Anda di halaman 1dari 22

ANTROPOLOGI KESEHATAN : ETIOLOGI PENYAKIT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam
Keperawatan

Dosen pengajar :
Ns. Neneng Aria Ningsih S.Kep M.Kep

Disusun oleh :
1. Andhini Gumiwang Distyanto
2. Ficka Khotimah
3. Kotimah Nur Laela
4. Muhamad Gari Akbar
5. Reza Romdona
6. Syamsul Nizar Aminudin

KEPERAWATAN REGULER C
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
Jl. Lingkar Kadugede No.2 Kuningan Jawa Barat (0232) 875 847 fax : (0232) 875 123
Website : Stikku ac.id email : info@stikeskuningan.ac.id
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah dicurahkan kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, para Sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau ‫ ﷺ‬sampai
hari Kiamat. Aamiin
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Psikososial dan
Budaya dalam Keperawatan dengan judul “Antropologi Kesehatan : Etiologi Penyakit”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan Ibu Neneng yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jazakillahu Khair.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Kuningan, Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
3. Manfaat dan Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Antropologi ........................................................................................ 3
2. Pengertian Antropologi Menurut Para Ahli ......................................................... 4
3. Ruang Lingkup Antropologi ................................................................................. 5
4. Antropologi Dalam Kesehatan ............................................................................. 5
5. Pandangan Para Ahli Mengenai Antropologi Kesehatan ..................................... 7
6. Kegunaan Antropologi Kesehatan ........................................................................ 11
7. Pengertian Penyakit .............................................................................................. 11
8. Pandangan Para Ahli Antropologi Terhadap Penyakit ......................................... 12
9. Antropologi Kesehatan Terhadap Etiologi Penyakit ............................................ 14
1. Secara Personalistik ........................................................................................ 14
2. Secara Naturalistik.......................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ........................................................................................................... 17
2. Saran ..................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Antropologi kesehatan dipandang oleh para dokter sebagai disiplin bio budaya
yang memberikan perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial-budaya dari tingkah
laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi keduanya sepanjang kehidupan
manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena
ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor
sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu
hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat,
biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan
telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari
masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang
berkaitan dengan adaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis
maupun sosio budaya.
Studi antropologis menekankan pada unsur-unsur budaya yang mempengaruhi
peran serta ini (misalnya tabu, kepercayaan tertentu mengenai suatu penyakit, sikap
hormat terhadap orang yang dituakan), pandangan dan penghayatan individu terhadap
penyakit dan proses penyembuhannya. Oleh karena studi antropologi lebih
menekankan pada unsur-unsur budaya sehingga untuk menggali pemasalahan tentang
menemukan gambaran unsur budaya tersebut, maka metode penelitian yang
digunakan lebih tepat dengan kualitatif. Dari hasil penelusuran para ahli antropologi
dalam pengumpulan data mengenai penduduk yang mereka temukan atau penduduk
tempat mereka bekerja terlihat jelas dalam suatu kumpulan survei komparatif yang
luas mengenai kepercayaan tentang sebab-sebab penyakit.
Pada makalah ini akan dibahas tentang etiologi penyakit dari kajian antropologi
kesehatan.

1
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Antropologi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Antropologi menurut pandangan para ahli ?
3. Apa saja ruang lingkup Antropologi ?
4. Apa yang dimaksud dengan Antropologi dalam Kesehatan ?
5. Bagaimana pandangan para ahli mengenai Antropologi Kesehatan ?
6. Apa kegunaan Antropologi Kesehatan ?
7. Apa yang dimaksud dengan penyakit ?
8. Bagaimana pandangan para ahli Antropologi terhadap penyakit ?
9. Bagaimana pandangan antropologi kesehatan mengenai etiologi penyakit ?

3. Manfaat dan Tujuan


 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui pengertian Antropologi.
2. Mahasiswa mengetahui pengertian Antropologi menurut para ahli.
3. Mahasiswa mengetahui ruang lingkup Antropologi.
4. Mahasiswa mengetahui pengertian Antropologi dalam Kesehatan.
5. Mahasiswa mengetahui pandangan para ahli mengenai Antropologi
Kesehatan.
6. Mahasiswa mengetahui kegunaan dari Antropologi Kesehatan.
7. Mahasiswa mengetahui pengertian penyakit.
8. Mahasiswa mengetahui pandangan para ahli Antropologi terhadap penyakit.
9. Mahasiswa mengetahui bagaimana pandangan Antropologi Kesehatan
mengenai etiologi penyakit.

 Tujuan
1. Untuk mengetahui materi tentang antropologi kesehatan etiologi penyakit.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam
keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; “Anthropos “
yang berarti “manusia” , dan “Logos” yang berarti “akal/ilmu”. Dengan begitu
Antropologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian
tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian,
masyarakat, serta kebudayaannya.
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia
sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini di tujukan pada sifat
khusus badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai–nilai yang membuat pergaulan
hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Di dalam antropologi memang
terdapat banyak ilmu yang membahas tentang manusia, seperti ekologi, biologi,
anatomi, psikologi, dan sebagainya.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia
sebagai entitas biologis homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang
interdisipliner dan komprehensif. Antropologi juga menggunakan kajian lintas-
budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan dan menjelaskan perbedaan
antara kelompok-kelompok manusia dalam perspektif material budaya, perilaku
sosial, bahasa, dan pandangan hidup (worldview).
Dalam kenyataannya, Antropologi mempelajari semua mahluk manusia yang
pernah hidup pada semua waktu dan semua tempat yang ada di muka bumi ini.
Mahluk manusia ini hanyalah satu dari sekian banyak bentuk mahluk hidup yang ada
di bumi ini yang diperkirakan muncul lebih dari 4 milyar tahun yang lalu (Siregar,
2002).
Antropologi lahir atau berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa pada ciri-
ciri fisik, adat istiadat, dan budaya etnis-etnis lain yang berbeda dari masyarakat yang
dikenal di Eropa. Pada saat itu kajian antropologi lebih memusatkan pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang
tinggal di suatu kawasan geografis yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang

3
digunakan serupa, serta cara hidup yang sama. Namun demikian dalam
perkembangannya, ilmu antropologi kemudian tidak lagi hanya mempelajari
kelompok manusia tunggal yang mendiami suatu wilayah geografis yang sama. Hal
ini terjadi karena dalam perkembangannya, pergerakan manusia baik dalam satu
kawasan regional tertentu hingga dalam cakupan global adalah fenomena yang
semakin umum terjadi.

2. PENGERTIAN ANTROPOLOGI MENURUT PARA AHLI


Berikut pengertian antropologi menurut para ahli :
a. Menurut Ralf dan Harry
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang
dikerjakan olehnya.
b. Menurut David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingin tahuan tentang umat manusia
yang tidak terbatas.
c. Menurut Zerhun Dodda
Antropologi adalah studi ilmu yang mempelajari tentang manusia.
d. Menurut William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun
generalalisasi yang bermanfaat tentang manusia dari perilakunya serta untuk
memperoleh pengetahuan yang lengkap tentang keanekaragaman manusia itu
sendiri.
e. Menurut Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya
dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang
dihasilkan.

4
3. RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI
Menurut March Swartz dan David K. Jordan, ruang lingkup antropologi adalah :
1) Asal muasal hidup manusia dari periode ke periode.
2) Perkembangan struktur fisik dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
3) Bertugas untuk memahami manusia secara utuh.

4. ANTROPOLOGI DALAM KESEHATAN


Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar
masalah kesehatan. Bagaimana perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih
bertahan dengan pengobatan tradisional, pelaksanaan keluarga berencana,
pembukaan praktik klinik pengobatan medis, dan sebagainya.
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono,
1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri
tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya
saja.
Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat
mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial,
budaya. Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson
merupakan konsep yang tepat karena termasuk dalam pengertian ilmu antropologi
seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson,
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah - masalah kesehatan dan penyakit dari dua
kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Penelitian oleh drg. Yulia Maria dari pascasarjana UI, misalnya yang di
lakukan di daerah manggala, kabupaten Tulang Bawang, provinsi Lampung
menunjukkan bahwa terdapat konstribusi yang sangat menentukan antara seorang
dukun beranak dan seorang petugas puskesmas dalam menangani proses kelahiran
seorang anak. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap peran roh

5
yang bersifat gaib disatu pihak yang masih melekat dan telah diterimanya
pemahaman penting kesehatan dan gizi di lain pihak.
Selama tahun - tahun terakhir makin banyak ahli antropologi menaruh minat
pada masalah-masalah kesehatan lingkungan biobudaya yang paling baik dipelajari
melalui apa yang disebut Bates sebagai “pandangan ekologis”. Pandangan ekologi
terutama berguna dalam mempelajari masalah - masalah kesehatan dalam program -
program internasional bagi pembangunan dan modernisasi, karena seperti yang kita
lihat ini atau beberapa waktu yang lalu proyek - proyek teknologi yang kurang
dipahami telah dilaksanakan tanpa menyadari bahwa perubahan - perubahan itu, bila
tercapai, akan menghasilkan sesuatu rangkaian perubahan lain yang banyak
diantaranya justru mempengaruhi kesehatan. Tidak mengherankan bahwa pandangan
ekologis cocok bagi ahli antropologi, karena kenyataannya, pandangan itu merupakan
lanjutan dari lingkungan dan komunitif biotiknya.
Dalam rangka pembangunan masyarakat desa, para ahli antropologi sering
diminta oleh para dokter kesehatan masyarakat atau dokter ahli gizi untuk membantu
mereka dalam meneliti atau memberi data mengenai masalah konsepsi dan sikap
penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit terhadap dukun, terhadap obat-obatan
tradisional, terhadap kebiasaan - kebiasaan dan pantangan - pantangan makan, dan
sebagainya. Dengan demikian, timbulah spesialis khusus, yaitu antropologi kesehatan
(medical anthropology). Secara tidak langsung, tugas antropolog mengenai kesehatan
adalah mencari asal-usul perilaku masyarakat dalam menanggapi kasus yang terjadi
dengan kesehatan mereka. Salah satu peranan besar dari ahli-ahli antropologi
kesehatan adalah untuk menjelaskan mengenai kepercayaan dan pelaksanaan-
pelaksanaan medis yang ada kepada para perencana kesehatan dan memberi saran-
saran tentang bagaimana hal-hal itu dapat diintegrasikan dengan pelaksanaan modern
yang merupakan ciri dari perencanaan kesehatan formal di semua negara.
Studi antropologis menekankan pada unsur-unsur budaya yang
mempengaruhi peran saat ini (misalnya tabu, kepercayaan tertentu mengenai suatu
penyakit, sikap hormat terhadap orang yang dituakan), pandangan dan penghayatan
individu terhadap penyakit dan proses penyembuhannya. Oleh karena itu, studi

6
antropologi lebih menekankan pada unsur-unsur budaya sehingga untuk menggali
pemasalahan tentang menemukan gambaran unsur budaya tersebut, maka metode
penelitian yang digunakan lebih tepat dengan kualitatif. Dari hasil penelusuran para
ahli antropologi dalam pengumpulan data mengenai penduduk yang mereka temukan
atau penduduk tempat mereka bekerja terlihat jelas dalam suatu kumpulan survei
komparatif yang luas mengenai kepercayaan tentang sebab-sebab penyakit.
Antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat
yang akan bekerja dan hidup diberbagai daerah dengan aneka warna kebudayaan,
metode-metode, dan cara untuk mengerti serta menyesuaikan diri dengan kebudayaan
dan adat istiadat setempat.

5. PANDANGAN PARA AHLI MENGENAI ANTROPOLOGI KESEHATAN


Beberapa ahli telah memberikan definisi tentang Antropologi Kesehatan. Di
bawah ini dijelaskan dari masing-masing definisi Antropologi Kesehatan tersebut.
Pemaparannya diurutkan menurut tahun definisi tersebut dikeluarkan.
1. Hasan dan Prasad (1959)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang
mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk
sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical),
sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek
sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia.
2. Weaver, (1968)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang
menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
3. Hochstrasser dan Tapp (1970)
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-
karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.
4. Fabrega (1972)

7
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor yaitu
mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi
cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau
berespons terhadap sakit dan penyakit, dan juga mempelajari masalah-masalah
sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkah laku.
5. Lieban (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis yang
dipengaruhi oleh sosial dan kultural, dan fenomena sosial dan kultural diterangi
oleh aspek-aspek medis.
Faktor-faktor sosial dan kultural membantu menentukan etiologi penyakit dan
penyebaran melalui pengaruh mereka dalam hubungan antara populasi manusia
dan lingkungan alamnya, atau melalui pengaruh langsung pada kesehatan
populasi.
Dalam pemahaman Lieban, kesehatan dan penyakit adalah pengukuran
efektivitas dengan dimana kelompok manusia menggabungkan sumber daya
kultural dan biologikal, menyesuaikan dengan lingkungan mereka. Lieban
menyebutkan bahwa pada hakikatnya ada empat macam area utama dalam
antropologi kesehatan yaitu ekologi dan epidemi, ethnomedicine, aspek medis
dari sistem sosial, dan perubahan medis dan kultural.
6. Landy (1977)
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan
penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis
dan obat-obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan
bahaya penyakit pada manusia sekarang ini.
Landy juga menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada
umumnya disetujui oleh ahli antropologi, yaitu:
1) Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari
kehidupan menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan
masyarakat.

8
2) Kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang
teralokasi, sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru
dengan atau merespon penyakit,
3) Kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian
dan persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk
menentukan atau menyadari penyakit.
Menurut Landy, masyarakat yang berbeda, dengan budaya yang berbeda,
memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan penyakit, dan
juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.

7. Foster dan Anderson (1978)


Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-
aspek biologis dan sosio-budya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-
cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.
Dalam definisi yang dibuat Foster/Anderson dengan tegas disebutkan bahwa
antropologi kesehatan studi objeknya yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia. Menurut Foster/Anderson, Antropologi kesehatan
mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda
yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Pokok-pokok perhatian kutup biologi yang dimaksud Foster/Anderson
adalah:
1) Pertumbuhan dan perkembangan manusia,
2) Peranan penyakit dalam evolusi manusia,
3) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba).
Sedangkan pokok perhatian pada kutup sosial-budaya meliputi:
1) Sistem medis tradisional (etnomedicine),
2) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka,
3) Tingkah laku sakit,
4) Hubungan antara dokter pasien,

9
5) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada
masyarakat tradisional.
Foster dan Anderson (1978), menyatakan bahwa antropologi kesehatan
kontemporer dapat ditemukan pada empat sumber daya yang berbeda yaitu
Antropologi Fisik, Ethnomedicine, Studi Personalitas dan Kultural, dan
Kesehatan Publik Internasional.
Foster dan Anderson (1987), mengatakan bahwa lingkungan bio-cultural
yang paling baik dipelajari adalah dari sudut pandang ekologi. Sejak Perang
Dunia II, ahli antropologi banyak yang berpindah ke studi lintas budaya sistem
medis, bio-ekologi dan faktor-faktor sosio-budaya yang mempengaruhi
timbulnya kesehatan dan penyakit.
Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah
epidemiologi, dimana tingkah laku individu dan kelompok menentukan derajat
kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda dalam populasi yang
berbeda-beda. Misalnya pada masyarakat yang tinggal di daerah beriklim tropis,
penyakit malaria bisa berkembang dan menyerang mereka sedangkan pada
daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, atau di daerah di atas 1700
meter permukaan laut penyakit malaria tidak ditemukan.
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun berbeda
dengan bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi seperti malaria,
demam berdarah, TBC, dan lain-lain. Pada umumnya terdapat pada negara-
negara berkembang.
Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia harus
belajar mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya. Interaksi ini dapat berupa sosial psikologis dan budaya yang
sering memainkan peranannya dalam mencetuskan penyakit. Penyakit adalah
bagian dari lingkungan hidup manusia contohnya adalah penyakit Kuru
(Foster/Anderson, hal 27-29).
8. McElroy dan Townsend (1985)

10
Antropologi Kesehatan adalah sebuah studi tentang bagaimana faktor-faktor
sosial dan lingkungan mempengaruhi kesehatan dan kesadaran cara-cara
alternatif tentang pemahaman dan merawat penyakit.
McElroy dan Townsend yang mengambil pandangan sejarah juga
menekankan pentingnya adaptasi dan perubahan sosial dengan menyatakan
bahwa sejumlah besar ahli antropologi kesehatan kini berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit yang berkaitan dengan adaptasi kelompok manusia
sepanjang jarak geografis dan jangka waktu luas dari masa prasejarah ke masa
depan.
Kedua ahli ini menyepakati setidaknya enam sub-disiplin antropologis yang
relevan dengan Antropologi Kesehatan yaitu Antropologi Fisik, Arkeologi Pra-
Historis, Antropologi Kultural, Antropologi Ekologikal, Teori Evolusioner, dan
Antropologi Linguistik.

6. KEGUNAAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.
Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana
cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan
alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya
dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam
perwujudan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan
mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada
di masyarakat .
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan
pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut :
a. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan
termasuk individunya.
b. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan
proses sosial budaya bidang kesehatan.

11
c. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.

7. PENGERTIAN PENYAKIT
Penyakit adalah gangguan pada tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi, atau stres pada orang yang terlibat kontak dengannya.
Kadang-kadang istilah ini digunakan secara luas untuk menggambarkan cedera,
cacat, sindrom, gejala, gangguan perilaku, dan variasi umum dari suatu struktur atau
fungsi, sedangkan dalam konteks lain dapat dianggap sebagai kategori pembeda.
Ada banyak jenis penyakit yang mengancam manusia. Penyakit-penyakit ini
dapat disebabkan oleh kuman, bakteri, virus, racun, kegagalan fungsi organ, dan juga
oleh faktor keturunan.
Suatu situasi dapat diverifikasi secara objektif, tetapi gagasan bahwa "gejala"
adalah penyakit tergantung pada pertimbangan nilai-nilai masyarakat. Misalnya, saat
ini, di antara orang Amerika Utara, jumlah orang yang memperlakukan obesitas
sebagai penyakit telah meningkat selama 40 tahun terakhir, sementara jumlah orang
yang menganggap homoseksualitas sebagai penyakit telah menurun.
Gejala dianggap sebagai penyakit jangka waktu tertentu, tetapi tidak dalam
budaya atau era apa pun. Masalah resistensi, sulit berkonsentrasi, dan masalah
kepribadian adalah beberapa contoh gejala yang dianggap sebagai penyakit di
masyarakat Amerika Utara saat ini, tetapi belum pernah dipertimbangkan dalam
budaya Amerika di masa lalu atau di masyarakat lain saat ini.

8. PANDANGAN PARA AHLI ANTROPOLOGI TERHADAP PENYAKIT


Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat
yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya
objek yang menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes),
2. Beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir,

12
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok
masyarakat,
4. Healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh,
5. perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,
terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.
Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi pada akhir abad 20, pada
tahun 1924 W.H. R. River, seorang dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis
dan prakteknya tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial yang
lain. Ia menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari dan membuat pengertian
dalam syarat-syarat yang mendasari kepercayaan medis. Ia juga menyatakan
keberadaan 3 padangan dunia yang berbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dan
menghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap pandangan memilki model
perilaku medis yang sesuai.
Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi teoritisnya
diungkapkan dalam bentuk lima generalisasi yaitu:
1. Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat tunggal melainkan
konfigurasi budaya secara keseluruhan dai masyarakat dan temapt dimana pola
medis berada dalam totalitas tersebut,
2. Ada begitu banyak pengobatan primitif,
3. Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan budaya, secara
fungsional saling berkaitan,
4. Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan kepercayaan dan definisi
budaya,
5. Manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi seluruhnya merupakan
pengobatan gaib.
Penelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkan oleh para antropolog,
perilaku sehat (health behavior), perilaku sakit (illness behavior) perbedaan antara
illness dan disease, model penjelasan penyakit (explanatory model), peran dan karir
seorang yang sakit (sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-pasien, perawat-
pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien, membuka mata para dokter bahwa

13
kebenaran ilmu kedokteran modern tidak lagi dapat dianggap kebenaran absolut
dalam proses penyembuhan.
Antropologi Kesehatan menjelaskan secara komprehensif dan interpretasi
berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah
laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa
mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut.
Partisipasi profesional antropolog dalam program-program yang bertujuan
memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang
hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan
tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih
baik.
Tugas utama ahli dari Antropologi Kesehatan adalah bagaimana individu di
masyarakat mempunyai persepsi dan beraksi terhadap penyakit dan bagaimana tipe
pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan
keadaaan sosial di komunitas tempat tinggal. Antropologi Kesehatan dianggap
sebagai ‘antropologi dari obat” (segi teori) dan ‘Antropologi dalam pengobatan’ (segi
praktis atau terapan).

9. ANTROPOLOGI KESEHATAN MENGENAI ETIOLOGI PENYAKIT


Pandangan ahli antropologi penyebab orang sakit ada dua hal yaitu:
1. Secara Personalistik (secara personal)
Secara personalistik (secara personal) penyakit (illness) disebabkan oleh
intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk supranatural
(mahluk gaib atau dewa), mahluk yang bukan manusia (seperti hantu, roh leluhur,
atau roh jahat) maupun mahluk manusia (tukang sihir attau tukang tenung). Orang
yang sakit adalah korbannya, objek dari agresi atau hukuman yang ditunjukan
khusus kepadanya untuk alasan-alasan yang khusus menyangkut dirinya saja.
Kepercayaan tentang kausalitas penyakit yang bersifat personalistik menonjol
dalam data-data medis dan kesehatan yang tercatat dalam etnografi klasik tentang
masyarakat-masyarakat “primitif” (masyarakat yanng belum berkembang). Hal

14
ini termasuk kelompok-kelompok seperti penduduk-penduduk pribumi. Sebagian
besar dari kelompok ini (pada mulanya) relatif kecil, terisolir, buta askara, dan
kurang kontak dengan peradaban tinggi.
Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenai pengenalan kusta dan cara
perawatannya. Kusta telah dikenal oleh etnik Makasar sejak lama. Adanya istilah
kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan kaddala massolong (kusta yang lumer),
merupakan ungkapan yang mendukung bahwa kusta secara endemik telah berada
dalam waktu yang lama di tengah-tengah masyarakat tersebut.

2. Secara Naturalistik
Secara naturalistik penyakit dijelaskan dengan istilah sistemik yang bukan
pribadi. Sistem-sistem naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan,
sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh, seperti panas, dingin,
cairan tubuh (humor atau dosha), yin dan yang berada dalam keadaan seimbang
menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan lingkungan
sosialnya. Apabila keseimbangan ini terganggu, maka hasilnya adalah timbulnya
penyakit. Walaupun prinsip keseimbangan dalam sistem-sistem neuralistik
dieksprresikan dalam berbagai cara, tulisan masa kini mengungkapkan peran
utama panas, dingin, sebagai ancaman pokok terhadap kesehatan. Natural,
nonsupranatural, dan empiris adalah istilah-istilah yang sejajar dengan predikat
“naturalistik” namun istilah “supranatural” dan “magical” kurang tepat karena
keduanya, membutuhkan sejumlah agen yang secara konseptual berbeda.
Istilah supranatural menunjukan kepada suatu tata kehidupan yang melewati
batas alam nyata atau alam semesta yang terlihat dan dapat diamati. Sistem-sistem
etiologi personalistik dan naturalistik sudah tentu tidaklah eksklusif satu sama
lain. Etiologi-etiologi medis personalistik merupakan bagian dari penjelasan yang
lebih komperhensif, sedangkan etiologi-etiologi naturalistik sebagian besar
terbatas pada masalah penyakit. Dengan kata lain dalam sistem personalistik,
penyakit hanya merupakan suatu kasus khusus dalam penjelasan tentang segala

15
kemalangan. Penyakit bukan merupakan kategori yang terpisah dari kemalangan
pada umumnya.
Etiologi-etiologi yang naturalistik hanya terbatas pada penyakit-penyakit
tertentu; mereka tidak ada hubungannya dengan kekeringan, kegagalan
perburuan, atau ganguan lain dalam kehidupan. Dalam hal terdapatnya dikotomi
panas-dingin, peranannya terbatas pada penjelasan tentang penyakit dan
bimbingan untuk pengobatanya. Masyarakat mendefinisikan penyakit dalam cara
yang berbeda-beda dan gejala-gejala yang diterima sebagai bukti adanya penyakit
dalam suatu masyarakat.
Penyebab bersifat naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat
pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak
seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk
angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional
(Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang
berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta
gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal,
wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah.
Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang
menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga menyebabkan
seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang
sehat.
Dalam kerangka pembangunan masyarakat desa, ilmu antropologi sangat
terasa atas keterlibatan serta kontribusinya dalam penelitian dan atau bahasan
tentang “sakit”, tentang para “ahli pengobat tradisional”, terhadap obat-obatan
tradisional, terhadap kebiasaan serta perilaku, dan sebagainya. Dengan demikian
timbulah spesialis khusus, yaitu antropologi kesehatan (Medical Anthropology)
yang menelaaah bidang kesehatan melalui mencari asal-usul perilaku masyarakat
dalam menanggapi kasus yang terjadi dengan kesehatan mereka. Salah satu
peranan besar dari para ahli antropologi kesehatan adalah untuk menjelaskan
mengenai kepercayaan dan pelaksanaan tindakan medis yang ada kepada para

16
perencana program pembangunan kesehatan baik kepada para birokrat dan juga
teknokrat serta memberi saran-saran tentang bagaimana hal-hal itu dapat
diintegrasikan dengan pelaksanaan modern yang merupaan ciri dari perencanaan
kesehatan formal di semua negara.

17
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-
aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-
cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.
Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar
masalah kesehatan. Bagaimana perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih
bertahan dengan pengobatan tradisional, pelaksanaan keluarga berencana,
pembukaan praktik klinik pengobatan medis, dan sebagainya.
Menurut para ahli antropologi penyebab penyakit disebabkan oleh dua hal
yaitu: secara personalistik dan naturalistik. Secara personalistik (secara personal)
penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat
berupa mahluk supranatural (mahluk gaib atau dewa), makhluk yang bukan manusia
(seperti hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang sihir
atau tukang tenung). Sedangkan secara naturalistik penyebab bersifat naturalistik
yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan),
kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas
dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan.

2. Saran
Para ahli antropolog menyatakan penyebab sakit ada 2 secara personalistik
dan secara naturalistik. Dalam agama islam, jika kita sakit itu merupakan sebab dosa-
dosa kita digugurkan. Dan penulis sarankan kepada semua pembaca jika para
pembaca sedang sakit atau menemukan tanda-tanda akan sakit, banyak berdoa kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga Allah ampuni dosa-dosa kita, lalu berusahalah
untuk bisa sembuh dengan pergi ke dokter dan tetap sabar dengan penyakit yang kita
rasakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Nova. 2014. Buku Ajar Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Yogyakarta. Nuha
Medika.
Muddasir, Sayed. 2014. PANDANGAN AHLI ANTROPOLOGI TERHADAP PENYAKIT.
https://sayedmuddasir.wordpress.com/2014/05/01/pandangan-ahli-antropologi-terhadap-
penyakit/. Diakses pada tanggal 04 Desember 2019.
Riyanti, Irma. 2014. ANTROPOLOGI KESEHATAN.
https://www.academia.edu/11904318/ANTROPOLOGI_KESEHATAN_doc. Diakses pada
tanggal 04 Desember 2019.
Ghoida, Anisa Husnul. 2014. Antropologi Kesehatan Konsep Sehat – Sakit.
https://www.academia.edu/28889011/Antropologi_Kesehatan_Konsep_Sehat_Sakit.
Diakses pada tanggal 04 Desember 2019.
Prestia, Sukma. 2015. Antropologi Kesehatan.
http://blog.unnes.ac.id/prestia/2015/11/04/antropologi-kesehatan/. Diakses pada tanggal 04
Desember 2019.
Bastamanography. 2016. Pemahaman Awal Antropologi Kesehatan.
https://www.bastamanography.id/pemahaman-awal-antropologi-kesehatan/. Diakses pada
tanggal 04 Desember 2019.
Anonim. 2016. ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN RUANG LINGKUP.
http://terimakasihantropologi.blogspot.com/2016/11/ruang-lingkup-abtropologi-
kesehatan.html. Diakses pada tanggal 07 Desember 2019.

iii

Anda mungkin juga menyukai