PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan.
Lambat laun banyak ilmu-ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat. Meskipun
demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki hubungan dekat. Sebab baik filsafat
maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan
mempunyai obyek material dan formal.
Yang membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh realitas,
sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu.
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan peran sebagai
induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu
pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.
4
lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah
laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan
kebudayaan adalah terdapat hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai
pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina
kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan
kebudayaan.
Perlu disadari bahwa asumsi sebaga ipribadi, masyarakat, angsa dan negara hidup
dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial
budaya yang dilakkan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka
membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya.
Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis yang menjamin tujuan
untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, marbtabat bangsawa, kewibawaan dan
kejayaan negara.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarkat, berbagai
macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Kebudayaan
masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap
lingkungan di dalamnya.
Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat, bertemu dalam hal
berfikir. Filsafat ialah cara atau metode berfikir sistematik dan universal yang berujung pada
setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi
pada cipta, rasa, dan karsa sikap hidup dan pandangan hidup . Dengan demikian, jelaslah
filsafat mengendalikan cara berfikir kebudayaan. Di balik kebudayaan ditemukan filsafat.
Perbedaan kebudayaan dikembalikan kepada perbedaan filsafat.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada prinsipnya antara filsafat dengan filsafat pendidikan, agama, ilmu maupun budaya
memiliki kaitan yang erat dan saling terkait satu sama lain. Dimana dalam diri manusia
terdapat daya yang menggerakkan ilmu, filsafat, agama dan budaya yang melalui akal
pikiran, rasa, dan keyakinan. Hubungan tersebut juga memiliki persamaan dan
perbedaan. Sehingga menjadi lengkaplah sudah kebutuham manusia untuk memahami
keberadaan alam, manusia, dan Tuhan.
3.2 Saran
Kesemua aspek ini sama-sama mencari kebenaran. Dengan lebih memahami arti ilmu,
filsafat, dan agama maka kehidupan manusia akan semakin tertata, dan mengetahui serta
memahami pentingnya mencari jawaban atas segala persoalan perihal alam, manusia, dan
Tuhan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Endang Saifuddin. 1987. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya:Bina Ilmu.
Bakar, Osman. 1997. Hirarki Ilmu. Bandung:Mizan.
Hamzah, Abbas. 1981. Pengantar Filsafat Alam. Surabaya:Al-Ikhlas.
Kattsoof, Louis O. 1953. Elements Of Philosofy. New York:The Ronald Press Co.
Suhartono, Suparlan. 2008. Dasar-Dasar Filsafat. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media Group.
Zen, Zelhendri. 2011. Filsafat Pendidikan. Padang:UNP Press.