Anda di halaman 1dari 3

contoh politik dumping

Tuduhan Praktek Dumping yang dilakukan oleh Indonesia :Pada Sengketa Anti-Dumping
Produk Kertas dengan Korea Selatan”

Indonesia sebagai negara yang melakukan perdagangan internasional dan jugaanggota dari
WTO, pernah mengalami tuduhan praktek dumping pada produk kertasyang diekspor
ke Korea Selatan.

Kasus ini bermula ketika industri kertas Korea Selatanmengajukan petisi anti-dumping
terhadap produk kertas Indonesia kepada KoreanTrade Commission (KTC) pada 30
September 2002. Perusahaan yang dikenakantuduhan dumping adalah PT. Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk, PT. Pindo Deli Pulp & Mills,PT.

Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dan April Pine Paper Trading Pte Ltd.Produk kertas Indonesia
yang dikenai tuduhan dumping mencakup 16 jenisproduk, tergolong dalam kelompok
uncoated paper and paper board used for writing, printing, or other graphic purpose
serta carbon paper, self copy paper and other copying atau transfer paper.

Tahapan awal penyelesaian sengketa yang dilakukan Indonesia dalam kasus Anti-Dumping
adalah melakukan Konsultasi dengan Korea Selatan yang kemudian dilanjutkan dengan
Pembentukan Panel sebagai akibat dari tidak ditemukannya titik temu dalam Konsultasi
tersebut.

DSB WTO kemudian menyatakan bahwa Korea Selatan telah melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan Anti-Dumping Agreement dalam mengenakan Bea Masuk Anti-
Dumping terhadap produk kertas Indonesia DSB WTO menyatakan bahwa KTC terbukti
melakukan pelanggaran dalam kasus tersebut dan merekomendasikan agar Korea
Selatan melakukan penijauan kembali atas kebijakannya mengenakan BMAD terhadap
produk kertas Indonesia serta melakukan penyesuaian sesuai dengan kewajiban-
kewajiban yang diatur dalam perjanjian WTO.
Tujuan Dumping
Jika dilhat dari tujuannya, pemberlakuan dumping tersebut memiliki tujuan antara lain:
1. Mencapai Target Penjualan Suatu Barang
Hal lain yang melatarbelakangi terjadinya dumping adalah adanya target penjualan dari
produsen negara pengekspor yang harus dicapai. Dengan tujuan tersebut, produsen
akan melakukan apa saja untuk pencapaian target penjualan.
Upaya yang dilakukan oleh negara pengekspor adalah dengan mengenakan dumping.
Dengan menggunakan strategi dumping tersebut diharapkan konsumen negara tujuan
ekspor akan semakin tertarik untuk membeli barang karena harga yang ditawarkan
lebih murah daripada harga pasar pada umumnya. Dengan begitu konsumen akan
berbondong-bondong membeli barang. Hasilnya, target penjualan dari produsen
negara pengekspor pun akan lebih mudah tercapai.
Akan tetapi dari kondisi ini, negara tujuan ekspor harus ekstra hati-hati. Karena meskipun
harga yang ditawarkan lebih rendah, kondisi tersebut akan membahayakan pasar dalam
negeri. Dengan barang yang sama dan harga yang jauh lebih murah, hal tersebut dalam
jangka panjang bisa menghancurkan pasar domestik. Jika dibiarkan, pasar local pada
sebuah negara bias hancur.
2. Menghabiskan Sisa Barang
Selain kedua poin di atas tujuan lain dari pemberlakuan dumping adalah untuk
menghabiskan sisa barang produksi. Dengan adanya dumping, produsen negara
pengekspor bisa menjual barangnya ke luar negeri secara mudah, sehingga mereka bisa
segera menghabiskan sisa barang yang mereka miliki untuk kemudian membuat model
barang yang baru.
Jika dihitung-hitung biaya gudang yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk
menempatkan barang produksi lumayan besar. Oleh karena itu bukanlah hal yang salah
jika produsen lebih memilih untuk melakukan dumping. Keuntungan yang mereka
peroleh selain persediaan barang sisa mereka habis, adalah juga kebergantungan pihak
konsumen terhadap mereka.
Setelah mengetahui beragam jenis dumping dan tujuan dari adanya kebijakan dumping
tersebut, maka secara umum sudah bisa Anda pahami dampak negatif dari
pemberlakuan dumping tersebut. Memang di satu sisi dumping akan memberikan
keuntungan bagi negara pengekspor, namun di sisi lain dumping akan merugikan
produsen lokal negara tujuan ekspor, karena tidak mampu bertahan dari serangan
barang dari luar negeri yang menawarkan harga murah.
Sebagaimana yang diulas di awal, dengan mengetahui beragam kerugian yang timbul dari
kebijakan dumping tersebut, maka WTO secara tegas melakukan pelarangan dari
praktik dumping tersebut.
Dengan adanya pelarangan praktik dumping dari WTO tersebut diharapkan perdagangan
internasional dapat berjalan secara profesional dan tanpa merugikan pihak manapun.
Sehingga perdagangan internasional tidak lantas membunuh produsen dalam negeri
dan memberikan keuntungan bagi produsen asing. Bahwa kegiatan ini, perdagangan
internasional, diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai