Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PANJANG

“AUTOBIOGRAFI: PERJALANAN HIDUP PENULIS”


Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Laporan Bisnis
Dosen pengajar: Ibu Diana Eka Poernamawati, S.Sos., MAB

Disusun Oleh:
Dwita Putri Widyadari
NIM. 1942620036

2G / D-IV MANAJEMEN PEMASARAN


ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PANJANG
“AUTOBIOGRAFI: PERJALANAN HIDUP PENULIS”

Disusun Oleh:
Dwita Putri Widyadari
NIM. 1942620036

Dosen Pengajar Penulis

Diana Eka Poernamawati, S.Sos., MAB Dwita Putri Widyadari


NIP. 196409221988032001 NIM. 1942620036
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas pertolongan dan
limpahan berkat-Nya, penulis bisa menyelesaikan laporan panjang yang menjadi tugas pada
mata kuliah Laporan Bisnis ini tepat waktu.

Tak lupa pula penulis berterima kasih kepada seluruh pihak yang turut andil dalam
penyusunan laporan ini. Berbagai pihak yang berkontribusi baik secara pikiran, tenaga,
maupun materi, sehingga laporan ini dapat terbentuk.

Dalam penulisan laporan, penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan yang dimiliki.
Sehingga laporan ini masih belum bisa tersusun dengan maksimal. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun, agar kedepannya, penulis dapat
membuat laporan yang lebih baik lagi. Terima kasih.

Probolinggo, 7 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................4
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................................................5
ABSTRAK............................................................................................................................................6
BAB I....................................................................................................................................................7
PENDAHULUAN.................................................................................................................................7
BAB II...................................................................................................................................................8
ISI..........................................................................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
LAMPIRAN........................................................................................................................................13

ii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Grafik Kegiatan Dita..................................................................................................11

iii
ABSTRAK

Refleksi diri merupakan bagian dari proses introspeksi diri yang dilSayakan dengan
cara melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup, seperti
pengalaman, kebiasaan, dan keputusan. Refleksi diri bisa membuat kita menjalani hidup yang
lebih baik untuk kedepannya. Refleksi diri membuat kita kembali mengingat dan
mengevaluasi, banyak hal, baik yang baru saja terjadi, maupun yang telah lama terjadi.
Atas dasar tersebut dan beberapa alasan lain, penulis memutuskan untuk menulis
sebuah autobiografi sebagai sebuah rangkuman peristiwa kehidupan sejak bayi sampai detik
ini. Rangkuman peristiwa tersebut akan menjadi dasar refleksi diri penulis untuk menjalani
kehidupan yang lebih baik kedepannya. Selain itu, autobiografi ini juga ditulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Laporan Bisnis yang diampu oleh Ibu Diana Eka Poernamawati,
S.Sos., MAB.

iV
BAB I

PENDAHULUAN

Laporan bisnis panjang adalah nama lain dari laporan formal yang berisikan body text
memuat pendahuluan, isi dan penutup; prefatory parts memuat sampul, judul, halaman, surat
kewenangan, penerimaan, persetujuan, pengiriman, penghargaan, sinopsis, abstraksi,
rangkuman abstraksi, rangkuman eksekutif, daftar isi, daftar tabel serta supplemental parts
memuat lampiran, data pustaka, catatan akhir, daftar istilah dan indeks. Laporan bisnis
panjang adalah laporan yang lebih kompleks dan lengkap. Banyak hal yang dapat dituangkan
menjadi laporan panjang. Pada kesempatan kali ini, laporan panjang yang dibuat akan
memuat autobiografi penulis.
Autobiografi merupakan teks yang menceritakan tentang kehidupan dan kisah
perjalanan hidup seseorang. Teks tersebut ditulis dan dibuat berdasarkan pengalaman dan
ingatan yang dimiliki oleh penulis, bukan berdasarkan ingatan orang lain. Autobiografi
memuat banyak hal, mulai hari kehidupan awal tokohm hingga masa-masa sulitnya. Laporan
ini dibuat sebagai pengingat bagi diri sendiri maupun motivasi bagi orang lain.

1
BAB II

ISI

Saya Dita. Lahir 20 tahun silam, tepatnya pada 24 Februari 2001 di kota kecil,
Probolinggo. Saya anak bungsu dari 2 bersaudara. Ada 4 orang di keluargSaya: bapak, ibu,
kakak, dan Saya. Usia saya dan kakak laki-laki saya berjarak cukup jauh, 6 tahun. Di usianya
sekarang, kakak laki-laki saya sudah bekerja di Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo,
ayah saya adalah pegawai di salah satu perusahaan swasta, sedangkan ibu saya merupakan
seorang ibu rumah tangga, setelah sebelumnya bekerja di salah satu perusahaan BUMN yang
akhirnya dinyatakan pailit beberapa tahun lalu.
Sebelum menjadi Dita yang sekarang, saya mengalami banyak hal dalam hidup.
Proses menemukan jati diri merupakan proses yang sangat panjang. Meskipun saat ini saya
masih belum yakin, bagaimana saya yang sebenarnya.
Semenjak kecil, saya sudah dikenalkan kepada angka-angka dan hitungan. Saya
mengenal perkalian sederhana di usia 3 tahun. Selain itu, kakek saya seringkali
memperkenalkan saya dengan Bahasa Inggris. Mungkin karena itulah, pada usia 4 tahun,
Saya memaksa kedua orang tua saya untuk menyekolahkan saya. Saya punya semangat
belajar yang tinggi, katanya. Namun, karena usia saya belum cukup, akhirnya saya
didaftarkan ke paud.
Sebenarnya, saya tidak terlalu punya banyak kenangan di sana. Selain karena saya hanya satu
tahun di sana, saya bukan seseorang yang bisa bergaul dengan mudah. Teman saya tidak
terlalu banyak, bahkan hanya satu orang saja yang masih tetap berhubungan dengan saya
sampai hari ini (ditambah lagi kami berada di sekolah yang sama dari TK – Kuliah).
Beberapa hal yang saya ingat, saya selalu duduk di belakang dan tidak terlalu sering
berkomunikasi dengan teman saya. Saya cukup pendiam. Meskipun berat untuk diakui, saya
adalah seorang yang pemalu. Tapi, di sisi lain, saya juga merupakan anak nakal. sepulang
sekolah, saya hanya berganti baju, lalu kemudian bermain dengan tetangga saya. Parahnya,
saya jarang sekali berpamitan kepada nenek dan kakek saya (rumah kami bersebelahan, ibu
dan bapak saya bekerja). Saya sering memanjat pohon mangga, bermain hingga skip tidur
siang.
Kenakalan saya itu terus berlanjut hingga saya masuk TK di salah satu sekolah favorit
di kota saya. Saya tetap sering bermain dengan tetangga saya, meskipun tidak sesering dulu.
Ada beberapa pengalaman luar biasa yang sampai sekarangpun saya masih belum percaya
2
jika saya mengalaminya. Pertama, berpidato di depan banyak orang. Kalau tidak salah, saat
itu saya masih duduk di TK A. Di sekolah saya, ada sebuah rutinitas di mana pada saat tahun
ajaran

2
3

baru, semua siswa (TK – SMA) berkumpul di lapangan besar SMA dan melakukan upacara
sekaligus memperingati ulang tahun sekolah saya. Pada saat itu, entah mengapa, saya
ditunjuk oleh guru saya untuk membacakan pidato di hadapan seluruh siswa sendirian.
Katanya, saya harus berani meskipun guru saya tidak mendampingi saya di samping. Tapi,
jiwa anak-anak saya tiba-tiba muncul. Awalnya, saya berjalan dengan penuh percaya diri ke
podium yang ada di tengah lapangan sambil membawa kertas berisi teks pidato saya. Namun,
sesaat setelah saya berdiri di podium, saya mulai ketakutan. Terlalu banyak pasang mata yang
tertuju pada saya. Alhasil, bukannya mulai membacakan pidato, saya hanya terdiam
memandang sekitar. Mengerti ketakutan saya, akhirnya guru saya menghampiri saya dan
berdiri di bawah podium –di sebelah saya. Anehnya, hanya dengan kehadiran guru saya di
samping saya (beliau hanya berdiri, tanpa melakukan apapun), saya bisa mulai membaca
dengan lancar, tanpa satu kesalahan apapun.
Masih pada saat TK, saya ditunjuk kembali untuk menjadi pemimpin regu
cheerleader di karnaval kota. Sampai saat ini saya masih belum mengerti apa alasan guruku
memilihku. Mungkin salah satunya karena saya memiliki tubuh yang lebih tinggi dari teman-
temanku, sehingga membuatku mudah terlihat. Menyenangkan sebenarnya, ditambah lagi
saya memang sering kali mengikuti pertunjukan menari. Namun, berjalan beberapa kilometer
tanpa berhenti menari juga merupakan hal yang melelahkan. Berjalan dan menari pada saat
bersamaan juga bukan perkara mudah. Tapi tetap saja, hal itu merupakan luar biasa untuk
kehidupan TK-ku.
Mungkin kehidupan senang-senangku mulai berhenti di tingkat SD. Saya makin aktif
mengikuti kegiatan di sekolahku. Saya beberapa kali mengikuti olimpiade pada bidang
matematika, bergabung ke klub piano, juga menjadi anggota OSIS SD. Sebelum menyelami
olahraga basket, Saya sebenarnya bukan anak yang gemar berolahrga. Setelah kemudian
salah satu guru olahraga saya mengenalkanku, saya sepenuhnya terjun ke dalamnya. Saat
duduk di bangku kelas 4 SD, saya pernah mendapat tawaran beasiswa Samator. Mereka
menawarkan untuk membiayai sekolahku hingga lulus, menjamin pekerjaanku, dengan syarat
saya harus mau dilatih untuk menjadi atlet voli. Sebenarnya, saya bukan orang yang terlalu
‘buta’ pada olahraga. Saya hampir saja menerima tawaran tersebut, namun ibuku
melarangnya. Katanya, saya lebih baik tetap di Probolinggo dan mengembangkan bakatku di
sini. Akhirnya, saya menetap di Probolinggo. Sisa waktuku di SD Saya habiskan dengan
mengikuti pertandingan-pertandingan basket. Belum terlalu sering menang memang, namun
tetap saja menjadi sebuah kebanggaan.
3

Di tingkat SMP, saya mulai mengeksplor kemampuanku di bidang lain, meskipun


saya tetap menekuni basket. Saya mengikuti lomba membaca puisi, namun belum bisa
menang. Di
4

lain kesempatan, saya memberanikan diri mengikuti FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa
Nasional) pada bidang story telling. Saya tidak berekspetasi apapun. Namun ternyata, Saya
lolos dalam seleksi tingkat kabupaten yang artinya saya menjadi satu-satunya perwakilan
kabupaten saya (sekolah saya ada di kabupaten) untuk lanjut ke tingkat provinsi. Itu adalah
kali pertama saya berlomba di tingkat provinsi –yang mana merupakan salah satu mimpi saya
sejak lama. Belum bisa menjadi juara memang, tapi itu merupakan pengalaman luar biasa.
saya juga mengikuti banyak sekali pertandingan basket hingga saya duduk di kelas 3.
Seharusnya saya harus fokus kepada kegiatan akademik saya, mempersiapkan ujian, dan
sebagainya. Ada kalanya pula pertandingan saya ada di hari yang sama dengan ujian atau
tryout, terlihat mustahil untuk membagi waktu, tapi ternyata semuanya bisa terlewati.
3 tahun di tingkat SMA sebenarnya tidak terlalu terasa berbeda. Mungkin salah satu
hal yang berbeda adalah ketika tanggung jawab saya menjadi lebih besar karena saya harus
mempersiapkan kuliah saya. Saya bukan siswa yang sangat mencintai belajar, jika boleh
jujur. Namun saya mempertahankan nilai saya agar tetap baik, sebisa saya. Saya mengikuti
lebih banyak kegiatan. Selain basket, saya juga mendaftarkan diri saya menjadi anggota OSIS
pada kelas 1, kemudian diangkat menjadi kabid di kelas 2. Saya juga diberi kesempatan untuk
menjadi paskibraka tingkat kabupaten. Bukan hal mudah. Saya mempersiapkan fisik dan
mental saya selama 4 bulan setelah lulus seleksi tingkat sekolah, sebelum lanjut di tingkat
kabupaten. Setelah lulus seleksi di tingkat kabupaten, saya harus terus berlatih bersama 75
orang rekan saya dari banyak sekolah. Melelahkan, tentu saja. Saya harus rela tertinggal
materi pelajaran (karena saya harus berdiam di asrama). Namun lagi, hal itu adalah
pengalaman luar biasa.
Perkuliahan saya baru memasuki tahun kedua. Saya masih aktif berorganisasi.
Mungkin yang berbeda hanyalah Saya tidak lagi bermain basket karena cidera tulang panggul
saya. Tapi tidak apa, Saya masih sering bermain meskipun hanya untuk melepas penat. Saya
juga sering mendaftar beasiswa-beasiswa, meskipun belum mendapatkan, masih ada banyak
kesempatan lain. Ada banyak waktu untuk mengembangkan diri saya di tingkat ini.
5

Jika digambarkan, maka secara kegiatan-kegiatan yang Saya lakukan dari kecil hingga saat
ini adalah seperti berikut:

Garis Besar Kegiatan Dita

Basket Paskibraka Organisasi


Kegiatan Akademik Kegiatan Non-Akademik Lain

Grafik 1 Grafik Kegiatan Dita


BAB III

PENUTUP

Pada setiap fase kehidupan, ada banyak kegagalan yang dialami. Kegagalan-
kegagalan itu tentu saja bisa menjadi penghambat. Namun, apabila kita memandangnya dari
sudut pandang yang lain, sebenarnya kegagalan-kegagalan itu bisa menjadi motivasi untuk
kita terus mencoba dan berusaha. Peristiwa-peristiwa di kehidupan kita, dapat kita gunakan
sebagai media untuk merefleksikan diri, mengevaluasi diri kita sendiri agar untuk
kedepannya, kita bisa melSayakan hal yang jauh lebih baik.

6
LAMPIRAN

Berikut ini merupakan lampiran beberapa potret kegiatan penulis mulai kecil hingga saat ini:

Anda mungkin juga menyukai