Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era seperti ini seorang mahasiswa tidak harus bekerja pada sebuah perusahaan
melainkan mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru untuk menampung
orang-orang yang mencari pekerjaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja saat
ini sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar.
Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam
mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan. Keadaan
ekonomi saat ini khususnya di Indonesia memang sangat memprihatinkan, namun semua
orang tidak boleh menyerah pada keadaan sekarang ini yang serba sulit kita harus berusaha,
kreatif, inovatif dan berani mengambil suatu keputusan serta resiko untuk menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri.kita tidak harus bergantung pada orang lain. Untuk mendapatkan
suatu pekerjaan seseorang harus berusaha semaksimal mungkin. Dengan cara berwirausaha
orang bisa belajar mandiri dan bisa memaknai arti penting kehidupan secara tidak langsung
sudah membantu banyak orang. Seorang wirausaha harus memiliki pola pikir yang jelas
untuk masa depan usahanya, bila mindset atau pola pikir seorang wirausaha tidak baik maka
akan berdampak buruk bagi usaha yang dijalaninya. Adapun tahapan berpikir untuk
kewirausahaan, menjadi seorang wirausaha muda yang sukses juga harus memahami tentang
tahapan ini karena menjadi wirausaha tidak semudah yang dibayangkan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana keterkaitan antara wirausaha dan pola pikirnya?

1.2.2 Bagaimana pentingnya pola pikir kewirausahaan?

1.2.3 Apa tiga prinsip dasar pola pikir kewirausahaan?

1.2.4 Apa empat tahap berpikir kewirausahaan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui keterkaitan antara wirausaha dan pola pikirnya.

1.3.2 Mengetahui pentingnya pola berpikir kewirausahaan.

1
1.3.3 Mengetahui tiga prinsip dasar pola pikir kewirausahaan.

1.3.4 Mengetahui empat tahap berpikir kewirausahaan.

BAB II
2
PEMBAHASAN

2.1 Keterkaitan Antara Wirausaha dan Pola Pikirnya

Menurut Neal Thornberry, keterkaitan antara pola pikir wirausaha melibatkan 10


kualitas, sebagai berikut:

a. Memiliki Locus of Control Internal

Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana


seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali
eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktor-
faktor di luar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar, peraturan
kantor, dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali kontrol terhadap
kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti kehendak di luar dirinya.
Sebagai contoh “Wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar
dengan konsntrasi, habis hujan” dan sebagainya. Intinya, hidup mereka dikendalikan
oleh daya-daya di luar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak banyak yang
mampu dilakukan untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal (Internal Locus of
Control) adalah pemikiran bahwa kita adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan,
namun kita tetap punya control penuh untuk membuat hati kita sedih/ senang karena
adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut.
Mereka yakin dirinyalah pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah,
dll.

b. Memiliki Toleransi

Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-
hal yang dianggap jarang dilakukan. Sebagai contoh, yang umum buat mereka yang
ingin membuka restoran adalah bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat
ini sudah sangat banyak contohnya di mana restoran yang dibuka di tempat terpencil
(jauh di atas gunung, di pulau, di tengah swawh, dll) justru diserbu oleh
pelanggannya.

3
c. Kesediaan Untuk Menggaji Orang yang Lebih Cerdas dari Dirinya

Seorang wirausaha sejati sangat mengenali dirinya, dan ia menyadari bahwa


dirinya bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait
hal-hal yang kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi
pikiran dan wawasan, serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya.
Sebagai contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor, sangat
sadar akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka iklas
bekerjasama dengan mahasiswa kimia/ farmasi untuk menghasilkan formula sabun
yang tidak panas di tangan, wangi, dan tahan lama bersihnya. Satu hal penting bahwa,
mereka tidak pernah takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar bahwa
kerjasama akan menghasilkan jauh lebih banyak dari yang dapat dibayangkan.
Kerjasama bukanlah satu ditambah satu sama dengan dua, namun satu ditambah satu
bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.

d. Konsistensi Untuk Selalu Berkretivitas, Membangun, dan Mengubah Berbagai


Hal

Begitu seseorang berkecimpung dalan dunia wirausaha, maka ia harus siap


berenang dalam kretivitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi, mengingat beberapa
peluang bisnis, terutama pintu untuk memulainya tidak sulit untuk dibuka (tidak butuh
keterampilan khususm tidak butuh modal besar, dll), dimana akan sangat mudah
dipenuhi oleh para pemula.

e. Dorongan yang Kuat Untuk Peluang dan Kesempatan

Mata seorang wirausaha seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap
peluang-peluang baru. Mereka dengan kemampuan yang dimiliki selalu ditempa agar
mampu membaca trend zaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang
dilakukan oleh Trans Corp dengan proyek Trans Studionya. Mereka melihat
kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung, ibu kota Jawa Barat. Jumlah
penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek yang
sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan terpadu
yang menjadi salah satu hiburan kelas duniaa untuk keluarga. Inilah mata elang
wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk
menangkapnya.
4
f. Mengikuti Perkembangan Pasar

Para tokoh bisnis sering mengatakan bahwa inovasi sudah merupakan harga mati,
ini adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena competitor
begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend pasar
telepon selular. Inovasi yang terjadi di sini dapat dikatakan hampir terjadi setiap hari.
Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan iklan yang
mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk dari
perkembangan pasar yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih
tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman
kebangkrutan.

g. Memelihara Ide

Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudia diwujudkan. Beberapa


orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun para wirausahawan
sejati mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide tersebut.
Nurfitria Khoirunnisa adalah contoh yang baik untuk menjelaskan karakter ini. Ia
memiliki ide untuk membuat penghapus elektrik gara-gara badannya yang kurang
tinggi, sehingga tidak dapat menjangkau seluruh bagian papan tulis di sekolahnya.
Berkaca dari situasi ini, ia dan rekannya kemudian berusaha menciptakan penghapus
elektrik. Inilah contoh usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha
mematangkan dan mewujudkannya.

h. Ketahanan

Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika
dipukul kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak
ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya tahan ini
akan mengembalikan kita ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para pelaku usaha
mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat
kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang
sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan
untuk bangkit setelah jatuh dan bangun terjerembab oleh kerasnya kehidupan.

i. Optimis

5
Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke
aktivitas lain. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan
target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri. Mungkin para pembaca mengenal
sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama. Ia adalah contoh seorang wirausaha
yang sangat optimis dan yakin dengan kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai
institusi, dan perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya. Optimisnya
antara lain dibuktikan dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia
mengirimkan 500 eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi
foto-foto hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal
pasti ada satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian
terbukti, dan akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan
jasanya.

j. Rasa Humor Tentang Diri Sendiri

Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah
salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini
adalah sebuah rasa untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang
optimal. Sebaliknya sikap ini mendoring kita untuk selalu melihat hal-hal belum
maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri sendiri,
juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisi-sisi yang
belum tereksplorasi.

Pola pikir wirausaha (Entrepreneurial Mindset) sebagai berikut:

1. Mereka secara bersemangat selalu mencari peluang-peluang baru.

2. Mengeksplor berbagai kesempatan dengan pendekatan/disiplin yang tidak biasa

3. Mereka secara efektif hanya mengeksplor peluang terbaik dan menjauhi berlelah-
lelah dengan mengejar setiap kesempatan

4. Mereka fokus pada eksekusi, terutama eksekusi yang adaptif.

5. Mereka menyatukan energi setiap orang dalam domain mereka

2.2 Pentingnya Pola Pikir Kewirausahaan

6
Mindset/ pola pikir pada seseorang dalam mewujudkan mimpinya dalam melakukan
wirausaha kadang sering berubah, karena banyak sekali orang yang takut akan hal-hal
yang belum pernah mereka coba, padahal mindset adalah sebagai kepercayaan mengenai
siapa kita dan apa kemampuan kita. Maka dari itu kita terlebih dahulu harus mengenal
kemampuan kita dan kita harus yakin/ percaya kepada kemampuan diri kita sendiri,
karena banyak sekali orang yang ragu akan kemampuan dirinya yang dapat
mengurungkan niat mereka untuk mewujudkan mimpinya dalam menjadi wirausaha.
Dalam hal ini kita harus mengubah mindset kita dengan cara mengetahui/ mempelajari
pengetahuan baru tentang bagaimana kita harus mempunyai pola pikir yang inovatif,
karna dengan berpikiran inovatif kita dapat menciptakan hal yang baru dalam
berwirausaha. Perubahan pola pikir kadang sering terjadi terhadap semua orang, terutama
kepada orang yang selalu merasakannya, karena mereka akan menyadari perubahan
sekecil apapun terhadap pola pikir mereka, apakah itu pola pikir yang positif atau negatif
yang mereka rasakan, jika mereka merasakan perubahan hal positif terhadap diri mereka
sendiri maka ada dorongan dalam diri mereka untuk selalu optimis dalam meraih mimpi
dalam berwirausaha, dan jika dengan pola pikir yang negatif, itu akan menyebabkan
mereka selalu bersifat pesimis untuk meraih mimpi mereka. Maka dari itu pendidikan
dan komunikasi untuk mendapatkan informasi sangatlah penting dalam mengubah
mindset seseorang dalam berwirausaha supaya mempunyai pikiran inovatif dan kreatif
dalam mewujudkan mimpinya menjadi seorang wirausaha yang berhasil.

2.3 Tiga Prinsip Dasar Pola Pikir Kewirausahaan

1. Perhatian (Attention)

Pada tahap perhatian (attention) wirausaha berusaha agar calon konsumen


memperhatikan penawaran yang dilakukannya. Untuk mendapatkan perhatian dari
calon konsumen wirausaha harus memperlihatkan sikap yang baik, tutur kata dan cara
berpakaian yang menarik yang akan memberikan penilaian yang positif dari calon
konsumen yang akan berpengaruh terhadap terjadinya jual beli. Dalam pola berfikir
khususnya perhatian, wirausaha juga melihat apa yang dibutuhkan konsumen sesuai
dengan apa yang kita lakukan, memperhatikan cara bekerja wirausahawan lain untuk
bisa menjadi ide atau memotivasi.

2. Pelarian

7
Yang dimaksud dengan pelarian di sini adalah, dimana saat kita jatuh atau
bangkrut, kita masih mempunyai pekerjaan lain, seperti pekerjaan sampingan sebagai
pengganti pekerjaan yang telah bangkrut tadi sambil membangun ulang usaha baru di
samping usaha sampingan.

3. Tindakan (Action)

Pada tahap tindakan (action) wirausaha harus dapat mewujudkan kebutuhan dan
harapan konsumen dan memberikan keyakinan bahwa barang, jasa, dan ide yang
dibeli merupakan langkah yang tepat yang dapat memberikan keuntungan bagi
konsumen. Tindakan sesuatu yang harus dilakukan seseorang untuk menjadi
wirausahawan, karena tanpa ada tindakan kita tidak mungkin bisa menjadi maju dan
terus maju.

2.4 Empat Tahap Berpikir Kewirausahaan

1. Tahap Memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan


segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang
mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan
‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri, atau jasa.

2. Tahap Melaksanakan Usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

3. Tahap Mempertahankan Usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan


analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang
dihadapi.

8
4. Tahap Mengembangkan Usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan
yang mungkin diambil.

BAB III

SIMPULAN & SARAN

3.1 Simpulan

9
3.1.1 Keterkaitan Antara Wirausaha dan Pola Pikirnya: (a) Memiliki Locus of Control
Internal, (b) Memiliki Toleransi, (c) Kesediaan Untuk Menggaji Orang yang Lebih
Cerdas dari Dirinya, (d) Konsistensi Untuk Selalu Berkretivitas, Membangun, dan
Mengubah Berbagai Hal, (e) Dorongan yang Kuat Untuk Peluang dan Kesempatan,
(f) Mengikuti Perkembangan Pasar, (g) Memelihara Ide, (h) Ketahanan, (i)
Optimis, dan (j) Rasa Humor Tentang Diri Sendiri.

3.1.2 Pentingnya Pola Pikir Kewirausahaan: Pendidikan dan komunikasi untuk


mendapatkan informasi sangatlah penting dalam mengubah mindset seseorang
dalam berwirausaha supaya mempunyai pikiran inovatif dan kreatif dalam
mewujudkan mimpinya menjadi seorang wirausaha yang berhasil.

3.1.3 Tiga Prinsip Dasar Pola Pikir Kewirausahaan: Perhatian (Atttention), Pelarian, dan
Tindakan (Action).

3.1.4 Empat Tahap Berpikir Kewirausahaan: (1) Tahap Memulai, (2) Tahap
Melaksanakan Usaha, (3) Tahap Mempertahankan Usaha, dan (4) Tahap
Mengembangkan Usaha.

3.2 Saran

Demikian paper yang dapat penulis sajikan, apabila ada kesalahan dalam penulisan
juga kekurangan dalam segi pembahasan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar dapat
memperbaiki paper ini selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://fekool.blogspot.co.id/2015/03/keterkaitan-antara-wirausaha-dan-pola.html

Neal Thornberry. 2006. Lead Like an Entrepreneur. McGraw-Hill Company.

10
http://www.kompasiana.com/dinniaprilia/pentingnya-pola-pikir-dalam-
berwirausaha_552b97836ea8345a2b8b4594

http://fekool.blogspot.co.id/2015/03/tiga-prinsip-dasar-pola-berfikir.html

https://www.coursehero.com/file/19698504/Empat-tahap-berpikir-kewirausahaandocx/

11

Anda mungkin juga menyukai