Anda di halaman 1dari 7

Halaman 19-23 (Zulfa)

7) Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk
kalimat. Transformasi total atau dupik. Penulis menampilkan bentuk afirmatif dan negasi
dalam bentuk kalimat.

Contoh:

a) Dosen datang atau tidak datang dan saya harus ada di kelas.
b) Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
c) Izin atau alpha, tetapi mereka tetap ditulis dalam absen.

Transformasi total ini juga berdasarkan transformasi disjungtif yang mempergunakan kata
atau dan tetapi.

1.2.2 Kalimat topik

Kalimat topik ialah kalimat yang mendasari sebuah paragraf dan mengandung pokok
pikiran utama sebuah paragraf. Namun harus disadari bahwa tidak semua paragraf harus
menggunakan kalimat topik. Kalimat topik juga merupakan kalimat yang mengandung
permasalahan yang dapat dirinci dan diuraikan lebih lanjut. Informasi di dalam kalimat
topik bersifat lengkap dan dapat dipahami tanpa adanya kalimat penjelas. Pesan yang
disampaikan di dalam kalimat topik cukup jelas dan dapat dibentuk. Letak kalimat topik
umumnya di awal atau akhir paragraf. Fungsi dari kalimat topik adalah mengendalikan
gagasan utama. (https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf)

Paragraf Tanpa Kalimat Topik

Paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat yang menyajikan pikiran setara, tidak ada
pikiran yang lebih utama dari yang lainnya. Paragraf yang demikian menyajikan kalimat-
kalimat yang sama kedudukannya. Pikiran utama tersebar di seluluh kalimat yang
membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam karangan yang
berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang berbentuk pelukisan).
Pikiran utama didukung oleh semua kalimat.

Contohnya:

Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengendur. Kian lama kian berkurang.


Akhirnya tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah
mulai turun dari kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan ruang lalu
lintas di jalan raya kembali menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil dan suara
kereta api bergema-gema menerobos ke relun-relung rumah sepanjang jalan. Sayup-sayup
terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan menyatakan selamat tinggal
pada hari kemarin.
Paragraf di atas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan tentang
suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar di dalam beberapa kalimat yang
membangun paragraf itu. (https://www.gurupendidikan.co.id/paragraf-ineratif/)

1.2.3 Unsur-unsur kalimat terdiri dari:

A. Subjek

Subjek adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Subjek
berkategori nomina, frasa nomina, atau verba (Wijayanti dkk, 2013:54).
(http://repository.unmuhjember.ac.id/1467/1/UNSUR%20KALIMAT%20PADA
%20KARANGAN%20DESKRIPSI%20SISWA.pdf)

Subjek atau pokok kalimat merupakan elemen pokok kalimat. Subjek menentukan
kejelasan arti kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan arti
kalimat. Subjek dalam kalimat berfungsi sebagai:

a) Membentuk kalimat awal, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,


b) memperjelas arti,
c) menjadi ide utama
d) menegaskan makna,
e) memperjelas pikiran ungkapan, dan
f) membentuk kesatuan ide.

A.2 Ciri-ciri subjek:

1) Jawaban apa atau siapa


2) Didahului kata bahwa
3) Berupa kata atau frasa benda (nomina)
4) Disertai dengan kata ini atau itu
5) Disertai pewatas yang
6) Kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa 
7) Tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut,
berdasarkan, dan lain-lain. 
8) Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.

Contoh :
Ardi bermain bola di halaman.
Siswa kelas VI sedang menjalani ujian matematika.
Melukis itu melatih kreatifitas. 
(https://id.wikibooks.org/wiki/Unsur_kalimat_tunggal)

B. Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara
eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi:
a) Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk,
b) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang
diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat,
c) menegaskan makna,
d) membentuk kesatuan pikiran, dan
e) sebagai sebutan.

B.2 Ciri-ciri predikat:


1) Jawaban mengapa, bagaimana
2) Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3) Dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4) Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya,
seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5) Tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi
menjadi perluasan subjek
6) Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7) Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.

Contoh:

Ibuku memasak di dapur.

Siswa kelas VI sedang menjalani ujian matematika.

Melukis itu melatih kreatifitas.

C. Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun
objek tidaklah demikian halnya. Keberadaan objek dalam kalimat bergantung
pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang
berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja
berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i,
misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi:

a) Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif.


b) Memperjelas makna kalimat.
c) Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.

C.2 Ciri-ciri objek:

1) Berupa kata benda


2) Tidak didahului kata depan
3) Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4) Jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5) Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan

1.2.4 Ciri-ciri Kalimat


Adapun ciri-ciri kalimat adalah sebagai berikut:

1) Kalimat memiliki satuan ide dan makna yang utuh;


2) Kalimat setidaknya terdiri atas subjek dan predikat;
3) Secara tertulis, kalimat diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca
seperti titik (.), tanda Tanya (?), dan tanda seru (!);
4) Sebuah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa menggunakan kata hubung.

1.2.5 Struktur Kalimat

Struktur kalimat adalah pola atau unsur untuk membentuk komponen kata menjadi
kalimat yang benar dan sesuai penulisan dalam bahasa Indonesia. Untuk penggunaan
kalimat efektif, ada 4 komponen struktur tetap, yaitu subjek, predikat, objek, dan
keterangan, yang mana lebih dikenal dengan singkatan SPOK.

S ubjek – P redikat – O K bjek – eterangan

Subjek merupakan unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan dalam suatu kalimat,
dapat berupa kata atau frase benda. Sebagian besar subjek berada di depan predikat.
Namun, ada beberapa struktur kalimat yang meletakkan subjek setelah predikat. Jenis
kalimat dengan struktur seperti ini disebut sebagai kalimat inversi.

Predikat merupakan unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan subjek. Karakteristik dari
predikat dapat dilihat dari perannya dalam menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh
subjek. Dalam susunan kalimat, predikat yang biasa digunakan berupa kata kerja, baik
aktif maupun pasif.

Objek dan pelengkap pada sebuah kalimat biasanya sama-sama terletak di belakang
predikat. Kesamaan letak dari kedua jenis struktur kalimat ini membuat keduanya sering
dianggap sama. Padahal nyatanya berbeda. Perbedaan anatara objek dan pelengkap
terletak pada perannya dalam membuat kalimat pasif. Sebuah objek dapat menjadi subjek
pada kalimat pasif. Namun, pelengkap tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.

1.2.6 Jabatan Kata pada Kalimat

Setelah mengetahui unsur-unsur yang terdapat struktur kalimat, yaitu berupa subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Selanjutnya, akan membahas jabatan kata
dalam sebuah kalimat. Apakah kata tersebur termasuk ke dalam subjek, predikat, objek,
pelengkap, atau keterangan. Sekarang, perhatikan cara menguraikan struktur kalimat pada
contoh struktur kalimat yang benar.

Hanif sering mengerjakan tugas kuliah di perpustakaan Polinema


S P O Ket. Tempat
Hanif bertindak sebagai subjek, yaitu potongan kata yang melakukan kegiatan. Hanif
melakukan pekerjaan berupa sering mengerjakan, sehingga jabatan kata sering mengerjakan
pada kalimat diatas adalah predikat. Dalam kalimat ini, jabatan kata tugas kuliah adalah
objek. Mengapa tugas kuliah bukan sebagai pelengkap? Karena kata tugas kuliah dapat
menjadi subjek pada kalimat pasif, yaitu Tugas kuliah sering dikerjakan Hanif di
perpustakaan Polinema. Jadi, jabatan kata yang tepat untuk tugas kuliah adalah objek.
Sedangkan jabatan untuk di perpustakaan Polinema adalah keterangan, yaitu keterangan
tempat.

Contoh struktur kalimat yang benar dalam berbagai pola kalimat yang akan diberikan pada
contoh-contoh kalimat dibawah.

1.2.7 Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P

Struktur kalimat pada kalimat lengkap, minimal terdiri atas Subjek (S) dan Predikat (P).
Berikut ini adalah contoh sruktur kalimat lengkap dengan komponen paling minimal, yaitu
kalimat dengan pola S – P.

1. Abi menulis
- Subjek = Abi
- Predikat = menulis
2. Kamu sedang membaca
- Subjek = Kamu
- Predikat = sedang membaca

1.2.8 Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P – O

Bahasan diatas sudah mewakili struktur kalimat lengkap, yaitu kalimat yang terdiri atas
subjek dan predikat. Meskipun struktur kalimat yang terdiri atas subjek dan predikat sudah
mewakili kalimat lengkap, namun keberadaan objek juga cukup penting. Adanya objek pada
sebuah kalimat dapat membuat kalimat menjadi lebih mewakili makna/arti.

Contoh kalimat dengan pola Subjek – Predikat – Objek:

1. Dimas sedang memperbaiki sepeda.


- Subjek = Dimas
- Predikat = sedang memperbaiki
- Objek = sepeda
2. Aku menonton televisi
- Subjek = Aku
- Predikat = menonton
- Objek = televisi

1.2.9 Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P – Pelengkap


Struktur kalimat yang terdiri atas Subjek – Predikat – Pelengkap memiliki bentuk yang
hampir sama dengan pola sebelumnya, yaitu kalimat dengan pola S – P – O. Jika tidak hati-
hati, bisa salah dalam menguraikan jabatan kata yang seharusnya pelengkap jadi objek.
Kata kunci untuk membedakan jabatan kata setelah predikat berupa objek atau pelengkap
adalah:
Dengan cara membuatnya menjadi kalimat pasif. Dimana subjek pada kalimat tersebut
dikenai tindakan, sedangkan objek pada kalimat aktif akan menggantikan posisi subjek.
Jika kata setelah predikat dapat menjadi subjek pada kalimat pasif, maka jabatan kata tersebut
adalah objek. Sebaliknya, jika kata setelah predikat tidak dapat menjadi subjek pada kalimat
pasif, maka jabatan kata tersebut adalah pelengkap.

Contoh Kalimat dengan pola S – P – Pelengkap:


1. Yogi belajar dengan sunguh-sungguh.
- Subjek = Yogi
- Predikat = belajar
- Pelengkap = dengan sungguh-sungguh
2. Zulfa berbicara dengan lantang.
- Subjek = Zulfa
- Predikat = berbicara
- Pelengkap = dengan lantang
3. Dwita sedang duduk santai
- Subjek = Dwita
- Predikat = sedang duduk
- Pelengkap = santai

1.2.10 Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P – O – K

Kalimat yang mempunyai kombinasi struktur kalimat seperti ini yaitu S – P – O – K dapat
dikatakan sebagai kalimat sempurna. Semua komponen penyusun kalimat berada di sana.
Jabatan kata untuk keterangan pada suatu kalimat dapat berupa keterangan tempat,
keterangan waktu, keterangan cara, keterangan kondisi, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah struktur kalimat yang berpola S P O K:

1. Galuh menyelesaikan kerajinan tangan dengan hati hati.


Subjek = Galuh
Predikat = menyelesaikan
Objek = kerajinan tangan
Ket.cara = dengan hati-hati
2. Aku belajar bahasa Indonesia di kamar.
Subjek = Aku
Predikat = belajar
Objek = bahasa Indonesia
Ket. Tempat = di kamar
1.2.11 Jenis-jenis Kalimat

Jenis kalimat dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu berdasarkan bentuk, isi,
pengucapan, dan maknanya. Berikut penjabaran mengenai jenis-jenis kalimat.

A. Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk

Jenis kalimat berdasarkan bentuknya ini, dibagi lagi menjadi 2 bagian, diantaranya adalah:

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu susunan
struktur subjek-predikat.
Hal yang jadi tanda kalo kalimat tersebut merupakan kalimat tunggal, adalah dengan
adanya satu informasi aja yang didapat dari kalimat tersebut.

Ciri kalimat tunggal:


a) Tidak menggunakan kata hubung dan tanda baca koma (,).
b) Memiliki satu struktur penyusun kalimat.
c) Memiliki satu peristiwa pokok.

Contoh kalimat tunggal:


1) Dia sangat ramah. (S – P)
2) Lisa sedang membuat surat izin. (S – P – O)
3) Permisi! (P)

Anda mungkin juga menyukai