah.
Dalam hal ini penulis memberikan hasil dari observasi.
Perencanaan
Langkah-langkah pada tingkat perencanaan ini adalah sebagai berikut :
 Membuat rencana pelaksanaan penelitian dengan menguunakan
wawancara.
 Membuat angket yang berhubungan dengan indikator penulis
mengenai cara tenaga pendidik.
 Memberikan angket kepada guru-guru disekolah.
 Mewawancarai sebagian guru tentang bagaimana tenaga pendidik di
sekolah tersebut.

B. DESKRIPSI DATA

Isi Pentanyaan Wawancara dan Angket


 Apakah setiap mengajar guru mempersiapkan diri dalam penguasaan materi?
 Apakah guru mengoptimalkan dan mengelola proses pembelajaran di kelas
untuk menghasilkan output yang bermanfaat?
 Apakah guru membantu siswa yang kesulitan dalam belajar?
 Apakah guru mengoptimalkan penggunaan alat/sarana pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajar?

22
C. Hasil wawancara

 Guru sering mempersiapkan diri dalam penguasaan materi pelajaran sebelum


pembelajaran dimulai agar siwa-siswa mampu aktif dalam proses belajar
mengajar dan dapat mengembangkan potensialnya.
 Guru kadang-kadang mengelola proses pembelajaran, dikarenakan banyaknya
kelas untuk mata pelajaran yang berada di sekolah tersebut. Mereka melakukan
itu hanya sesekali, sesuai dengan KTSP 2006 (masih menggunakan KTSP 2006).
 Guru sering membantu siswa yang kesulitan dalam belajar, dengan melakukan
pendekatan dengan individu tersebut dan memberikan bimbingan sesuai dengan
latar belakang siswa.
 Guru kadang-kadang menggunakan sarana prasana yang berada di sekolah
tersebut, dikarenakan padatnya aktivitas yang dilakukan oleh siswa-siswi di
sana. Sehingga lebih kurang, mereka melakukan hal-hal yang sesuai dengan
peraturan.

A. Hasil Angket

Hasil dari angket juga menyangkut tentang kegiatan belajar yang dilakukan
oleh dewan guru di sekolah tersebut. Angket tersebut diisi oleh guru agar penulis
mengetahui mengenai tenaga pendidik di sekolah tersebut.

OBSERVASI KEPEMIMPINAN DENGAN METODE QUETIONER SMP


MUHAMMADIYAH 4 MEDAN
N Pertanyaan Tidak Kadan Serin Selal
o Perna g- g u
h Kadan
g
1 Setiap mau X
mengajar saya
mempersiapka
n diri dalam
penguasaan

23
materi
pelajaran
2 Saya ü
menjabarkan
tujuan
pembelajaran
khusus sendiri
sesuai dengan
karakter siswa
3 Saya membuat X
perencanaan
pembelajaran
setiap mau
mengajar
4 Saya berusaha X
optimal dalam
mengelola
proses
pembelajaran
di kelas untuk
menghasilkan
output yang
bermanfaat
5 Saya X
memaksimalka
n penggunaan
alat/sarana
pembelajaran
di dalam
kegiatan
belajar
mengajar

24
6 Saya X
mendorong
siswa untuk
menggunakan
sarana belajar
seoptimal
mungkin
mengembangk
an suasana
bersahabat?
7 Saya X
melakukan
pretest
sebelum
memulai
pengajaran
8 Saya berusaha X
mengembangk
an rasa
tanggung
jawab siswa
dalam belajar
9 Saya membuat X
grafik
perkembangan
kemajuan
pendidikan
siswa tiap
kelas untuk
memudahkan
melihat maju
mundurnya

25
prestasi siswa
1 Saya X
0 membantu
siswa yang
mengalami
kesulitan
dalam belajar
1 Dalam X
1 membuat soal
test/ujian saya
memperhatika
n tingkat
kesukaran soal
1 Saya X
2 melakukan
post tes
sesudah
melakukan
aktivitas
pengajaran
1 Saya menilai X
3 kegiatan siswa
ketika sedang
menjawab soal
ulangan

26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja tenaga pendidik di SMP MUHAMMADIYAH 4 MEDAN di atas rata-rata dan
sangat memperhatikan santri-santrinya. Menuai prinsip yang sangat berarti untuk
mendidik santri-santri di sana.
2. Tenaga pendidik di sekolah tersebut sangat membantu santri dalam pendidikannya.
3. Tenaga pendidik melakukan cara-cara umum yang dilakukan untuk tenaga pendidik
pada umumnya.

4. Tipe kepemimpinan yang cocok untuk guru tersebut adalah tipe kepemimpinan
pembinaan

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas maka dapat diberikan beberapa


saran sebagai berikut :
1. Disarankan kepada dewan guru untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana di
sekolah untuk meningkatkan pendidikan yang berkualitas.
2. Disarankan kepala dewan guru agar lebih membuat grafik agar mengetahui siswa
yang sedang stabil atau tidak.

27
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR. Ruzz
Media Group

Soetjipto & Raflis Kosasi.2009.Profesi Keguruan.Jakarta:Rineka Cipta

Drs Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002.
Soejipto dan Raflis Kosasih, Profesi Keguruan, Rineka Cipta, Bandung, 1999

http://gurukreatif.wordpress.com/

http://penilaian-kinerja-guru.blogspot.com/2012/01/ciri-ciri-
guru profesional.html

28

Anda mungkin juga menyukai