Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMUAIAN WAKTU DAN PENGERUTAN PANJANG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Fisika Modern”


Dosen Pengampu : Faninda Novika Pertiwi, M.Pd.

Oleh Kelompok 2:
Dwi Prastyo (207180022)
Anggara Bima Yudistira (207180073)
Lyca Rahmawati Wakhidah (207180092)
Tri Utami (207180115)

Kelas Fisika A/ Semester 6

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2021
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang penting dan tidak luput dari
kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan meningkat pesat
sesuai dengan kehidupan manusia yang terus berjalan. Perkembangan pesat ilmu
pengetahuan ini telah berkembang semenjak abad ke-17, hal ini diawali dengan
adanya revolusi ilmiah di benua Eropa. Banyak percobaan dan penelitian yang
ditemukan pada masa itu. Termasuk ilmu fisika yang pada saat itu sudah mulai
berkembang pada beberapa negara di Eropa. Bahkan bangsa Eropa menjadi
pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi hingga saat ini.
Akibat ilmu pengetahuan di dunia barat yang berkembang begitu pesat,
sehingga muncul ilmuwan-ilmuwan besar yang memiliki keahlian di bidang ilmu
pengetahuan yang berbeda-beda. Dalam bidang fisika terdapat ilmuwan yang
terkenal yaitu Isaac Newton yang mengemukakan mengenai hukum gravitasi dan
mekanika klasik. Ilmuwan lain bernama Albert Einstein dengan teori Relativitas
dan teori Kuantum.
Teori Relativitas merupakan salah satu penemuan yang berdampak besar
terhadap kehidupan manusia. Banyak muncul pertanyaan apakah teori relativitas
merupakan teori yang sempurna, apakah teori relativitas itu cukup dalam hal
pembuktiannya, dan lain sebagainya. Salah satu hal yang dapat disimpulkan dari
teori relativitas adalah kemutlakan kecepatan cahaya pada semua pengamat dan
besarnya adalah c sehingga tidak mungkin dicapai kecepatan yang sama atau
bahkan melebihi kecepatan cahaya (c), namun kini mulai bermunculan teori-teori
baru yang memungkinkan adanya kecepatan yang setara atau bahkan melebihi
kecepatan cahaya.
Teori relativitas khusus mempersoalkan kerangka acuan universalyang
merupakan kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetaprelatif terhadap
kerangka acuan lain yang dianggap diam. Sepuluh tahun kemudian 1916 Einstein
mengembangkan teori relativitas umum yaitu mengenai gerak benda di sekitar
materi yang cukup masif. Menurutnya, ruang di sekitar benda merupakan medan
gaya berat seperti halnya medan magnet di sekitar batang magnet, kemunculan
medan gaya berat itu disebabkan oleh ruang waktu berdimensi empat di sekitar
1
benda tersebut melengkung. Teori relativitas khusus merupakan pondasi Fisika
Moderen yang mengubah cara pandang waktu yang merupakan besaran mutlak
atau absolut (pandangan relativitas klasik) menjadi relatif. Teori ini telah berhasil
mengubah cara berpikir orang tentang alam semesta yang selama ini didasarkan
pada cara pandang Newton yaitu menempatkan ruang dan waktu sebagai dua hal
yang terpisah dan absolut. Teori relativitas khusus berpedoman pada dua asas
mendasar yaitu kovariansi hukum fisika dan invariansi kelajuan c di berbagai
kerangka acuan.
Dalam relativitas khusus terdapat hal yang tentunya tidak asing yaitu
adanya pemuaian waktu dan pengerutan panjang. Dalam makalah ini kita akan
membahas terkait dengan apa itu pemuaian waktu dan pengerutan panjang, lalu
pembahasan terkaitan teori relativitas terkait pemuaian waktu dan pengerutan
panjang itu sendiri, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya
adalah mengeahui secara detail dan jelas mengenai pemuaian waktu dan
pengerutan panjang serta mengetahui penerapan kedua tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.

2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemuaian Waktu dan Pengerutan Panjang
Terdapat pandangan oleh Newton tentang alam ini, menurutnya alam
ini telah memberi kita suatu pemahaman mengenai banyaknya gejala alam
yang sering kita alami secara langsung. Pandangan mengenai alam semesta
sebenarnya berasal dari Galileo yang mengatakan bahwa, ruang dan waktu
adalah mutlak. Einstein juga mengemukakan sebuah postulat mengenai teori
relativitas khusus yang membentuk landasan bagi konsep-konsep baru
tentang ruang dan waktu.1
Teori ini didasarkan pada dua postulat berikut yang ia ajukan tahun
1905:
1. Asas Relativitas, yaitu hukum-hukum fisika akan tetap sama
pernyataannya dalam semua sistem lembam.
2. Laju cahaya yang telah diketahui tidak mengalami perubahan, karena laju
cahaya diibaratkan memiliki nilai C yang sama dalam semua sistem
lembam.
Postulat pertama Einstein pada dasarnya membahas terkait tidak ada
satupun percobaan yang dapat kita gunakan untuk mengukur kecepatan
terhadap ruang mutlak, yang dapat kita ukur hanyalah laju relatif dari dua
sistem lembam.
Postulat kedua berdasarkan percobaan Michelson-Morley menunjukkan
bahwa laju cahaya dalam arah lawan yang berturut dan menyilang terdapat
kesamaan. Kesimpulannya bahwa laju cahaya besarnya adalah sama bagi
semua yang mengamati atau pengamat sekalipun mereka dalam keadaan
gerak relatif2. Dari kedua postulat tersebut muncul keterkaitannya dengan
teori relativistik yaitu adanya pemuaian waktu dan pengerutan panjang.
Dilatasi waktu atau Pemuaian waktu yaitu selang waktu yang diamati
oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian lebih besar dibandingkan
yang diamati pengamat yang diam terhadap kejadian. Seperti misal ada dua

1
Kenneth S Krane, Fisika Modern, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2008), 24
2
Ibid., 31-32
3
seorang pengamat yang satu berada di sebuah roket mendapatkan selang
waktu antara dua kejadian seorang pengmat dalam roket t0 dan pengamat
yang berada di bumi yang mendapatkan selang waktu tersebut adalah t.
besarnya t0 yang ditentukan oleh kejadian yang terdapat pada tempat yang
sama dalam kerangka acuan pengamatnya disebut waktu proper anatara
kejadian itu. Bila diamati di bumi kejadian yang menandai permulaan dari
selang waktu itu terjadi pada tempat yang berbeda, sehingga akibatnya
waktunya kelihatan lebih panjang daripada waktu proper, nah efek ini disebut
dengan pemuaian waktu.
Pengerutan panjang yaitu panjang benda yang diamati oleh pengamat
yang bergerak terhadap benda tersebut lebih kecil dibandingkan yang diamati
oleh orang yang diam terhadap benda tersebut. Seperti misal panjang L benda
yang bergerak terhadap pengamat kelihantanya lebih pendak (mengerucut)
daripada L0 bila diukur dalam keadaan diam terhadap pengamat. Panjang
benda dalam kerangka diamnya disebuat panjang proper. Andaikan terhadap
suatu batang yang bergerak dengan kecepatan v terhadap pengamat di bumi.
Dalam keadaan diam batang itu mempunyai panjang L0. Batang yang dalam
keadaan bergerak hendak diukur dari tanah oleh seorang pengamat.
Mengukur batang yang bergerak berarti menentukan jarak antara dua
peristiwa yang terjadi serentak pada ujung-ujunng batang itu. Jadi panjang
suatu benda bersifat relative sesuai dengan kerangka acuan pengukuran3.

B. Pemuaian Waktu
Relativitas khusus menyatakan bahwa waktu dapat berlalu pada laju
yang berbeda dalam kerangka acuan yang berbeda. Waktu tergantung pada
kecepatan satu kerangka acuan relatif terhadap yang lain. Dalam satu
kerangka acuan, dua kejadian (misalnya, dua detak jam) akan terjadi pada
posisi yang sama. Dalam kerangka acuan ini, waktu antar kejadian disebut
waktu satu posisi atau waktu yang tepat, dan diberi label Δt0. Dalam kerangka

3
Heri Kusanto, Paradoks Si Kembar dalam Teori Relativitas Khusus Sebagai Materi
Pengayaan Fisika di SMA, (Jurnal Berkala Fisika Indonesia: Vol 8 No. 1, 2016), 11-12
4
acuan lain, seorang pengamat akan melihat kedua peristiwa tersebut terjadi
pada posisi yang berbeda. Dalam kerangka acuan pengamat, waktu antar
kejadian disebut waktu dua posisi atau waktu pengamat, dan diberi label Δt.
Waktu pengamat selalu lebih besar dari waktu yang seharusnya. Efek ini
disebut dilatasi waktu. Baik Δt0 dan Δt diukur dalam detik.
Dua orang pengamat A dan B mula-mula berada dalam kerangka
acuan S di bumi. (Gambar 1.a). Kemudian pengamat B berangkat dengan
pesawat yang bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap pengamat A
dalam rangka acuan S. Pengamat B tersebut mengukur beda waktu selama di
perjalanan adalah ∆t0 = t12 – t11 (Gambar 1.b) Beda waktu selama diperjalanan
menurut pengamat B akan diukur oleh pengamat A di bumi adalah ∆t0 = t2 - t1

Gambar 1. (a) Pengamat A dan B mula-mula dalam kerangka acuan diam S


(b) Pengamat B naik pesawat yang bergerak dengan kelajuan v
relatif terhadap pengamat A

Untuk menetapkan besarnya selang waktu t2 dan t1 antara dua kejadian pada
tempat yang sama, digunakan persamaan (1-17), yaitu :

t1 = ................................................................. (A)

t2 = ................................................................. (B)

5
Persamaan (B) dikurangi dengan persamaan (A), kemudian misalkan (t2 – t1)
= ∆t dan ( - ) = ∆t0, sehingga diperoleh persamaan untuk mengukur
pemuluran waktu (waktu relativistik), yaitu:

∆t =

∆t = waktu relativistik, yaitu beda waktu yang diukur oleh pengamat


dalam kerangka acuan diam S terjadap beda waktu ∆t0 yang diukur
oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap
pengamat dalam kerangka acuan diam S.

Suatu percobaan yang telah dilakukan oleh B. Rossi dan D.B. Hall
pada tahun 1941 dan diulang dalam bentuk yang lebih sederhana oleh D.H,
Frisch dan J.H. Smith pada tahun 1963. Sebuah partikel elementor muon (μ)
akan meluruh menjadi partikel-partikel lainnya. Jika N0 menyatakan jumlah
muon pada keadaan awal (t = 0), setelah muon meluruh dalam waktu t maka
jumlah muon yang tersisa adalah
N = N0e -t/π
Dimana t = 2,2 ms adalah waktu hidup rata-rata muon.

Muon diproduksi di atmosfer bumi pada ketinggian ribuan meter di


atas permukaan laut dari pemboman proton-proton sinar kosmik. Oleh karena
percobaan ini melibatkan perbandingan sinar kosmik. Andaikan M1 adalah
jumlah muon yang dideteksi pada permukaan laut. Kelajuan Muon v = 0,995
c, sehingga waktu yang diperlukan Muon untuk untuk bergerak dari
ketinggian 2000 m (puncak gunung) ke permukaan laut adalah

t= = = = 6,7 m/s

Nilai perbandingan antara N2 dan N1 adalah

6
= e-t/π = e-6,7 ms/ 2,2 ms = e-3 = 0,05 = 5%

Tetapi dari hasil percobaan diperoleh

= 0,7 = 70%

Karena nilai = 0,7 = e-0,3, maka muon-muon yang bergerak memiliki

waktu hidup rata-rata π1 yang 10 kali lebih lama dari muon-muon yang
meluruh dalam keadaan diam di laboratorium. Hal ini sesuai dengan yang
diperediksi pemuluran waktu.4

k= = = 10

C. Pengerutan Panjang
Penyusutan panjang merupakan suatu hasil umum dan tidak ada
kaitannya dengan pengukuran panjang yang kita lakukan secara langsung.
Panjang objek diukur dalam suatu keadaan objek yang diam, atau dikena
sebagai panjang sejati. Sedangkan panjang yang diukur dalam kerangka
pengamatan yang bergerak dengan laju tetap terhadap kerangka diam maka
objek akan lebih pendek. Penyusutan panjang hanya terjadi sepanjang arah
gerak, sedangkan semua komponen panjang lainnya seperti tegak lurus dan
arah gerak tidak akan terpengaruh5.
Panjang suatu objek yang bergerak dengan kecepatan relativistik akan
terlihat sebagai panjang relativistik oleh pengamat yang diam atau sebaliknya.
Panjang suatu objek yang diam terlihat sebagai panjang relativistik oleh
pengamat yang bergerak dengan kecepatan relativistik6.
Tanpa kita sadari kuantitas panjang suatu benda juga dipengaruhi oleh
gerak relatif. Kita dapat mengambil dari dua sisi pandang, dapat kita misalkan
pertama pengamat dari kerangka acuan yang diam L mengukur panjang bus
yang sedang bergerak atau berjalan relatif terhadap dirinya sendiri diibaratkan

4
Tarmizi, Fisika Modern (Banda Aceh Darussalam: Syiah Kuala University Press, 2016),
24-25
5
Kenneth S Krane, Fisika Modern. 36
6
Bayu Sapta Hari, Mengenal Fisika Modern, (Depok: Duta, 2019), 5
7
sebagai L= - . Kedua, pengamat dalam kerangka acuan diam (orang yang
berada di dalam bus tersebut) Lo = X2 - X1.7
Dalam mengetahui atau menetapkan posisi masing-masing ujung pesawat
X1 dan X2 maka dapat menggunakan rumus transformasi lorentz kebalikan,
yaitu:

X1 = (Sebagai Lo)

X2 = (Sebagai L)

Apabila persamaan L dikurangi persamaan Lo maka akan diperoleh persamaan


dalam mencari pengerutan panjang (Panjang Relativistik), yaitu:

L = Lo

Sehingga dapat disimpulkan bahwa:


L = Panjang relativistik, yaitu panjang suatu benda pada saat benda bergerak
dengan kelajuan v relatif terhadap pengamat dalam kerangka acuan diam.
Lo = Panjang suatu benda pada saat benda tersebut diam relatif terhadap
pengamat.

Jadi, L adalah panjang bus bila diukur dengan titik diamnya pengamat.

Karena selalu kurang dari satu tetapi positif maka diperoleh L < Lo. Gejala ini
sering juga disebut sebagai pengerutan panjang atau konstraksi panjang. Jadi
panjang suatu benda bersifat relatif sesuai dengan titik acuan pengukurannya8.

7
Ibid., 23
8
Murtono, Mengenal Konsep Relativistik, (Jurnal Kaunia: Vol. I No. 2, 2005), 143
8
D. Penerapan Pemuaian Waktu dan Pengerutan Panjang
1. Pemuaian Waktu
Pemuaian waktu atau dilatasi waktu adalah konsekuensi dari teori
relativitas khusus di mana dua pengamat yang bergerak relatif terhadap
satu sama lain akan mengamati bahwa jam pengamat lain berdetak
lebih lambat dari jamnya. Peristiwa ini bukanlah akibat dari kesalahan
jam atau faktor teknis lainnya, tetapi merupakan sifat dasar dari
ruangwaktu yang dijelaskan dalam teori relativitas. Dengan kata lain
bahwa jam akan berjalan lebih cepat menurut pengamat yang diam
relatif terhadap jam, sedangkan bagi pengamat yang tidak diam relatif
terhadap jam maka jam akan bergerak lebih lambat.
Dalam kejadian nyata kasus dilatasi waktu pernah terjadi, yaitu
saudara kembar yang memiliki usia rentang waktu yang jauh berbeda
akibat salah satu dari mereka melakukan perjalanan keluar angkasa
selama kurun waktu beberapa tahun. Kejadian nyata pada kasus
dilatasi waktu ini biasa disebut dengan paradoks kembar.
Usia yang berbeda di sini dalam tanda kutip karena memang
andaikan kita mengarungi angkasa selama 4,5 tahun dengan pesawat
angkasa tersebut (yang sama dengan 100 tahun di Bumi) kita memang
hanya merasakan 4,5 tahun seperti 4,5 tahun hidup normal di Bumi,
bukan merasakan 100 tahun di Bumi dengan badan tetap muda yang
hanya bertambah 4,5 tahun! Bukan! Sekarang, andaikan kita kembali
dari perjalanan ruang angkasa kita (yang kita rasakan hanya 4,5
tahun) kembali ke Bumi, ternyata Bumi telah berubah selama 100
tahun secara teknologi dan sosio-kultural. Kita merasa sangat terasing
di Bumi kita, kita melihat peralatan canggih dan teknologi yang belum
kita kenal pada saat kita berangkat dari Bumi. Peradaban dan sosio-
kultural juga mungkin sudah berubah banyak selama 100 tahun
belakangan di Bumi.

9
2. Pengerutan Panjang
Pengerutan panjang adalah benda yang bergerak mendekati
kecepatan cahaya mengalamai pengerutan panjang. Atau dapat
dikatakan juga bahwa pengerutan panjang adalah panjang benda yang
diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap benda tersebut lebih
kecil dibandingkan yang diamati oleh orang yang diam terhadap benda
tersebut. Contoh relativitas panjang adalah partikel muon yaitu partikel
elementer yang tak stabil, muon yang bergerak berumur lebih panjang.

10
PENUTUP
Dilatasi waktu atau Pemuaian waktu yaitu selang waktu yang diamati oleh
pengamat yang bergerak terhadap kejadian lebih besar dibandingkan yang diamati
pengamat yang diam terhadap kejadian. Pengerutan panjang yaitu panjang benda
yang diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap benda tersebut lebih kecil
dibandingkan yang diamati oleh orang yang diam terhadap benda tersebut. Seperti
misal panjang L benda yang bergerak terhadap pengamat kelihantanya lebih
pendak (mengerucut) daripada L0 bila diukur dalam keadaan diam terhadap
pengamat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hari, Bayu Sapta. 2019. Mengenal Fisika Modern. Depok: Duta

Krane, Kenneth S. 2008. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia

Kusanto, Heri. 2016. Paradoks Si Kembar dalam Teori Relativitas Khusus


Sebagai Materi Pengayaan Fisika di SMA. Jurnal Berkala Fisika Indonesia:
Vol 8 No. 1

Murtono. 2005. Mengenal Konsep Relativistik. Jurnal Kaunia: Vol. I No. 2

Tarmizi. 2016. Fisika Modern. Banda Aceh Darussalam: Syiah Kuala University
Press

12

Anda mungkin juga menyukai