Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KURIKULUM FISIKA SEKOLAH MENENGAH

Pengembangan Pendidikan Karakter

KELOMPOK 7

NAMA ANGGOTA : 1. DITA INDAH MORA (16033090)

2. HAFIZANA TIARA AMIR (16033096)

3. RIA MONICA (16033114)

MATA KULIAH : KURIKULUM FISIKA SEKOLAH MENENGAH

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA C

DOSEN : Drs. MASRIL, M.Si.

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nya lah makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kurikulum Sekolah Mengengah dengan judul
Pendidikan Berkarater.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mengalami kesulitan. Oleh karena
itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-
mata, Namun, berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Untuk itu kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga
Makalah ini dapat segera diselesaikan.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada Bapak Drs. Masril, M.Si. yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tujuan ditulisnya makalah ini
adalah untuk memudahkan pembaca untuk memahami lebih lanjut mengenai materi
yang berhubungan dengan pendidikan karakter dan budaya bangsa dengan metode yang
dapat dimengerti oleh para pembaca.

Padang, 28 Maret 2018

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. Ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………….… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………............... 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….…… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Pendidikan Karakter …………………………………………. 2
B. Latar Belakang Pendidikan Karakter ………………………………….. 2
C. Urgensi Pendidikan Karakter ………………………………………….. 2
D. Tujuan Pendidikan Karakter …………………………………………... 2
E. Rasional ………………………………………………………………... 3
F. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Nasional ……………………………… 4
G. Tantangan Pendidikan ………………………………………………… 4
H. Karakter Sebagai Poros Pendidikan …………………………………... 5
I. Implementasi Konsep Ppk …………………………………………….. 6
J. Nilai-Nilai Karakter …………………………………………………... 7
K. Manfaat Dan Implikasi ………………………………………………. 12
L. Konklusi ……………………………………………………………… 14
M. Rekomendasi ………………………………………………………… 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………..…….…… 16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya
bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa
yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi
bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua. Keinginan menjadi bangsa yang
berkarakter sesunggungnya sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia. Para pendiri
negara menuangkan keinginan itu dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-2 dengan
pernyataan yang tegas, ―...mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur‖.
Para pendiri negara menyadari bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmurlah bangsa Indonesia menjadi bermartabat dan
dihormati bangsa-bangsa lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan berkarakter?
2. Apa tujuan pendidikan karakter ?
3. Bagaimana nilai nilai karakter yang terkandung ?
4. Bagaimana implementasi pengembangan pendidikan berkarakter?
5. Bagaimana manfaat dan implikasi pengembangan pendidikan berkarakter?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pendidikan berkarakter


2. Memahami tujuan pendidikan berkarakter
3. Mengetahui nilai nilai dari pendidikan berkarakter
4. Mengetahui implementasi pengembangan pendidikan berkarakter
5. Mengetahui manfaat dan implikasi pengembangan pendidikan karakter

4
BAB II
PEMBAHASAN

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

A. Defenisi Pendidikan Karakter


Program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui
harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan
pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang
merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)

B. Latar Belakang Pendidikan Karakter


• Berlangsungnya revolusi digital
• Perubahan peradaban masyarakat
• Semakin Tegasnya Fenomena Abad Kreatif

C. Urgensi Pendidikan Karakter


• Pembangunan SDM sebagai fondasi pembangunan bangsa
• Generasi emas 2045 yang dibekali keterampilan abad 21
• Menghadapi kondisi degradasi moral, etika, dan budi pekerti

D. Tujuan Pendidikan Karakter


a. Mengembangkan platforma pendidikan nasional yang meletakkan makna dan
nilai karakter sebagai poros utama penyelenggaraan pendidikan, dengan
memperhatikan kondisi keberagaman satuan pendidikan di seluruh wilayah
Indonesia
b. Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi
dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21
c. Mengembalikan pendidikan karakter melalui harmonisasi olah hati (etik), olah
rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik)
d. Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala
sekolah, guru, komite sekolah, pengawas, dan dinas) untuk mendukung
perluasan implementasi pendidikan karakter
e. Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di dalam
dan di luar sekolah

5
f. Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

E. Rasional

a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Agenda Nawacita No. 8
Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan
pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental.
c. Trisakti
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
d. RPJMN 2015-2019
Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada
semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan
kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang
terintegrasi ke dalam mata pelajaran.
e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045
Generasi yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki
keunggulan bersaing secara global.
f. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud
Untuk memperkuat pendidikan karakter.

F. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Nasional

Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS


Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

6
Sikap Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta


Sikap Sosial
bertanggung jawab

Pengetahuan Berilmu

Keterampilan cakap dan kreatif

Pasal 3 ayat (1)


Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pasal 3 ayat (2)
Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

G. Tantangan Pendidikan
a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis melalui
keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah
raga (kinestetik)
b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia
c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak
antara sekolah, orang tua dan masyarakat
d. Tantangan globalisasi, memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal bangsa
e. Terbatasnya pendampingan orang tua, Perlu peningkatan kualitas hubungan
orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya
f. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur, Keterbatasan prasana dan sarana
sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan,
sungai, dan laut), sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap.

7
H. Karakter Sebagai Poros Pendidikan

Adanya Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai fondasi dan ruh


utama pendidikan. Nawacita 8 Melakukan Revolusi Karakter Bangsa :
 Membangun pendidikan kewarganegaraan (sejarah pembentukan bangsa, nilai-
nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti)
 Penataan kembali kurikulum pendidikan nasional
 Mengevaluasi model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional
 Jaminan hidup yang memadai bagi para guru khususnya di daerah terpencil
 Memperbesar akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan

I. Implementasi Konsep PPK

a. Fokus Penguatan Pendidikan Karakter


1. Struktur Program
 Jenjang dan Kelas
 Ekosistem Sekolah

8
 Penguatan kapasitas guru
2. Struktur Kurikulum
 PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko-kurikuler
 PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler
 PPK melalui kegiatan non-kurikuler
3. Struktur Kegiatan
 Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di lingkungan sekolah
berdasarkan 4 dimensi pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara (Olah
pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah raga)
b. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
 Integrasi Dalam Mata Pelajaran
 Optimalisasi muatan lokal
 Manajemen kelas
c. Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
 Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah
 Keteladanan pendidik
 Ekosistem sekolah
 Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
d. Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
 Orang tua
 Komite Sekolah
 Dunia usaha
 Akademisi, pegiat pendidikan
 Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra
 Pemerintah & Pemda

J. Nilai-Nilai Karakter
 Olah pikir : Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai
hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat
 Olah hati : Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman
dan bertakwa
 Olah rasa dan karsa : Individu yang memiliki integritas moral, rasa
berkesenian dan berkebudayaan
 Olah raga : Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif
sebagai warga negara

9
1. Input : Pengintegrasian Tri Pusat Pendidikan dengan Intrakurikuler, Ko-kurikuler,
Ekstrakurikuler, dan Nonkurikuler di Sekolah
a. Intra-kurikuler:
 Seluruh Mata Pelajaran.
b. Ko-Kurikuler:
 Studi / kunjungan lapangan, karya wisata, sanggar seni, taman budaya,
madrasah diniyyah, komunitas bahasa dan sastra.
c. Estra-Kurikuler:
 Pramuka, Paskibraka, Palang Merah Remaja (PMR), Olah Raga, dsb.
d. Non-Kurikuler:
• Upacara bendera, Lagu Nasional/Daerah, Membaca Buku, Berdoa Bersama,
Membersihkan Lingkungan, Latihan Memimpin di Kelas.

2. Proses : Pengembangan nilai-nilai karakter

Terdapat 18 Nilai-Nilai Karakter :


1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2. Jujur

10
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat,
sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan
5. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
apa yang telah dimiliki
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain
9. Rasa ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya Untuk mengetahui lebih mendalam
dan Meluas dari apa yang dipelajarinya, Dilihat, dan didengar
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta tanah Air
Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsanya
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain
13. Bersahabat / Komunikatif

11
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan
Masyarakat yang membutuhkan
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan
tuhan YME

12
3. Output : Hasil yang diharapkan adalah terwujudnya generasi emas 2045 yang dibekali
keterampilan abad 21.

13
K. Manfaat Dan Implikasi

MANFAAT

1. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi
abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi

2. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dengan pengawasan


guru

3. Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan kewajiban jam mengajar Guru
sebagai inspirator PPK

4. Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan partisipasi
masyarakat

5. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 (lima) hari

6. Mengembalikan evaluasi pembelajaran siswa menjadi hak dan wewenang guru baik secara
pribadi maupun kolektif

14
7. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, penggiat pendidikan dan sumber-
sumber belajar lainnya

ASPEK PENGUATAN

1. Revitalisasi manajemen berbasis sekolah dan partisipasi masyarakat

2. Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra kurikuler, dan non kurikuler, serta sekolah
terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, serta
keagamaan

3. Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala Sekolah/Guru dan pelatihan secara
berkelanjutan

4. Dukungan Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah dalam penyiapan
prasarana/sarana belajar (misal: pengadaan buku, peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui
pembentukan jejaring kolaborasi pelibatan publik

5. Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur dan keberagaman


kultural daerah/wilayah

6. Kajian Pelaksanaan moratorium Ujian Nasional (UN)

7. Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik yang transparan dan
akuntabel

15
L. Konklusi

1. Gerakan PPK sebagai Poros Pendidikan


Terwujudnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai fondasi utama dari
pembangunan karakter bangsa dan merupakan transformasi dari penanaman nilai-nilai
Pancasila secara berkelanjutan, utamanya melalui aspek keteladanan Kepala Sekolah,
Guru, Orang Tua, dan seluruh figur penyelenggara pendidikan serta tokoh-tokoh
masyarakat.
2. Pembangunan Karakter merupakan Kewajiban Bersama
Terselenggaranya pembangunan karakter bangsa sebagai kewajiban seluruh
Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Pelaku Bisnis dan
masyarakat/ komunitas, agar segenap sumberdaya yang dimiliki dapat dimanfaatkan
seluas-luasnya untuk kepentingan pendidikan karakter.
3. Dukungan Komitmen dan Regulasi Gerakan PPK
Terwujudnya komitmen dan dukungan regulasi terkait dengan:
a) Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai Manager;
b) Revitalisasi kewajiban 8 jam guru di sekolah;
c) Implementasi Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah
sebagai badan gotong royong dan partisipasi masyarakat;
d) Kegiatan pembelajaran 5 hari;
e) Penguatan dan perluasan kegiatan di sekolah dan luar sekolah (seni budaya,
keagamaan, ekstra dan kokurikuler, literasi).

16
4. Memperhatikan Keberagaman dan Tingkat Kesenjangan
Tercapainya tahapan pelaksanaan PPK sesuai dengan keberagaman dan tingkat
kesenjangan setiap satuan pendidikan yaitu di perkotaan, sub-perkotaan, sampai daerah
3T dengan mempertimbangkan keterbatasan prasarana dan sarana sekolah, serta
aksesibilitas ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut).

M. Rekomendasi
• Dukungan dan Keteladanan Kepala Sekolah dan Guru
• Komitmen dan konsistensi Pimpinan Pemda
• Sistem Rentang Kendali Pelaksanaan PPK
• Pemberian penghargaan dan penegakan sanksi
• Kolaborasi ekosistem pendidikan dan pelibatan publik
• Referensi praktik-praktik baik di sekolah

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendidikan berkarakter adalah Program pendidikan di sekolah untuk memperkuat


karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).
2. Tujuan dari pendidikan berkarakter adalah untuk menciptakan generasi emas 2045
dengan keterampilan abad 21.
3. Terdapat 4 nilai nilai karakter yaitu olah pikir, olah hati , olah raga, dan olah karsa.
4. Implementasi Pendidikan Karakter memerlukan perhatian beberapa pihak , baik
sekolah , pemerintah, masyarakat dan orang tua.
5. Manfaat pendidikan karakter adalah Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan
daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi

18
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Muhadjir. 2016. Arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy
dalam Pelatihan Pengembangan Kapasitas untuk Penguatan Pendidikan Karakter di
Hotel Santika, Jakarta, 27 September 2016. (transkrip rekaman Kemdikbud).

Ki Hadjar Dewantara. 1962. Bagian I Pendidikan. Jogjakarta: Majelis Luhur Taman Siswa.

Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Pengembangan Pendidikan Karakter.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

19

Anda mungkin juga menyukai