Anda di halaman 1dari 17

Regulasi dan Antitrust:

Peran Pemerintah dalam Perekonomian


Adinda Shalsa Faradillah P. (190810201001)
Isti Hamdalah R. I. A. (190810201025)
Afifah Aziz Fitriani (190810201048)
Rivani Atwinda Diva (190810201061)
Ravina Atwinda Diva (190810201062)
Caesario Soehardono (190810201074)
Rachmad Tubagus A. K. P. (190810201116)
Nur Azizah Soraya (190810201157)
Regulasi Pemerintah

Regulasi adalah hasil tindakan dari kelompok penekan serta menghasilkan


hukum dan kebijakan yang mendukung kalangan bisnis serta melindungi
konsumen, pekerja, dan lingkungan (economic theory of regulation).

Fungsi Regulasi
1. Mendukung kalangan bisnis
2. Melindungi konsumen
3. Melindungi pekerja
4. Melindungi lingkungan
Regulasi Pemerintah yang Membatasi Persaingan

Regulasi ini meliputi :

Pemberian Lisensi Paten Pembatasan


persaingan harga dan
pembatasan aliran
perdagangan
internasional bebas
Regulasi Pemerintah untuk Mendukung Kalangan Bisnis serta
Melindungi Konsumen, Pekerja, dan Lingkungan

Regulasi Konsumen:

1. Pemberian informasi yang benar dan melarang misrepresentasi terhadap


produk.
2. Hukum kebenaran pinjaman (truth-in-lending law).
3. Komisi Keselamatan Produk Konsumen (Consumer Product Safety
Commission) th 1972 :
a. Melindungi konsumen dari resiko atau kecelakaan pada penggunaan
produk tertentu.
b. Menyediakan informasi pada konsumen untuk membandingkan dan
mengevaluasi tingkat keamanan relative dalam penggunaan berbagai
macam produk.
c. Mengembangkan standart keamanan yang seragam untuk berbagai
macam produk.
Regulasi Pekerja: Regulasi Lingkungan:

1. Occupational Safety and Health Environmental Protection Agency


Administration (OSHA) terbentuk tahun 1970 yang meregulasi
2. Equal Employment Opportunity polusi dan kerusakan lingkungan.
Commission (EEOC)
3. Hukum upah minimum
Eksternalitas

Eksternalitas menurut N Gregory Mankiw adalah dampak tindakan seseorang


atau suatu pihak terhadap kesejahteraan atau kondisi orang/ pihak lain.

Dampak dari eksternalitas positif dan negatif masing-masing juga dapat terjadi
dalam dua kegiatan ekonomi yaitu produksi dan konsumsi.
Eksternalitas Positif Eksternalitas Positif
dari Produksi dalam Konsumsi
dampak yang Manfaat tanpa adanya
menguntungkan dari kompensasi yang
suatu tindakan yang dinikmati oleh sebagian
dilakukan oleh suatu individu akibat
pihak terhadap pihak meningkatnya konsumsi
lain tanpa adanya individu lain atas suatu
kompensasi dari pihak produk.
yang diuntungkan.

Eksternalitas Negatif Eksternalitas negatif


dari Produksi dalam konsumsi
efek samping yang konsumsi barang yang
negatif dari suatu mengakibatkan
tindakan dari pelaku kerugian yang harus
ekonomi yang diderita ditanggung oleh pihak
oleh pihak yang tidak lain.
terlibat dalam tindakan
ekonomi tersebut.
Kebijakan untuk mengatasi Eksternalitas

Kebijakan rencana tata


Regulasi
ruang wilayah/kota
bentuk intervensi pemerintah
guna meminimalkan
01 02 tindakan mengendalikan
perilaku manusia atau
masyarakat dengan
eksternalitas negatif akibat
aturan atau pembatasan.
pemanfaatan ruang
perkotaan secara berlebihan.

Pajak Pigouvian Subsidi


Konsumen atau perusahaan yang
menyebabkan eksternalitas harus
membayar pajak sama dengan
03 04 Keuntungan produsen didapat
dari subsidi pemerintah dan
keuntungan masyarakat dalam
dampak marginal dari hal pengurangan kerusakan dari
eksternalitas yang dibuat. dampak eksternalitas yang
ditimbulkan perusahaan.
Regulasi Fasilitas Umum

Fasilitas Umum sebagai Monopoli Alamiah

Dalam beberapa industri skala ekonomi bisa terjadi (Artinya, kurva rata-rata jangka panjang bisa
turun) secara terus menerus sejalan dengan bertambahnya output. Sehingga satu perusahaan
saja sudah cukup untuk memasok keseluruhan pasar dengan lebih efisien, ketimbang beberapa
perusahaan kecil

Monopoli Alamiah
Suatu akibat yang terjadi secara alamiah ketika suatu perusahaan besar mempunyai biaya per
unit yang lebih rendah dari perusahaan-perusahaan kecil lainnya, sehingga mampu membuat
perusahaan-perusahaan kecil keluar dari bidang tersebut.
Contoh: Perusahaan Listrik, Gas, Air dan Transportasi Lokal. Jika terdapat lebih dari satu
perusahaan dalam pasar maka garis penawaran akan mengalami publikasi dan biaya per unit
akan menjadi mahal.
UU RI NO. 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI
DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

Asas UU RI No. 5 Tahun 1999 (Pasal 2)


Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan
kepentingan umum.

Tujuan UU RI No. 5 Tahun 1999 (Pasal 3)


Tujuan pembentukan undang-undang ini adalah untuk :
a. menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
b. mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang
sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi
pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil;
c. mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan
oleh pelaku usaha; dan
d. terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
Sanksi Pelanggar UU RI No. 5 Tahun 1999 (Pasal 47, 48, dan 49)

Pasal 47 – Bagian Pertama, Tindakan Administratif

(1) Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap pelaku usaha
yang melanggar ketentuan Undang-undang ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa:
a. penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan
Pasal 13, Pasal 15, dan Pasal 16; dan atau
b. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14; dan atau
c. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti menimbulkan
praktek monopoli dan atau menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan atau
merugikan masyarakat; dan atau
d. perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominan; dan
atau
e. penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan
pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28; dan atau
f. penetapan pembayaran ganti rugi; dan atau
g. pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan
setinggitingginya Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah).
Sanksi Pelanggar UU RI No. 5 Tahun 1999 (Pasal 47, 48, dan 49)

Pasal 48 – Bagian Kedua, Pidana Pokok

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4, Pasal 9 sampai dengan Pasal 14, Pasal 16 sampai
dengan Pasal 19, Pasal 25, Pasal 27, dan Pasal 28 diancam pidana denda serendah-rendahnya
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selama-
lamanya 6 (enam) bulan.
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 5 sampai dengan Pasal 8, Pasal 15, Pasal 20 sampai
dengan Pasal 24, dan Pasal 26 Undang-undang ini diancam pidana denda serendah-
rendahnya Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp
25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda
selama-lamanya 5 (lima) bulan.
(3) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41 Undang-undang ini diancam pidana denda
serendahrendahnya Rp 1.000.000.00,00 (satu miliar rupiah) dan setinggi-tingginya
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), atau pidana kurungan pengganti denda selama-
lamanya 3 (tiga) bulan.
Sanksi Pelanggar UU RI No. 5 Tahun 1999 (Pasal 47, 48, dan 49)

Pasal 49 – Bagian Ketiga, Pidana Tambahan

Dengan menunjuk ketentuan Pasal 10 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, terhadap pidana
sebagaimana diatur dalam Pasal 48 dapat dijatuhkan pidana tambahan berupa:
a. pencabutan izin usaha; atau
b. larangan kepada pelaku usaha yang telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap
undangundang ini untuk menduduki jabatan direksi atau komisaris sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun dan selama-lamanya 5 (lima) tahun; atauc. penghentian kegiatan atau tindakan
tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak lain.
Penegakan Hukum Antitrust
Antitrust adalah istilah bagi kebijakan ekonomi dan hukum yang dirancang untuk
membatasi monopoli dan mempromosikan persaingan.
Di Indonesia sendiri untuk merespon permasalahan, perkembangan, dan kebutuhan hukum
terkait keberlakuan undang-undang tentang larangan praktik monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat, disahkanlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pengaturan monopoli terdapat 2 (dua)
kelompok karakteristik yaitu:

1. Kelompok pasal yang memiliki karakteristik rule of reason.


2. Kelompok pasal yang memiliki karakteristik perse illegal.
Gerakan Deregulasi
Deregulasi (deregulation) merujuk pada mengurangi atau menghilangkan aturan yang
menghambat kegiatan ekonomi tertentu.

Terdapat beberapa alasan mengapa adanya Deregulasi yaitu :


1. Mempromosikan persaingan.
2. Mengurangi biaya menjalankan bisnis.
3. Memaksimalkan kesejahteraan ekonomi.
4. Alasan regulasi tidak lagi relevan.
Kelebihan, Kekurangan, dan Contoh Deregulasi

Kelebihan: Kekurangan:

1. Alokasi sumber daya lebih efisien. 1. Penurunan kualitas produk.


2. Mengurangi biaya menjalankan 2. Meningkatnya biaya eksternalitas
bisnis. negative.
3. Menawarkan lebih banyak pilihan. 3. Penguasaan sumber daya ekonomi.
4. Meningkatkan kesejahteraan 4. Meningkatkan risiko sistemik sistem
ekonomi jangka panjang. keuangan.

Beberapa contoh yang termasuk Deregulasi yaitu :


• Menghilangkan kontrol harga.
• Pemotongan subsidi untuk perusahaan.
• Mengurangi peraturan, persyaratan perizinan, dan hambatan lain untuk
menjalankan bisnis.
Regulasi Persaingan Internasional
Bentuk-bentuk regulasi atas perdagangan intenasional:

1. Tarif impor (import tariff).


2. Kuota impor (import quota).

3. Pembatasan ekspor sukarela (voluntary export restraint - VER)


Sebuah negara pengimpor yang mempengaruhi negara lain untuk mengurangi ekspor
sebuah komoditasnya secara “sukarela” dibawah ancaman pembatasan perdagangan
yang lebih banyak dan menyeluruh.

4. Putaran uruguay (uruguay round)


Jadwal pengurangan pembatasan perdagangan sebagai akibat berhasil diselesaikannya
negoisasi perdagangan multilateral Putaran Uruguay pada bulan Desember 1993: tarif,
kuota, antidumping, subsidi, perlindungan, hak milik intelektual, jasa, keputusan industri
lainnya, langkah dalam investasi yang berkaitan dengan perdagangan, dan organisasi
perdagangan dunia.

Anda mungkin juga menyukai