“KEPUASAN PELANGGAN”
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu kepuasan pelanggan
b. Mempelajari cara mengukur kepuasan pelanggan.
c. Untuk mengetahui manfaat mengukur kepuasan pelanggan.
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.
BAB II
PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara
apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65). Seorang pelanggan, jika merasa puas
dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi
pelanggan dalam waktu yang lama.
Memuaskan kebutuhan konsumen adalah keinginan setiap perusahaan. Selain faktor
penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat
meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa
pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat
kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan
faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar
dari volume penjualan perusahaan.
III.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Kepuasan Pelanggan, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman
memberi kritik dan saran yang membangun untuk pihak kami agar lebih baik lagi dan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas.
Indeks : Jakarta
Umar, Husein. 1997. Study Kelayakan Bisnis. Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Manajemen. Edisi Revisi. Andy:
Yogyakarta
TOPIK 2
BAB I
PENDAHULUAN
Kepribadian dan emosi akan mempengaruhi individu didalam sebuah organisasi. Maka
dari itu sangat diperlukan seseorang untuk tahu dan mengerti apa itu kepribadian dan emosi baik
dari segi pengertian, ciri – ciri, dll. Dengan penguasaan materi tentang Kepribadian dan Emosi
ini diharapkan setiap individu akan bisa menempatkan dirinya didalam sebuah organisasi setelah
menguasai materi tersebut. Keberhasilan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh setiap
individu di dalamnya
Apakah definisi dari Kepribadian dan emosi, ciri – ciri, dimensi emosi, serta pengaruhnya
terhadap prilaku dalam organisasi ?
Untuk mengetahui definisi dari Kepribadian dan emosi secara psikologis maupun definisi
sehari harinya, ciri – ciri, atribut kepribadian utama yang mempengaruhi prilaku oraganisasi,
serta mengetahui kepribadian dan budaya nasional.
Untuk mengetahui dimensi dimensi emosi dan batas ekternal emosi terhadap prilaku
organisasi.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaatnya untuk Mahasiswa adalah sebagai panduan atau tunjangan dalam mata kuliah
Prilaku organisasi.
Manfaatnya Untuk Fakultas adalah sebagai tambahan karya tulis untuk memperkaya
materi mengenai Prilaku Organisasi.
Manfaatnya untuk Masyarakata dan dunia kerja, jika seseorang telah mengerti apa itu
kepribadian dan emosi dan tau cara mengendalikannya dalam dunia organisasi maka akan sangat
berguna untuk kemajuan sebuah perusahaan dan masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
TUJUAN
Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang konsep“Teori
Perilaku Konsumen”.cMenambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen.cMenambah pengetahuan tentang pendekatan konsumen kardinal dan
ordinal.
SUMBER DATA
Sumber data yang digunakan dalam membuat makalah ini berasal dari buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat kondisi yang lain
tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen
yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli
berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkannya.
Untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi dan sosiologi. Hasilnya
berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap perilaku konsumen:
psikologis, pribadi, sosial, dan budaya (RW.Griffin & RJ. Ebert, 2003:366)
Pengaruh budaya mencakup budaya (“cara hidup” yang membedakan satu kelompok
besar dengan kelompok lainya), subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis
yang memilliki nilai-nilai bersama), dan kelas sosial (kelompok-kelompok berdasarkan peringkat
budaya menurut kriteria seperti latar belakang, pekerjaan, dan pendapatan.
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai.
Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi
seseorang, maka akan semakin diminati.
Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendapat para ahli ekonomi aliran
subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik Gossen, Yeavon, dan Leon
Walras. Menurut pendekatan ini daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau util, dan tinggi
rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subyek yang menilai.
Dalam pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal,
Gossen, yaitu hukum Gossen.
Hipotesis utama teori niali guna atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marginal
yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang
dari mengkonsumsikan satu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus-
menerus menambah konsumsinya pada barang tersebut.
Asumsi dasar:
Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur. Semakin banyak barang
dikonsumsi maka semakin besar kepuasan.
Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap
satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi
semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point
tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward
sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang,
sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat
kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang
dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan
Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barangtidak
perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuaturutan tinggi rendahnya
daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dalam teori perilaku
konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah:
PENUTUP
KESIMPULAN
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat kondisi yang lain
tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen
yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli
berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori konsumen mengenai dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna kardinal atau
cardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal utility approach. Pendekatan
guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak hanya dapat
dibandingkn, akan tetapi juga dapat diukur. Oleh karena menurut kenyataan kepuasan seseorng
tidak dapat diukur, maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikaitkan tidak realistik. Inilah
yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan dari pada teori konsumen yang menggunakan
pendekatan guna kardinal, yang terkenal pula dengan sebuah teori konsumen dengan pendekatan
guna marginal klasik atau classical marginal utility approach.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
C. TUJUAN
1. Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang konsep Teori
Perilaku Konsumen.
2. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
3. Menambah pengetahuan tentang pendekatan konsumen kardinal dan ordinal.
D. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam membuat makalah ini berasal dari buku
dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan
bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan
jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi dan sosiologi. Hasilnya
berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap perilaku konsumen:
psikologis, pribadi, sosial, dan budaya (RW.Griffin & RJ. Ebert, 2003:366)
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai.
Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi
seseorang, maka akan semakin diminati.
Pendekatan kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan pemuasan kebutuhan
dari suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung sudut pandang subyek yang
memberikan penilaian tersebut, yang biasanya berbeda penilain dengan orang lain.
Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendapat para ahli ekonomi aliran
subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik Gossen, Yeavon, dan Leon Walras.
Menurut pendekatan ini daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau util, dan tinggi
rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subyek yang menilai.
Dalam pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal,
Gossen, yaitu hukum Gossen.
Hukum Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi terus-menerus maka
kepuasanya akan semakin menurun.
Hukum Gossen II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai kebutuhanya sampai
mencapai intensitas yang sama. Intensitas yang sama itu ditunjukkan oleh rasio antara
marginal utility dengan harga dari barang yang satu dengan rasio marginal utility dengan
harga barang yang lain.
Hipotesis utama teori niali guna atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marginal
yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang
dari mengkonsumsikan satu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus-
menerus menambah konsumsinya pada barang tersebut.
Asumsi dasar:
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang,
sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat
kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang
dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan.
D. Pendekatan Konsumen Ordinal
Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barangtidak
perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya
daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dalam teori perilaku
konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah:
Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang
dimilikinya
Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin
banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang
dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang
digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari
satu kepuasan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat kondisi yang lain
tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen
yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli
berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkannya.
http://senjayakertiawan.wordpress.com/2012/12/05/perilaku-konsumen-pendekatan-ordinal-dan-
kardinal/16september 2013
http://iwakbakar.wordpress.com/2012/03/29/pendekatan-perilaku-konsumen/18 september2013