Anda di halaman 1dari 44

GAMBARAN KEJADIAN ABORTUS DI RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH IDAMAN BANJARBARU TAHUN 2019

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah pada Program
Studi Diploma Tiga Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Intan Martapura

Oleh :
DHEA MAULITA
201814401171015

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran


Kejadian Abortus Di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman
Banjarbaru Tahun 2019” oleh Dhea Maulita NIM
201814401171015 telah diuji dipertahankan di Hadapan Tim
penguji Proposal Karya Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Intan Martapura.

Martapura, Maret 2020


Tim Penguji :

Penguji 1 : Sri Rahmawati, S.Kep, Ns,M.Kep(……………………)


NIK : 19730930 201010 2 014
Penguji 2 : Raihana Norfitri, SST,M.Keb (……………………)
NIK : 19701031 199001 2 001

Mengetahui,
Pjs. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Intan Martapura

Hj. Zubaidah,SST.,S.Kep.,MPH
NIP. 19641103 198603 2 011

ii
LEMBAR PERNYATAAN SIAP MAJU PROPOSAL

Mahasiswa yang tersebut di bawah ini :


Nama : DHEA MAULITA
NIM : 201814401171015
Judul : Gambaran Kejadian Abortus di Rumah Sakit Umum
Daerah Idaman Banjarbaru.

Dinyatakan siap untuk mengikuti seminar proposal.


Demikian, surat pernyataan ini dapat digunakan
seperlunya.

Martapura, Maret 2020


Pembimbing,

Raihana Norfitri, SST,M.Keb


NIK. 19701031 199001 2 001

iii
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Karya Tulis Ilmiah berjudul “Gambaran Kejadian


Abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru”
oleh DHEA MAULITA NIM 201814401171015 telah disetujui
untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Seminar
Proposal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Intan Martapura.

Martapura, Maret 2020


Pembimbing

Raihana Norfitri, SST,M.Keb


NIK. 19701031 199001 2 001

iv
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan Proposal Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “GAMBARAN KEJADIAN ABORTUS DI
RUMAH SAKIT IDAMAN BANJARBARU” Penyusunan Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh predikat Ahli Madya Keperawatan. Dalam proses
penyusunan Proposal ini tidak lepas dari rintangan dan
hambatan. penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas bimbingan, bantuan, saran,serta
doa. Akhirnya, penulis dapat menyelesaikan studi kasus
ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Hj. Zubaidah, SST., S.kep., MPH selaku Pjs. Ketua


STIKES Intan Martapura.

2. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru,


Kepala Ruangan Nifas (Merpati) Rumah Sakit Umum Daerah
Idaman Banjarbaru.

3. Ibu Raihana Norfitri, SST, M.Keb, Selaku dosen


pembimbing yang telah banyak membantu memberikan
saran dan meluangkan waktunya dalam pembuatan Proposal
Karya Tulis Ilmiah.

4. Ibu Sri Rahmawati, S.kep,Ns., M.Kep Selaku dosen


penguji yang telah meluangkan waktunya dalam Ujian
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

v
5. Untuk kedua orang tua tercinta, untuk ama, dan seluruh
keluarga, penulis ucapkan terima kasih atas doa dan
dukungan sehingga penulis bisa mencapai pada titik
sekarang ini, semoga penulis bisa membuat kalian
bangga dan bahagia.

6. Teman-teman mahasiswa STIKES Intan Martapura, Khusus


nya Alfi Bariroh dan Rahmah Hayati. Serta rekan-rekan
yang turut membantu dalam penyusunan dan penyelesaian
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semu apihak yang


telah membantu kelancaran pembuatan penyelesaian studi
kasus in.

Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan


dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, oleh
sebab itu segala bentuk arahan, saran maupun kritik yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat penulis
harapkan demi kesempurnaannya.

Martapura, Maret 2020

Penulis

Dhea Maulita

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................... i
LEMBAR HAK CIPTA.................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING........................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN UJI SIDANG PROPOSAL.............. iv
LEMBAR PERSETUJUAN.................................. v
LEMBAR PERNYATAAN................................... vi
KATA PENGANTAR...................................... vii
DAFTAR ISI.......................................... ix
DAFTAR TABEL........................................ xi
DAFTAR GAMBAR....................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................ 1
B. Rumusan Masalah........................... 6
C. Tujuan Penelitian......................... 6
D. Manfaat Penelitian........................ 7
E. Ruang Lingkup ............................ 8
F. Sistematika Penulisan..................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Teori.............................. 10
B. Kerangka Teori............................

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian......................... 23
B. Kerangka Kerja............................ 24
C. Tempat dan Waktu Penelitian............... 25

vii
D. Populasi dan Sampel Penelitian............ 25
E. Kerangka Konsep........................... 26
F. Definisi Operasional...................... 26
G. Metode Pengumpulan Data................... 28
H. Instrumen Penelitian...................... 28
I. Pengolahan dan Analisis Data.............. 28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasinal.......................

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian................. 24


Gambar 3.2 Kerangka Konsep........................... 26

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Proposal

Lampiran 2 Surat Persetujuan Uji Proposal

Lampiran 3 Surat Permohonan Di Uji Proposal

Lampiran 4 Surat Study Pendahuluan

Lampiran 5 Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 6 Surat Persetujuan Uji Proposal dari Penguji

Lampiran 7 Lembar Audien

Lampiran 8 Lembar Konsul Proposal

Lampiran 9 Lembar Observasi Pengambilan Sampel

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka mortalitas dan morbilitas pada wanita
merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian
yang serius oleh pemerintah terutama di negara-
negara berkembang seperti Indonesia. Angka kematian
ibu dan bayi adalah suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama
kehamilan, melahirkan dan masa nifas. Setiap tahun
sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil
dan sebagian kehamilan ini berlangsung dengan aman.
Sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan
sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam
jiwa ibu dan janin. Komplikasi mengakibatkan
kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun.
Dari jumlah kejadian ini perkirakan 90% terjadi di
Asia dan Afrika, 10% terjadi di Negara berkembang
lainnya, dan kurang dari 1 % di negara – negara maju
( Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2013).
Angka kematian ibu dan bayi merupakan ukuran
dalam suatu pelayanan kesehatan di suatu negara.
Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi
menunjukan pelayanan kesehatan yang masih belum
optimal, dan sebaliknya apabila angka kematian ibu
dan bayi rendah menunjukan pelayanan kesehatan yang
sudah baik. Berdasarkan SDKI 2012 Angka Kematian
Ibu (AKI) ( yang berkaitan dengan kehamilan,

1
persalinan, dan nifas ) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. AKI Indonesia yang mencapai 305 per
100.000 pada tahun 2015, penyebab langsung kematian
ibu tahun 2013 adalah perdarahan 30,3%, hipertensi
27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 0%, abortus 0%, dan
lain-lain 40,8%, (Kemenkes RI, 2015).
Rasio kematian ibu dan bayi di negaranegara
berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450
kematian ibu dan bayi di sembilan negara maju.
Menurut WHO, 81% angka kematian ibu (AKI) akibat
komplikasi selama hamil dan bersalin, 25% selama
masa postpartum ( World Health Organization,2014).
Ada berbagai macam faktorfaktor yang
menyebabkan kematian ibu secara langsung adalah
perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%),
partus lama sebanyak (5%) dan abortus sebanyak (5%),
sedangkan penyebab tidak langsung antara lain
Kekurangan Energy Kronis (KEK) sebesar (37%) dan
anemia (HB kurang dari 11gr% sebesar 40% pada ibu
hamil)(5), sedangkan penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan (39%), eklamsia preeklamsia (20%),
infeksi (7%) ( Sulistyawati,2010).
Sustinable Development Goals (SDGs) tahun 2016
mempunyai target dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Dalam hal ini, SDGs mempunyai 17 target
dan salah satu targetnya pada point Goal 3 yaitu
pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan
untuk semua pada segala usia. Diantaranya pada tahun
2030 mengurangi Angka Kematian Ibu kurang dari

2
70/100.000 kelahiran hidu p, Angka Kematian Bayi
12/1.000 kelahiran hidup dan AKABA 25/1.000
kelahiran hidup. Abortus merupakan salah satu
komplikasi yang dapat menyebabkan kematian langsung
dalam kehamilan khususnya pada trimester pertama.
Abortus umumnya ditandai dengan perdarahan yang
sedikit, namun lama kelamaan perdarahan menjadi
cukup banyak seperti haid dan keadaan ini merupakan
salah satu kegawatdaruratan pada ibu hamil di
trimester pertama yang tidak hanya mengancam janin
namun juga ikut serta menambah angka kematian ibu.
Salah satu perdarahan pada kehamilan adalah abortus
dan apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat dan
cepat maka akan terjadi infeksi yang mengakibatkan
kematian ibu (Mochtar,2013). Abortus dapat
menyebabkan kematian karena adanya perdarahan yang
terus menerus dan infeksi pada saat melakukan
abortus. Di samping itu aborsi juga berdampak pada
kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan
bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah
dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.
Beberapa faktor yang merupakan predisposisi
terjadinya abortus misalnya faktor janin, faktor
maternal, faktor lingkungan, umur, paritas,
pekerjaan, dan riwayat abortus. Resiko abortus
semakin tinggi dengan bertambahnya paritas dan
semakin bertambahnya usia ibu (Myles, 2009). Resiko
abortus spontan meningkat sering dengan paritas
serta usia ibu. Frekuensi abortus yang secara klinis

3
terdeteksi meningkat 12% pada wanita berusia kurang
dari 20 tahun menjadi 26% pada mereka yang usianya
lebih dari 40 tahun (Obstetri Williams, Cunningham,
2010).
Riwayat obstetrik sebelumnya merupakan
predictor terjadinya keguguran spontan. Multigravida
secara signifikan beresiko lebih besar dibandingkan
primigravida, dan keguguran yang terjadi pada
kehamilan sebelumnya merupakan indikator risiko
utama. Riwayat abortus pada penderita abortus juga
merupakan predisposisi terjadinya abortus berulang.
Kejadian nya sekitar 3-5%. Data dari beberapa studi
menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus spontan,
pasangan mempunyai resiko 15% untuk mengalami
keguguran lagi sedangkan bila pernah 2 kali,
resikonya akan meningkat 25%. Beberapa studi
mengatakan bahwa resiko abortus setelah 3 kali
abortus berurutan adalah 30-45% (Wiknjosastro,
2010).
Berdasarkan studi WHO satu dari empat kehamilan
berakhir dengan abortus (BBC, 2016). Estimasi
kejadian abortus tercatat oleh WHO sebanyak 40—50
juta, sama halnya dengan 125.000 abortus per hari.
Hasil studi Abortion Incidience and Service
Avaibility in united States pada tahun 2016
menyatakan tingkat abortus telah menurun secara
signifikan sejak tahun 1990 di Negara maju tapi
tidak di Negara berkembang (Sedgh G et al, 2016)

4
Pada tahun 2000, diperkirakan bahwa sekitar 2
juta aborsi terjadi di Indonesia. Perkiraan ini
adalah angka tahunan aborsi sebesar 37 aborsi per
1.000 perempuan usia reproduksi (15-49 tahun).
Apabila dibandingkan dengan Negara-negara lain di
Asia, dalam skala regional sekitar 29 aborsi per
1.000 perempua usia reproduksi, ternyata perkiraan
ini cukup tinggi. Kebanyakan aborsi di Indonesia
dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih dan banyak
juga (yang jumlahnya tidak diketahui) yang
mengupayakan pengguguran kandungan sendiri.
Akibatnya, angka dari komplikasi medis dan kematian
maternal dari aborsi yang tidak aman dapat
diperkirakan cukup tinggi. Setiap tahunnya sekitar 2
juta aborsi yang diinduksi terjadi di Indonesia dan
di Asia Tenggara, kematian yang disebabkan karena
aborsi yang tidak aman adalah sebesar 14-16% dari
semua kematian maternal (Guttmacher Institute,
2013).
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah
terjadinya abortus yaitu dengan mengeluarkan
kebijakan kunjungan Antenatal Care (ANC) yang
dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan. Dengan
tujuan memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin, meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
social ibu dan janin, menghindari resiko komplikasi
pada kehamilan dan persalinan (Kemenkes RI, 2013).

5
Berdasarkan Direktur penelitian Women Research
Institute Edriana Noerdin, penyebab angka kematian
ibu di di Indonesia, yaitu perdarahan dan Infeksi.
Salah satu penyebab kedua hal ini adalah abortus. 15
persen aborsi di Indonesia dilakukan oleh perempuan
berusia di bawah 20 tahun dan sekitar 2,3 juta
aborsi terjadi setiap tahun di Indonesia. Sebanyak 1
juta keguguran spontan, 700 ribu karena kehamilan
tidak diinginkan dan 600 ribu karena kegagalan
keluarga berencana, Maka penulis tertarik untuk
mengetahui bagaimana kejadian abortus di Rumah Sakit
Umum Daerah Idaman Banjarbaru.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan
tersebut, maka dapat dirumuskan masalah pada
penelitian ini adalah “Bagaimana Kejadian Abortus di
Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kejadian abortus di
Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pada penelitian ini untuk :
a. Mengetahui umur ibu hamil dengan abortus di
Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru
b. Mengetahui pekerjaan ibu hamil dengan abortus
di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru

6
c. Mengetahui tingkat pendidikan ibu hamil dengan
abortus di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman
Banjarbaru
d. Mengetahui status gravida,para, dan abortus ibu
hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman
Banjarbaru
e. Mengetahui klasifikasi abortus pada ibu hamil
di Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan masukan atau
menambah informasi tentang abortus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai masukan dan dapat memberikan masukan
atau menambah wawasan tentang abortus.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) serta
penyuluhan tentang faktor risiko kejadian
abortus dan komplikasi abortus yang mungkin
terjadi serta dapat meningkatkan screening awal
pada ibu hamil.

7
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan penelitian yang masuk
dalam lingkup keperawatan maternitas
2. Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah semua ibu
hamil yang mengalami abortus dari 01 Januari 2019
hingga 31 Desember 2019 di Rumah Sakit Umum
Daerah Idaman Banjarbaru
3. Lingkup Lokasi
Lokasi penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah
Idaman Banjarbaru
4. Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di Bulan
januari-April 2020.

F. Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari : Latar belakang, Perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan ruang lingkup penelitian.
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini mengutarakan tentang konsep abortus
terhadap ibu hamil.
3. BAB III Metode Penelitian
Pada Bab ini berisikan tentang desain masalah
penelitian, kerangka kerja, kerangka tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian,

8
definisi operasional, metode pengumpulan data,
pengelolaan data, dan analisa data.
4. BAB IV Hasil Penelitian
Berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian
dan pengukuran serta pengamatan terhadap variabel
yang diteliti, pembahasan masalah dan pemecahan,
atau cara mengatasi masalah tersebut.
5. BAB V Penutup
Berisikan tentang kesimpulan dan saran.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Pengertian Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
(oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan (Elisabeth,2015).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
akibat faktor tertentu atau sebelum kehamilan
tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup diluar kandungan
(Yulaikha Lily,2015).
2. Klasifikasi Abortus
Abortus dapat dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu :
a. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri,
keguguran) merupakan ± 20% dari semua abortus.
Abortus spontan adalah setiap kehamilan yang
berakhir spontan sebelum janin dapat bertahan.
WHO mendefinisikan sebagai embrio atau janin
seberan 500 gram atau kurang, yang biasanya
sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari
20 hingga 22 minggu atau kurang. Abortus
spontan terjadi pada sekitar 15%-20% dari
seluruh kehamilan yang diakui, dan biasanya

10
terjadi sebelum usia kehamilan memasuki minggu
ke-13 (Fauziyah,2012).
Gejala abortus spontan adalah kram dan
pengeluaran darah dari jalan lahir adalah
gejala yang paling umum terjadi pada abortus
spontan. Kram dan pendarahan vagina yang
mungkin terjadi sangat ringan, sedang, atau
bahkan berat. Tidak ada pola tertentu untuk
berapa lama gejala akan berlangsung. Selain itu
gejala lain yang menyertai abortus spontan
yaitu nyeri perut bagian bawah, nyeri pada
punggung, pembukaan leher rahim , dan
pengeluaran janin dari dalam rahim.
Berdasarkan gambaran klinisnya, abortus
dibagi menjadi :
1) Abortus Imminiens (keguguran mengancam).
Abortus ini baru mengancam dan masih ada
harapan untuk mempertahankannya. Pada
abortus ini terjadi pendarahan uterus pada
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Janin masih dalam uterus, tanpa adanya
dilatasi serviks, diagnosisnya terjadi
perdarahan melalui ostium uteri eksternum
disertai mual, uterus membesar sebesar tua
nya kehamilan. Serviks belum membuka, dan
tes kehamilan positif.
2) Abortus Incipiens (keguguran berlangsung).
Abortus ini sudah berlangsung dan tidak
dapat dicegah lagi. Pada abortus ini

11
peristiwa peradangan uterus pada kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks. Diagnosisnya rasa
mulas menjadi lebih sering dan kuat,
pendarahan bertambah.
3) Abortus Incompletes (Keguguran tidak
lengkap). Sebagian dari buah kehamilan telah
dilahirkan tapi sebagian (biasanya jaringan
plasenta) masih tertinggal di dalam rahim.
Pada abortus ini pengeluaran sebagian janin
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada
pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavun uteri atau
kadang-kadang sudah menonjol dari ostium
uteri eksternum. Pendarahan tidak akan
berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan,
dapat menyebabkan syok.
4) Abortus Komplit (keguguran lengkap). Seluruh
buah kehamilan telah dilahirkan dengan
lengkap. Pada abortus ini, ditemukan
pendarahan sedikit, ostium uteri telah
menutup, uterus sudah mengecil dan tidak
memerlukan pengobatan khusus, apabila
penderita anemia perlu diberi sulfat
ferrosus atau transfuse (Fauziyah,2012).
5) Missed Abortion (keguguran tertunda) ialah
keadaan dimana janin telah mati sebelum
minggu ke-22. Pada abortus ini, apabila buah

12
kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8
minggu atau lebih. Sekitar kematian janin
kadang-kadang ada perdarahan sedikit
sehingga menimbulkan gambaran abortus
imminiebs (Sulistyawati,2013).
6) Abortus habitualis (keguguran berulang-
ulang), ialah abortus yang telah berulang
dan berturut-turut terjadi : sekurang-
kurangnya 3 x berturut-turut.
7) Abortus Infeksiosus, abortus septik
Abortus Infeksiosus ialah abortus yang
disertai infeksi pada alat genetalia.
Abortus septic ialah abortus yang disertai
penyebaran infeksi pada peredaran darah
tubuh (Sarwono,2014).
b. Abortus Provocatus (disengaja, digugurkan) :
80% dari semua abortus dibagi atas 2 yaitu :
1) Abortus provocatus artificialis atau abortus
therapeuticus.
Ialah pengguguran kehamilan biasanya dengan
alat-alat dengan alasan bahwa kehamilan
membahayakan membawa maut bagi ibu.
Misalnya, karena ibu berpenyakit berat
seperti, penyakit jantung, hipertensi
esensial, carcinoma, dan serviks.
2) Abortus provocatus criminalis
Abortus buatan criminal adalah pengguguran
kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau

13
oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang
oleh hokum (Feryanto,2014).
Abortus provocatus criminalis adalah
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis
yang sah dan dilarang oleh hokum. Abortus
provocatus dapat dilakukan dengan pemberian
prostaglanding atau curettage dengan
penyedotan (vacum) atau dengan sendok kuret
(Pudiastuti,2012).
3. Etiologi
Penyebab abortus merupakan gabungan dari
beberapa faktor. Umumnya abortus didahului oleh
kematian janin menurut sastrawinata,dkk (2005)
penyebab abortus antara lain :
a. Faktor janin
Kelainan yang paling sering dijumpai pada
abortus adalah gangguan pertumbuhan zigot,
embrio, janin, atau plasenta. Kelainan tersebut
biasanya menyebabkan abortus pada trimester
pertama, yakni :
1) Kelainan telur, telur kosong (blighted
ovum), kerusakan embrio, atau kelainan
kromosom (monosomi, trisomi, atau
poliploidi)
2) Embrio dan kelainan local
3) Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi
trofoblas).

14
b. Faktor maternal
1) Infeksi
Infeksi maternal dapat membawa risiko
bagi janin yang sedang berkembang, terutama
pada akhir trimester pertama atau awal
trimester kedua. Tidak diketahui penyebab
kematian janin secara pasti, apakah janin
yang terinfeksi atau kah toksin yang
dihasilkan oleh mikroorganisme penyebabnya.
Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan
abortus:
a) Virus, misalnya rubella, sitomegalovirus,
virus herpes simpleks, varicella zoster,
vaccinia, campak, hepatitis, polio, dan
ensefalomielitis.
b) Bakteri, misalnya salmonella typhi
c) Parasite, misalnya toxoplasma gondii,
plasmodium.
2) Penyakit vascular, misalnya hipertensi
vascular
3) Kelainan endokrin
Abortus spontan dapat terjadi bila produksi
progesterone tidak mencukupi atau pada
penyakit disfungsi tiroid, defisiensi
insulin.
4) Faktor imunologis
Ketidakcocokan (inkompabilitas) system HLA
(Human Leukocyte Antigen)

15
5) Trauma
Kasusnya jarang terjadi umumnya abortus
terjadi segera setelah trauma tersebut,
misalnya akibat trauma pembedahan.
6) Kelainan uterus
Hipoplasia uterus, mioma (terutama mioma
submukosa) serviks inkompeten atau
retroflexio uteri gravidi incarcerate
7) Faktor psikomotorik
c. Faktor eksternal
1) Radiasi
Dosis 1-10 rad bagi janin pada kehamilan 9
minggu pertama dapat merusak janin dan dosis
yang lebih tinggi dapat menyebabkan
keguguran.
2) Obat-obatan
Antagonis asam folat, antikoagulan dan lain-
lain. Sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan
sebelum kehamilan 16 minggu, kecuali telah
dibuktikan bahwa obat tersebut tidak
membahayakan janin, atau untuk pengobatan
penyakit ibu yang parah.
3) Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang
mengandung asam dan benzen.
4. Faktor Resiko
a. Umur
Berdasarkan teori S. Prawirahardjo (2002)
pada kehamilan usia muda keadaan ibu masih
labil dan belum siap mental untuk menerima

16
kehamilannya. Akibatnya, selain tidak ada
persiapan, kehamilannya tidak dipelihara
dengan baik, kondisi ini menyebabkan ibu
menjadi stress, dan akan meningkatkan resiko
terjadi abotus. Menurut Kenneth J. Lenovo et
al (2009) pada usia 35 tahun atau lebih
kesehatan ibu sudah menurun akibatnya ibu
hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk mempunyai anak premature,
persalinan lama, perdarahan, dan abortus.
Abortus spontan yang secara klinis terdeteksi
meningkat dari 12% pada wanita berusia kurang
dari 20 tahun dan menjadi 26% pada wanita
berusia lebih dari 40 tahun.
b. Paritas
Pada kehamilan rahim ibu terenggang oleh
adanya janin. Bila melahirkan rahim akan
semakin lemah. Bila ibu telah melahirkan 4
anak atau lebih, maka perlu diwaspadai adanya
gangguan pada waktu kehamilan, persalinan, dan
nifas.
c. Riwayat abortus sebelumnya
Menurut Prawihardjo (2009) riwayat
abortus pada penderita merupakan predisposisi
terjadinya abortus berulang. Kejadiannya
sekitar 3-5% dari data beberapa studi
menunjukkan bahwa setelah 1 kali abortus
pasangan punya resiko 15% untuk mengalami
keguguran lagi, sedangkan bila pernah 2 kali,

17
resikonya akan meningkat 25%. Beberapa studi
mengatakan bahwa resiko abortus setelah 3
abortus berurutan adalah 30-45%.
d. Jarak kehamilan
Bila jarak kelahiran dengan anak
sebelumnya kurang dari 2 tahun keadaan rahim
dan kondisi ibu belum puloh dengan baik.
Kehamilan dalam keadaan ini perlu diwaspadai
karena ada kemungkinan pertumbuhan janin
kurang baik, mengalami persalinan yang lama,
atau perdarahan (abortus). Insidensi abortus
meningkat pada wanita yang hamil dalam 3 bulan
setelah melahirkan aterm.
e. Social ekonomi (pendapatan)
Social ekonomi masyarakat yang sering
dinyatakan dengan pendapatan keluarga,
mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi
ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
termasuk kebutuhan kesehatan dan pemenuhan zat
gizi. Hal ini pada akhirnya berpengaruh pada
kondisi saat kehamilan yang beresiko pada
kejadian abortus. Selain itu pendapatan juga
mempengaruhi kemampuan dan mengakses pelayanan
kesehatan, sehingga adanya kemungkinan resiko
terjadinya abortus dapat terdeteksi.
f. Pendidikan
Pendidikan sangat dibutuhkan manusia
untuk pengebangan diri dan meningkatkan
kematangan intelektual seseorang. Kematangan

18
intelektual akan berpengaruh pada wawasan dan
cara berpikir baik dalam tindakan dan
pengambilan keputusan maupun dalam membuat
kebijaksanaan dalam menggunakan pelayanan
kesehatan. Pendidikan yang rendah membuat
seseorang acuh tak acuh terhadap program
kesehatan sehingga mereka tidak mengenal
bahaya yang mungkin terjadi, meskipun sarana
kesehatan telah tersedia namun belum tentu
mereka mau menggunakannya.
5. Patofisiologi
Pada awal abortus, terjadi pendarahan dalam
desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosi
jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan
hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya
sehingga merupakan benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterud berkonraksi untuk
mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8
minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena vili korialis belum menembus
desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8
dan 14 minggu, vili korinalis menembus desidua
lebih dalam dan umumnya plasenta tidak dilepaskan
dengan sempurna sehingga dapat menyebabkan banyak
pendarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas,
umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah
adalah janin, setelah beberapa waktu kemudian
akan keluar plasenta. Pendarahan tidak banyak
jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.

19
Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam
bentuk miniature (Yulaikha,2015).
6. Diagnosis Abortus
Diagnose abortus harus diambil berdasarkan
anamnase dan hasil pemeriksaan terhadap penderita
untuk dapat membedakan abortus yang terjadi
berdasarkan gejala klinis.
7. Tatalaksana umum
Klasifikasi abortus dan penanganannya :
1) Sebelum penanganan sesuai klasifikasinya,
abortus memiliki penanganan secara umum antara
lain :
a. Lakukan penilaian secara cepat mengenai
keadaan umum ibu termasuk tanda tanda vital
(nadi, tekanan darah, pernafasan, suhu).
b. Pemeriksaan tanda-tanda syok (akral dingin,
pucat, takikardi,tekanan sistolik <90 mmHg).
Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal
syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok,
tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat
penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi
ibu karena kondisinya dapat memburuk dengan
cepat,
c. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan
abortus dengan komplikasi, berikut kombinasi
antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48
jam :
1) Ampicillin 2g IV/IM kemudian 1g/6 jam
2) Gentamicin 5mg/kgBB IV/24 jam

20
3) Metronidazol 500mg IV/8 jam
d. Segera rujuk ibu ke rumah sakit
e. Semua ibu yang mengalami abortus perlu
mendapat dukungan emosional dan konseling
kontrasepsi setelah keguguran.
f. Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis
abortus (WHO,2013).
2) Penanganan menurut klasifikasinya
a. Abortus imminiens
1) Berbaring,cara ini menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus
sehingga rangsangan mekanik berkurang.
2) Pemberian hormone progesterone
3) Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
b. Abortus Insipiens adalah pengeluaran janin
dengan kuret vacum atau cunan ovum, disusul
dengan kerokan. Pada kehamilan lebih dari 12
minggu bahaya perforasi pada kerokan lebih
besar, maka sebaiknya proses abortus
dipercepat dengan pemberian infus
oksitoksin.
c. Abortus inkomplit adalah keadaan hemodinamik
pasien sudah dinilai dari pengobatan
dimulai, jaringan yang tertahan harus
diangkat atau perdarahan akan terus
berlangsung. Oksitoksik (oksitoksin 10
IU/500ml larutan dekstrosa 5% dalam larutan
RL IV dengan kecepatan 125ml/jam)akan
membuat uterus berkontraksi, membaasi

21
pendarahan, membantu pengeluaran bekuan
darah atau jaringan, dan mengurangi
kemungkinan perforasi uterus selama dilatasi
dan kuretase.
d. Abortus komplit dan abortus tertunda (missed
Abortion) penanganan terbaru missed abortion
adalah induksi persalinan dengan supositoria
prostaglandin E2, jika perlu dengan
oksitoksin IV (C.Benson,2013).
8. Komplikasi pada Abortus
Komplikasi yang terjadi pada abortus yang
disebabkan oleh abortus kriminalis dan abortus
spontan adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan
uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu pemberian transfusi darah. Kematian
karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
b. Infeksi kadang-kadang sampai terjadi sepsis,
infeksi dari tuba dapat menimbulkan kemandulan.
c. Faal ginjal rusak disebabkan karena infeksi dan
syok, pada pasien dengan abortus diurese selalu
harus diperhatikan, pengobatan ialah dengan
pembatasan cairan dengan pengobatan infeksi.
d. Syok bakteril : terjadi syok yang berat oleh
toksin. Pengobatan nya dengan pemberian
antibiotika, cairan, corticosteroid, dan
heparin.
e. Perforasi : ini terjadi karena curettage

22
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk


memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan
suatu masalah (Notoatmodjo,2010), hal-hal yang termasuk
dalam metode penelitian ini adalah desain
penelitian,kerangka kerja penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, variable penelitian,
definisi operasional, instrument penelitian,pengumpulan
data,analisa data,etika penelitian, dan rencana jadwal
kegiatan.

A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari
suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti
berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa
diterapkan. Desain sangat erat dengan kerangka
konsep penelitian sebagai petunjuk perencanaan
pelaksanaan suatu penelitian (Nursalam,2008).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Deskriptif adalah studi yang ditujukan
untuk menentukan jumlah atau frekuensi serta
distribusi penyakit disuatu daerah berdasarkan
variabel orang, tempat, dan waktu. Cross sectional
adalah melakukan observasi atau pengukuran variabel
pada saat tertentu.

23
24

B. Kerangka Kerja
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka
kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Identifikasi Masalah:
Gambaran Kejadian Abortus di Rumah
Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru

Study Pendahuluan

Populasi Penelitian
(Seluruh responden yang memenuhi kriteria penelitian Yang
mengalami abortus dari 01 Januari hingga 31 Desember
2019 berjumlah berjumlah 65 Orang)

Sampel Penelitian
(Responden Yang Mengalami mengalami abortus dari 01
Januari hingga 31 Desember 2019 berjumlah 39 responden)

Pengumpulan Data
Melalui Kuesioner

Pengolahan Data

Penyajian Hasil :
melalui narasi dan grafik

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian


25

C. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit
Umum Daerah Idaman Banjarbaru.
2. Waktu Penelitian
Secara Keseluruhan penelitian ini
dilaksanakan mulai dengan pembuatan proposal
sampai selesainya penulisan hasil penelitian
yaitu mulai bulan Januari 2020 hingga April 2020.

D. Populasi, Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data
yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil yang mengalami abortus
dari 01 Januari 2019 hingga 31 Desember 2019 di
Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru.
2. Sampel
Besar sampel diperoleh dengan metode total
sampling.Total sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi
sebagai responden/sampel. Data-data yang dikumpul
diambil dari rekam medis.

E. Kerangka Konsep
26

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka


kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

UMUR
PEKERJAAN
STATUS PERNIKAHAN
TINGKAT PENDIDIKAN ABORTUS

PARITAS
KLASIFIKASI ABORTUS

F. Definisi Operasional
Variabel-variabel yang akan diteliti untuk
prevelensi abortus adalah dari rekam medis yaitu :
1. Umur
Dihitung dalam tahun menurut ulang tahun
terakhir . perhitungan nya berdasarkan kalender
Masehi dan dibagi menurut kelompok umur :
a. < 20 Tahun
b. 21-30 Tahun
c. 31-40 Tahun
d. 41-50 Tahun
2. Pekerjaan
Yang menjadi aktivitas utama ibu setiap hari
yang terdapat dalam status ibu dan dibagi atas :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Swasta
c. Ibu Rumah Tangga

3. Status Pernikahan
27

a. Belum Menikah
b. Sudah Menikah
4. Tingkat Pendidikan
Jenjang Pendidikan terakhir yang ditempuh
oleh pasien dibagi atas :
a. Tidak Sekolah
b. Sekolah Dasar (SD)
c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
d. Sekolah Menengah Atas (SMA)
e. Perguruan Tinggi
5. Paritas
Jumlah Kehamilan yang menghasilkan janin yang
mampu hidup di luar rahim
a. P 0 (Nulipara)
b. P 1 (Primipara)
c. P 2 – 5 (Multipara)
d. P>5 (Grandemultipara)
6. Klasifikasi Abortus
a. Abortus Iminens
b. Abortus Insipiens
c. Abortus Inklompetus
d. Abortus Kompletus
e. Abortus Sepsis
f. Abortus Habitual
g. Abortus Provokatus Medisinalis
h. Abortus Provokatus Kriminalis

G. Instrumen Penelitian
28

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang


dipakai untuk mengumpulkan data agar lebih mudah
untuk diolah dengan hasil yang baik (Saryono, 2011).
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
adalah rekam medis.
1. Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini
yaitu data sekunder (Rekam medis) di Rumah Sakit
Umum Daerah Idaman Banjarbaru.

H. Metode Pengumpulan Data


Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah
mendapat rekomendasi izin pelaksanaan dari Institusi
Pendidikan Stikes Intan Martapura. Setelah itu data
pasien diambil dari rekam medis, dimana data yang
digunakan adalah data ibu-ibu hamil yang mengalami
abortus dari 01 Januari hingga 31 Desember 2019 di
Rumah Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru.

I. Pengolahan dan Analisa Data


Pengolahan dilakukan dengan menganalisa data
pasien yang diambil dari r ekam medis di Rumah
Sakit Umum Daerah Idaman Banjarbaru. Analisa data
ini dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan
program computer.
DAFTAR PUSTAKA

Andersen, A.N., Wohlfahrt, J., Christens, P., Oslen, J.,


and Melbye, M., 2000. Maternal Age and Fetal Loss:
Population Based Register Linkage Study. British
Medical Journal 320: 1708-1712.
Bantuk Hadijanto, 2008. Pendarahan pada Kehamilan Muda
In: Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta ,
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : 459-473.
Bankole, A., Susheela Singh, Haas, T., 1999.
Characteristics of Women Who Obtained Induced
Abortion. International Family Planning
Perspectives, 25(2):68-77.
Berek, J.S., 2007. Early Pregnancy Loss and Ectopic
Pregnancy. In Rinehart, R.D., ed. Berek & Novak's
Gynecology. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins, 601-04.
Center for Health Research, 2004. The Incidence of
Abortion in Indonesia: Result of A Community-Based
Survey in 10 Major Cities and 6 Districts, Center
for Health Research - University of Indonesia.
Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C.,
Gilstrap III, L., and Wenstrom, K.D., 2005. Williams
Obstetrics. 22nd ed. United States of America: The
McGraw-Hill Companies, Inc,134-145.
Dulay, A.T., 2010. Spontaneous Abortion (Miscarriage),
The Merck Manuals Online Medical Library. Available
from:
http://www.merckmanuals.com/professional/sec18/ch263
/ch263m.html. [Accessed April 2012].
Feminist Women's Health Center, 2011. All About Abortion.
Griebel, C.P., Halvorsen, J., Golemon, T.B., and Day,
A.A., 2005. Management of Spontaneous Abortion.
American Family Physician 72 (7): 1243-1250.
Guttmacher Institute, 2008. Aborsi di Indonesia Dalam
Kesimpulan.
Guttmacher Institute, 2013. Facts on Abortion in Asia.
James R., Md. Scott, Ronald S., Md. Gibbs, Beth Y., Md.
Karlan, Arthur F., Md. Haney, David N. Danforth,
2003. Danforth's Obstetrics and Gynecology, 9th Ed:
Lippincott Williams & Wilkins Publishers;
Jauniaux, E., Farquharson, R.G., Christiansen, O.B., and
Exalto, N., 2006. Evidence-based Guidelines for the
Investigation and Medical Treatment of Recurrent
Miscarriage. Human Reproduction 21 (9): 2216-2222.
Joan Pitkin, Peattie, A.B., Magowan, B.A., 2003.
Obstetrics and Gynaecology An Illustrate Colour
Text, Churchill Livingstone.92-93
Khaskheli, M., 2002. Evaluation of Early Pregnancy Loss.
Pakistan J. Med. Research 41 (2): 70-72.
Manuaba Ida, A,C., Manuaba Ida, BG.F., Manuaba Ida,
B.G., 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi,
Jakarta, Trans Info Media, 250-278
Mochtar, R., 1998. Abortus dan Kelainan dalam Tua
Kehamilan. In Lutan, D., ed. Sinopsis Obstetri:
Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. 2nd ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 209-216.
Trupin, S.R., and Moreno, C., 2002. Medical Abortion:
Overview and Management, Medscape General Medicine.
Available from:
http://www.medscape.com/viewarticle/429755_5.
[Accessed April 2011].
Wong SH.: Prevalensi abortus di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2010; thesis.
Universitas Sumatera Utara,Medan, Indonesia.
(2010)
World Health Organization, 2011. Unsafe Abortion: Global
and Regional Estimates of The Incidence of Unsafe
Abortion and Associated Mortality in 2008. WHO
Library Cataloguing-in-Publication Data.
GAMBARAN KEJADIAN ABORTUS
DI RUANG NIFAS (MERPATI) RSUD IDAMAN BANJARBARU
TAHUN 2019
Petunjuk : Berilah tanda checklist ( ) Pada kotak
jawaban yang saudara pilih

A. Data Demografi
1. Umur
 ≤ 20
 21 – 30
 31 - 40
 41 – 50
2. Pekerjaan
 PNS
 Pegawai Swasta
 IRT
 DLL
3. Tingkat Pendidikan
 Tidak Sekolah
 SD
 SMP
 SMA
 Perguruan Tinggi
B. Karakteristik Terjadinya Abortus
1. Paritas
 P 0
 P 1
 P2 – 5
 P > 5

2. Klasifikasi Abortus
 Abortus Iminens
 Abortus Insipiens
 Abortus Inklompetus
 Abortus Kompletus
 Abortus Tertunda
 Abortus Sepsis
 Abortus Habitualis
 Abortus Provokatus Medisinalis
 Abortus Provokatus Kriminalis

Anda mungkin juga menyukai