Anda di halaman 1dari 18

SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen)

Dosen Pengampu :

Penyusun :
Meileni Nurhayati (180810201098)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sentralisasi
dan Desentralisasi” sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada:
1. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Manajemen.
2. Kawan kawan kelompok yang membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru
mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik  di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Jember, 7 Maret 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. i
KATA PENGANTAR…………………………………………...…… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iii
BAB 1. PENDAHULUAN…………………………………………… 5
1.1 Latar belakang……………………………………………. 5
1.2 Rumusan masalah………………………………................ 5
1.3 Tujuan……………………………………………………. 6
1.4 Manfaat………………………………………………….. 6
BAB 2. PEMBAHASAN……….…………………………………….. 7
2.1 Sentralisasi
2.1.1 Pengertian Sentralisasi
2.1.2 Kelebihan Sentralisasi
2.1.3 Kekurangan Sentralisasi
2.1.4 Dampak Positif dan Negatif Sentralisasi
2.2 Desentralisasi
2.2.1 Pengertian Desentralisasi
2.2.2 Tujuan Desentralisasi
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Desentralisasi
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi
2.2.5 Tantangan Desentralisasi
2.2.6 Kelebihan Desentralisasi
2.2.7 Kekurangan Desentralisasi
2.2.8 Dampak Positif dan Negatif Desentralisasi
2.3 Sentralisasi VS Desentralisasi
2.4 Pertimbangan Perusahan Memilihi Sistem Sentralisasi Atau
Desentralisasi
BAB 3. PENUTUP…………………………………………………… 19
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 19
3.2 Saran……………………………………….…………….. 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 20
v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengetahui :
1. Apa pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi?
2. Apa kelebihan dan kelebihan dari Sentralisasi dan Desentralisasi?
3. Apa dampak positif dan negatif dari Sentralisasi dan Desentralisasi?
4. Apa yang membedakan dari Sentralisasi dan Desentralisasi?
5. Apa yang menjadi pertimbangan perusahaan memilih sistem
Sentralisasi dan Desentralisasi?
6. Apa tujuan desentralisasi?
7. Apa faktor-faktor yang mempangaruhi derajat desentralisasi?
8. Apa tantangan desentralisasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sentralisasi dan Desentralisasi.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelebihan dari Sentralisasi dan
Desentralisasi.
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari Sentralisasi dan
Desentralisasi.
4. Untuk mengetahui perbedaan dari Sentralisasi dan Desentralisasi
5. Untuk mengetahui pertimbangan perusahaan memilih sistem
Sentralisasi dan Desentralisasi.
6. Untuk mengetahui tujuan desentralisasi.
7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempangaruhi derajat
desentralisasi.
8. Untuk mengetahui tantangan desentralisasi.

1.4 Manfaat

6
1 Bagi mahasiswa, sebagai sumber pengetahuan dan informasi berkaitan dengan
proses pembelajaran dan proses eksplorasi materi pengantar manajemen
materi sentralisasi dan desentralisasi dalam manajemen.
2 Bagi dosen, sebagai faktor pertimbangan nilai kemampuan mahasiswa.
3 Bagi lembaga, sebagai sumber referensi dan sumbangan pemikiran dalam
meningkatakan mutu kreatifitas dan pendidikan mahasiswa. Sebagai tolak
ukur atas hasil pembelajaran yang telah terjadi antara dosen dan mahasiswa.

7
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Sentralisasi
2.1.1 Pengertian Sentralisasi
Sentralisasi merupakan kondisi dimana pengambilan keputusan dipusatkan
pada satu titik tunggal. Dalam organisasi yang tersentralisasi, seluruh
pengambilan keputusan terpusat pada manajer puncak yang mengambil keputusan
dan manajer yang lebih rendah akan melaksanakan arahan-arahannya. Konsep
dari sentralisasi adalah otoritas formal yaitu hak-hak yang melekat pada suatu
posisi.

2.1.2 Kelebihan Sentralisasi


a. Lebih mudah untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan dari pusat
b. Organisasi menjadi lebih efisien. Seluruh aktivitas organisasi terpusat
sehingga pengambilan keputusan lebih mudah.
c. Sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan secara
terpusat.
d. Perbaikan koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya
komando yg terpusat.
e. Pemusatan keahlian. Keahlian dari anggota organisasi dapat dimanfaatkan
secara maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang.

2.1.3 Kekurangan Sentralisasi


1. Pengambilan keputusan menjadi lama. keputusan diambil secara
independen tidak terlalu memikirkan pendapat org lain. Kualitas keputusan juga
tidak bagus. Pengambilan keputusan seringkali tidak mempertimbangkan faktor-
faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tersebut.
2. Anggota organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada
wewenang untuk menyampaikan aspirasinya dan dominasi pimpinan yang terlalu
tinggi.
3. Organisasi sangat bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.

8
4. Perspektif luas, tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan
mengambil keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi
tidak atau jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.

2.1.4 Dampak Positif dan Negatif Sentralisasi


 Segi Ekonomi
Dari segi ekonomi, efek positif yang di berikan oleh sistem sentralisasi ini
adalah perekonomian lebih terarah dan teratur karena pada sistem ini hanya pusat
saja yang mengatur perekonomian. Sedangkan dampak negatifnya adalah daerah
seolah-olah hanya di jadikan sapi perahan saja dan tidak dibiarkan mengatur
kebijakan perekonomiannya masing- masing sehingga terjadi pemusatan
keuangan pada Pemerintah Pusat.

 Segi Sosial Budaya


Dengan di laksanakannya sistem sentralisasi ini, perbedaan-perbadaan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dapat di persatukan.Sehingga, setiap
daerah tidak saling menonjolkan kebudayaan masing-masing dan lebih
menguatkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang di miliki bangsa Indonesia .

 Segi Politik
Dampak positif yang dirasakan di bidang politik sebagai hasil penerapan
sistem sentralisasi adalah pemerintah daerah tidak harus pusing-pusing pada
permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena
seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Sehingga keputusan yang dihasilkan dapat terlaksana secara maksimal karena
pemerintah daerah hanya menerima saja.
Sedangkan dampak negatif yang di timbulkan sistem ini adalah pemerintah
pusat begitu dominan dalam menggerakkan seluruh aktivitas negara. Dominasi
pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah telah menghilangkan eksistensi
daerah sebagai tatanan pemerintahan lokal yang memiliki keunikan dinamika
sosial budaya tersendiri, keadaan ini dalam jangka waktu yang panjang

9
mengakibatkan ketergantungan kepada pemerintah pusat yang pada akhirnya
mematikan kreasi dan inisiatif lokal untuk membangun lokalitasnya.

 Segi Keamanan
Dampak positif yang dirasakan dalam penerapan sentralisasi ini adalah
keamanan lebih terjamin karena pada masa di terapkannya sistem ini, jarang
terjadi konflik antar daerah yang dapat mengganggu stabilitas keamanan nasional
Indonesia. Tetapi, sentralisasi juga membawa dampak negatif dibidang ini. Seperti
menonjolnya organisasi-organisasi kemiliteran. Sehingga, organisasi-organisasi
militer tersebut mempunyai hak yang lebih daripada organisasi lain.
Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadinya kemandulan dalam diri
daerah karena hanya terus bergantung pada keputusan yang di berikan oleh pusat.
Selain itu, waktu yang dihabiskan untuk menghasilkan suatu keputusan atau
kebijakan memakan waktu yang lama dan menyebabkan realisasi dari keputusan
tersebut terhambat.

2.2 Desentralisasi
2.2.1 Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan
dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah
dalam suatu struktur organisasi.
Suatu organisasi yang terdesentralisasi dapat bertindak dengan lebih cepat
untuk memecahkan permasalahan, banyak orang yang akan memberikan masukan
ke dalam keputusan, dan para pekerja sedikit kecenderungan untuk merasa
terasing dari mereka yang mengambil keputusan yang dapat memengaruhi
kelangsungan pekerjaan mereka.
Desentralisasi sering kali diperlukan bagi perusahaan dengan lokasi di luar
negeri karena pengambilan keputusan yang bersifat local diperlukan untuk
memberikan tanggapan terhadap keuntungan tiap-tiap daerah, basis klien, dan
undang-undang tertentu, sementara pengawasan yang tersentralisasi deperlukan
untuk mempertahankan para manajer regional yang bertanggung jawab.
Kegagalan dalam menyeimbangkan prioritas-prioritas tersebut dapat

10
membahayakan, tidak hanya perusahaan semata tetapi juga hubungan dengan
pemerintah luar negeri.
Manajemen berupaya untuk membuat organisasi menjadi lebih fleksibel dan
responsive telah menghasilkan kecenderungan terbaru yang mengarah pada
pengambilan keputusan yang terdesentralisasi oleh para manejer level bawah,
yang lebih dekat dengan tindakan dan umumnya memiliki lebih banyak
pengetahuan yang terperinci mengenai permasalahan daripada para manejer
puncak.
Riset yang baru mengindikasikan bahwa efek dari sentralisasi dan
desentralisasi dapat diprediksikan: Orang yang tersentralisasi lebih baik dalam
menghindari kesalahan komisi (pilihan yang buruk). Sementara itu organisasi
yang terdesentralisasi lebih baik dalam menghindari kesalahan akibat kelalaian
(keharusan peluang).

2.2.2 Tujuan Desentralisasi


Adapun mengenai tujuan dari desentralisasi yang berdasarkan kepada
landasan filosofis bagi penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana yang
dimaksud oleh The Liang Gie  (Jose Riwu Kaho, 2001 Hal 8 )  adalah
1. Dilihat dari sudut politik sebagai permainan kekuasaan desentralisasi
dimaksud untuk mencegah penumpukan kekuasaan di suatu daerah.
2. Dalam bidang Politik, dsentralisasi dianggap sebagai pendemokrasian,
dgalam rangka menarik minat rakyat untuk berpartisipasi dalam pemerintahan
(pendidikan Politik).
3. Dari persfektif teknik organisatoris pemerintah desentralisasi dimaksud
unutk mencapai efensiensi.
4. Dari sudut kultur desentralisasi diharapkan perhatian sepenuh nya
ditumpahkan kepada daerah, seperti, geografi, ekonomi, politk, kondisi
masyarakat, kultur.
5. Diharapkan pemerintah daerah lebih memfokuskan pembangunan di
daerah tersebut.

11
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Desentralisasi

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi


Filsafat manajemen. Ada sebagian manajemen yang di otokratik yang
menginginkan pengewasan pusat yang kuat.
Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi. Bila keputusan di pegang oleh
manajemen puncak, maka organisasi tidak mungkin dapat berjalan dengan efisien
dan efektif,karena bila ada masalah yang mendesak harus lewat manajer puncak
yang tentunya memakan waktu yang lama, bagi organisasi yang besar cenderung
akan memperbesar desentralisasi dalam kegiatan.
Strategi dan lingkungan organisasi. Factor ini sangat penting sekali dalam
,ememtukan bentuk yang akan di ambil, yang selanjutnya akan mempengaruhi
derajat desentralisasi.
Penyebaran geografis desentralisasi. Semakin menyebar geografis cenderung
organisasi menggunakan desentralisasi. Karena keputusan yang akan di ambil
lebih baik bila sesuai dengan lingkungan yang di hadapi.
Tersedia peralatan pengawasan yang efektif. Bila peralstsn ysng tersedia
berkurang, organisasi cenderung menggunakan system sentralisasi. Karena sulit
untuk memonitor semua kegiatang yang ada. di organisasi tersebut.
Keanekaragaman produk dan jasa. Semakin jenis dan macam produk
cenderung untuk menggunakan system desentralisasi, sebaliknya semakin tidak
beranekah produk yang di hasilkan cenderung menggunakan sentralisasi
Kateristik organisasi lainnya. Tergantung pada masing-masing organisasi
yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, biaya dan lain sebagainnya
Kwalitas manajer. Desentralisasi memerlukan lebih banyak manajer –
manajer yang berkwalitas , sebab harus memutuskan dan mengembil tindakkan
sendiri

2.2.5 Tantangan Desentralisasi

2.2.6 Kelebihan Desentralisasi

12
2.2.7 Kekurangan Desentralisasi

2.2.8 Dampak Positif dan Negatif Desentralisasi

2.3 Sentralisasi VS Desentralisasi


            Berangkat dari pengertian diatas mengenai sentralisasi dan desentralisasi
dalam menjalankan fungsi pengorganisasian, terdapat beberapa kelebihan dan
keterbatasan bagi masing –masing pendekatan tersebut. Diantara kelebihan
pendekatan desentralisasi adalah kedekatan dengan sasaran, pengetahuan lokal
dan dan lapangan, penerimaan dari pihak sasaran, dan keputusan yang lebih
fleksible.
Kekuatan dengan Pihak Sasaran
            Pendekatan Desntralisasi memungkinkan organisasi untuk lebih dekat
dengan pihak sasaran. Bagi organisasi bisnis, jika pendekatan Desentralisasi
dilakukan, maka suborganisasi yang menjalankan perusahaan didaerah akan lebih
mudah mengenali pasar sasaran dibandingkan dengan, misalnya, pihak pusat yang
berlokasi ditempat yang berbeda. Kedekatan dengan ini akan lebih memudahkan
organisasi untuk menjawab dari pihak sasaran.
Pengetahuan Lokal atau Lapangan
            Desentralisasi mengambarkan adanya cara pengorganisasian yang
berbasiskan pengetahuan lokal atau lapangan secara lebih baik. Kita dapat
bayangkan jika sebuah perusahaan yang memiliki cabang di 10 kota yang berbeda
dengan menggunakan pendekatan yang sama untuk ke sepuluh kota tersebut. Bisa
jadi ada beberapa hal yang mengalami ketidaksuaian dengan lapangan, karena
umunya pendekatan yang sama bagi berbagai tempat lebih bersifat umum dan
belum tentu menyentuh apa yang diperlukan di pasar sasaran atau di lapangan.
Penerimaan dari Pihak Sasaran
Jika desentralisasi dilakukan maka perusahaan misalnya, dapat melakukan
pendekatan berdasarkan daerah dimana pasar sasaran yang di tuju. Untuk
masyarakat Sumatra barangkali pendekatan budaya Sumatra perlu dilakukan.

13
Demikian halnya dengan daerah sasaran lainnya. Pendekatan ini akan membantu
perusahaan untuk dapat lebih diterima oleh pihak sasaran atau pasar sasaran.
Keputusan yang lebih Fleksibel
 Sebagai konsekuensi logis dari desentralisasi, maka keputusan yang diambil oleh
organisasi akan lebih fleksibel karena akan disesuaikan dengan kondisi lokal
dimana organisasi tersebut berada.
Selain beberapa hal tersebut terdapat juga beberapa keterbatasan dari
Desentralisasi, misalnya saja yangterkait dengan kualitas yang mungkin berbeda
dari suatu daerah kedaerah lainnya, biaya yang relatif lebih tinggi dikarnakan
adanya adnya berbagai keragaman dalam hal cara pengelolahan, pengambilan
keputusan, yang juga berdampak kepada aspek pembiayaan yang juga beragam.
Ada beberapa alasan mengapa sebagiian organisasi masih mempertahankan
pendekatan Sentralisasi. Diantara alasan yang dapat dikemukakan adalah sifat
keumuman dari suatu cara pengelolaan, efisiensi biaya, kesamaan kualitas, serta
adanya kemajuan teknologi.
Sifat Keumuman dari cara Pengelolaan
            Organisasi yang masih mempertahan kan sentralisasi memandang bahwa
pada dasarnya cara pengelolaan sebuah organisasi umumnya sama dari satu
organisasi ke organisasi lainnya. Konsumen dimanapun menurut kelompok ini
dianggap memiliki berbagai kesamaan sekalipun berada di lokasi yang berbeda –
beda. Umumnya konsumen mengingginkan harga yang lebih murah, kualitas dan
pelayanan yang memuaskan. Kesemua itu bersifat umum di seluruh pasar sasaran.
Efisiensi Biaya
            Desentralisasi berarti adanya staf tambahan, regulasi tambahan, bangunan
tambahan dan dengan demikian pula adanya biaya tambahan. Tambahan biaya ini
menyebabkan organisasi cenderung mengalami inefisiensi. Sedangkan pendekatan
sentralisasi – karena adanya pengelolaan langsung dari pusat atau dari hierarki
yang tertinggi  - tidak memiliki konsekuensi – konsekuensi tambahan biaya
sebagaimana dengan sentralisasi dan dengan demikian cenderung untuk lebih
efisiensi dari segi biaya.
Kesamaan kualitas

14
            Sentralisasi dapat menjamin terpeliharannya kualitas dari apa yang
diberikan oleh organisasi. Jika sentralisasi dilakukan, maka hierarki yang dibawah
diharuskan mengikuti ketentuan yang telah ditentukan oleh hierarki yang lebih
atas. Sekalipun terkesan adanya paksaan, namun hal tersebut mendorong
tercapainya kualitas yang sama dari apa yang diberikan organisasi.
Adanya Kemajuan Teknologi
            Akibat adanya kemajuan teknologi, sentrlisasi tidak terlalu berati lambat
dalam berbagai hal.berbagai keputusan,kebijakan,hingga cara pengerjaan dari
organisasi dengan adanya kemajuan dalam teknologi informasi dapat dilakukan
dengan lebih capat.transformasi informasi dari hierarki tertinggi hingga terendah
bisa dengan cepat di akses seiring adanya penggunaan teknologi informasi yang
berbasis komputer misalnya.
Pendekatan manakah yang lebih baik antara sentralisasi dengan desentralisasi?
Manajemen adalah ilmu sosoal ,di mana salah satu karakteristik dari ilmu social
adalah barsifat divergen dan dinamis oleh karenanya,pendekatan dalam ilmu
sosial sangat dinamis,tidak terkecuali juga pendekatan dalam
pengorganisasian.sentralisasi dan desentralisasi tentunya memiliki kelebihan
sekaligus juga keterbatasan,namun demikian beberapa faktor yang biasanya di
jadikan pertimbangan dalam menentukan pendekatan sentralisasi atau
desentralisasiyang dilakukan paling tidak dapat dilihat dari faktor-faktor yang
terdiri dari: (1) biaya dan risiko yang terkait dengan keputusan sentralisasi atau
desentralisasi .kadang kala desentralisasi sekalipun akan memberikan hasil yang
lebih baik dan lebih cepat tetap tidak dapat di jalankan ketika desentralisasi akan
mengakitbatkan naiknya biaya serta risiko yang akan di tanggung oleh
organisasi,terutama organisasi bisnis yang sangat mempertimbangkan sagala
aspek biaya dan risiko.(2)kecenderungan manager dalam memandang
bawahanya.desentralisasi          hanya mungkin dilakukan jika manager
beranggapan bahwa bawahanya memiliki kapasitas dan kemampuan untuk
melakukan sesuatu yang akan dilimpahkan.kepercayaan manager terhadap
bawahan akan sangat apakan desentralisasi akan dilakukan atau tidak,(3)budaya
organisasi .budaya organisasi yang dibangun perusahaan sangat menentukan
apakah perusahaan tersebut siap untuk menjalankan desentralisasi ataukah justru

15
sebaliknya.bersifat bottom-up,dan kemudian perusahaan  memberikan porsi yang
lebih luas bagi pengembangat para pekerjanya dari hierarki yang tertinggi hingga
terendah, maka desentralisasi barangkali bukan merupakan pilihan yang sulit
untuk dijalankan .sebaliknya sekiranya perusahaan lebih terbiasa menghasilkan
keputusan yang sifatnya top-down, dan segala kebijakan selalu menunggu dari
hierarki yang tertinggi untuk kemudian dijalankan ,maka desentralisasi merupakan
pilihan yang sulit untuk dijalankan. (4)kemampuan dari manager level bawah atau
bawahan untuk menjalankan tanggung jawab sekiranya desentralisasi dilakukan
.kadangkala sekalipun manager memiliki perhatian bagi pengembangan tenaga
kerjanya ,ketidaksiapan bagi bawahan justru juga dapat menghambat pilihan
untuk melakukan desentralisasi.tenaga kerja yang cenderung memiliki
karakteristik bertipe –X,sebagai mana menurut kategorinya McGregor,maka agak
sulit untuk menjalankan system desentralisasi.

2.4 Pertimbangan Perusahaan Memilih Sistem Desentralisasi Atau


Sentralisasi
·         Biaya dan resiko dalam memilih sentralisasi atau desentralisasi.  Kadangkala
desentralisasi memberikan hasil yg lebih baik dan lebih cepat, tetapi tdk dpt
dijalankan akibat naiknya biaya dan resiko yg harus ditanggung organisasi.
·         Kecenderungan manajer dalam memandang bawahannya.  Desentralisasi
hanya mungkin dilakukan bila manajer beranggapan bhw bawahannya memiliki
kapasitas dan kemampuan utk melakukan sesuatu yg akan dilimpahkan.
·         Budaya organisasi.  Bila organisasi terbiasa mengambil kpts yg topdown,
maka desentralisasi sulit dilakukan.
·         Kemampuan manajer level bawah untuk menjalankan tanggung jawab jika
sekiranya desentralisasi dilaksanakan.

16
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimmpulan
3.2 Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A. 2014. Organizational Behavior 16th


Edition. McGraw-Hill.
Tisnawati, Ernie. Saefullah, Kurniawan. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta
: PRENADAMEDIA grup
Wahyuni, Anggun. dkk. 2010. Sentralisasi dan Desentralisasi. Jakarta :
Universitas Gunadarma
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen Jilid II. New Jersey : Pretice-Hall, Inc.

18

Anda mungkin juga menyukai