Proses pergeseran makna dibagi menjadi beberapa jenis yaitu pergeseran makna meluas,
menyempit, membaik, memburuk, persamaan sifat, dan pertukaran tanggapan. Berikut adalah
penjelasan dari setiap jenisnya:
1. Meluas (Generalisasi)
Generalisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru
menjadi lebih luas jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna generalisasi antara lain:
2. Menyempit (Spesialisasi)
Spesialisasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru
menjadi lebih sempit jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh kata yang
mengalami pergeseran makna spesialisasi antara lain:
3. Membaik (Ameliorasi)
Ameliorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru
dirasakan lebih baik atau lebih tinggi jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa
contoh kata yang mengalami pergeseran makna ameliorasi antara lain:
Kata Kalimat
Perempuan – Wanita Perempuan harus berani memperjuangkan hak-haknya.
Wanita harus berani memperjuangkan hak-haknya.
Bui – Lembaga Setelah bebas dari bui, mantan narapidana masih harus
Permasyarakatan mendapat sanksi dari masyarakat.
Setelah bebas dari lembaga permasyarakatan, mantan
narapidana masih harus mendapat sanksi dari masyarakat.
Pelacur – Wanita Tuna Keputusannya menjadi pelacur murni karena kondisi
Susila ekonomi keluarganya.
Keputusannya menjadi wanita tuna susila murni karena
kondisi ekonomi keluarganya.
4. Memburuk (Peyorasi)
Peyorasi adalah proses pergeseran makna yang menyebabkan makna yang baru dirasakan
lebih buruk atau lebih rendah jika dibandingkan makna sebelumnya. Beberapa contoh
kata yang mengalami pergeseran makna peyorasi antara lain:
Kata Kalimat
Meninggal – Mati Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu kereta api
dinyatakan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Korban kecelakaan lalu lintas di palang pintu
kereta api dinyatakan mati dalam perjalanan ke rumah
sakit.
Menikah – Kawin Randy memutuskan untuk menikah karena paksaan kedua
orangtuanya.
Randy memutuskan untuk kawin karena paksaan kedua
orangtuanya.
Talak – Cerai Anto mengucapkan kata talak kepada istrinya karena
sedang marah besar.
Anto mengucapkan kata cerai kepada istrinya karena
sedang marah besar.
Relasi makna
Relasi makna adalah hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan
bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini
mungkin menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan
makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi),
kelebihan makna (redundansi), dan lainnya (Abdul Chaer, 2013). Berikut adalah penjelasan dari
setiap jenisnya:
1. Sinonim
Sinonim adalah persamaan makna kata. Bukan katanya, tetapi maknanya memiliki pengertian
yang sama.
Contoh sinonim:
Ekor = Buntut, dengan kata yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama yaitu bagian
tubuh akhir dari hewan.
Kakak = Abang ; bermakna saudara kandung yang berusia di atas kita.
Kekal = Abadi ; bermakna tidak akan binasa atau mati.
2. Antonim
Antonim adalah perlawanan makna kata.
Contoh antonim:
Tinggi >< Rendah, bermakna kata yang menunjukan ukuran sesuatu.
Bagus >< Jelek, bermakna menyatakan sifat sesuatu.
Kiri >< Kanan, bermakna menyatakan arah.
3. Denotasi
Denotasi adalah kata yang memiliki makna sebenarnya. Sedangkan,
Contoh:
Buah memiliki makna bagian tumbuhan yang biasanya memiliki biji (makna
sebenarnya/denotasi).
4. Konotasi
Konotasi adalah kata yang memiliki makna kiasan atau tidak sebenarnya.
Buah bibir memiliki makna orang yang selalu menjadi bahan pembicaraan (makna
kiasan/konotasi).
5. Homograf
Homograf adalah sebuah kata yang tulisannya sama akan tetapi memiliki makna yang
berbeda.
Contoh homograf:
Kata “Bisa” dapat bermakna mampu melakukan sesuatu dan zat racun yang dapat
menyebabkan luka. Untuk menentukan arti makna yang benar maka harus melihat dari
kalimatnya.
6. Homofon
Homofo adalah sebuah kata yang tulisan dan maknanya berbeda, akan tetapi penyebutannya
sama.
Contoh homofon:
"Bank" dan "Bang" dalam pengucapannya sama akan tetapi makna dan tulisannya beda.
Bank bermakna badan usaha di bidang keuangan, sedangkan bang bermakna panggilan untuk
kakak laki-laki.
8. Polisemi
Polisemi adalah sebuah kata yang memiliki banyak atau lebih dari satu makna.
Contoh:
Setiap orang mempunyai mata (bermakna denotasi). Mata merupakan organ tubuh yang
berfungsi untuk melihat.
Ayah adalah seorang mata-mata (bermakna konotasi). Mata-mata merupakan suatu kegiatan
dalam menyiasati suatu masalah.
9. Homonim
Adalah kata yang sama lafal dan ejaannya dengan kata yang lain tetapi berbeda maknanya
karena berasal dari sumber yang berbeda .
o Hak – 1) Bagian dari sepatu wanita, 2) Sesuatu yang benar, 3) Milik atau kepunyaan.
o Bulan – 1) Penyebutan periode dalam kalender, 2) Satelit alam yang mengorbit pada
bumi.
o Genting – 1) Situasi yang gawat, 2) Atap rumah.
10. Pengaruh bahasa daerah
Contoh:
o Kata bunga yang diberi sinonim dengan kembang .
o Kata tenggelam bersinonim dengan kata ambles.
o Kata bangsal bersinonim dengan kata balai.
11. Perbedaan dialek regional
Contoh:
o Handuk bersinonim tuala , selop bersinonim seliper
12. Pengaruh bahasa asing
Contoh:
o kolosal bersinonim besar , aula bersinonim ruangan , realita bersinonim kenyataan.
13. Perbedaan dialek sosial
Contoh:
o suami bersinonim laki , istri bersinonim bini , mati bersinonim wafat.
14. Perbedaan ragam bahasa
Contoh:
o membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya.
15. Perbedaan dialek temporal
Contoh:
o membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya.
1.2 Pengertian dan Unsur Kalimat
Satuan bahasa terkecil dan terlengkap maknanya disebut kalimat. Hal ini dikarenakan pada
sebuah kataterkadang tidak dapat mewakili sebuah konsep makna yang utuh, sedangkan kalimat
punya makna yang utuh sehingga dapat berdiri sendiri dan mempunyai pola intonasi akhir.
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa,
dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan dan intonasi final. Kalimat berperan penting dalam
sebuah komunikasi karena kalimat harus mampu menyampaikan informasi, menanyakan sesuatu,
atau bahkan mengekspresikan emosi manusia. Kalimat umumnya berwujud rentetan kata yang
disusun sesuai kaidah yang berlaku. Pengurutan rentetan kata serta macam kata yang dipakai dalam
kalimat menentukan pula macam kalimat yang dihasilkan.
Unsur kalimat merupakan fungsi sintaksis yang bisa disebut jabatan kata atua peran kata. Unsur-
unsur tersebut adalah subjek (S), merupakan bagian kalimat yang menunjuk pelaku, tindakan,
keadaan, masalah atau segala sesuatu hal yang menjadi pokok suatu pembicaraan dan dapat
diterangkan oleh predikat (P). Fungsi subjek ini dapat diisi oleh kata benda atau frasa nomina, klaus ,
maupun frasa verba.
Pengertian kalimat menurut Slametmuljana (1969) menjelaskan kalimat sebagai keseluruhan
pemakaian kata yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang
dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.
3) Kalimat formal
Kalimat formal adalah kalimat yang isinya tidak menggunakan kata-kata alay atau kata-
kata yang tidak baku. Tentunya, suatu kalimat formal menjadi kalimat paling efektif.
Contohnya : Diharapkan kepada calon siswa/siswi baru untuk mengikuti PROSPEK yang
akan dilaksanakan tanggal 4 Maret 2020 pukul 7.30 wib di AULA sekolah.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki
struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi,
maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang
fragmentaris.
Contoh:
1) Hanif.
2) Hanif belajar.
3) Hanif belajar bahasa Indonesia.
4) Hanif belajar bahasa Indonesia dikampus.
F. Pengertian Transformasi
Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu proses mengubah
bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang
kompleks, maupun dari bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana. Maka tranformasi
kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat lain.
Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain dengan transfornasi
jeda.
Contoh:
a) Aduh!
b) Aduh?
c) Aduh….?
d) Aduh
2) Transformasi Aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas “yang”. Perubahan bentuk
kalimat antara dua komponen menggunakan kata tugas “yang” (monovalen).
Contoh:
a) Gedung Graha Polinema itu dipakai mahasiswa baru.
b) Gedung Graha Polinema itu direnovasi.
Bentuk transformasinnya:
a) Gedung Graha Polinema yang dipakai mahasiswa baru itu direnovasi.
b) Gedung Graha Polinema yang direnovasi itu dipakai mahasiswa baru.
Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati posisi depan (bagian
depan/kontur depan). Sedangakan gagasan kedua menempati posisi belakang.
Pembentukan kalimat transformasi aposisi ini menggunakan tiga gagasan yang berbeda
dan dideskripsikan berurutan. Transformasi aposisi ini dimanfaatkan pada bentuk
deskripsi. Karangan diskripsi mengandalkan keahlian penulis dalam membuat bentuk-
bentuk kalimat transformasi aposisi.
Contoh kalimat:
a) Mahasiswi AN ini sering mengantar aku sampai ke rumah.
b) Mahasiswi AN ini sering belajar bersama denganku di rumah..
c) Mahasiswi AN ini diwisuda Agustus 2021.
Diubah menjadi kalimat transformasi aposisi: Menjadi a+b+c; a+c+b; b+a+c; b+c+a;
c+b+a dan c+a+b.
Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang disusun. Kelogisan eskripsi
akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang penulis
Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis nampak memaksa
gagasan yang berbeda disatukan dalam satu kalimat.
5) Transformasi Opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tiadak benar.
Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan pandangan subjektif
penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang dimiliki penulis. Penulis yang
dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan terhadap kalimat yang dibuat.
Pedapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata tugas benar dan opini
yang berorientasi kepada pengingkaran atau sanggahan menggunakan kata tugas tidak
benar.
6) Contoh:
a) Benar, bahwa Hanif mengikuti semester pendek ini.
b) Tidak benar, Hanif belum mengerjakan tugas.
Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal yang terjadi
di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang menyertai penyusunan kalimat
opini ini adalah kondisi psikologis penuis. Kalimat ini bisa mendatangkan
perdebatan adu argument yang serius manakala digunakan dalam komunikasi.
Komunikasi tulis akan menimbulkan perang pena.