PENDAHULUAN
Pada era seperti ini seorang mahasiswa tidak harus bekerja pada sebuah perusahaan
melainkan mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru untuk menampung
orang-orang yang mencari pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja saat
ini sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar.
Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam
mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan. Keadaan
ekonomi saat ini khususnya di Indonesia memang sangat memprihatinkan, namun semua
orang tidak boleh menyerah pada keadaan sekarang ini yang serba sulit kita harus berusaha,
kreatif, inovatif dan berani mengambil suatu keputusan serta resiko untuk menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri.kita tidak harus bergantung pada orang lain. Untuk mendapatkan
suatu pekerjaan seseorang harus berusaha semaksimal mungkin. Dengan cara berwirausaha
orang bisa belajar mandiri dan bisa memaknai arti penting kehidupan secara tidak langsung
sudah membantu banyak orang. Seorang wirausaha harus memiliki pola pikir yang jelas
untuk masa depan usahanya, bila mindset atau pola pikir seorang wirausaha tidak baik maka
akan berdampak buruk bagi usaha yang dijalaninya. Adapun tahapan berpikir untuk
kewirausahaan, menjadi seorang wirausaha muda yang sukses juga harus memahami tentang
tahapan ini karena menjadi wirausaha tidak semudah yang dibayangkan.
1.3 Tujuan
1
1.3.3 Mengetahui tiga prinsip dasar pola pikir kewirausahaan.
BAB II
2
PEMBAHASAN
b. Memiliki Toleransi
Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-
hal yang dianggap jarang dilakukan. Sebagai contoh, yang umum buat mereka yang
ingin membuka restoran adalah bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat
ini sudah sangat banyak contohnya di mana restoran yang dibuka di tempat terpencil
(jauh di atas gunung, di pulau, di tengah swawh, dll) justru diserbu oleh
pelanggannya.
3
c. Kesediaan Untuk Menggaji Orang yang Lebih Cerdas dari Dirinya
Mata seorang wirausaha seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap
peluang-peluang baru. Mereka dengan kemampuan yang dimiliki selalu ditempa agar
mampu membaca trend zaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang
dilakukan oleh Trans Corp dengan proyek Trans Studionya. Mereka melihat
kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung, ibu kota Jawa Barat. Jumlah
penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek yang
sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan terpadu
yang menjadi salah satu hiburan kelas duniaa untuk keluarga. Inilah mata elang
wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk
menangkapnya.
4
f. Mengikuti Perkembangan Pasar
Para tokoh bisnis sering mengatakan bahwa inovasi sudah merupakan harga mati,
ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena competitor
begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend pasar
telepon selular. Inovasi yang terjadi di sini dapat dikatakan hampir terjadi setiap hari.
Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan iklan yang
mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk dari
perkembangan pasar yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih
tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman
kebangkrutan.
g. Memelihara Ide
h. Ketahanan
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika
dipukul kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak
ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya tahan ini
akan mengembalikan kita ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para pelaku usaha
mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat
kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang
sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan
untuk bangkit setelah jatuh dan bangun terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
i. Optimis
5
Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke
aktivitas lain. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan
target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri. Mungkin para pembaca mengenal
sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama. Ia adalah contoh seorang wirausaha
yang sangat optimis dan yakin dengan kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai
institusi, dan perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya. Optimisnya
antara lain dibuktikan dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia
mengirimkan 500 eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi
foto-foto hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal
pasti ada satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian
terbukti, dan akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan
jasanya.
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah
salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini
adalah sebuah rasa untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang
optimal. Sebaliknya sikap ini mendoring kita untuk selalu melihat hal-hal belum
maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri sendiri,
juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisi-sisi yang
belum tereksplorasi.
3. Mereka secara efektif hanya mengeksplor peluang terbaik dan menjauhi berlelah-
lelah dengan mengejar setiap kesempatan
6
Mindset/ pola pikir pada seseorang dalam mewujudkan mimpinya dalam melakukan
wirausaha kadang sering berubah, karena banyak sekali orang yang takut akan hal-hal
yang belum pernah mereka coba, padahal mindset adalah sebagai kepercayaan mengenai
siapa kita dan apa kemampuan kita. Maka dari itu kita terlebih dahulu harus mengenal
kemampuan kita dan kita harus yakin/ percaya kepada kemampuan diri kita sendiri,
karena banyak sekali orang yang ragu akan kemampuan dirinya yang dapat
mengurungkan niat mereka untuk mewujudkan mimpinya dalam menjadi wirausaha.
Dalam hal ini kita harus mengubah mindset kita dengan cara mengetahui/ mempelajari
pengetahuan baru tentang bagaimana kita harus mempunyai pola pikir yang inovatif,
karna dengan berpikiran inovatif kita dapat menciptakan hal yang baru dalam
berwirausaha. Perubahan pola pikir kadang sering terjadi terhadap semua orang, terutama
kepada orang yang selalu merasakannya, karena mereka akan menyadari perubahan
sekecil apapun terhadap pola pikir mereka, apakah itu pola pikir yang positif atau negatif
yang mereka rasakan, jika mereka merasakan perubahan hal positif terhadap diri mereka
sendiri maka ada dorongan dalam diri mereka untuk selalu optimis dalam meraih mimpi
dalam berwirausaha, dan jika dengan pola pikir yang negatif, itu akan menyebabkan
mereka selalu bersifat pesimis untuk meraih mimpi mereka. Maka dari itu pendidikan
dan komunikasi untuk mendapatkan informasi sangatlah penting dalam mengubah
mindset seseorang dalam berwirausaha supaya mempunyai pikiran inovatif dan kreatif
dalam mewujudkan mimpinya menjadi seorang wirausaha yang berhasil.
1. Perhatian (Attention)
2. Pelarian
7
Yang dimaksud dengan pelarian di sini adalah, dimana saat kita jatuh atau
bangkrut, kita masih mempunyai pekerjaan lain, seperti pekerjaan sampingan sebagai
pengganti pekerjaan yang telah bangkrut tadi sambil membangun ulang usaha baru di
samping usaha sampingan.
3. Tindakan (Action)
Pada tahap tindakan (action) wirausaha harus dapat mewujudkan kebutuhan dan
harapan konsumen dan memberikan keyakinan bahwa barang, jasa, dan ide yang
dibeli merupakan langkah yang tepat yang dapat memberikan keuntungan bagi
konsumen. Tindakan sesuatu yang harus dilakukan seseorang untuk menjadi
wirausahawan, karena tanpa ada tindakan kita tidak mungkin bisa menjadi maju dan
terus maju.
1. Tahap Memulai
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
8
4. Tahap Mengembangkan Usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan
yang mungkin diambil.
BAB III
3.1 Simpulan
9
3.1.1 Keterkaitan Antara Wirausaha dan Pola Pikirnya: (a) Memiliki Locus of Control
Internal, (b) Memiliki Toleransi, (c) Kesediaan Untuk Menggaji Orang yang Lebih
Cerdas dari Dirinya, (d) Konsistensi Untuk Selalu Berkretivitas, Membangun, dan
Mengubah Berbagai Hal, (e) Dorongan yang Kuat Untuk Peluang dan Kesempatan,
(f) Mengikuti Perkembangan Pasar, (g) Memelihara Ide, (h) Ketahanan, (i)
Optimis, dan (j) Rasa Humor Tentang Diri Sendiri.
3.1.3 Tiga Prinsip Dasar Pola Pikir Kewirausahaan: Perhatian (Atttention), Pelarian, dan
Tindakan (Action).
3.1.4 Empat Tahap Berpikir Kewirausahaan: (1) Tahap Memulai, (2) Tahap
Melaksanakan Usaha, (3) Tahap Mempertahankan Usaha, dan (4) Tahap
Mengembangkan Usaha.
3.2 Saran
Demikian paper yang dapat penulis sajikan, apabila ada kesalahan dalam penulisan
juga kekurangan dalam segi pembahasan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar dapat
memperbaiki paper ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fekool.blogspot.co.id/2015/03/keterkaitan-antara-wirausaha-dan-pola.html
10
http://www.kompasiana.com/dinniaprilia/pentingnya-pola-pikir-dalam-
berwirausaha_552b97836ea8345a2b8b4594
http://fekool.blogspot.co.id/2015/03/tiga-prinsip-dasar-pola-berfikir.html
https://www.coursehero.com/file/19698504/Empat-tahap-berpikir-kewirausahaandocx/
11