Anda di halaman 1dari 20

BAB 3

TRADE DISTORTIONS AND MARKETING BARRIERS

Capaian Pembelajaran :

Mahasiswa mampu menjawab pertanyaan dan menjelaskan info dasar tentang : penyimpangan
perdagangan dan hambatan pemasaran internasional meliputi :

1. Proteksi thd Industri Domestik


2. Peran Pemerintah thd Proteksi
3. Hambatan Pemasaran:Tarif
4. Hambatan Pemasaran: Non Tarif
5. Hambaran Pribadi
6. World Trade Organization (WTO)
7. Sistem Preferensial

PENGANTAR

Perdagangan bebas (Marketing International) dapat meningkatkan efisiensi dan


kesejahteraan ekonomi bagi semua negara dan warganya yang terlibat. Dalam prakteknya,
perdagangan bebas masih banyak dihindari bahkan ditentang oleh berbagai negara. Hal tersebut
disebabkan selain adanya keuntungan yang diperoleh dari perdagangan bebas namun banyak
juga yang masih merasa belum banyak mendapat keuntungan. Oleh karena banyak negara yang
cenderung mengurangi perdagangan bebas.
Banyak jenis dan dampak hambatan terhadap perdagangan dan pemasaran internasional.
Berbagai alasan digunakan untuk melakukan pembatasan perdagangan. Namun seiring dengan
semakin terbukanya ekonomi dunia maka perlahan-lahan banyak Negara mulai memahami
pentingnya perdagangan internasional dan melepaskan hambatan-hambatan yang
menghalanginya. Banyak hambatan perdagangan internasional baik yang berbasis tariff maupun
non tariff. Demikian juga peran pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri mendorong
penciptaan peraturan.peraturan fiscal dan moneter. Bab ini membahas semua itu untuk
mendapatkan pemahaman mengenai hambatan perdagangan internasional.

PROTEKSI THD INDUSTRI DOMESTIK

Banyak negara cenderung lebih suka mengekspor daripada mengimpor, bahkan banyak Negara
yang menentang perdagangan bebas yang memperbolehkan arus barang dan jasa keluar masuk
antar Negara secara bebas. Khusunya bagi Negara yang sumber daya manusianya tertinggal,
cenderung menentang karena takut menghadapi persaingan asing, sedangkan Negara yang

1
sumber daya manusianya maju sangat mendukung perdagangan bebas, karena yakin mampu
memenangkan persaingan kerja. Banyak alasan suatu Negara menghambat perdagangan bebas
yaitu : mencegah arus uang keluar Negara, mengurangi pengangguran, menyamakan biaya dan
harga, meningkatkan keamanan nasional, dan melindungi industri baru.

Mencegah Arus Uang Keluar Negara

Organisasi Serikat pekerja atau proteksionis berpandangan bahwa perdagangan internasional


menyebabkan arus keluar uang, dan membuat orang asing semakin kaya dan orang lokal
semakin miskin. Proteksionis berpandangan bahwa orang asing menerima uang tanpa
memberikan sesuatu yang berharga pada Negara, mereka menginginkan uang tetap berputar di
dalam tanpa keluar Negara

Mengurangi Pengangguran

Pengurangan produk impor menciptakan lebih banyak permintaan produk dalam negeri sehingga
menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi pekerja dalam negeri. Namun demikian
proteksionisme dapat menyebabkan inflasi karena industry dalam negeri sering tidak dapat
menahan godaan untuk menaikkan harga produknya untuk keuntungan cepat. Dengan harga yang
lebih tinggi, konsumen menjadi lebih miskin karena hanya dapat membeli lebih sedikit, hal
tersebut jika berlanjut menyebabkan keadaan ekonomi lesu. Selain itu proteksionisme cenderung
mendorong negara lain untuk membalas memproteksi produk dalam negeri mereka.

Menyamakan Biaya Dan Harga

Banyak Negara menerapka proteksi untuk menyamakan biaya dan harga barang impor dengan
barang local yang dilindungi. Barang impor yang berefisiensi tinggi memiliki harga lebih rendah
sehingga berpotensi memenangkan persaingan barang local sejenis . Karena itu, hambatan
perdagangan dibutuhkan untuk membuat harga produk impor lebih tinggi dan produk lokal lebih
kompetitif.

Meningkatkan Keamanan Nasional

Suatu Negara harus mandiri dan bersedia membayar ketidakefisienan untuk meningkatkan
keamanan nasional . Ketergantungan terhadap produk impor menyebabkan suatu Negara akan
terus didikte Negara lain termasuk mengenai penentuan harga produknya, karena tidak dapat
memproduksi sendiri.

Melindungi Industri Baru (Bayi)

Industri yang baru berdiri dan belum mencapai efisiensi yang tinggi belum dapat bersaing secara
fair. Mereka harus dilindungi agar bertahan hingga siap untuk dilepaskan sendiri tanpa fasilitas
subsidi dari Negara. Perlindungan harus selektif khususnya untuk industry bayi tujuan ekspor.
Pemerintah harus mengidentifikasi dengan cermat kelayakan industry yang akan diproteksi,
harus tersedia insentif untuk mendorong produktivitas, dan proteksi bersifat sementara, agar
industry tidak manja.

2
PERAN PEMERINTAH DALAM PROTEKSI

Pemerintah berperan penting dalam melindungi produk suatu Negara. Keberadaan


pemerintah bagi para anti proteksi, baik dengan atau tanpa tarif dianggap mendistorsi
perdagangan internasional. Setiap pemerintah memiliki kebijakan , tujuan dan tarif pajak
pendapatan dan penjualan yang berbeda. Bahkan untuk melindungi produk dalam negerinya
banyak pemerintah mengizinkan kartel beroperasi. Kartel adalah perjanjian bisnis internasional
untuk menetapkan harga dan membagi pasar bagi sekumpulan jenis usaha tertentu. Kartel di
beberapa Negara dianggap illegal namun beberapa Negara lain diijinkan. Peran pemerintah
dapat juga dengan membangun kerja sama ekonomi antar pemerintah. Pemerintah menjadi
penyebab utama dalam mendistorsi perdagangan dengan menggunakan kombinasi metode tarif
dan nontarif.

MARKETING BARRIES (TARRIF)

Daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan untuk
mempermudah pentarifan dalam perdagangan dan berlaku secara internasional disebut
Harmonized Commodity Description and Coding System (HS). Berdasarkan HS disusun Buku
Tarif Bea masuk Indonesia (BTBMI). Indonesia telah beberapa kali menerbitkan dan
menyempurnakan BTBMI, terakhir BTBMI 2007 berdasarkan Amandemen HS 2006. Saat ini
Buku Tarif Bea masuk Indonesia (BTBMI) berubah nama menjadi Buku Tarif Kepabeanan
Indonesia (BTKI), perbedaannya jika BTBMI hanya untuk pengklasifikasian barang impor,
sedangkan BTKI mengklasifikasi baik barang impor maupun barang ekspor.

Tariff, berasal dari kata Prancis yang berarti menilai, harga, atau daftar biaya. Definisi tarif
adalah bea cukai atau pajak atas produk yang melintasi batas. Tarif dapat diklasifikasi dengan
beberapa jenis. Klasifikasi dapat berdasarkan arah, tujuan, jangka waktu, rate dan titik
distribusi.
.
Klasifikasi Tarif Berdasarkan Arah: Tarif Impor Dan Ekspor

Tarif yang diberlakukan berdasarkan arah pergerakan produk terdiri dari : impor dan Ekspor.
Tarif impor dikenakan untuk produk yang masuk suatu Negara dengan tujuan memperoleh
pendapatan pajak sekaligus melindungi produk dalam negeri agar mapu bersaing dengan barang
impor yang lebih mahal setelah dikenai tariff impor. Tarif ekspor dikenakan untuk produk yang
keluar Negara untuk diekspor dengan bebrapa alas an misalnya karena produk yang diekspor
memiliki komponen sumber daya atau bahan mentah yang langka.

Klasifikasi Tarif Berdasarkan Tujuan: Tarif Pelindung Dan Pendapatan

Berdasarkan tujuan tarif dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu : tarif protektif dan tarif
pendapatan. Tarif protektif bertujuan melindungi industri lokal, pertanian, dan tenaga kerja dari
pesaing luar negeri dengan menjauhkan produk asing dari pasar dalam negeri. Tarif pendapatan

3
bertujuan menghasilkan pendapatan pajak untuk pemerintah. Jika dibandingkan dengan tarif
protektif, tarif pendapatan relatif rendah.

Klasifikasi Tarif Berdasarkan Jangka Waktu : Tariff Surcharge dan Countervailing Duty

Berdasarkan jangka waktunya tariff dapat diklasifikasi menjadi dua yaitu : Tariff Surcharge (tarif
biaya tambahan) bersifat tindakan sementara, sedangkan Countervailing Duty (bea
penyeimbang) bersifat biaya tambahan permanen.
Bea penyeimbang dikenakan pada produk impor yang disubsidi oleh pemerintahnya. Biasanya
pemerintah memberikan keuntungan khusus , diskon atau subsidi ekspor dengan potongan
pajak tertentu jika barang diekspor

Klasifikasi Tarif Berdasarkan rate : Specific, Ad valorem, and Combined

Ada tiga klasifikasi tarif berdasarkan rate : spesifik, ad valorem, dan gabungan.

Tarif /Bea Khusus (spesifik) adalah bea yang ditetapkan dalam jumlah tertentu per satuan berat,
ukuran, atau lainnya . (misalnya, Rp 200 ribu / ton atas impor kedelai ke Indonesia). Pada tarif
spesifik, bea masuk dikenakan dengan menentukan besaran bea masuk setiap satuan barang yang
diimpor. Misalnya beras dikenakan bea masuk sebesar Rp. 550,- per kilogram. Maka untuk
mengetahui berapa bea masuk yang harus dibayar, cukup mengalikan besarnya tarif per satuan
barang dengan jumlah satuan barang. Secara konsepsional, alasan utama suatu barang dikenakan
tarif spesifik adalah untuk memudahkan penghitungan pungutan pabeannya, dengan
pertimbangan harga barang yang dikenakan tarif spesifik ini tidak akan berubah signifikan dalam
waktu yang relatif lama.

 Barang Impor yang Menggunakan Tarif Spesifik

Secara umum hampir semua jenis barang impor menggunakan tarif advalorum
dan hanya beberapa jenis barang saja yang menggunakan tarif spesifik. Saat ini barang
yang dikenakan tarif spesifik adalah Gula, beras, MMEA, dan Film (sinematografi).

 Dasar Pengenaan Tarif Spesifik

Alasan utama digunakannya bea masuk spesifik adalah karena mudahnya


perhitungan bea masuk yang mesti dibayar. Bea masuk spesifik relevan digunakan untuk
barang-barang yang harganya relatif konstan dalam waktu yang lama. Besar kecilnya tarif
tentu memperhatikan spesifikasi dan harga barang agar tujuan utama pengenaan tarif
yaitu untuk memberikan perlindungan produk dalam negeri dapat tercapai. Contoh
pengenaan tarif spesifik secara bertingkat adalah gula. Gula tebu yang belum diberikan
tambahan zat perasa dan pewarna dikenakan tarif sebesar Rp. 550,- per kilogram,
sedangkan gula tebu yang telah diberikan tambahan zat perasa dan pewarna dikenakan
tarif sebesar Rp. 790,- per kilogram. Contoh lain pengenaan tarif spesifik secara
bertingkat adalah MMEA. MMEA dikenakan tarif bea masuk mempertimbangkan jenis
MMEA dan kadar alkohol yang terkandung pada barang yang diimpor. Pengenaan tarif

4
MMEA dibedakan dalam 3 (tiga) tingkat yaitu Rp. 14.000,- per liter, Rp. 55.000,- per
liter, dan Rp. 125.000,- per liter.

Tarif ad valorem (OECD Glossary of Statistical Terms) adalah pungutan yang dikenakan atas
impor dalam persentase nilai yang tetap atau tarif ad valorem adalah tarif yang dikenakan dalam
bentuk persentase tertentu dari harga. Sedangkan berdasarkan World Integrated Trade Solution
(WITS) World Bank, tarif ad valorem merupakan tarif yang paling umum digunakan dan
didefinisikan sebagai tarif bea masuk yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari nilai
produk.

Ad valorem tax dalam bahasa latin berarti berdasarkan nilai. Konsep ad valorem ini diterapkan
secara luas pada pajak pertambahan nilai (PPN), bea masuk, dan cukai. Berdasarkan OECD
Glossary of Tax Terms, ad valorem tax adalah pajak atas barang atau properti yang dinyatakan
sebagai persentase dari harga jual atau nilai taksiran. Ad valorem tax juga kerap diterapkan pada
pajak properti yang dikenakan atas real estate. Karakteristik penting dari ad valorem tax adalah
pajak ini proporsional dengan nilai aset yang mendasarinya, tidak seperti specific tax yang
jumlahnya tetap terlepas dari nilai aset yang mendasarinya.

Pada intinya tarif ad valorem adalah tarif yang ditetapkan atau pungutan yang dikenakan
berdasarkan pada persentase tertentu dari harga barang. Merujuk pada Pasal 12 UU Kepabeanan
tarif ad valorem untuk bea masuk paling tinggi ditetapkan sebesar 40% dari nilai pabean.
Tarif ad valorem untuk cukai juga berlaku terhadap Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya
(HPTL) atau tembakau alternatif yang dikenakan 57% dari harga jual eceran seperti diatur Pasal
6 PMK No.146/PMK.010/2017 s.t.d.t.d PMK Indonesia No.156/PMK.010/2018.

Combined Tariff (gabungan advalorum dan spesifik) . Pada tarif gabungan ini, bea masuk
dikenakan dengan mengkombinasikan tarif persentase dan tarif spesifik sekaligus pada suatu
barang impor. Pada praktiknya saat ini Indonesia tidak menerapkan tarif gabungan. Tarif spesifik
pun hanya diterapkan untuk beberapa jenis barang impor, sehingga mayoritas barang impor saat
ini menggunakan tarif advalorum.
.

Distribution and Consumption Taxes


Pajak dikenakan pada titik distribusi atau saat pembelian dan konsumsi terjadi. Jenis
pajak inti terdiri dari empat macam: Single-stage taxes, Value-added tax, Cascade taxes, Excise
tax.

Single-stage taxes : Single stage tax adalah suatu jenis pajak atas konsumsi (pajak
penjualan) yang pengenaannya dilakukan hanya pada salah satu mata rantai jalur produksi
atau jalur distribusi. Berdasarkan mekanisme produksi dan distribusi barang, single stage tax
dibagi dalam 3 tingkat pengenaan, yaitu :

 A single stage tax at the manufacturer’s level (a manufacturer tax) : Pajak atas
konsumsi (pajak penjualan) yang dikenakan hanya pada tingkat pabrikan. Pada tingkat
ini wajib pajaknya relatif sedikit, sehingga memudahkan bagi fiskus dalam melakukan

5
pengawasan dan pembinaan. Namun disisi lain pengenaan pajak pada tingkat ini
sering menimbulkan pajak berganda (kumulasi), karena pajak yang telah dibayar oleh
satu pabrikan kepada pabrikan lain dalam rangka menghasilkan barang produksinya
dijadikan sebagai unsur harga pokok produksi yang atas penyerahannya dikenakan
pajak.

 A single stage tax at the wholesale level (a wholesale tax) : Pajak atas konsumsi yang
dikenakan hanya pada tingkat pedagang besar. Pada wholesale tax ini, distorsi
terhadap persaingan antara pedagang besar dengan pedagang eceran dapat dikurangi.
Hal ini terjadi oleh karena semakin dekat kepada konsumen akan semakin mudah
untuk menghitung dasar pengenaan pajak. Namun pada level ini belum dapat
menjamin adanya netralitas pajak Selain itu, apabila pedagang besar melakukan
penjualan secara langsung kepada konsumen, maka pengusaha tersebut harus meneliti
harga jual dan margin profit yang diperoleh pedagang eceran. Disamping itu pada
level ini tidak dapat mencakup penyerahan atas jasa.

 A single stage tax at the retail level (a retail tax), tidak hanya mengenakan pajak atas
penyerahan barang yang dilakukan oleh pedagang eceran, melainkan juga mencakup
penyerahan yang dilakukan oleh setiap pengusaha yang menyerahkan barang
langsung ke konsumen. Pada level ini beban pajak dapat diketahui secara pasti, karena
yang menjadi dasar pengenaan pajak adalah harga jual eceran. Namun pada level ini
memerlukan pembukuan dan pecatatan secara tertib. Selain itu, pada level ini ada
kesulitan yaitu, sulitnya mengetahui apakah pembeli akan menggunakannya untuk
konsumsi atau untuk usaha produksinya, karena apabila digunakan untuk konsumsi
tidaka akan dikenakan pajak.

Value-added tax (Pajak Pertambahan Nilai-PPN) : pada dasarnya merupakan Pajak penjualan
yang dipungut atas dasar nilai tambah yang timbul pada semua jalur produksi dan distribusi.
Pengertian Value Added (Alain Tait) adalah sebagai berikut :
“Value Added is the value that a producer (whether a manufacturer, distributor, advertising
agent, hairdresser, farmer, race horse trainer or circus owner) adds to his raw material or
purchases (other than labor) before selling the new or improved product or service. That is, the
inputs (the raw materials, transport, rent advertising and so on) are bought, people are paid
wages to work on these inputs and, when the final good and service is sold, some profit is left. So
value Added can be looked at from the additive side (wages plus profits) or from the subtractive
side (output minus inputs).”17

Berdasarkan pengertian dari Alan Tait tersebut, maka value added dapat dilihat dari dua sisi. Hal
tersebut dapat dilihat dari formula di bawah ini

Value Added = Wages + profits = output - input

6
Pajak atas pertambahan nilai dinamakan Value Added Tax. Menurut Melville bahwa Value Added
Tax (VAT) adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas penyerahan pada bermacam-macam
barang dan jasa, prinsip dasarnya adalah suatu pajak yang harus dikenakan pada setiap proses
produksi dan distribusi tetapi jumlah pajak yang terutang dibebankan kepada konsumen akhir
yang memakai produk tersebut. Smith dkk mendefinisikan Value Added Tax (VAT) : “The VAT
is tax on the value added by a firm to its products in the course of its operation. Value Added can
be viewed either as the difference between a firm’s, sales and its purchase during an accounting
period or as the sum of its wages, profits, rent, interest and other payments not subject to the tax
during that period.”. Smith mengatakan bahwa VAT dapat dilihat sebagai selisih antara
penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam suatu periode akuntasi
tertentu.

Sistem Pemungutan dalam Pajak Pertambahan Nilai


Terdapat dua jenis sistem pemungutan Pajak Penjualan, yaitu Single-stage levies dan
Multiple-stage levies (Ben Terra). Adapun Multiple Stage Tax adalah karakteristik Pajak
Pertambahan Nilai yang dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi.
Multiple Stage Levies terbagi menjadi dua, yaitu: Cumulative Multiple Stage Levies dan
Noncumulative Multiple Stage Levie.
Sistem pemungutan yang dipakai dalam Pajak Pertambahan Nilai adalah
Noncumulative Systems. Pajak dipungut beberapa kali pada semua mata rantai jalur produksi
dan distribusi namun hanya pada pertambahan nilainya saja. Nilai tambah ini timbul karena
dipakainya faktor produksi di setiap jalur peredaran suatu barang termasuk semua biaya untuk
mendapatkan laba, bunga, sewa dan upah kerja. Pertambahan nilai ini biasanya tercermin dari
selisih antara harga penjualan dengan pembelian. Karena dasar pengenaan pajak ini adalah nilai
tambah, maka disebut dengan Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax).

Cascade taxes (Pajak bertingkat ) : Pemberlakuan pajak penjualan atas produk pada setiap tahap
berturut-turut dalam rantai pasokan dari bahan mentah hingga pembelian konsumen. Setiap
pembeli dalam rantai pasokan membayar harga berdasarkan biayanya, termasuk pajak
sebelumnya atau pajak yang telah ditagih.
Pajak cascade pada dasarnya adalah pajak di atas pajak. Ada cascading efect pada
produk yang melalui beberapa tahap produksi dan dikenakan pajak setiap tahapnya di sepanjang
rantai pasokan hingga ke pengguna akhir. Hal ini menyebabkan pajak penjualan riil menjadi
lebih tinggi daripada tarif pajak penjualan pada umumnya
Negara yang mengenakan pajak kaskade kemungkinan sulit untuk bersaing di pasar luar
negeri, karena menyebabkan harga produk yang akan diekspor lebh tinggi daripada para pesaing
internasional.

Cara Kerja Pajak Bertingkat : Misalnya sebuah toko ritel bungkus kado, barangnya
berasal dari pabrik kayu yang menebang pohon, dan dijual ke pabrik kertas. Kemudian melalui
prosesnya di pabrik hingga menjadi kertas lembaran dan gulungan. Selanjutnya kertas gulungan
ini dibeli oleh perusahaan yang mendesain dan mencetak kertas kado dalam jumlah besar dan
menjualnya secara grosir. Pedagang grosir kemudian menjualnya ke toko ritel untuk dijual dalam
gulungan kecil hingga terakhir dijual pada konsumen akhir. Pada setiap pengalihan kepemilikan
tersebut terdapat transaksi yang dikenakan pajak dan setiap transaksi termasuk pajak penjualan.

7
Total biaya transaksi didasarkan pada biaya bisnis kumulatif, termasuk jumlah semua pajak yang
dikenakan untuk setiap transaksi sebelumnya menyebabkan harga meningkat.

Excise tax (Pajak cukai): Pajak cukai memiliki potensi yang signifikan terhadap sumber
penerimaan daerah, terutama pada administrasi. Terutamanya pada cukai pajak kendaraan. pajak
itu jelas dapat dieksplorasi lebih lengkap daripada yang biasanya terjadi di beberapa negara yaitu
dari perspektif administrasi berupa pajak bahan bakar, dan pajak otomotif. Pajak bahan bakar
juga terkait dengan penggunaan jalan, dan efek eksternal seperti polusi, kecelakaan dan
kemacetan kendaraan.
Excise tax (Pajak cukai): berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 “Cukai
adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat
atau karakteristik yang ditetapkan dalam undang-undang ini” Maksud dari barang-barang
tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik adalah barang yang : 1. konsumsinya perlu
dikendalikan; 2. peredarannya perlu diawasi; 3. pemakaiannya dapat menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup; atau 4. pemakaiannya perlu pembebanan
pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan, dikenai cukai berdasarkan undang-undang
ini.
Barang barang yang mempunyai sifat dan karakteristik tersebut diatas dinamakan
Barang Kena Cukai. Sedangkan sampai dengan saat ini, barang kena cukai (objek cukai) yang
dipungut cukainya terdiri atas: • etil alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang
digunakan dan proses pembuatannya; • minuman yang mengandung etil alkohol dalam kadar
berapa pun, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya,
termasuk konsentrat yang mengandung etil alkohol; • hasil tembakau, yang meliputi sigaret,
cerutu, rokok daun, tembakau iris,dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan tidak
mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti atau bahan pembantu dalam
pembuatannya.
Fungsi Cukai : 1. Revenue Collection : sebagai bagian dari hukum fiskal maka fungsi
cukai adalah dalam rangka untuk mengumpulkan penerimaan negara dalam bentuk pajak tidak
langsung berupa cukai. 2. Community Protection : fungsi Perlindungan terhadap masyarakat , 3.
Industry Facility : fungsi pemberian fasilitias terhadap industri , 4. Pemberian kesempatan kerja.
Fungsi pemberian kesempatan kerja

MARKETING BARRIES (NON TARIFF BARRIES)

Banyak jenis hambatan nontarif hambatan. Hambatan non-tarif (non-tariff barriers) adalah
penghalang untuk membatasi perdagangan internasional melalui instrumen non pajak atau bea.
Bersama dengan hambatan tarif, itu membentuk hambatan perdagangan. Hambatan non-tarif
berdampak pada arus masuk dan keluar barang dari sebuah negara. Beberapa negara
mengunakannya untuk memproteksi perekonomian domestik. Sementara yang lain
menggunakannya sebagai strategi politik ekonomi untuk membalas praktik serupa oleh negara
mitra. Hambatan non-tarif mengurangi manfaat dari perdagangan bebas. Alokasi sumber daya
ekonomi global tidak efisien. Keuntungan di satu negara menjadi beban bagi negara lainnya.
Dibandingkan hambatan tarif, hambatan non-tarif tidak menghasilkan pendapatan bagi pemerintah.
Hambatan nontarif berdimensi :

8
1. Berupa aspek non pajak. Itu mungkin berupa pembatasan volume, persyaratan standar
produk, dan pemberian lisensi. Karena tidak memungut pajak atau bea atas produk, itu tidak
menghasilkan pendapatan bagi pemerintah.
2. Mempengaruhi volume perdagangan. Terkadang, itu juga mempengaruhi harga barang
impor secara tidak langsung. Misalnya, kuota impor lebih rendah mengurangi pasokan dan
menaikkan harga di pasar domestik.
3. Dapat dikenakan oleh negara eksportir maupun negara importir. Misalnya, dalam
kasus pengekangan ekspor sukarela, negara pengekspor setuju untuk membatasi pengiriman
barang ke negara mitra.
4. Lebih kompleks. Beberapa membutuhkan administrasi yang kompleks dan koordinasi di
antara lebih banyak pejabat.
5. Berkontribusi bagi keuntungan importir. Misalnya, dalam kasus kuota, perusahaan
menangkap keuntungan dari kenaikan harga akibat berkurangnya volume pasokan.
Alasan untuk hambatan non-tarif
Beberapa alasan mengapa pemerintah memberlakukan hambatan non-tarif.
1. Pertama, pemerintah ingin melindungi lapangan kerja domestik. Tingginya impor
mengintensifkan persaingan dan mengancam industri dalam negeri. Ketika tidak dapat
bersaing, industri mati dan menyisakan lebih banyak pengangguran di dalam negeri.
2. Kedua, hambatan bertujuan untuk melindungi konsumen, keamanan maupun lingkungan
domestik. Pemerintah membatasi impor untuk produk-produk yang membahayakan dan
tidak memenuhi standar domestik. Misalnya, produk tersebut berdampak negatif bagi
kesehatan konsumen atau mencemari lingkungan domestik. Begitu juga, industri pertahanan
seringkali menikmati tingkat perlindungan yang signifikan karena strategis bagi keamanan
nasional.
3. Ketiga, pemerintah berusaha untuk melindungi industri baru. Dengan membatasi impor,
pemerintah mengurangi tekanan persaingan bagi industri bayi (infant industry). Dengan
begitu, industri tersebut dapat tumbuh, mencapai tahap matang, dan lebih kompetitif di pasar
internasional.
4. Keempat, hambatan perdagangan sebagai reaksi pembalasan. Pemerintah memproteksi dari
persaingan tidak adil oleh negara mitra. Ketika negara mitra memberlakukan hambatan,
maka pemerintah berkepentingan untuk melakukan langkah serupa.

Jenis hambatan non-tarif

Berbagai jenis hambatan non-tarif hadir dan berikut adalah beberapa diantaranya:

9
1. Lisensi : Pemerintah dapat menggunakan lisensi untuk membatasi siapa yang boleh
mengimpor atau mengekspor. Untuk dapat melakukan perdagangan internasional,
pengimpor atau pengekspor harus memiliki lisensi dari pemerintah.
2. Standardisasi : Pemerintah mensyaratkan produk harus memenuhi standar domestik
tertentu. Mereka memberlakukan standar pada klasifikasi, pelabelan dan pengujian produk.
Standarisasi bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan konsumen, keamanan
nasional, dan lingkungan domestik.
3. Persyaratan konten local : Pemerintah mensyaratkan produk ekspor harus memiliki
kandungan bahan baku lokal sebesar persentase tertentu. Itu biasanya bertujuan untuk
mengembangkan industri hulu. Ketika meningkatkan persyaratan konten lokal, permintaan
terhadap bahan baku domestik meningkat. Itu memacu aktivitas bisnis, menciptakan lebih
banyak pekerjaan dan pendapatan di dalam negeri.
4. Kuota impor : Melalui kuota, pemerintah mensyaratkan batas volume produk impor yang
masuk ke pasar domestik. Untuk memberlakukannya, pemerintah memberikan lisensi
impor ke beberapa perusahaan. Pemerintah membatasi volume impor untuk masing-masing
perusahaan. Mereka dapat mengirimkan barang dari luar negeri berapapun sampai mencapai
kuota. Dalam pelaksanaannya, pemerintah mungkin menetapkan kuota tetap. Itu membatasi
volume maksimum yang dapat dikirimkan dari luar negeri. Misalnya, pemerintah
membatasi impor gula sebesar 1 juta ton. Alternatifnya, pemerintah menerapkan kuota
berbasis tarif tambahan (tariff-rate quota). Dalam hal ini, pemerintah masih mengizinkan
volume impor melebihi kuota, namun mengenakan tarif yang lebih tinggi. Misalnya, impor
gula bisa melebihi 1 juta ton namun importir harus membayar bea masuk sebesar 30%, lebih
tinggi dari tarif normal sebesar %10.
5. Embargo : adalah larangan total untuk bertransaksi dengan negara tertentu. Itu mungkin
bertujuan untuk membatasi impor barang-barang berbahaya seperti obat-obatan berbahaya
dan satwa langka. Seringkali, embargo merupakan langkah politis ekonomi. Negara dengan
kekuatan ekonomi dan politik besar di dunia seperti Amerika serikat seringkali
memberlakukannya untuk menekan dan mengisolasi negara lain. Misalnya, Amerika Serikat
memberlakukan embargo dan melarang penjualan pesawat terbang dan suku cadang ke
perusahaan penerbangan Iran.
6. Subsidi ekspor : Subsidi dapat mengambil bentuk pembayaran langsung, pinjaman berbiaya
rendah, keringanan pajak untuk eksportir, atau iklan internasional yang dibiayai pemerintah.
Itu berkontribusi mengurangi biaya operasi dan memungkinkan harga produk domestik
lebih kompetitif di pasar internasional. Tujuan utama subsidi adalah merangsang ekspor.
Ketika ekspor meningkat, industri dalam negeri dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja
dan menghasilkan lebih banyak pendapatan.

10
7. Devaluasi nilai tukar : Pemerintah dapat mengintervensi pasar valuta asing untuk
mempengaruhi ekspor dan impor. Misalnya, China mendevaluasi Yuan agar produk
ekspornya lebih kompetitif di pasar global. Devaluasi membuat nilai tukar Yuan relatif
lemah terhadap mata uang lainya dan membuat produk ekspor lebih murah bagi pembeli di
luar negeri. Sebagai hasilnya, itu merangsang ekspor. Di sisi lain, devaluasi membuat
produk impor lebih mahal bagi orang China. Mereka kemudian beralih ke produk-produk
lokal. Akibatnya, impor turun. Sebagai hasilnya, devaluasi menghasilkan surplus
perdagangan yang signifikan. Di tahun 2019, China melaporkan nilai surplus
perdagangan sebesar $421.9 miliar. Surplus perdagangan berkontribusi terhadap cadangan
devisa China yang luar biasa, mencapai $3,2 triliun di September 2020 dan merupakan yang
terbesar di dunia.
8. Pengekangan ekspor sukarela : Pengekangan ekspor sukarela (voluntary export
restraints) merupakan kebijakan kuota oleh negara pengekspor. Negara pengekspor setuju
untuk membatasi volume pengiriman, biasanya karena aliansi politik atau sebagai
kesepakatan perjanjian perdagangan. Contohnya : kebijakan antara Jepang dan Amerika
Serikat di tahun 1981. Jepang setuju menerapkan pengekangan ekspor sukarela dan
membatasi ekspor 1,68 juta mobil ke AS per tahun. Angkanya kemudian meningkat menjadi
2,3 juta pada tahun 1985.
9. Hambatan administrative Pemerintah memberlakukan prosedur birokrasi yang lebih
panjang untuk membatasi impor. Saat mengirimkan produk dari satu negara ke negara lain,
perusahaan harus melalui prosedur bea cukai yang lebih rumit dan mahal. Para akhirnya, itu
meningkatkan biaya administratif dan menghambat arus barang internasional.
Government participation in trade
Tingkat keterlibatan pemerintah dalam perdagangan bervariasi dari pasif ke aktif. Jenis
partisipasi termasuk panduan administrasi, perdagangan negara, dan subsidi.
 Administrative guidance : Pemerintah secara rutin memberikan konsultasi
perdagangan untuk perusahaan swasta.
 Subsidies : kontribusi finansial secara langsung atau tidak langsung oleh pemerintah
meliputi : uang tunai, suku bunga, nilai tambah pajak, pajak penghasilan badan, pajak
penjualan, ongkos kirim, asuransi, dan infrastruktur, pinjaman bersubsidi sektor
prioritas, tingkat rediscount preferensial, dan subsidi anggaran
 Government procurement and state trading : Negara melakukan operasi komersial
secara langsung atau tidak langsung, melalui agensi di bawahnya kontrol.

Customs and entry procedures


 Classification : produk yang diklasifikasikan menentukan status beanya.
 Valuation : masing-masing produk divaluasi dan nilainya mempengaruhi jumlah tarif
yang dikenakan.
 Documentation : banyak dokumen dan formulir yang dipersyaratkan untuk bias
masuk impor.
 License or permit : memerlukan lisensi atau izin dari instansi atau lembaga tertentu
sebelum masuk impor misalnya : impor minuman suling, anggur, minuman malt,
senjata, amunisi, dan bahan peledak ke dalam USA memerlukan lisensi yang
dikeluarkan oleh Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api.

11
 Inspection : Barang harus diperiksa untuk menentukan kualitas dan kuantitas, terkait
nilai produk untuk penentuan tarif, item impor konsisten dengan dokumen terlampir
dan produk memenuhi peraturan kesehatan dan keselamatan
 Health and safety regulations :Peraturan kesehatan dan keselamatan untuk produk
tertentu : pertanian, penerima TV, oven microwave, perangkat sinar-X, kosmetik,
kimia zat, dan pakaian.

Product requirements
 Product standards : Standar produk impor harus mengikuti peraturan Negara misalnya
: kelas, ukuran, kualitas, persyaratan lain.
 Packaging, labeling, and marking : Kemasan, pelabelan, dan penandaan dengan cara
sesuai standard keamanan dan alasan Negara tujuan, misalnya : harus dalam bahasa
Inggris dan French.
 Product testing : Produk harus melewati uji keamanan dan kesesuaian sebelum bisa
dipasarkan.
 Product specifications : Spesifikasi produk, spesifikasi harus ditulis sedemikian rupa
sesuai peraturan lokal , misalnya, spesifikasi ditulis sangat rinci, atau ditulis mirip
produk dalam negeri.
Quotas : kontrol jumlah barang impor.Ada tiga jenis kuota: absolut, tarif, dan sukarela.
 Absolute quotas : Kuota absolut adalah jumlah absolut yang dapat diimpor selama
periode kuota.
 Tariff quotas : jumlah yang melebihi kuota impor dapat masuk dengan pengenaan bea
lebih tinggi.
 Voluntary quotas : Kuota sukarela merupakan kesepakatan formal antar negara, atau
antara negara dan industri untuk menentukan batas pasokan berdasarkan produk,
negara, dan volume.

Financial control : penetapan peraturan keuangan untuk membatasi perdagangan internasional.


Kebijakan moneter ketat dirancang untuk mengendalikan arus modal sehingga mata uang dapat
dipertahankan atau diimpor dapat dikontrol.
Exchange control : Pemerintah dapat mengintervensi pasar valuta asing untuk mempengaruhi
ekspor dan impor
Multiple exchange rates : Pengenaan nilai tukar ganda untuk mendorong ekspor dan impor
barang tertentu, dan mencegahnya ekspor dan impor barang yang lain, sehingga ada perusahaan
dengan produk yang menguntungkan dan ada yang rugi.
Prior import deposits and credit restrictions. Prior import deposits pembatasan impor melalui
batas deposito dan pembatasan kredit. Hambatan ini memaksakan pembatasan keuangan tertentu
pada importir berupa simpanan impor (forced deposit)
 Credit restrictions : pembatasan kredit berlaku untuk kegiatan impor; dimana importir
tidak diberi kredit atau pembiayaan dari pemerintah sehingga harus mencari pinjaman di
sektor swasta dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi.
 Profit remittance restrictions, pembatasan pengiriman uang keuntungan ke Negara asal.

12
Pro dan kontra hambatan non-tarif

Sejumlah dampak positif hambatan non-tarif adalah:


Pertama, pasar domestik menciptakan lebih banyak pekerjaan. Penurunan impor seharusnya
mengalihkan permintaan ke produk domestik.
Perusahaan domestik seharusnya meningkatkan produksi untuk menutupi kekurangan akibat lebih
sedikit impor. Untuk meningkatkan produksi, mereka harus berinvestasi di barang modal dan
merekrut lebih banyak tenaga kerja lokal. Itu pada akhirnya memiliki multiplier effect di dalam
perekonomian.
Kedua, hambatan non-tarif melindungi perkembangan industri baru atau strategis. Itu memberikan
ruang yang cukup untuk mereka berkembang, mencapai skala ekonomi dan kompetitif di pasar
internasional. Akhirnya, mereka menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan bagi
perekonomian domestik.
Ketiga, kebijakan non-tarif lebih efektif dalam membatasi volume impor. Di bawah kuota misalnya,
sasaran utama adalah kuantitas impor. Ketika pemerintah berusaha mengurangi pasokan impor,
kuota lebih efektif daripada tarif karena secara langsung berdampak pada volume impor.
Namun demikian, hambatan non-tarif juga berdampak negatif, diantaranya:
Pertama, pemerintah tidak dapat menghasilkan pendapatan ekstra. Di bawah tarif, pemerintah
mengenakan pajak atas barang impor. Sebaliknya, itu tidak berlaku untuk hambatan non-tarif.
Kedua, hambatan non-tarif membatasi fungsi pasar bebas. Pendukung pasar bebas memandang itu
menyebabkan alokasi sumber daya yang tidak efisien di pasar global.
Negara seharusnya berspesialisasi dan memperdagangkan produk yang memiliki keunggulan
komparatif. Dengan begitu, perdagangan bebas memberikan manfaat maksimum. Namun, karena
pemerintah mengintervensi melalui hambatan non-tarif, manfaat seperti itu berkurang.
Ketiga, biaya menjalankan bisnis meningkat. Perusahaan harus memenuhi beberapa persyaratan
administrasi seperti standarisasi produk dan prosedur bea cukai yang rumit.
Keempat, eksportir harus menghadapi persaingan yang tidak adil di negara mitra. Hambatan non-
tarif menguntungkan bagi perusahaan domestik tetapi menempatkan perusahaan luar negeri pada
posisi kurang menguntungkan.
Eksportir harus menjual lebih sedikit barang di bawah kebijakan kuota. Ketika terkena pembatasan
kuota, mereka harus mencari pasar lain untuk memasarkan produk mereka. Jika tidak, mereka harus
memangkas produksi, menurunkan pendapatan dan keuntungan mereka.
Selain itu, kebijakan devaluasi oleh negara tujuan juga membuat produk eksportir menjadi lebih
mahal. Mereka kurang kompetitif di pasar tujuan.
Kelima, pasar menghadapi kelangkaan. Ketika pemerintah membatasi kuota, pasokan pasar
berkurang. Jika perusahaan domestik tidak dapat mengimbanginya dengan menaikkan produksi,
maka harga pasar akan naik sehingga merugikan konsumen.
Keenam, daya saing melemah dalam jangka panjang. Persaingan penting untuk mempromosikan
inovasi, efisiensi dan produktivitas. Memang, pada awalnya, proteksi pemerintah melindungi
industri dan pekerjaan domestik.
Namun, dalam jangka panjang, kurangnya persaingan menghambat daya saing perusahaan
domestik. Mereka tidak memiliki insentif untuk memacu inovasi, mengefisienkan produksi, dan
membangun daya saing. Efek negatifnya adalah pilihan barang yang sempit, kualitas barang rendah,
dan harga tinggi.

13
Ketujuh, hambatan non-tarif dapat memunculkan perang dagang. Negara mitra dapat menempuh
kebijakan serupa untuk melindungi industri mereka. Ketika eskalasi perang semakin meluas, itu
mengganggu keseimbangan perekonomian global.

WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

World Trade Organization (WTO) merupakan sebuah organisasi tingkat internasional yang fokus
mengelola sistem perdagangan. Pendirian organisasi ini secara khusus bertujuan untuk
melancarkan berbagai proses perdagangan yang terjadi antar negara.

Sejarah WTO
World Trade Organization (WTO) memiliki sejarah pendirian yang cukup panjang. Organisasi
internasional ini sebenarnya telah membidangi masalah-masalah perdagangan antar negara sejak
dulu. Namun, belum bernamakan World Trade Organization, melainkan masih General
Agreement On Tariffs and Trade (GATT).
General Agreement On Tariffs and Trade (GATT) sendiri telah berdiri sejak tahun 1947. Yang
mana pembentukan dari organisasi internasional ini diawali atas perencanaan yang telah
dirancang oleh International Trade Organization (ITO). Dalam rancangan rencana itu, ITO
menginginkan pembentukan sebuah organisasi internasional yang bernamakan GATT.
Penyusunan rencana itu bukannya tanpa alasan. Melainkan didasarkan atas keresahan negara
negara dunia terkait kepentingan perdagangan. Atas dasar tersebut, ITO membentuk GATT ini.
Dalam pembentukannya, organisasi internasional ini diharapkan dapat mengatur arus
perdagangan yang ada di dunia.
Tentunya yang sudah berlisensi hukum, demi kepentingan bersama. Namun, sebenarnya
pendirian GATT ini telah direncanakan sebagai bagian dari Havana Charter. Namun, dalam
penetapan dan perencanaan menghadapi berbagai permasalahan.
Sehingga ITO terpaksa gagal didirikan sebagai sebuah organisasi internasional. Padahal segala
ketentuan yang ada dalam Havana Charter ini telah disetujui dan telah disepakati oleh 53 negara.
Kesepakatan itu berwujud penandatanganan perjanjian.
Walaupun dalam perkembangannya, International Trade Organization (ITO) ini gagal untuk
didirikan. Tidak menutup adanya peluang bahwa GATT masih dapat untuk didirikan. Meskipun
nantinya tanpa ada naungan dari ITO sendiri.
Gagalnya pendirian dari ITO ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Namun, yang menjadi
faktor utama gagalnya pendirian ITO ini adalah karena adanya pengakuan keberatan yang
diajukan oleh Amerika Serikat.
Keberatan Amerika Serikat ini dilatarbelakangi adanya rasa takut dalam pengendalian sistem
perdagangannya. Amerika Serikat ini takut akan kehilangan semua haknya dalam mengatur
segala kondisi negaranya yang berhubungan dengan perdagangan.

14
Bentuk keberatan Amerika Serikat ini diajukan dalam Konferensi Amerika Serikat. Dengan
adanya pengajuan keberatan itu, pembentukan dari ITO ini mulai dipertimbangkan lagi, sebelum
akhirnya dinyatakan untuk ditunda pendiriannya.
Walaupun pendirian dari International Trade Organization (ITO) gagal untuk direalisasikan,
pembentukan dari GATT ini tidak dapat dihentikan. Sehingga atas dasar keinginan dari
masyarakat, GATT ini disepakati untuk didirikan. Yang mana pendiriannya masih dijadikan
sebagai sebuah perjanjian interim atau sifatnya sementara.
Dalam perkembangannya, diadakan sebuah perundingan putaran di Uruguay yang berkaitan
dengan organisasi perdagangan ini. Seperti yang kita tahu, GATT merupakan perjanjian yang
sifatnya masih sementara. Untuk itu diperlukan pembahasan lebih lanjut. Oleh karenanya
diadakan perundingan putaran ini.
Perundingan tersebut tepat diadakan pada tahun 1986-1994. Yang mana dalam pelaksanaannya,
perundingan tersebut menyepakati adanya pergantian peran dan juga fungsi dari GATT oleh
World Trade Organization (WTO).
Sejak saat itulah GATT secara resmi digantikan oleh World Trade Organization (WTO),
tepatnya pada tahun 1995. Sejak awal berdirinya WTO, organisasi ini telah memiliki negara
anggota sebanyak 164 yang berasal dari berbagi wilayah dunia.

Manfaat WTO Bagi Negara Berkembang


Adapun manfaat yang diberikan WTO kepada para anggotanya yang masih berada dalam tahap
negara berkembang.
Manfaat tersebut mencakup adanya beberapa akses kemudahan yang diberikan oleh WTO
terhadap negara anggota yang berkembang.
Diwujudkan dengan pemberian tarif yang relatif rendah dan juga pengecualian lainnya yang
berkaitan dengan perjanjian GATT.

Tujuan Pembentukan WTO


Berikut merupakan tujuan dari pembentukan World Trade Organization (WTO).
 Bertujuan untuk meningkatkan sistem perekonomian di seluruh negara anggotanya.
 Membuka lapangan pekerjaan yang luas.
 Meningkatkan berbagai sistem dari pelayanan perdagangan.
 Memperluas jangkauan pemasaran dari produk yang akan dijual.
 Lebih mengoptimalkan pemanfaatan dan pengolahan semua potensi sumber daya
alam yang ada.
 Menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, yang tentunya lebih
mengutamakan pelestarian lingkungan.

Fungsi WTO
Selain ditujukan untuk mengatur arus perdagangan, World Trade Organization ini juga memiliki
fungsi lainnya. Fungsi-fungsi itu mencakup:

 Mengatur segala bentuk perjanjian antar negara yang berkaitan dengan perdagangan.
Semua negara yang telah menjadi anggota dari WTO ini akan dibantu dalam
melakukan perjanjian internasional, baik dengan negara lainnya ataupun dengan
organisasi besar. WTO ini akan dengan terbuka memfasilitasi pengesahan perjanjian yang
disepakati. Namun, dengan syarat negara yang menjadi anggota dari WTO ini haruslah

15
mematuhi semua peraturan dan juga kebijakan yang telah disepakati bersama. Sehingga
antara organisasi dan negara yang bersangkutan memiliki hubungan yang baik. Dan
tentunya terhindar dari berbagai permasalahan perdagangan. Selain itu, semua perjanjian
yang telah disepakati haruslah ditaati oleh kedua belah pihak.
 Melancarkan segala proses perdagangan yang terjadi. Setiap proses perdagangan, pastilah
melibatkan banyak pihak dalam penyelenggaraannya. Dimana kedua belah pihak itu
diharapkan dapat saling menguntungkan satu sama lain. Namun, semua perjanjian yang
disepakati nyatanya tidak terus berjalan sesuai dengan rencana. Terkadang terdapat
beberapa permasalahan yang muncul. Baik secara sengaja ataupun tidak disengaja.
Permasalahan itu tentunya menjadi sebuah hambatan. Dan disinilah peran dari WTO
sangat diperlukan. WTO sangat berperan penting dalam menghilangkan segala bentuk
hambatan yang timbul. Semua itu dilakukan demi terciptanya kenyamanan dan keamanan
saat melakukan hubungan perdagangan. Dan tentunya lebih menghasilkan banyak
keuntungan bagi negara negara yang berkaitan.
 Menyelesaikan berbagai sengketa dagang. Dalam sebuah proses perdangangan tidak
dipungkiri apabila terdapat beberapa sengketa atau konflik yang muncul. Hal itu menjadi
suatu hal yang marak terjadi. Banyak sekali faktor yang melatarbelakangi timbulnya
konflik itu. Yang mana faktor faktor itu seperti, sifat masyarakat yang majemuk, adanya
perbedaan dalam hal pengaturan ekonomi, dan lain sebagainya. Untuk itu sangat
diperlukan peran dari WTO ini sebagai pihak penengah dan penyelesaian masalah.
 Sebagai wadah negosiasi, Selain berfungsi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
yang ada. WTO ini dapat dijadikan sebagai forum diskusi perdagangan. Yang mana
dalam setiap pertemuan dan rapatnya dapat membicarakan berbagai hal yang erat
kaitannya dengan perdagangan. Hal-hal itu dapat dimulai dari kondisi perdagangan
terkini, negosiasi perjanjian perdagangan, dan lain sebagainya.
 Memonitor Kebijakan Perdagangan, World Trade Organization ini juga berkewajiban
untuk mengawasi dan juga mengontrol berbagai kebijakan dan aturan perdagangan yang
ada dalam suatu negara. WTO memastikan bahwa negara yang berada dalam
keanggotaannya, tidak menyalahi berbagai aturan perdagangan yang sifatnya global.
Sehingga dapat mencegah timbulnya berbagai permasalahan dan perubahan perdagangan
yang signifikan.
 Memberikan bantuan kepada negara berkembang, World Trade Organization, tentunya
tidak menyamakan perlakuannya terhadap negara berkembang dan juga negara maju.
Bukan berarti ada salah satu yang dianak-emaskan, melainkan untuk negara yang
berkembang diberikan penanganan lebih khusus mengenai perdagangan dan ekonominya.
Sebab mereka belum secara mapan dapat mengendalikan semua sistem perdagangannya.

Prinsip WTO
Dalam mengatur arus penyelenggaraan dari perdagangan internasional, WTO memegang
beberapa prinsip pelaksanaan. Berikut merupakan prinsip-prinsip yang dipegang oleh World
Trade Organization (WTO):
1. Mengatur Perdagangan tanpa diskriminasi
WTO harus memperlakukan semua anggotanya dengan sama. Baik negara anggota itu
merupakan negara berkembang ataupun negara maju tetaplah harus diperlakukan sama sesuai
dengan prosesnya. Namun, dengan begitu adapun ketentuan dan aturan WTO yang harus
diperhatikan:

16
 Most Favored Nation (MFN)
 National Treatment
 Memperluas jangkauan perdagangan
WTO memegang prinsip untuk lebih mengembangkan proses kegiatan perdagangan
internasional secara bertahap dan juga bebas. Diharapkan WTO memiliki relasi jaringan yang
lebih luas untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan satu sama lain.
Selain itu WTO akan terus berupaya menghilangkan berbagai hambatan yang ada seperti, bea
masuk, pembatasan kuota, dan juga seleksi kualitas barang dagang.
2. Dapat diprediksi (predictability)
Dalam hal ini segala bentuk halangan, baik peningkatannya ataupun pengurangannya harus
dapat dipastikan. Sehingga nantinya, segala bentuk halangan yang telah dianalisis dalam
perdagangan tidak akan dapat ditingkatkan secara sepihak.
3. Mempromosikan persaingan yang adil (fair competition)
Semua bentuk perdagangan yang terjadi dalam lingkup WTO tidak selamanya berlangsung
secara bebas.
WTO lebih menekankan untuk penciptaan suasana perdagangan yang sifatnya terbuka, adil,
dan tentunya kompetitif secara adil. Yang mana hal itu dapat diwujudkan dengan berbagai
pengaturan seperti MFN, dumping, subsidi dan lain sebagainya.
4. Mendorong adanya pembaruan ekonomi dan pembangunan
Dalam hal ini WTO sangat berkontribusi dalam pembangunan dan juga pengembangan sistem
perekonomian. Hal ini diwujudkan dengan berbagai kemudahan yang diberikan pada negara
negara berkembang.

Struktur Keorganisasian WTO


Semua tujuan yang telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan rencana apabila tidak
didukung dengan susunan keorganisasian yang tepat. Berikut merupakan struktur organisasi dari
WTO:
 Minesterial Conference, badan yang memiliki kekuasaan tertinggi di WTO.
 General Council, keanggotaannya terdiri atas delegasi negara anggota.
 Dewan perdagangan barang, bertugas mengawasi pelaksanaan perdagangan.
 Dewan perdagangan jasa, bertugas mengawasi perdagangan jasa.
 Badan penyelesaian sengketa, bertugas menyelesaikan berbagai persengketaan yang
terjadi antar negara.
 Badan peninjau kebijakan perdagangan, bertugas melakukan mekanisme peninjauan
kebijakan di berbagai negara.

Perangkat Hukum WTO


Secara umum, World Trade Organization memiliki empat instrumen hukum yang paling utama.
Yang mana instrumen hukum ini digunakan untuk menyelesaikan berbagai persengketaan
ataupun konflik yang terjadi.
Berikut merupakan keempat instrumen hukum:
 General Trade on Tariffs and Trade (GATT)
 General Agreement on Trade and Service (GATS)
 Agreement on Trade – Related Aspect of Intelectual Property Rights (TRRIPS)
 Dispute Settlement Understanding (DSU).

17
Bentuk Kerja Sama WTO dengan Bank Indonesia
World Trade Organization juga menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia. Terdapat tiga
bentuk kerja sama yang dilakukan antara Indonesia dengan WTO ini. Berikut merupakan bentuk
kerja samanya.
 Sektor Barang, Perjanjian sektor barang dengan Indonesia ini seringkali bergerak di
bidang pertanian, inspeksi perkapalan, pengaturan anti dumping, tekstil
dan produksi tekstil. Namun, dalam hal ini kerja sama yang terjalin lebih terfokus dalam
sektor pertanian, yang mana berkaitan dengan akses pasar, subsidi ekspor dan juga
subsidi domestik.
 Sektor Jasa, Pada sektor jasa ini lebih ditekankan pada pertumbuhan ekonominya yang
mulai terbuka. Dengan begitu diharapkan arus perdagangan dapat berkembang dengan
jangkauan market yang luas.
 Sektor Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), HAKI ini dirancang untuk
memberikan dorongan kepada masyarakat dunia untuk lebih berpartisipasi dalam
menggerakan potensi perekonomian yang ada. Yang mana dalam perkembangannya,
HAKI sangat berkaitan dengan perdagangan dan juga investasi.

Dampak Kerja Sama Bank Indonesia dan WTO


Kerja sama yang terjalin dengan World Trade Organization tentunya sangat berdampak pada
perkembangan dari Bank Indonesia (BI).

Dampak Positif
Berikut dampak positif dari kerja sama yang terjalin diantara BI dan WTO:
 Meningkatkan keuangan negara. Yang mana dalam hal ini WTO sangat berperan untuk
memberikan pinjaman.
 Membantu meningkatkan berbagai daya saing ekonomi yang ada. Tentunya dengan
berprinsip pada persaingan sehat.
 Meningkatkan kerja sama yang terjalin dalam hal investasi.
 Menambah pendapatan devisa negara. Yang mana didukung dengan perluasan jangkauan
perdagangan.
 Memperkuat posisi dan kedudukan Indonesia dalam sistem perdagangan.

Dampak Negatif
Berikut dampak negatif dari kerja sama BI dan juga WTO:
 Munculnya intervensi asing yang akan menyerang sistem kebijakan perekonomian yang
dimiliki Indonesia.
 Banyak masuknya tenaga asing ke Indonesia.
 Munculnya gaya hidup yang berlebihan seperti hedon, konsumtif dan lain sebagainya.

SISTEM TARIF PREFERENSIAL - GENERALIZED SYSTEM OF PREFERENCES


(GSP).

Sistem Preferensi Umum, atau GSP, adalah sistem tarif preferensial yang memberikan
pengurangan tarif pada berbagai produk. Konsep GSP sangat berbeda dengan konsep "most
favoured nation" (MFN). Status MFN memberikan perlakuan yang sama dalam hal tarif

18
diberlakukan oleh suatu negara tetapi dalam hal tarif diferensial GSP dapat diberlakukan oleh
suatu negara di berbagai negara tergantung pada faktor-faktor seperti apakah itu negara maju
atau negara berkembang. Kedua aturan tersebut berada di bawah lingkup WTO. GSP
memberikan pengurangan tarif untuk negara-negara kurang berkembang tetapi MFN hanya
untuk tidak mendiskriminasi anggota WTO.

Sejarah

Gagasan tentang preferensi tarif untuk negara-negara mengemuka dalam Konferensi PBB
tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) pada tahun 1960-an. Negara-negara
berkembang mengatakan bahwa MFN dapat mendorong negara kaya untuk mengurangi dan
menghapus tarif dan pembatasan perdagangan guna membantu negara berkembang.

Pada tahun 1971, GATT mengikuti jejak UNCTAD dan memberlakukan dua keringanan kepada
MFN yang mengizinkan preferensi tarif diberikan untuk barang-barang negara berkembang.
Kedua keringanan ini dibatasi dalam waktu sepuluh tahun. Pada tahun 1979, GATT menetapkan
pengecualian permanen untuk kewajiban MFN melalui klausul pengaktifan. Pengecualian ini
memungkinkan pihak-pihak yang terikat kontrak ke GATT (setara dengan anggota WTO saat
ini) untuk menetapkan sistem preferensi perdagangan untuk negara lain, dengan peringatan
bahwa sistem ini harus "digeneralisasi, non-diskriminatif dan non-timbal balik 'sehubungan
dengan negara "penerima"

Efek
Dari perspektif negara berkembang, program GSP telah berhasil. Di satu sisi, sebagian besar
negara kaya telah memenuhi kewajiban untuk menggeneralisasi program mereka dengan
menawarkan manfaat kepada sebagian besar penerima manfaat, umumnya termasuk hampir
setiap negara non-anggota OECD. Tentunya, setiap program GSP menerapkan beberapa batasan.
Amerika Serikat, misalnya, telah mengecualikan negara-negara dari cakupan GSP karena alasan-
alasan seperti komunis (Vietnam), ditempatkan dalam daftar negara-negara yang mendukung
terorisme (Libya) Departemen Luar Negeri AS, dan gagal menghormati undang-undang
kekayaan intelektual AS.

RINGKASAN
Hambatan perdagangan yang dapat menghalangi pemasaran internasional dan kesejahteraan
ekonomi dunia. Banyak hambatan perdagangan dengan masih banyak negara yang menetapkan
persyaratan kinerja untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Pemasok asing diharuskan
menggunakan bahan lokal atau untuk melakukan ekspor atas nama negara pengimpor sebelum
mereka diperbolehkan untuk menjual produknya di negara tujuan. Meskipun telah ada organisasi
WTO yang dapat mengurangi pembatasan perdagangan namun hambatan –hambatan masih
tetap ada. Sebagian besar negara masih protektif dalam melindungi produk dalam negerinya.
Karena pemasar internasional tidak dapat mengendalikan kekuatan pembuat hambatan-hambatan
itu maka strategi terbaik adalah terus berusaha memahami dan meningkatkan pengetahuan

19
tentang hambatan-hambatan itu. Hambatan perdagangan mungkin dapat menyulitkan pemasar
namun bukan tidak dapat diatasi. Dengan memahaminya, pemasar bisa belajar apa yang
diharapkan dan bagaimana mengatasinya. Yang harus diingat bahwa didalam setiap hambatan
selalu disertai dengan peluang

20

Anda mungkin juga menyukai