Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih


diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat
mengamalkan apa yang tertuangdalam peraturan menteri tentang
kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah
orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas
dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan
memerlukan pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan
terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyuarakat.[1] Untuk
menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam
terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan
kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukanmasalah kongkrit yang
tampak, melainkan memerlukan kepekaan mata batin.
Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang
berhubungandengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa
aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi
dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas
satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh
kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala
sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan
memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan
secaraefektif dan efisien.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses dari pelaksanaan supervisi pendidikan ?


2. Bagaimanakah teknik yang digunakan dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan ?

C. Tujuan

1. Mengetahui proses dari pelaksanaan supervise pendidikan


2. Mengetahui teknik yang digunakan dalam pelaksanaan supervise
pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

Proses Dan Teknik Supervisi Pendidikan

A. Proses Supervisi Pendidikan

Supervisi menurut Rifai (1982) merupakan suatu proses, yaitu serangkaian


kegiatan yang teratur dan beraturan serta berhubungan satu sama lain dan diarahkan
kepada suatu tujuan. Secara garis besar kegiatan dalam proses supervisi dapat dibagi
yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,dan tindak lanjut.1

A. Perencanaan

Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksaan


supervisi dapat terarah. Pelaksaan supervisi diawali dengan perencaan diduga
dapat mengecewakan banyak pihak, seperti guru, supervisor dan bahkan siswa
yang secara tidak langsung memerlukan peningkatan kemampuan mengajar
gurunya.

Mengingat perencanaan merupakan pedoman dan arah dalam pelaksanaan,


maka ada bebrapa hal yang harus dicantumkan dalam perencanaan supervisi,
yaitu :

 Tujuan supervisi

 Alasan mengapa kegiatan terrrsebut perlu dilaksanakan,

 Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan yang telah dirumuskan

 Siapa yang akan dilibatkan/diikutsertakan dalam kegiatan-kegaitan yang


akan dilakukan

 Waktu pelaksanaan

1
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
3
 Hal-hal yangdiperlukan dalam pelaksaannya serta cara memperoleh hal-
hal tersebut.

B. Pelaksanaan

Rifai (1982) mengemukakan pelaksanaan supervisi pendidikan mengikuti


beberapa kegiatan,sebagai beriku2t :

1. Pengumpulan data

Proses supervisi diawali dengan pengumpulan data untuk menemukan


berbagai kekurangan dan kelemahan guru. Data yang dikumpulkan adalah
mengenai keseluruhan situasi belajar mengajar.

2. Penilaian

Data yang sudah dikumpulkan diolah, kemudian dinilai. Penilaian ini


dilakukan terhadap keberhasilan murid, keberhasilan guru, serta faktor-faktor
penunjang dan penghambat dalam proses belajar mengajar.3

3. Deteksi kelemahan

Pada tahap ini supervisor mendeteksi kelemahan atau kekurangan


guru dalam mengajar. Dalam rangka mendeteksi kelemahan, supervisor
memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas guru
yaitu : penampilan guru di depan kelas, penguasan materi, penggunaan
metode, hubungan antar personil dan administrasi kelas.

4. Memperbaiki kelemahan

Jika melalui deteksi ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka pada


tahap ini dilakukan perbaikan atau peningkatan kemampuan.

5. Bimbingan dan pengembangan

2
Glickman, Carl D. and Gordon, Stephen P. (1995). Supervise of Instruction; A Development Approach. Boston:
Allyn and Bacon.

3
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
4
Supervisor perlu memberikan bimbingan kepada guru agar apa yang
diperolehnya diterapkan/ diaplikasikan dalam proses belajar mengajar yang
dilakukannya.

C. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tujuan yang sudah diccapai, hal-hal


yang sudah dilakukan dan hal yang belum dilaksanakan.evaluasi supervisi
dilakukan untuk semua aspek, meliputi evaluasi hasil, proses dan pelaksanaan.
Teknik evaluasi yang dilakukan : wawancara, angket, observasi penampilan dan
tingkah laku guru, kunjungan kelas, dan memperhatikan reaksi dan pendapat
pihak ketiga seperti sesama guru, pegawai, dan orang tua.4

D. Tindak lanjut

Dalam melaksanakan supervisi kegiatan belajar mengajar diperlukan


instrumen berupa lembar pengamatan dan suplemen observasi (keterampilan
mengajar, karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya). Dalam
pelaksanaannya kegiatan tindak lanjut supervisi akademik sasaran utamanya
adalah kegiatan belajar mengajar. Hasil analisis, catatan supervisor, dapat
dimanfaatkan untuk perkembangan keterampilan mengajar guru atau
meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan, setidak-tidaknya dapat
mengurangi kendala-kendala yang muncul atau yang mungkin akan muncul.

Umpan balik akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam


melaksanakan tindak lanjut supervisi. Dari umpan balik dapat tercipta suasana
komunikasi yang tidak menimbulkan ketegangan, serta mendorong guru
memperbaiki penampilan dan kinerjanya.

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai


berikut.

 Me-review rangkuman hasil penilaian.

4
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
5
Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar
pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian
ulang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap guru yang menjadi
tujuan pembinaan.

 Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya.

 Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.

Ada lima langkah pembinaan kemampuan guru melalui supervisi aitu:

 menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis,

 analisis kebutuhan,

 mengembangkan strategi dan media,

 menilai, dan

 revisi

B. Teknik Suvervisi Pendidikan

Supervisi pendidikan yang telah dibahas sebelumnya adalah merupakan


konsep dan barulah dapat dikonkritkan apabila dilaksanakan lewat teknik-teknik
supervisi berikut ini.5

Dalam rangka penggunaan beberapa teknik supervisi, dapat menpedomani


beberapa pendekatan. Sutjipto (1993) mengemukakan empat pendekatan supervisi
yaitu :

1. Pendekatan humanistik, didasarkan pada asumsi bahwa guru mengalami


pertumbuhan
secara terus menerus, tugas supervisor adalah membimbing guru
agar guru dapat berdiri sendiri.pendekatan humanistic timbul dari
5
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars

Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
6
keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata-mata
untuk meningkatan kualitas belajar- mengajar.

Teknik supervisi yang digunakan oleh para supervisor yang


menggunakan pendekatan humanistic tidak mempunyai format yang
standar ,tetapi tergantung kepada kebutuhan guru.

2. Pendekatan kompetensi, didasarkan atas asumsi bahwa supervisi bertujuan


membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Tugas
supervisor adalah menciptakan lingkungan sedemikian rupa sehingga guru
dapat menguasai kompetensi tersebut secara bertahap guru dapat menguasi
kompetensi yang dituntut dalam mengajar.

Teknik supervisi yang mengunakan pendekatan kompetensi adalah


sebagai berikut:

 Menetapkan kriteria unjuk kerja yang dikehendaki

 Menetepkan target unjuk kerja.

 Menentukan aktivitas unjuk kerja.

 Memonitor kegiatan untuk mengetahui unjuk kerja

 Melakukan penilaian terhadap hasil monitoring.

 Pembicaraan akhir.pembicaraan tentang hasil hasil evaluasi


merupakan langkah yang penting.

3. Pendekatan klinis, didasarkan pada asumsi bahwa guru akan tumbuh dan
berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar
yang dilakukan guru itu. Belajar bersifat individual.

Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor


dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya
dengan itu. Pembicaraan tersebut bertujuan untuk membantu

7
pengembangan professional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses
pengajaran itu sendiri.

4. Pendekatan profesional

Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama


profesi guru adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus
mengarahkan pada hal-hal yang menyangkut yugas mengajar ,dan bukan
tugas guru yang sifatnya administrative.

Menurut (Piet A. Sahertian dan Frans Mataheru, 1982 45 dst.)


menjelaskan teknik-teknik supervisi pendidikan tersebut sbb :

1. Individual (Individual technique)

Teknik supervisi yang, bersifat individual dipergunakan apabila


orang yang disupervisi dihadapi secara perorangan biasanya dilakukan terhadap
individu-individu yang yang mempunyai masalah khusus dan bersifat pribadi.
Teknik supervisi yang bersifat individu dapat dijelaskan atas beberapa macam,
yakni sebagai berikut:

A. Kunjungan kelas (Glassroom visitation)

Untuk mengetahui lebih dekat/nyata tentang belajar mengajar


guru di kelas, seorang kepala sekolah, penilik pengawas biasanya mengadakan
kunjungan pada setiap kelas dimana guru-guru sedang mengajar. Tujuannya
untuk menolong guru-guru memecahkan kesulitan-kesulitan yang mereka
hadapi dan mempelajari sifat dan kualitas cara belajar anak dan bagaimana
guru membimbing murid-muridnya.

Teknik supervisi dalam bentuk kunjungan kelas ini dapat dibagi atas :

 Kunjungan tanpa pemberitahuan sebelumnya

8
Seorang supervisor secara tiba-tiba mengunjungi kelas sementara
guru sedang mengajar. Kunjungan semacam ini biasanya tidak dirancang
(didisain) sebelumnya (secara kebetulan) dan mungkin direncanakan oleh
supervisor dengan maksud dan tujuan tertentu. Jenis kunjungan ini
mempunyai kebaikan dan keburukan tertentu.

Kelebihan:

Supervisor dapat mengetahui keadaan yang sesungguhnya,


sehingga dapat menyediakan bantuan/pertolongan yang diperlu-
kan/dibutuhkan oleh guru-guru yang disupervisi. Guru-guru selalu siap
melaksanakan tugasnya dengan baik.Suasana demikian berpengaruh
terhadap suasana belajar murid-murid yang secara wajar.

Kelemahannya:

Supervisor dianggap tidak demokratis dan tidak kooperatif. Guru-


guru merasa bingung dan berprasangka bahwa kunjungan tersebut akan
menilai tugas-tugas guru dan mencari-cari kesalahan saja. Menimbulkan
hubungan yang kurang baik, karena itu guru-guru tidak merasa senang
dikunjungi.

 Kunjungan dengan pemberitahuan sebelumnya

Sebelum suatu kunjungan dimulai, supervisor telah menyam-


paikan langsung maupun tidak langsung, atau berdasarkan jadwal
kunjungan yang telah direncanakan tentang waktu kunjungannya berbagai
kelas atau sekolah disampaikan kepada guru-guru atau sekolah yang, akan
dikunjunginya.

Kelebihan:

Guru-guru telah siap menunggu waktu pelaksanaan supervisi.


Adanya pembagian waktu yang merata bagi semua guru-guru yang

9
memerlukan bantuan supervisor. Tercapainya efisiensi kerja dan
meningkatkan PBM.

Kelemahannya:

Guru-guru merasa tertekan menunggu gilirannya disupervisi.


Kemungkinan adanya guru yang disupervisi terlalu lama sehingga guru
lainnya kurang mendapat kesempatan yang cukup. Kemungkinan lainnya
kurang mendapat kesempatan yang cukup. Sebagian guru-guru akan
membuat persiapan yang memungkinkan supervisor sulit menemukan
kelemahan mereka. Hal ini tentunya akan merugikan guru-guru itu sendiri.

 Kunjungan atas dasar undangan guru

Kebanyakan guru-guru merasa enggan mengundang supervisor


untuk mengamatinya pada saat ia melakukan tugas mengajar. Guru-guru
masih belum terbuka menerima kunjungan semacam ini, apalagi yang
namanya supervisor umumnya guru merasa tidak senang untuk
disupervisinya jika hanya menilai kemampuannya.

Kelebihan:

Supervisor akan dapat memperoleh pengalaman belajar mengajar


yang ia sendiri belum memilikinya. Guru yang kurang mampu akan
memperoleh tambahan pengalaman jabatan yang lebih banyak, dengan
demikian ia dapat menilai cara mengajarnya sendiri. Memungkinkan
terciptanya hubungan yang harmonis antara guru-guru dengan supervisor.

Kelemahannya:

Ada kemungkinan terjadi manipulasi tingkssah laku dari pihak


guru- guru dengan membuat suasana yang tidak wajar, dibuat-buat,
misalnya pada saat itu segala sesuatu dipersiapkan secara mantap, padahal
di lain waktu keadaanya tidak demikian.

B. Observasi Kelas (Class-room Observation )


10
Observasi kelas biasanya dilakukan melalui dua cara yaitu dengan cara
observasi langsung (directed observation) yakni supervisor mengobservasi
langsung guru yang mengajar di kelas. Ini berarti supervisor harus, berada
sama-sama dengan guru dalam kelas: Observasi dapat pula dilakukan dengan
cara tak langsung (indirect observation) yakni supervisor dibatasi oleh ruang
kaca dimana guru dan murid-muridnya tidak mengetahuinya, atau dengan alat
seperti kamera yang dapat dipantau dari dari jarak jauh. Tujuan observasi
adalah untuk mungkin sehingga dengan data tersebut dapatlah digunakan
dalam menganalisis kesulitan-kesulitan yang dalam usaha memperbaiki hal
belajar mengajarnya.

C. Percakapan pribadi (Individual Conference)

Menurut Adam dan Dickey bahwa salah satu alat yang penting dalam
supervisi adalah individual conference, yaitu supervisor dan guru dapat
bekerja secara individual memecahkan problem-problem pribadi yang
berhubungan dengan jabatan mengajar (personal and professional problems),
misalnya: Pemilihan dan perbaikan alat-alat pelajaran, penentuan dan
penggunaan metode mengajar, dan sebagainya.

Menurut Mildred E. Swearingen, ada beberapa jenis percakapan


pribadi melalui kunjungan kelas adalah sebagai berikut:

 Classroom-conference, yaitu percakapan pada saat murid-murid tidak ada


lagi di kelas, misalnya pada waktu murid-murid beristirahat atau mereka
sudah pulang.

 Office-conference, yaitu percakapan yang dilaksanakan di ruang kantor


atau ruang kepala sekolah, atau ruang guru, dimana lingkungan fisiknya
penuh dengan alat-alat pelajaran yang cukup..

 Gausal-conference, yaitu percakapan yang dilaksanakan secara kebetulan


(tanpa direncanakan), misalnya sementara dalam pertemuan, atau dalam
perjalanan pulang, dsb.

11
 Observational-visitation, yaitu supervisor mengunjungi kelas dimana guru
sedang mengajar, untuk mengobservasi kegiatan-kegiatan kelas selama
pelajaran berlangsung.

Tujuan diadakan percakapan pribadi itu antara lain sebagai berikut:

 Memberi kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui

 pemecahan kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru-guru.


Memupuk dan mengembangkan hal mengajar yang lebih baik.

 Memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan


yang sering dialami oleh oleh guru dalam melaksanakan tugasnya
di sekolah (d) Menghilangkan dan menghindari segala prasangka
(keragu-raguan) guru dalam berbagai masalah mengajar belajar,
dsb.6

D. Saling mengunjungi (Intervisitation)

Intervisitation ialah saling mengunjungi antara rekan guru yang satu


dengan rekan guru yang lain yang sedang mengajar untuk saling memberi dan
menimba pengalaman di antara sesama rekan guru di sekolah (sekolah yang
sama maupun pada sekolah yang berbeda.

Keuntungan yang dapat dipetik dari praktek intervisitation antara lain :

 Memberi kesempatan kepada guru mengamati rekan guru lain yang


sedang memberi pelajaran, terutama dalam penggunaan metode mengajar
baru (modern) dan lain sebagainya.

 Memberi motivasi yang terarah terhadap aktivitas mengajar guru di kelas.

6
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.hal.239-250

12
 Membantu guru-guru yang ingin memperoleh pengalaman/ ketram-pilan
mengajar tertentu (penggunaan metode, alat/media, pengelolaan kelas,
ketrampilan bertanya) kegiatan instruksional lainnya yang penting untuk
diketahui oleh guru-guru.

 Terbinanya hubungan yang akrab diantara sesama guru maupun dengan


supervisor, sehingga diskusi dapat berlangsung secara wajar dan mudah
mencari penyelesaiannya.

E. Menilai diri sendiri (Self Evaluation Check-list)

Self evaluation adalah suatu teknik supervisi individual yang paling,


obyektif tetapi yang paling sukar untuk dilakukan, apalagi jika dilakukan
dengan kesadaran yang penuh untuk melihat kemampuan diri sendiri dalam
menyajikan bahan pelajaran. Menilai orang lain rasanya mudah dilakukan,
tetapi untuk menilai diri sendiri kadang-kadang tak mampu melaksanakannya,
padahal yang paling, tahu tentang segala sesuatu pada diri kita adalah kita
sendiri bukan orang lain. 7

2. Teknik Kelompok (Group Techniques)

Teknik supervisi dalam bentuk kelompok adalah teknik supervisi yang


digunakan bersama-sama antara supervisor dan guru-guru dalam jumlah yang banyak
tetapi mempunyai masalah supervisi ini terdiri dari beberapa jenis antara lain :

A. Pertemuan Orientasi bagi guru baru (Orintation Meeting for new Teacher)

Pertemuan orientasi adalah salah satu bentuk pertemuan yang bertujuan


mengantar guru-guru terutama guru-guru untuk memasuki suasana kerja yang
baru. Demikian pula terhadap guru-guru yang baru memangku jabatan baru
dalam struktur organisasi sekolah.

Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini antara lain:

7
Glickman, Carl D. and Gordon, Stephen P. (1995). Supervise of Instruction; A Development Approach. Boston:
Allyn and Bacon.
13
 Memberikan informasi perkenalan terhadap sistem kerja dari sekolah
dengan melalui percakapan bersama diselingi dengan diskusi bersama.

 Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah, penyajian


seluruh kegiatan dan situasi sekolah.

 Tindak lanjut pertemuan ini biasanya diadakan diskusi, lokakarya, dan


makan bersama dsb, agar guru-guru baru itu tidak merasa asing tetapi
merasa diterima dalam kelompok guru lain.

 Memperkenalkan semua staf sekolah, tempat/ruang kerja, tata-tertib


sekolah dan lain-lain sebagainya.

B. Rapat Guru

Rapat guru adalah merupakan salah satu teknik supervisi untuk


memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah. Tujuan umum daripada rapat
guru ini antara lain sebagai berikut :

 Menyatukan pandangan-pandangan guru tentang konsep-konsep umum,


makna pendidikan dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan-tujuan
tersebut.

 Mendorong guru-guru untuk menerima dan melaksanakan tugas-tugasnya


dengan baik, dan mendorong agar mereka tumbuh dan berkembang dalam
jabatannya.

 Menyatukan pendapat-pendapat tentang metod-metode kerja yang baik


yang akan membawa mereka ke arah pencapaian tujuan-tujuan pengajaran
di sekolah semaksimal mungkin.

 Mengintegrasikan anggota-anggota staf sekolah dan mengkoordinir


pekerjaan mereka, mempersatukan pandangan mereka dalam usaha
kerjasama mencapai tujuan sekolah.
14
C. Diskusi sebagai proses kelompok

Diskusi adalah merupakan salah satu teknik supervisi yang dilakukan


melalui pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk mengembangkan
ketrampilan para guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi
bersama. Melalui diskusi kelompok, guru-guru merasa turut bertanggung jawab
dan berpartisipasi dalam kelompok, adanya interaksi antar guru, serta kontrol
yang teliti dan mantap dalam mengemukakan pendapat mereka masing-masing.
Dengan diskusi ini pula guru-guru dapat memperoleh informasi dan banyak
pengalaman dari peserta diskusi yang besar manfaatnya untuk pengembangan
profesinya.

D. Studi kelompok antar guru

Kelompok guru (guru bidang studi) yang mengajarkan mata pelajaran yang
sejenis dapat mengadakan studi bersama untuk mempelajari dan membahas atau
mendalami bahan pelajaran yang mereka ajarkan.

E. Tukar-menukar Pengalaman (Sharing of experience)

Asumsi yang melatar belakangi teknik ini ialah bahwa guru-guru, pada
umumnya adalah orang yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing,
sehingga memungkinkan diadakan tukar menukar pengalaman diantara mereka,
saling memberi dan menerima dan saling, belajar diantara mereka untuk
memperoleh pengalaman-pengalaman, baru yang bermanfaat dalam tugas mereka.
Tukar-menukar pengalaman semacam ini lebih bermanfaat jika dibanding dengan
penataran yang sering merupakan sesuatu pemborosan,

F. Lokakarya (Workshop)

Workshop ditafsirkan orang sebagai suatu tempat kerja dimana orang


menggunakan macam-macam cara alat untuk suatu; suatu kegiatan belajar
kelompok untuk memecahkan suatu problem tertentu; suatu usaha
mengembangkan kesanggupan berpikir dan bekerja bersama-sama untuk
15
menyelesaikan sesuatu masalah; suatu situasi yang didalamnya orang bekerja dan
belajar secara bersama atas tanggung jawab bersama; suatu inservice training
education untuk saling mendengarkan pendapat, member dan menerima pendapat
bekerjasama mencari jalan untuk menyelesaikan suatu problem tertentu yang
berhubungan dengan tugas jabatannya.

G. Diskusi panel

Panel diskusi (panel discussion) biasa juga disebut dengan istilah "forum
discussion" adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan dihadapan sejumlah
partisipan untuk memecahkan suatu problem8. Tujuarnya adalah:

 Untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar supaya dapat


memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengertian tentang masalah
tersebut dari berbagai sudut pandangan.

 Untuk menstimulir para pendengar (partisipan) agar mengarahkan


perhatiannya terhadap masalah yang dibahas, melalui dinamika kelompok
sebagai hasil interaksi daripada pena-list.

H. Seminar

Seminar adalah suatu bentuk pertemuan kelompok dimana sejumlah kecil


(10 - 15) orang mengadakan pendalaman/penyelidikan, terhadap berbagai
masalah dengan bimbingan secara cermat oleh seorang/beberapa orang pengajar
(fasilitator) pada waktu tertentu. Hasil penyelidikan selanjutnya dilaporkan untuk
didengar dan didiskusikan untuk ditetapkan suatu kesimpulan bersama sebagai
pegangan.

8
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars
16
Tujuan daripada seminar ini adalah intensifikasi, integrasi serta aplikasi
pengetahuan dan ketrampilan para anggota kelompok dalam suatu latihan yang
intensif dengan bimbingan yang cermat dan intensif pula. Maksudnya untuk
memanfaatkan sebaik mungkin produktivitas (potensi) berpikir secara kelompok
berupa saling tukar-menukar pengalaman dan saling koreksi (menilai) diantara
para anggota kelompok lainnya.

I. Simposium

Simposium (Yunani Purba) syn (dengan) dan posis (minum), yaitu


kebiasaan zaman itu setelah suatu pertemuan berakhir semua peserta tidak segera
pulang, akan tetapi dipersilahkan duduk santai sambil minum, mendengarkan
lagu-lagu dan bertukar pikiran sebagai hiburan intelektual. Simposium dalam arti
yang lebih mutakhir dapat dilihat dari dua pengertian:

 Kumpulan karangan pendek yang menyangkut sesuatu masalah yang ditulis oleh
beberapa ahli, dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku surnber rujukan.

 Suatu pertemuan untuk neninjau aspek-aspek dari suatu pokok masalah dari
berbagai sudut pandangan tentang masalah.

J. Demonstration Teaching

Demonstrasi mengajar yang berhasil jika hal itu direncanakan dengan


teliti, mempunyai tujuan yang nyata, diikuti oleh jumlah guru-guru yang cukup
banyak mendapat kesempatan untuk mengikuti demonstrasi tersebut.
Perpustakaan Jabatan Guru

K. Buletin Supervisi

Buletin supervisi adalah salah satu alat komunikasi tertulis yang


supervisor untuk membantu guru-guru dalam memperbaiki situasi belajar
mengajarnya.

17
L. Dll

1. Langsung

Teknik supervisi langsung adalah teknik yang digunakan untuk


menyampaikan harapan supervisor kepada guru dengan jelas. Supervisor dapat
menggunakan bahasa langsung dan penguatan. Dalam hal ini pengawas sangat
mengharapakan kepercayaan dan kredibilitas dari para guru. Teknik supervisi
langsung terdiri dari penampilan prilaku, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan
masalah, mengarahkan dan standardisasi. Arah penampilan prilaku, pemecahan
masalah, dan pengarahan kebayakan dari pengawas. Teknik pengawasan langsung
berguna untuk mengatasi keadaan dalam waktu yang singkat ketika guru sedikit
sekali menguasai keahlian, keterlibatan, atau menarik diri dari permasalahan
pembelajaran (Glickman and Gordon, 1995).9

Rifai (1987) mengemukakan bahwa teknik langsung dalam supervisi yaitu


cara berkomunikasi dengan berhubungan lansung antara supervisor dengan guru
melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf dan lokakarya. Lebih lanjut
Rifai (1987) mengemukakan bahwa teknik merupakan cara tertentu yang khusus
untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu teknik terdiri dari berbagai kegiatan yang
teratur dan alat untuk mencapai tujuan

2. Tidak langsung

Teknik supervisi tidak langsung adalah pendekatan masalah pengajaran


yang sifatnya tidak langsung menunjukan permasalahan, melainkan seorang guru
bercerita mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Supervisor atau
kepala sekolah menyimpulkan permasalahan guru tersebut kemudian member
bimbingan dan mengarahkan.10

9
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta: Rinekahal 253-256

10
Soetjipto dan Kosasi, Raflis. (1999). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.hal 253

18
yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah
cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku
supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu
mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh guru. Ia memberi
kesempatan sebanyak mungkin kepada guru

untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-


direktif ini berdasarkan pada pemahaman psikologis humanistik. Psikologi
humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru
yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan
yang dihadapi guru-guru. Guru mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba
mendengarkan, dan memahami apa yang dialami. Perilaku supervisor dalam
pendekatan non-direktif adalah sebagai berikut.

1) Mendengarkan,

2) Memberi penguatan,

3) Menjelaskan,

4) Menyajikan, dan

5) Memecahkan masalah.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pada dasarnya proses supervise pendidikan dimulai dari perencanaan,


pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut .
2. Teknik supervisi adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi.
Sedangkan teknik supervise pendidikan adalah suatu cara atau jalan yang
digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan
kepada para guru.

B. Saran

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.


Untuk itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan dan kritikan
demi sempurnanya makalah ini,sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan
menjadi lebih baik.

20
21

Anda mungkin juga menyukai