Anda di halaman 1dari 11

1

ALIRAN MURJIAH, QODARIYAH, JABARIYAH, DAN MU’TAZILAH

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah pemikiran islam dan filsafat:

Oleh:

Kelompok 9:

1. Fenni Marlisa NIM:204201915

2. Inggried Rizky Yuliana NIM:2042

3. Viony Aframuja Manisa NIM: 204201920

Dosen Pengampu:

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN GURU MANDRASAH IBTIBAIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN TAHAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2020
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr..wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita rahmatkan kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga kita mampu menyelesaikan penulisan
makalah Pemikiran Islam dan Filsafat dan tak lupa kita ucapakan Terima Kasih kepada
teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Sarana penunjang
makalah ini kami susun berdasarkan referensi yang bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan
untuk membantu para mahasiswa untuk mengetahui, memahami bahkan menerapkannya.

Adapun makalah ini kami susun dengan tujuan: Pertama, mempermudah mahasisiwa untuk
menyampaikan materi yang ada. Kedua, mempermudah mahasiswa untuk belajar. Ketiga,
dapat memperlancar proses belajar dan mengajar, sehingga mahasiswa menjadi aktif.

Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Sempga yang tersaji ini, dapat memberikan bantuan kepada para mahasiswa dalam
menyelenggarakan proses belajar mengajar di kampus.

Wassalamualaikum wr…wb

Jambi, 15 November 2020

Kelompok 9

DAFTAR ISI
3

Kata Pengantar…………………………………………………………………….

Daftar Isi…………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

LatarBelakang…………………………………………………………………….

Rumusan Masalah………………………………………………………………...

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Murjiah,Qadariyah, Jabariyah, Mu’tajilah………………….

B. Sejarah Murjiah,Qodariyah, Jabariyah, Mu’tazilah………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………….

B. Saran……………………………………………………………………….

BAB 1
4

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aliran Murjiah adalah golongan yang terdapat dalam Islam yang muncul dari
golongan yang tak sepaham dengan Khawarij.

Qadariah  adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak


diintervensi oleh Tuhan.

Mu'tazilah merupakan salah satu aliran teologi yang dapat dikelompokkan sebagai kaum
rasionalis dalam islam,aliran ini muncul pada abad pertama hijriyah.

Jabariah adalah sebuah ideologi dan sekte bidah di dalam akidah yang muncul pada abad ke-
2 hijriah di Khurasan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Murjiah, Qodariah, Jabariyah, Mu’tazilah?

2. Sejarah lahirnya Murjiah, Qodariah, Jabariah, Mu’tazilah?

BAB II
5

PEMBAHASAN

A. Pengertian Murjiah, Qodariyah, Jabariah, dan Mu’tazilah

-Aliran Murji'ah adalah golongan yang terdapat dalam Islam yang muncul dari golongan


yang tak sepaham dengan Khawarij. Ini tercermin dari ajarannya yang bertolak belakang
dengan Khawarij. Pengertian Murji'ah sendiri berasal dari kata arja'a yaitu menunda
ataupun menangguhkan atau juga penangguhan keputusan atas perbuatan seseorang sampai
di pengadilan Allah SWT kelak. Jadi, mereka tak mengkafirkan seorang Muslim yang
berdosa besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa
hanyalah Allah SWT, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa besar, dalam kelompok
ini tetap diakui sebagai Muslim dan punya harapan dan kesempatan untuk bertobat.

-Aliran Qadariyah adalah fiqrah yang mengingkari ilmu Allah terhadap perbuatan sebelum
terjadi, dan Allah belum membuat ketentuan apa-apa. Mereka menyatakan bahwa tidak
ada takdir, semua perkara adalah kejadian yang baru ada pada saat terjadi. Dan sebelum
perkara terjadi Allah tidak menentukan dan tidak mengetahuinya, serta hanya tahu setelah
terjadi. Dan mereka menyatakan bahwa Allah bukan pencipta perbuatan manusia dan tidak
menentukan apa-apa.

Kata Qadariyah itu sendiri berasal dari qadara yang memiliki dua pengertian yaitu berani
memutuskan dan juga berani mempunyai kekuatan atau kemampuan. Sedangkan Qadariyah
yang dimaksud di sini adalah suatu paham bahwa manusia mempunyai kebebasan
berkehendak dan punya kemampuan untuk berbuat. Kelompok yang menganut aliran ini
berkeyakinan bahwa semua perbuatan manusia terwujud karena kehendaknya dan
kemampuan manusia itu sendiri. Manusia dapat melakukan sendiri semua perbuatan sesuai
kemampuan yang dimilikinya.

-Secara harfiah mu'tazilah berasal dari kata I'tazalah berarti terpisah atau memisahkan diri
yang juga mempunyai arti menjauh atau menjauhkan diri atau juga mengasingkan diri.
Mu'tazilah adalah salah satu aliran teologi dalam islam yang dapat dikelompokkan sebagai
kaum rasionalis islam, sedangkan arti dari teologi itu sendiri adalah ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan tuhan. 

Dalam aliran ini untuk memecahkan masalah dalam bidang keagamaan menggunakan
analisis dan argumen-argumen yang rasionalis jadi harus berasal dari fakta dan pengalaman.

B. Sejarah Murjiah, Qodariah, Jabariah, dan Mu’tazilah

-Sejarah Munculnya murji'ah dilatarbelakangi oleh persoalan politik,yaitu tentang ke


kholifahan.Umat islam terbagi dalam 2 kelompok yaitu: Kelompok Ali bin Abi Tholib dan
Muawiyah bin Abi Sofyan .aliran ini muncul di Damaskus pada akhir abad hijriah.kalimat ini
disebut murji'ah yaitu menund a atau mengembalikan.murji'ah sendiri yakni kelompok atu
6

aliran yang tetap berada dalam barisan ali bin Abi Thalib.berkembangnya murji'ah ini,antara
lain gagasan irja' atau arja'a yang dikembangkan oleh sebagian sahabat sebagai penjamin
persatuan dan kesatuan umat islam .gagasan irja' merupakan doktrin murji'ah,yang muncul
pertama kali sebagai gerakan politik diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib,yaitu al-hasan
bin Muhammad al-hanafiyah.

Sekte murji'ah muncul sebagai reaksi atas sikap yang tidak mau terlibat dalam upaya"kafir
mengafirkan"terhadap orang yang melakukan dosa besar,sebagaimna yang dilakukan kaum
khawarij.sekte ini menangguhkan penilaiannya terhadap orang-orang yang terlibat dalam
peristiwa tahkim di hadapan tuhan karena hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman
seseorang.begitupun orang mukmin yang melakukan dosa besar,tapi menurut mereka masih
di sebut mukmin.sekte ini beranggapan bahwa berbuat atau melakukan dosa, tidak
bermasalah apabila disertai dengan iman,seperti halnya melaksanakan solat tidak berguna
apabila disertai dengan kekafiran.

Berkembangnya aliran ini kaum murji'ah berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa
besar tidak dapat dikatakan kafir selama ia mengakui Allah Swt.sebagai tuhannya dan Nabi
Muhammad saw. sebagai rasulnya.

Tokoh-tokoh Murji'ah

0rang yang pertama kali memperkenalkan sekte Murji'ah adalah Gailan ad-Dimasyqi. Dia
adalah penduduk yang berasal dari kota Damaskus .Ayahnya pernah bekerja pada Khalifah
Usman bin Affan.Dia datang ke Damaskus pada masa pemerintahan Khalifah Hasyim bin
Abdul Malik (105-125 H).

- Sejarah aliran Qodariyah mula-mula ditimbulkan pertama kali sekitar tahun 70 H/689 M,
dipimpin oleh seorang bernama Ma’bad al-Juhani dan Ja’ad bin Dirham, pada masa
pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M). Menurut Ibn Nabatah,
Ma’bad al-Juhani dan temannya Ghailan al-Dimasyqi mengambil faham ini dari seorang
Kristen yang masuk Islam di Irak. Ma’ad al-Juhni adalah seorang tabi’in, pernah belajar
kepada Washil bin Atho’, pendiri Mu’tazilah. Dia dihukum mati oleh al-Hajaj, Gubernur
Basrah, karena ajaran-ajarannya. Dan menurut al-Zahabi, Ma’ad adalah seorang tabi’in yang
baik, tetapi ia memasuki lapangan politik dan memihak Abd al-Rahman ibn al-Asy’as,
gubernur Sajistan, dalam menentang kekuasaan Bani Umayyah. Dalam pertempuran
dengan al-Hajjaj, Ma’ad mati terbunuh dalam tahun 80 H.

Sedangkan Ghailan al-Dimasyqi adalah penduduk kota Damaskus. Ayahnya seorang yang
pernah bekerja pada khalifah Utsman bin Affan. Ia datang ke Damaskus pada masa
pemerintahan khalifah Hisyam bin Abdul Malik (105-125 H). Ghailan juga dihukum mati
7

karena faham-fahamnya. Ghailan sendiri menyiarkan faham Qadariyahnya di Damaskus,


tetapi mendapat tantangan dari khalifah Umar ibn Abd al-Aziz. Menurut Ghailan, manusia
berkuasa atas perbuatan-perbuatannya, manusia sendirilah yang melakukan perbuatan-
perbuatan baik atas kehendak dan kekuasaannya sendiri dan manusia sendiri pula yang
melakukan atau menjauhi perbuatan-perbuatan jahat atas kemauan dan dayanya sendiri.
Dalam faham ini manusia merdeka dalam tingkah lakunya. Di sini tak terdapat faham yang
mengatakan bahwa nasib manusia telah ditentukan terlebih dahulu, dan bahwa manusia
dalam perbuatan-perbuatannya hanya bertindak menurut nasibnya yang telah ditentukan
semenjak azal. Selain penganjur faham Qadariyah, Ghailan juga merupakan pemuka
Murji’ah dari golongan al-Salihiah.

Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan


dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham Qadaiyah, manusia mempunyai
kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan
demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada
qadar atau kadar Tuhan. Dalam istilah inggrisnya faham ini dikenal dengan nama free will
dan free act. Mereka, kaum Qadariyah mengemukakan dalil-dalil akal dan dalil-dalil naqal
(Al-Qur’an dan Hadits) untuk memperkuat pendirian mereka. Mereka memajukan dalil,
kalau perbuatan manusia sekarang dijadikan oleh Tuhan, juga kenapakah mereka diberi
pahala kalau berbuat baik dan disiksa kalau berbuat maksiat, padahal yang membuat atau
menciptakan hal itu adalah Allah Ta’ala.

-Sejarah aliran Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Di dalam Al-


Munjid, dijelaskan bahwa namajabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung
arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu.Selanjutnya, kata jabara (bentuk
pertama), setelah ditarik menjadi jabariyah (dengan menambah ya nisbah), memiliki arti
suatu kelompok atau aliran (isme).Lebih lanjut Asy-Syahratsan menegaskan bahwa
paham al-jabr berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya
dan menyandarkannya kepada Allah.Dengan kata lain, manusia mengerjakan perbuatannya
dalam keadaan terpaksa. Dalam bahasa
Inggris, Jabariyah disebut fatalismatau predestination, yaitu faham yang menyebutkan
bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qadhadan qadar Tuhan.

Mengenai kemunculan faham al-jabar ini, para ahli sejarah pemikiran mengkajinya melalui


pendekatan geokultural bangsa Arab.Diantara ahli yang dimaksud adalah Ahmad Amin.Ia
menggambarkan bahwa kehidupan bangsa Arab yang dikungkung oleh gurun pasir Sahara
memberikan pengaruh besar ke dalam cara hidup mereka.Ketergantungan mereka kepada
alam Sahara yang ganas telah memunculkan sikap penyerahan diri terhadap alam. 

Lebih lanjut, Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian, masyarakat Arab
tidak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginannya
8

sendiri.Mereka merasa lemah dalam menghadapi kesukaran-kesukaran hidup.Akhirnya,


mereka banyak bergantung pada kehendak alam.Hal ini membawa mereka kepada
sikap fatalism.

Sebenarnya benih-benih faham al-jabar suah muncul jauh sebelum kedua tokoh di atas.


Benih-benih itu terlihat dalam peristiwa sejarah berikut ini : 

1. Suatu ketika Nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar dalam masalah takdir
Tuhan. Nabi melarang mereka untuk memperdebatkan persoalan tersebut, agar terhindar
dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan mengenai takdir. 

2. Khalifah Umar bin Khaththab pernah menangkap seseorang yang ketahuan mencuri.
Ketika diinterogasi, pencuri itu berkata "Tuhan telah menentukan aku mencuri.
Mendengar ucapan itu, Umar marah sekali dan menganggap orang itu telah berdusta
kepada Tuhan. Oleh karena itu, Umar memberikan dua jenis hukuman kepada pencuri
itu. Pertama,  hukuman potong tangan karena mencuri. Kedua, hukuman dera karena
menggunakan dalil takdir Tuhan. 

3. Khalifah Ali bin Abi Thalib seusai Perang Shiffin ditanya oleh seorang tua tentang qadar
(ketentuan) Tuhan dalam kaitannya dengan pahala dan siksa. Orang tua itu
bertanya, "Bila perjalanan (menuju Perang Shiffin) itu terjadi dengan qadha dan qadar
Tuhan, tak ada pahala sebagai balasannya." Ali menjelaskan
bahwa qadha dan qadar bukanlah paksaan Tuhan. Ada pahala dan siksa sebagai balasan
amal perbuatan manusia. Sekiranya qadha dan qadar itu merupakan paksaan, batallah
pahala siksa, gugur pulalah makna janji dan ancaman Tuhan, serta tidak ada celaan Allah
atas pelaku dosa dan pujian-Nya bagi orang-orang yang baik. 

4. Pada pemerintahan Daulah Bani Umayah, pandangan tentang al-jabar semakin mencuat


ke permukaan. Abdullah bin Abbas, melalui suratnya, memberikan reaksi keras kepada
penduduk Syiria yang diduga berfaham Jabariyah. 

Paparan di atas menjelaskan bahwa bibit faham al-jabartelah muncul sejak awal periode
Islam.Namun, al-jabarsebagai suatu pola pikir atau aliran yang dianut, dipelajari dan
dikembangkan, baru terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayah. 

Berkaitan dengan kemunculan aliran Jabariyah, ada yang mengatakan bahwa


kemunculannya diakibatkan oleh pengaruh pemikiran asing, yaitu pengaruh agama Yahudi
bermazhab Qurra dan agama Kristen bermazhab Yacobit.

1. Perkembangan Jabariyah

Faham Jabariyah secara nyata menjadi aliran yang disebarkan kepada orang lain pada masa
pemerintahan bani Umayah. Dan yang dianggap sebagai pendiri utama adalah Al-Ja'd bin
9

Dirham. Diperoleh berita bahwa pemahaman Ja'ad didapat dari Banan bin Sam'an dari Talut
bin Ukhtu Lubaid bin A'sam tukang sihir dan memusuhi nabi SAW. 

Ja'd semula tinggal di Damsyik, tetapi karena pendapatnya bahwa Al-Qur'an itu makhluk,
maka ia selalu dikejar-kejar oleh penguasa bani Umayah, karena itu ia lari ke Kufah dan ia
bertemu dengan Jaham bin Sofwan.

Kemudian faham ini disebarkan dengan gigih  oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan yang
merupakan murid Ja'd bin Dirham. Dalam sejarah teologi Islam, Jahm tercatat sebagai tokoh
yang mendirikan aliran Jahmiyah dalam kalangan Murji'ah.Ia adalah sekretaris Suraih bin
Al-Haris dan selalu menemaninya dalam gerakan melawan kekuasaan Bani
Umayah.Dalamperlawanan itu Jahm sendiri dapat ditangkap dan kemudian dihukum bunuh
di tahun 131 H. 

Namun, dalam perkembangannya, faham al-jabar juga dikembangkan oleh tokoh lainnya


diantaranya Al-Husain bin Muhammad An-Najjar dan Ja'd bin Dirrar.

BAB III

PENUTUP
10

A. Kesimpulan

Aliran Murjiah adalah golongan yang terdapat dalam Islam yang muncul dari golongan yang
tak sepaham dengan Khawarij.

Qadariah  adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak


diintervensi oleh Tuhan.

Mu'tazilah merupakan salah satu aliran teologi yang dapat dikelompokkan sebagai kaum
rasionalis dalam islam,aliran ini muncul pada abad pertama hijriyah.

Jabariah adalah sebuah ideologi dan sekte bidah di dalam akidah yang muncul pada abad ke-
2 hijriah di Khurasan.

B. Saran

Kami sebagai penukis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan

Tentunya, penukis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang
dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

DAFTAR PUSTAKA
11

Aliran-aliran, Sejarah analisis perbandingan, UI http:// blogspot.co.id/2017/04/ aliran-


jabariyah.html.

http://sumber-ilmu-islam.blogspot.co.id/2014/01/makalah-mutazilah-pengertian-asal-
usul.html

Anda mungkin juga menyukai