DISKRIMINASI HARGA
Oleh :
KELOMPOK 4
1. WINA ADESTIA (180110091)
2. RISTIANA (180110082)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Makalah ini. Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan
menuju alam yang terang berderang seperti sekarang ini.
Tugas Makalah ini disusun sebagai salah satu penunjang nilai yang
diberikan oleh dosen dalam proses perkuliahan. Semua hasil diskusi kelompok
kami telah terlampir dalam makalah ini.
Tugas Makalah ini mengalami banyak kendala dalam pembuatannya. Oleh
sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen maupun teman-teman
sekalian yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Dan demi kesempurnaan penyusunan Tugas Makalah
ini selanjutnya kami mohon kritik dan saran dari pembaca.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
b. Model-Model Kartel
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang sampai saat ini masih
terus Melaksanakan peningkatan terhadap pembangunan perekonomian
negara. Salah Satu usaha yang dilakukan pemerintah ialah dengan membuka
diri untuk Perdagangan internasional. Hal tersebut mendorong masuknya
barang atau jasa Dari negara lain dan membanjiri pasar dalam negeri. Pelaku
usaha dalam negeri Harus berhadapan dengan pelaku usaha dari berbagai
negara, dalam suasana Persaingan tidak sempurna.
Pembangunan perekonomian tersebut harus diarahkan kepada
terwujudnya Kesejahteraan rakyat berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Dalam Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945
ditentukan bahwa: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi Dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan Lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan Kesatuan ekonomi nasional.”
Persaingan ketat dan tidak sempurna yang terjadi antar pelaku usaha
Mendapat perhatian khusus dari pemerintah, maka nilai-nilai persaingan
sehat Dibutuhkan dalam sistem ekonomi Indonesia. Oleh karena itu,
Pemerintah Republik Indonesia mengundangkan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat yang Juga sebagai perwujudan nyata dari Pasal 33 ayat 4
Undang-Undang Dasar 1945.
b. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian tentang kartel ?
2. Apa itu Model-Model Kartel ?
3. Bagaimana penerapan kartel terhadap kebijakan internasional ?
c. Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian Kartel
2. Mengetahui Dasar-dasar Kartel
3. Mengetahui penerapan kartel terhadap kebijakan internasional
d. Manfaat
Untuk mengetahui tentang pengertian Kartel, dasar-dasar kartel dan
penerapan kartel terhadap kebijakan internasional
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kartel
Kartel merupakan suatu organisasi resmi dari para penjual yang secara
bersama Menentukan harga, kuantitas, dan diferensiasi produk secara
bersama-sama untuk Memaksimumkan keuntungan industri tersebut.
Sedangkan dalam UU Anti Monopoli No.5 tahun 1999, dijelaskan
perjanjian yang bersifat kartel sebagai berikut :
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan pelaku usaha
saingannya, yang Bermaksud mempengaruhi harga dengan mengatur
produksi dan atau pemasaran Suatu barang dan atau jasa, yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli Dan atau persaingan usaha tidak
sehat. Salah satu yang diatur oleh Undang-undang Anti Monopoli diantaranya
adalah dilarangnya perjanjian-perjanjian tertentu yang Dianggap dapat
menimbulkan monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat. Rintangan
untuk masuk yang dihadapi oleh perusahan baru yang ingin memasuki
Industri kartel sama seperti halnya oligopoli, misalkan ada perusahaaan yang
ada Dalam suatu industri berhasil dan menaikkan harga sampai di atas biaya
total rata-Rata jangka panjang, sehingga diperoleh laba ekonomi. Tetapi
perusahaan ini tidak Tertarik ikut bergabung pada perusahaan kartel, maka
perusahaan baru tersebut Harus menghadapi rintangan-rintangan.
B. Model-Model Kartel
Sebelum mengetahui dari model-model dari kartel, perlu kita ketahui
Terlebih dahulu lahir dan dibentuknya kartel dalam industri-industri yang
Memiliki :
1. Sedikit perusahaan.
2. Faktor penghalang.
3. Permintaan akan produk inelastik.
4. Produk-produk ho
5. Keuntungan rendah atau kecil.
6. Konsentrasi perusahaan-perusahaan secara geografis.
7. Tidak ada larangan-larangan hukum.
Jadi kartel akan lahir dan dibentuk apabila dari perusahaan-perusahan
Yang sejenis ini mau bekerja sama dan mematuhi peraturan-pearturan yang
Telah dibuat bersama. Perusahaan akan memperoleh manfaat yang lebih besar
Jika perusahaan tersebut terbentuk dan efektif, akan tetapi perusahaan itu
akan
rugi jika perusahaan salah satu dari anggota melanggar apa yang telah
disepakati bersama.
Perilaku sebuah kartel yang terorganisir dengan ketat dapat
Menentukan harga dan output sebagaimana halnya sebuah monopoli. Kartel
Sendiri dapat bertindak sebagai penjual tunggal yang dapat mempertahankan
Harga yang tinggi.
Adapun model-model yang umum kita kenal antara lain :
1. Oligopoly adalah struktur pasar diamana secara relatif terdapat
beberapa Perusahaaan yang cukup mempunyai kekuatan pasar
sehingga mereka Tidak dapat dianggap sebagai penerima harga,
akan tetapi mempunyai Cukup saingan sehingga mereka tidak dapat
mengangap kurva permintaan Pasar sebagai kurva permintaan atas
produk mereka saja. Biasanya masuk Atau keluar dari perusahaan
tersebut tidaklah begitu mudah.
2. Duopoly adalah keadaan khusus di mana dalam pasar oligopoly
hanya ada Dua perusahaan.dan ini dikembangkan untuk melihat
lebih tajam interaksi Antar perusahaan dalam pasar oligopoly.
a. Model Cournot menganggap, bahwa setiap perusahaan bertindak
Seakan-akan output perusahaan saingannya adalah tetap.
Perusahaan Tersebut kemudian berusaha untuk
memaksimumkan keuntungan pada Sisa pasar.
b. Edgeworth ini didasarkan pada 2 asumsi yaitu:
1). Perusahanaan menganggap harga perusahaan saingannya
tetap.
2). Masing masing perusahaan menghadapi kendala output
Maksimumnya.
Sesuai dengan asumsi-asumsi tersebut, perusahaan saingan Akan
menjual produknya dengan harga yang lebih murah dalam
Usahanya untuk meguasai bagian pasar yang lebih besar.
3. Kurva Permintaan Patah merupakan permintaan yang menunjukkan
Ketegaran harga jika suatu perusahaan menurunkan harga,
perusahaan lain Dalam industri tersebut juga ikut menurunkan
harga. Tetapi jika Perusahaan menaikkan harga, perusahaan lain
tidak akan mengubah Harganya. Jika sebuah perusahaan menaikkan
harganya dan tidak ada Orang yang mengikutinya, perusahaan
tersebut kehilangan porsi pasarnya Dan penjualannya akan menurun
dengan tajam.
4. Penentuan Harga perusahaan yang dominan tersebut, menentukan
harga Tertentu untuk memaksimumkan keuntungannya.
Perusahaan-perusahaan Yang kecil diperbolehkan untuk menjual
kuantitas, yang mereka inginkan Pada tingkat harga yang ditetapkan
oleh perusahaan yang dominan. Harga monopoli : menurut pendapat
umum harga monopoli lebih Tinggi dari harga kompetisi, dan hasil
yang dibuat oleh seorang yang Melakukan monopoli lebih rendah
dari pada yang dibuat di bawah kondisi Yang bersaing, yaitu
persaingan tidak sempurna. Kurva yang diperlukan Dalam
menghadapi tiap-tiap penjual sangat elastis dan dia terus
Memproduksi dan menjual hasil tambahan sampai pendapatan
marjinal Sama dengan harga. Tetapi seorang yang melakukan
monopoli harus Menghadapi kurva keperluan yang dapat
dibandingkan dengan yang tidak Elastis, karena dia terproduksi dan
menjual hasil produksi tambhaan, maka Harga dipasaran turun.
Pendapatan marjinalpun akan kurang dari harga Dan seoranag yang
melakukan monopoli dan memproduksi sampai biaya Marjinalnya
sama dengan pendapatan marjinal. Oleh karena itu pada Umumnya,
produksi monopoli lebih rendah dari pada produksi kompetitif,
Dana harga monopoli lebih tinggi dari pada harga kompetitif.
Sedangkan keputusan harga dan output suatu perusahaan kartel
Tergantung pada kesepakatan yang telah disepakati bersama.
A. Kesimpulan
Kartel merupakan suatu organisasi resmi dari para penjual yang
secara bersama Menentukan harga, kuantitas, dan diferensiasi produk
secara bersama-sama untuk Memaksimumkan keuntungan industri
tersebut.
Adapun model-model yang umum kita kenal antara lain :
1. Oligopoly adalah struktur pasar diamana secara relatif
terdapat beberapa Perusahaaan yang cukup mempunyai
kekuatan pasar sehingga mereka Tidak dapat dianggap
sebagai penerima harga, akan tetapi mempunyai Cukup
saingan sehingga mereka tidak dapat mengangap kurva
permintaan Pasar sebagai kurva permintaan atas produk
mereka saja. Biasanya masuk Atau keluar dari perusahaan
tersebut tidaklah begitu mudah.
2. Duopoly adalah keadaan khusus di mana dalam pasar
oligopoly hanya ada Dua perusahaan.dan ini dikembangkan
untuk melihat lebih tajam interaksi Antar perusahaan dalam
pasar oligopoly.
3. Kurva Permintaan Patah merupakan permintaan yang
menunjukkan Ketegaran harga jika suatu perusahaan
menurunkan harga, perusahaan lain Dalam industri tersebut
juga ikut menurunkan harga.
4. Penentuan Harga perusahaan yang dominan tersebut,
menentukan harga Tertentu untuk memaksimumkan
keuntungannya.
Dalam hukum antimonopoli ada diskriminasi harga yang
dilarang. Seperti yang Dikutip oleh Hakim dalam
www.KHO.htm dikenal beberapa macam diskriminasi Harga
yang dilarang, yaitu sebagai berikut:
1. Diskriminasi harga primer, yaitu suatu diskriminasi harga
yang dilakukan oleh Seorang pelaku usaha yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerugian bagi Pelaku usaha
pesaingnya.
2. harga sekunder, yaitu suatu diskriminasi harga yang
dilakukan oleh Seorang pelaku usaha yang dapat
mempunyai akibat negatif terhadap para Konsumen dari
pelaku usaha pesaingnya.
3. harga umum, yaitu suatu diskriminasi harga yang
dilakukan oleh Seorang pelaku usaha tanpa melihat
kepada letak geografisnya.
4. harga geografis, yaitu suatu diskriminasi harga di mana
harga Dibeda-bedakan menurut letak geografisnya.
5. Diskriminasi harga tingkat pertama, yaitu disebut juga
dengan diskriminasi harga Sempurna (perfect price
discrimination) yang dalam hal ini perbedaan harga dari
Satu pembeli dengan pembeli lainnya sangat jauh. Pihak
pembeli yang Membayar harga lebih mahal oleh penjual
diberikan harga yang paling mahal Yang bisa diberikan
kepadanya.
6. Diskriminasi harga tingkat kedua, yaitu disebut juga
dengan diskriminasi harga Tidak sempurna (imperfect
price discrimination) yang dalam hal ini pihak pembeli
Yang membeli pada tingkat harga yang lebih mahal
memang membeli dengan Harga yang lebih mahal, tetapi
bukan pada tingkat harga termahal yang mungkin
Diberikan, atau bukan kelompok pembeli yang mau
membeli barang tersebut Pada tingkat harga termahal. Jadi
dalam hal ini, pihak penjual dalam menjual Kepada
pembeli tadi tidak/tidak mungkin melakukan segregasi
pasar secara Sempurna.
7. Diskriminasi harga secara langsung, yaitu suatu
diskriminasi harga yang Diberikan oleh seorang penjual
kepada para pembeli di mana kelihatan dari Harganya
secara nominal memang berbeda terhadap satu pembeli
dengan Pembeli lainnya.
8. Diskriminasi harga secara tidak langsung, yaitu suatu
diskriminasi harga kepada para pembeli di mana harga
nominalnya tetap sama.
B. Saran
Penulis mengetahui masih terdapat kekurangan dalam
penulisan makalah ini, karena itu penulis mengharapkan kritik yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini, dan terimakasi
penulis ucapkan kepada pembaca dan pihak-pihak yang membantu
penulis menyelesaikan makalah ini, semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Nopirin. (2000). Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE.
Lincolin Arsyad. (1993). Ekonomi Mikro. Yogyakarta:BPFE.
Marzuki (2018). Analisis Perekonomian Nasional dan Internasional.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
.
Bab III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kartel merupakan suatu organisasi resmi dari para penjual yang secara
bersama Menentukan harga, kuantitas, dan diferensiasi produk secara
bersama-sama untuk Memaksimumkan keuntungan industri tersebut.
Adapun model-model yang umum kita kenal antara lain :
1. Oligopoly adalah struktur pasar diamana secara relatif terdapat
beberapa Perusahaaan yang cukup mempunyai kekuatan pasar
sehingga mereka
Tidak dapat dianggap sebagai penerima harga, akan tetapi mempunyai
Cukup saingan sehingga mereka tidak dapat mengangap kurva
permintaan Pasar sebagai kurva permintaan atas produk mereka saja.
Biasanya masuk Atau keluar dari perusahaan tersebut tidaklah begitu
mudah.
2. Duopoly adalah keadaan khusus di mana dalam pasar oligopoly
hanya ada Dua perusahaan.dan ini dikembangkan untuk melihat
lebih tajam interaksi Antar perusahaan dalam pasar oligopoly.
3. Kurva Permintaan Patah merupakan permintaan yang menunjukkan
Ketegaran harga jika suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan
lain Dalam industri tersebut juga ikut menurunkan harga.
4. Penentuan Harga perusahaan yang dominan tersebut, menentukan
harga Tertentu untuk memaksimumkan keuntungannya.
Dalam hukum antimonopoli ada diskriminasi harga yang dilarang. Seperti
yang Dikutip oleh Hakim dalam www.KHO.htm dikenal beberapa macam
diskriminasi Harga yang dilarang, yaitu sebagai berikut:
1.Diskriminasi harga primer, yaitu suatu diskriminasi harga yang dilakukan oleh
Seorang pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya kerugian bagi
Pelaku usaha pesaingnya.
B. Saran
Penulis mengetahui masih terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, karena itu penulis mengharapkan kritik yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini, dan terimakasi
penulis ucapkan kepada pembaca dan pihak-pihak yang membantu
penulis menyelesaikan makalah ini, semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka