Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Aliran Jabariyah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
Yang Dibimbing oleh :
Dr.H. Faisol Nasar bin Madi,MA.

Disusun Oleh:
Ro’iatul Hasanah (U20181022)
Siti Holifah (U20181023)

Prodi lmu Al-Quran dan Tafsir


Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora
Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya, kami
sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah sederhana ini dengan baik.
Makalah ini dibuat agar para pembaca mengetahui hal-hal mengenai pengertian
Aliran Jabariyah, latar belakang aliran jabariah beserta doktrin-doktrin dan para tokok
aliran jabariyah. Bab di pilih karena penulis sering menjumpai para mahasiswa masih
kurang mengetahui tentang Aliran Jabariyah, oleh karena itu dalam makalah ini penulis
akan menguraikan tentang materi Aliran Jabariyah.
Kami sadar sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran
penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat positif guna untuk penulisan
makalah yang lebih baik lagi di kesempatan yang selanjutnya. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Jember, 19 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Pengertian Jabariyah.........................................................................................................3
B. Latar Belakang Munculnya Jabariyah..............................................................................3
C. Pemuka Pokok Pemikiran Aliran Jabariyah dan Doktrinnya............................................5
BAB III PENUTUP......................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan aqidah merupakan aspek utama dalam ajaranislam
yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad. Pentingnya masalah aqidah
ini tanpak jelas pada awaldkwah Nabi Muhammad ketika berada di
Mekkah. Pada periode Mekkah ini, persoalan aqidah cukupkuat
dibandingkan dengan masalah syariat,sehingga tema sentral dari ayat-
ayat Al-Qur’an yang turun selama periode ini adalah ayat-ayat yang
menyerukan kepada masalah keimanan.
Berbicara masalah aliran pemikiran dalam islam berarti berbicara
tentang ilmu kalam. Kalam secara harfiah berarti “kata-kata”. Kaum
teolog islam berdebat dengan kata-kata dalam mempertahankan
pemikirannya dan pendapatnyasehingga teolog disebut mutakallim yaitu
ahli debat yang pintar mengolah kata,ilmu kalam juga memiliki sebagai
teologi islam, ilmu ang membahas ajaran-ajaran dasar dari agama.
Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan yang mendasar
dan tidak mudah digoyahkan.
Timbulnya teologi islam dikalangan umat islam menyebabkan
banyak perbedaan dalam hal teori ataupun praktis. Perbedaan yang ada
menyebabkan adanya aliran-aliran dalam islam. Dalam perbedaan teologi
ini yang diperdebatkan adalah cabang ilmu dalam teologi islam itu
sendiri seperti bagaimana sifat Allah, malaikat itu termasuk golongan jin
atau bukan. Dan hal-hal yang berkaitan dengan itu.
Perbedaan tersebut akhirnya menimbulkan berbagai macam aliran
diantaranya, Khawarij, Syi’ah, Murji’ah, Mu’tazilah, Jabariyah,
Qadariyah, As’ariyah, dan Maturidiyah. Dalambab ini penulis akan
membahas tentang Aliran Jabariyah yang juga timbul akibat dari
permasalahan-permasalahan kalam.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Jabariyah ?


2. Bangaimana latar belakang munculnya Jabariyah?
3. Siapa pemuka pokok pemikiran Jabariyah beserta doktrin-doktrinnya ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Jabariyah.
2. Untuk mengetahui latar belakang munculnya Jabariyah.
3. Untuk mengetahui pemuka pokok pemikiran Jabariyah beserta doktrin-
doktrinnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jabariyah
Kata jabariyah berasal dari kata jabara dalam bahasa Arab yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu.1 Kata jabara
(bentuk pertama ) setelah ditarik menjadi Jabariyah (dengan menambahkan ya
nisbath)memiliki arti suatu kelompok atau aliran (isme). Secara etimologi,
Syahrastani menegaskan nahwa paham al-jabr berarti menghilangkan perbuatan
manusia dalam arti sesungguhnya dan menyandarkannya kepada Allah SWT.
Dengan kata lain, manusia menegerjakan perbuatannya dalamkeadaan terpaksa.
Dalam bahasa inggris, Jabariyah disebut fatalism atau predestination, yaitu
paham bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qadha dan
qadar Tuhan.

B. Latar Belakang Munculnya Jabariyah


Mengenai latar belakang lahirnya aliran jabariyah tidak ada penjelasan
yang sarih. Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak
zamansahabat dan Bani Umayyah.ketika itu ulama berbicara tentang maaslah
qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak
tuhan.
Paham al-jabar pertama kali diperkenalkan oleh Ja’ad bin Dirham
(dibunuh 124 H) yang kemudian disebarkan oleh Jahm Shafwan (125 H) dari
Khurasan.2 Dalam sejarah teologi islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang
mendirikan aliran Jahmiyah dalam kalangan Murji’ah. Ia duduk sebagai
sekertaris Suraih bin Al-Haris dan menemaninya dalam gerakan melawan
kekuasaan bani Umayyah. Dalam perkembangnnnya,paham al-jabr ternyata
tidak hanya dibawa oleh dua tokoh diatas.Masih banyak tokoh- tokoh lain yang
berjasa dalam mengembangkan aliran Jabariyah. Diantaranya adalah Al-Husain
bin Muhammad An-Najjar dan Ja’d bin Dhirar.

1
Wiyani, Ilmu Kalam, hlm. 74.
2
Abdul Rozaq, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2014, hlm. 82.

3
Mengenal kemunculan paham al-jabar,para ahli sejarah pemikiran
mengkajinya melalui pendekatan geokultural bangsa Arab. Diantara ahli yang
dimaksud adalah Ahmad Amin.ia menggambarkan kehidupan bangsa Arab yang
didukung oleh gurun pasir sahara yang memberikan pengaruh besar kedalam
cara hidup mereka. Ketergantungan mereka pada alam sahara yang ganas telah
mencuat sikap penyerahan diri terhadap alam.
Lebih lanjut, Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi
demikian, masyarakat Arab tidak banyak melihat jalan untuk mengubah keadaan
sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya.mereka merasa dirinya lemah dan
tidak kuasa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran hidup. Akhirnya,mereka
banyak bergantung pada kehendak alam .halini membawa mereka pada sikap
fatalisme.
Terlepas dari perbedaan pendapat tentang awal lahirnya aliran ini, dalam
Al-Qur’an sendiri banyaj terdapat ayat-ayat yang menunjukkan lahirnya aliran
jabariah, diantaranya:
QS al-insan:30 artinya: “ dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu),
kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui
lagi Maha bijaksana.
Sebenarnmya, benih-benih paham al-jabar sudah muncul jauh sebelum
kedua tokoh diatas, Benih-benih itu terlihat dalam peristiwa sejarah berikut ini.
a. Suatu ketika, Nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar
dalam masalah takdir Tuhan. Nabi melarang mereka untuk
memperdebatkan persoalan tersebut, agar terhindar dari kekeliruan
penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan mengenai takdir3.
b. KhalifahUmar bin Khattab pernah menangkap seseorang yang
ketahuan mencuri,.ketika diintrogasi,pencuri itu berkata” Tuhan telah
menentukan aku mencuri”. Mendengar ucapan itu, Umar marah
sekali dan menganggap orang itutelah berdusta kepada Tuhan. Oleh
karena itu, Umar memberikan dua jenis hukuman kepada pencuri itu.
Pertama, hukuman potong tangan karena mencuri. Kedua, hukuman
dera karena menggunakan daliltakdir Tuhan.

3
Aziz Dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam, Beunebi Cipta, Jakarta, 1987, hlm. 27-29.

4
c. Pada pemerintah daula Bani Umayyah, pandangan tentang al-jabar
semakin mencuat ke permukaan. Abdullah bin Abbas melalui
suratnya memberikan reaksi keras kepada penduduk Siria yang
diduga berpaham “Jabariyah”.4
Adanya Aliran jabariyah juga memiliki faktor-faktor antara lain:
a. Faktor politik
Jabariyah diterapkan pada masa Umayyah (660-750 M). Yakni
pada masa keadaan keamanan sudah puli dengan tercapainya
perjanjian antara Muawiyahdengan Hasan ibn Ali ibn Abu
Thalib, yang tidak mampu lagi menghadapi kekuatan Mu’awiyah.
Dalam halini Mu’awiyah mencari jalan untuk memperkuat
kedudukannya dengan bermain politik secara licik.
b. Faktor geografis
Kedudukan bangsa Arab yang dikungkung oleh gurun pasir
sahara memberikan pengaruh besar kedalam cara idup mereka.
Ketergantungan mereka kepada alam sahara yang ganas telah
memunculkan sikappenyerahan diri terhadap alam . Bangsa Arab
tidak melihat jalan untuk menguba keadaan sekeliling mereka
sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Mereka merasa lemah
dalam menghadapi kesukaran-kesukaranhidup. Akhirmya,
mereka banyak bergantung kepada sikap fatalisme.

C. Pemuka Pokok Pemikiran Aliran Jabariyah dan Doktrinnya


a. Jahm bin Shofwan ‘
Nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jahm bin Shafwan (golongan
Jabariyah Ekstrim). Ia berasal dari Khurasan, bertempat tinggal di
Kuffah. Ia seorang dai yang fasih dan lincah (orator). Ia menjabat
sebagai sekertaris Haris bin Surais, seorang Mawali yang menentang
pemerintah Bani Umayyah di Khurasan. Ia ditahan dan dibunuh secara
politis tanpa ada jaitannya dengan agama5.

4
Huwaidy, Dirasat fi ‘ilmi Al-kalam wa AL-falsafah Al-islamiyah, Dar Ats-tsaqafah, Kairo, 1980, hlm. 98.
5
Wiyani, Ilmu Kalam, hlm. 74.

5
Doktrin-doktrin pokoknya:
1) Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya,
tidak mempunyai keendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan;
2) Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain Tuhan;
3) Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini,
pendapatnya sama dengan konsep iman yang dimajukan kaum Murji’ah;
4) Kalam Tuhan adalah makhluk. Allah Mahasuci dari segala sifat dan
keserupaan dengan manusia, seperti berbicara, mendengar dan melihat.
Begitu pula Tuhan tidak dapat dilihat dengan indra mata diakhir kelak.

b. Ja’ad bin dirham


Ja’ad (golongan Jabariyah Ekstrim) adalah seorang Maulana Bani
Hakim, ia tinggal di Damaskus. Ia debesarkan di dalam lingkungan
kristen yang senang membicarakan teologi. Semula ia dipercaya untuk
mengajarkan dilingkungan pemerintah Bani Umayyah. Tetapi setelah
tampak pemukiran-pemikirannya yang krotroversial, kemudia Bani
Umayyah memberhentikannya, lalu Ja’ad lari ke Kuffah dan disana ia
bertemu dengan Jahm serta mentransfer pemikirannya kepada Jahm
untuk disebar luaskan dan dikembangkan.
Doktrin-doktrinnya ialah;
1) Al-Qur’an itu adalah makhluk.Oleh karena itu ia baru. Sesuatu yang
baru tidak dapatdisifatkan kepada Allah.
2) Allah tidakk mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk.
3) Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya6.
Berbeda dengan Jabariyah ekstrem, Jabariyah moderat
mengatakan bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik
perbuatan jahat maupun baik, tetapi manusia mempunyai efek untuk
mewujudkan perbuatannya. Imilah yang dimaksud dengan kasab
(acquist). Menurut paham kasab, menusia tidak majbur (dipaksa
oleh Tuhan), tidak seperti wayang yang dikendalikan oleh dalang dan
tidakpula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia memperoleh

6
Al-Ghurabi, Tarikh Al-Fiuraq Al-Islamiyah, Kairo, 1958, hlm. 28-29.

6
perbuatan yang diciptakan Tuhan. Tokoh yang termasuk dalam
Jabariyah moderat adalah sebagai berikut.
a. Al-Najjar
Nama lengkapnya adalah Husain bin Muhammad An-
Najjar. Para pengikutnya disebut An-Najjariyah atau Al-
Husainiyah. Diantara pendapat-pendapatnya adalah:
1) Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi
manusia mengambil bagian atau peran dalam
mewujudkan perbuatan-perbuatan itu. Itulah yang
dimaksud kasab dalam teori Al-Asy’ari. Dengan
demikian, manusia dalam pandangan An-Najjar tidak
lagi seperti wayang yang gerakannya bergantung pada
dalang. Sebab, tenaga yang diciptakan Tuhan dalam
manusia mempunyai efek untuk mewujudkan
perbuatan-perbuatannya.
2) Tuhan tidak dapat dilihat diakhirat. Akan teteapi, An-
Najjar menyatakan bahwa Tuhan dapat memindahkan
potensi hati (makrifat) pada matasehingga manusia
dapat melihat Tuhan.
b. Adh-Dhirar
Nama lengkapnya adalah Dhirar bin Amr. Ia mengatakan
bahwa perbuatan manusia adalah atas kehendak
penciptaan Allah SWT, tetapi manusia memperolehnya
secara hakiki. Dengan demikian keduanya sependapat
bahwa manusia tidak lagi seperti wayang yang digerakkan
oleh dalang.manusia telah memiliki bagian dalam
mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Bagian yang
efektif dan bukan yang tidak efektif.menurut paham ini
Tuhan dan Manusia saling bekerjasama dalam
mewujudkan perbuatan-perbuatan manusia7.

7
Mawardy Hatta, Aliran-Aliran Kalam/Teologi, Banjarmasin, Antasari Press, hlm. 89.

7
Pemikiran kedua tokoh tersebut tampakna berbeda dan lebihmoderat
dibandingkan pemikiran Jahm bin Shafwan sebagaimana dikemukakan terdahulu.
Dalam pendapat An-Najjar dan Dhirar,manusia masih mempunyai usaha dan juga daya
yang efektif untuk menerima perbuatan ciptaan Tuhan. Dengan demikian pemikiran
mereka tidak sama dengan aliran jabariyah ang murni.

Jika dilihat dalam didalam Al-Qur’an ayat yang menjelaskan bahwa manusia
lemah,tidak memiliki kebebasan dan kemampuan untuk berbuat. Segalana terjadi atas
kehendak danketentuan Allah. Ayat –ayat tersebuat antara lain:

1. Surah Al-an’am ayat 11, ang artinya: “ niscaya mereka tidak akan beriman,
kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.
Ayat diatas menunjukkan bahwaberiman bkanlah atas kehendak manusia
melainkan atas kehendak Allah.
2. Surah al-Shaffat ayat 96, artinya: “Dan Allah yang menciptakan kamu dan
apa ang kamu perbuat itu”. Ayat diatas menegaskan bahwa Allahlah yang
menciptakan manusia dan juga perbuatan manusia.
3. Surah Al-Hadid ayat 2, artinya: tidak ada suatu bencanapun yang menimpa
dibumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam
kitab (lauhul mahfudzh). Sebelumkami menciptakan-nya. Sesungguhna ang
demikian itu adalah mudah bagi Allah. Menurut aat diatas, semua yang
terjadi dibumi dan juga pada diri manusia telah ditetapkan Allah jauh
sebelumya, dan telah tertulis di Lauhul Mahfudzh sebelum terjadinya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata jabariyah berasal dari kata jabara dalam bahasa Arab yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu.8 Kata
jabara (bentuk pertama ) setelah ditarik menjadi Jabariyah (dengan
menambahkan ya nisbath)memiliki arti suatu kelompok atau aliran
(isme).
Paham al-jabar pertama kali diperkenalkan oleh Ja’ad bin Dirham
(dibunuh 124 H) yang kemudian disebarkan oleh Jahm Shafwan (125 H)
dari Khurasan.
Terdapat beberapa tokok aliran jabariah aitu: Jahm bin Shafwan,
Ja’ad bin Dirham, Al-Najjar, dan Adh-Dihar

B. Saran

Diakhir tulisan ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran kepada


pembaca:

1. Dalam memahami aliran jabariyah hendaknya kita bersifat inklusif


terhadap beberapa refrensi tentang segala hal yang menyangkut aliran
jabariyah. Sehingga kita dapat memahami aliran jabariyah secara luas.
2. Hendaknya setiap orang tetap bersifat terbuka terhadap berbagai pendapat
yang ada. Karena hal itu akan menambah kekayaan pengetahuan intelektual
dan wawasan dalam dunia pendidikan.
3. Semoga hasil makalah ini bermanfaat bagi segenap pembaca terutama
kepada penulis atau penyusun sendiri. Amin yaa Rabbal Alamiin.

8
Wiyani, Ilmu Kalam, hlm. 74.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin.1995. Falsafah Kalam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Dahlan, Aziz. 1987. Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam.
Jakarta: Beunebi Cipta.
Hatta, Mawardi. Aliran-Aliran Kalam/ Teologi. Banjarmasin: Antasari Press.
Rozaq, Abdul dan Rosihon Anwar. 2014. Ilmu Kalam. Bandung: CVPustaka
Setia.
Wiyani, Ilmu Kalam.

10

Anda mungkin juga menyukai