PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan
Tujuan supervisi
Waktu pelaksanaan
1
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
3
Hal-hal yangdiperlukan dalam pelaksaannya serta cara memperoleh hal-
hal tersebut.
B. Pelaksanaan
1. Pengumpulan data
2. Penilaian
3. Deteksi kelemahan
4. Memperbaiki kelemahan
2
Glickman, Carl D. and Gordon, Stephen P. (1995). Supervise of Instruction; A Development Approach. Boston:
Allyn and Bacon.
3
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
4
Supervisor perlu memberikan bimbingan kepada guru agar apa yang
diperolehnya diterapkan/ diaplikasikan dalam proses belajar mengajar yang
dilakukannya.
C. Evaluasi
D. Tindak lanjut
4
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
5
Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar
pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian
ulang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang menjadi
tujuan pembinaan.
analisis kebutuhan,
menilai, dan
revisi
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
6
keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata-mata
untuk meningkatan kualitas belajar- mengajar.
3. Pendekatan klinis, didasarkan pada asumsi bahwa guru akan tumbuh dan
berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar
yang dilakukan guru itu. Belajar bersifat individual.
7
pengembangan professional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses
pengajaran itu sendiri.
4. Pendekatan profesional
Teknik supervisi dalam bentuk kunjungan kelas ini dapat dibagi atas :
8
Seorang supervisor secara tiba-tiba mengunjungi kelas sementara
guru sedang mengajar. Kunjungan semacam ini biasanya tidak dirancang
(didisain) sebelumnya (secara kebetulan) dan mungkin direncanakan oleh
supervisor dengan maksud dan tujuan tertentu. Jenis kunjungan ini
mempunyai kebaikan dan keburukan tertentu.
Kelebihan:
Kelemahannya:
Kelebihan:
9
memerlukan bantuan supervisor. Tercapainya efisiensi kerja dan
meningkatkan PBM.
Kelemahannya:
Kelebihan:
Kelemahannya:
Menurut Adam dan Dickey bahwa salah satu alat yang penting dalam
supervisi adalah individual conference, yaitu supervisor dan guru dapat
bekerja secara individual memecahkan problem-problem pribadi yang
berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and professional problems),
misalnya: Pemilihan dan perbaikan alat-alat pelajaran, penentuan dan
penggunaan metode mengajar, dan sebagainya.
11
Observational-visitation, yaitu supervisor mengunjungi kelas dimana guru
sedang mengajar, untuk mengobservasi kegiatan-kegiatan kelas selama
pelajaran berlangsung.
6
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.hal.239-250
12
Membantu guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman/ ketram-pilan
mengajar tertentu (penggunaan metode, alat/media, pengelolaan kelas,
ketrampilan bertanya) kegiatan instruksional lainnya yang penting untuk
diketahui oleh guru-guru.
A. Pertemuan Orientasi bagi guru baru (Orintation Meeting for new Teacher)
7
Glickman, Carl D. and Gordon, Stephen P. (1995). Supervise of Instruction; A Development Approach. Boston:
Allyn and Bacon.
13
Memberikan informasi perkenalan terhadap sistem kerja dari sekolah
dengan melalui percakapan bersama diselingi dengan diskusi bersama.
B. Rapat Guru
Kelompok guru (guru bidang studi) yang mengajarkan mata pelajaran yang
sejenis dapat mengadakan studi bersama untuk mempelajari dan membahas atau
mendalami bahan pelajaran yang mereka ajarkan.
Asumsi yang melatar belakangi teknik ini ialah bahwa guru-guru, pada
umumnya adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing,
sehingga memungkinkan diadakan tukar menukar pengalaman diantara mereka,
saling memberi dan menerima dan saling, belajar diantara mereka untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman, baru yang bermanfaat dalam tugas mereka.
Tukar-menukar pengalaman semacam ini lebih bermanfaat jika dibanding dengan
penataran yang sering merupakan sesuatu pemborosan,
F. Lokakarya (Workshop)
G. Diskusi panel
Panel diskusi (panel discussion) biasa juga disebut dengan istilah "forum
discussion" adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah
partisipan untuk memecahkan suatu problem8. Tujuarnya adalah:
H. Seminar
8
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
16
Tujuan daripada seminar ini adalah intensifikasi, integrasi serta aplikasi
pengetahuan dan ketrampilan para anggota kelompok dalam suatu latihan yang
intensif dengan bimbingan yang cermat dan intensif pula. Maksudnya untuk
memanfaatkan sebaik mungkin produktivitas (potensi) berpikir secara kelompok
berupa saling tukar-menukar pengalaman dan saling koreksi (menilai) diantara
para anggota kelompok lainnya.
I. Simposium
Kumpulan karangan pendek yang menyangkut sesuatu masalah yang ditulis oleh
beberapa ahli, dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku surnber rujukan.
Suatu pertemuan untuk neninjau aspek-aspek dari suatu pokok masalah dari
berbagai sudut pandangan tentang masalah.
J. Demonstration Teaching
K. Buletin Supervisi
17
L. Dll
1. Langsung
2. Tidak langsung
9
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta: Rinekahal 253-256
10
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.hal 253
18
yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah
cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku
supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu
mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Ia memberi
kesempatan sebanyak mungkin kepada guru
1) Mendengarkan,
2) Memberi penguatan,
3) Menjelaskan,
4) Menyajikan, dan
5) Memecahkan masalah.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
20
21