Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, pokok bahasan kami mengenai definisi motivasi, dan teori-teori
motivasi.
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Wukir selaku dosen mata
kuliah Prilaku Organisasi yang membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami
juga berterima kasih kepada keluarga serta teman-teman yang sudah ikut kerja sama dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pengkajian
dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang motivasi
kerja, selain itu juga sebagai tolok ukur sejauh mana motivasi kerja mempengaruhi kinerja
karyawan dalam organisasi. Sehingga dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja
karyawan, kalau seandainya motivasi tersebut sudah ada di dalam lingkup organisasi. Dan
kalau belum ada maka diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi
untuk menciptakan kondisi organisasi yang bermotivasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi adalah kesediaan melakukan usaha guna mencapai sasaran organisasi, yang
dikondisikan oleh individu. Motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi secara umum berkaitan
dengan usaha mencapai tujuan apa pun, fokus dipersempit menjadi tujuan-tujuan
organisasional untuk mencerminkan minat terhadap perilaku yang berhubungan dengan
pekerjaan.Meskipun secara umum, motivasi merujuk ke upaya yang dilakukan guna
mencapai setiap sasaran, di sini kita merujuk ke sasaran organisasi karena fokus kita adalah
perilaku yang berkaitan dengan sasaran organisasi yang berkaitan degan kerja. Ada tiga unsur
kunci dalam definisi itu: upaya, sasaran organiasi, dan kebutuhan.
Unsur upaya merupakan ukuran intensitas atau dorongan. Seseorang yang termotivasi,
untuk dia berusaha keras. Tetapi tingkat upaya yang tinggi tidak selalu menghasilkan kinerja
yang mengutungkan organisasi. Kebutuhan, mengacu ke keadaan batin yang membuat hasil-
hasil tertentu tanpak menarik. Kebutuhan yang tidak terpuaskan menciptakan ketegangan
yang merangsang dorongan di dalam diri seseorang. Dorongan itu menimbulkan perilaku
pencarian untuk menemukan sasaran tertentu yang, jika tercapai, akan memuaskan kebutuhan
itu dan menurunkan ketegangan tadi.
Kita dapat mengatakan bahwa karyawan-karyawan yang termotivasi itu berada dalam
keadaan tegang. Semakin besar ketegangan itu, semakin tinggi tingkat usahanya. Jika usaha
itu menghasilkan pemuasan kebutuhan, maka usaha itu menurunkan ketegangan. Karena kita
berminat pada perilaku kerja, usaha yang menurunkan ketegangan ini harus pula diarahkan ke
sasaran perusahaan. Oleh karena itu, yang melekat pada definisi kita mengenai motivasi ialah
persyartan bahwa kebutuhan individu tadi cocok dan konsisten dengan sasaran organisasi
tersebut.
Menurut Wexley dan Yukl motivasi adalah pemberian atau penumbulan motif,
diartikan pula hal atau keadaan menjadi motif.
4
Menurut Henry Simamora, menyebutkan pengertian motivasi menurutnya adalah
sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan
tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang
dikehendaki.
Kita akan melihat tiga teori awal motivasi, ada tiga teori yaitu hirarki kebutuhan Maslow,
teori X dan Y McGregor, dan teori motivasi dua faktor higinenis Herzbreg.
6
ekstrinsik, seperti pengawasan, imbalan kerja, kebijaksanaan perusahaan, dan
kondisi-kondisi kerja.
Menurut Herzberg, kondisi-kondisi yang melingkupi pekerjaan seperti kualitas
pengawasan, imbalan kerja, kebijaksanaan perusahaan, kondisi fisik pekerjaan,
hubungan dengan individu lain, dan keamanan pekerjaan digolongkan oleh
Herzberg sebagai faktor-faktor higiene (higiene factors).
Ketika faktor-faktor tersebut memadai, orang-orang tidak akan merasa tidak puas,
namun bukan berarti mereka merasa puas. Jika kita ingin memotivasi individu
dalam pekerjaan mereka, Herzberg menyatakan penekanan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri atau dengan hasil-hasil yang berasal
darinya seperti peluang promosi, peluang pengembangan diri, pengakuan,
tanggung jawab, dan pencapaian.
7
2.3 Teori Kontemporer Tentang Motivasi
Teori motivasi yang akan kita bahas sekarang ini merupakan teori motivasi yang paling
terbaru. Meski teori ini tidak terkenal seperti beberapa teori awal, teori itu cenderung lebih
kuat didukung oleh hasil riset. Kita akan meninjau enam teori: teori tiga kebutuhan, teori
penentuan sasaran, teori penguatan, perancangan pekerjaan yang memotivasi, teori
kesetaraan, dan teori pengharapan.
8
mereka atau menyerah, sementara individu dengan efektivitas diri tinggi akan berusaha lebih
keras untuk mengalahkan tantangan.
Peneliti yang mengembangkan teori efektivitas diri, Albert Bandura,
memperlihatkan bahwa ada empat cara untuk meningkatkan efektivitas diri:
1. Penguasaan yang tetap
2. Contoh yang dilakukan oleh indidvidu lain
3. Bujukan verbal
4. Kemunculan
Menurut Bandura, sumber peningkatan efektivitas diri yang paling penting adalah
apa yang disebutnya dengan penguasaan tetap. Penguasaan tetap adalah perolehan
pengalaman yang relevan dengan tugas atau pekerjaan. Apabila berhasil melakukan suatu
pekerjaan di masa lalu, saya yakin akan lebih mampu melakukannya di masa depan.
Sumber kedua adalah contoh yang dilakukan oleh individu lain atau menjadi lebih
percaya diri karena anda melihat individu lain melakukan tugas tersebut. Sumber ketiga
adalah bujukan verbal. Yaitu menjadi lebih percaya diri karena seseorang meyakinkan anda
bahwa anda mempunyai ketrampilan yang dibutuhkan untuk berhasil. Para pembicara
motivasional sering sekali menggunakan taktik ini.
Dan sumber yang terakhir adalah kemunculan meningkatkan efektivitas diri.
Kemunculan memicu keadaan yang bersemangat yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikan tugas. Individu tersebut “tergerak” dan bekerja dengan lebih baik. Tetapi
ketika tidak relevan, kemunculan merugikan kinerja. Dengan perkataan lain, apabila tugas
tersebut adalah sesuatu yang membutuhkan perspektif utama yang lebih rendah dan lebih
mantap, kemunculan sebenernya bisa merugikan kinerja.
Teori Penguatan
Teori penguatan mempunyai sebuah pendekatan perilaku, yang menunjukkan bahwa
penguatan mempengaruhi perilaku. Teori penguatan mengabaikan keadaan batin individu dan
hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan. Dalam
bentuk murninya, teori penguatan mengakibatkan perasaan, sikap, harapan, dan variabel
kognitif lain yang diketahui mempengaruhi perilaku.
9
Teori Harapan
Teori harapan yang dikemukakan Victor Vroom menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu
kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu
harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari
hasil itu terhadap individu tersebut.
Dalam bentuk yang lebih praktis, teori harapan mengatakan bahwa karyawan-
karyawan akan termotivasi untuk mengeluarkan tingkat usaha yang lebih tinggi ketika
mereka yakin bahwa usaha tersebut akan menghasilkan penilaian kinerja yang baik; penilaian
yang baik akan menghasilkan penghargaan-penghargaan organisasional seperti bonus,
kenaikan imbalan kerja, atau promosi; dan penghargaan-penghargaan tersebut akan
memuaskan tujuan-tujuan pribadi para karyawan. Oleh karenanya, teori tersebut berfokus
pada tiga hubungan:
1) Hubungan usaha-kinerja. Kemungkinan yang dirasakan oleh individu yang mengeluarkan
sejumlah usaha akan menghasilkan kinerja.
2) Hubungan kinerja-penghargaan. Tingkat sampai mana individu tersebut yakin bahwa bekerja
pada tingkat tertentu akan menghasilakn pencapaian yang diinginkan.
3) Hubungan penghargaan-tujuan-tujuan pribadi. Tingkat sampai mana penghargaan-
penghargaan organisasional memuaskan tujuan-tujuan pribadi atau kebutuhan-kebutuhan
seorang individu dan daya tarik dari penghargaan-penghargaan potensial bagi individu
tersebut.
10
hasil-hasil mereka bila dibandingkan dengan apa yang diterima individu lain, tetapi juga
berkaitan dengan bagaimana mereka diperlakukan-ketika individu merasa kecewa dengan
penghargaan-penghargaan mereka, mereka cenderung sensitif dengan keadilan prosedur yang
digunakan dan penghargaan yang diberikan kepada mereka oleh pengawas mereka.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Motivasi adalah kerelaan untuk mengeluarkan usaha tingkat tinggi untuk mencapai
sasaran organisasi. Dipersyaratkan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan
individu. Proses motivasi diawali dengan kebutuhan yang tidak terpuaskan, yang
menciptakan ketegangan dan mendorong seseorng untuk mencari sasaran yang, bila tercapai,
akan memenuhi kebutuhan itu dan dan mengurangi ketegangan tadi.
Teori motivasi awal meliputi teori hirarki kebutuhan Maslow, teori X dan teori Y
McGregor, dan teori higienis Herzbreg. Teori hiraraki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa
ada lima kebutuhan yang orang berusaha pusakan yang bentukanya berupa perkembangan
bertahap: fisik, keamanan, sosial, kepercayaan diri, dan aktualisasi diri. Teori X berdasarkan
pada pandangan negatif tentang sifat manusia mengenai cara memandang pekerjaan,
sementara teori Y merupakan kebalikannya. Teori motivasi higienis Herzbreg mengusulkan
bahwa tidak semua faktor pekerjaan dapat memotivasi karyawan. Faktor higienis hanya
berlaku untuk mengurangi ketidakpuasan karyawan, sementara itu adalah faktor motivasi
menghasilkan kepuasan karyawan.
Teori penguatan mengatakan bahwa perilaku adalah fungsi dari akibat. Perluasan kerja
adalah perluasan horisontal hingga meningkatkan jangkauan pekerjaan, jumlah berbagai
tugas yang dibutuhkan pekerjaan tertentu dan frekwensi penguatan tugas-tugas. Dalam teori
kesetaraan, individu memperbandingkan rasio input-hasil pekerjaan mereka dengan rasio-
input pekerjaan orang lain yang relevan. Teori pengharapan mengatakan bahwa individu
cenderung bertindak dengan cara tertentu berdasarkan pengharapan bahwa tindakan itu akan
diikuti hasil tertentu dan berdasarkan daya tarik hasil tersebut bagi di individu itu.
3.2 Saran
Demikian yang kami dapat paparkan mengenai motivasi dan yang berkaitan denganya,
tentunya kami menyadari betul atas segala kekurangannya. Maka dari itu, kami berharap para
pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini berguna khususnya bagi penyusun dan umunya bagi pihak yang
terkait.
12
DAFTAR PUSTAKA
13