KONSEP ANAK
Disusun oleh :
Helen Kunadia Pratiwi
201903024
A. DEFINISI
1. Faktor Genetik
b) Jenis kelamin
c) Suku bangsa
2. Faktor Lingkungan
a) Faktor Pranatal
b) Faktor Postnatal
Lingkungan sosial
Pola ini memiliki dua prinsip atau hukum perkembangan, yaitu prinsip
cephalocaudal dan prinsip proximodistal
a. Cephalocaudal atau head to fail direction (dari arah kepala kemudian
ke kaki). Pola pertumbuhan dan perkembangan ini dimulai dari kepala
yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih besar,
kemudian berkembang kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat
dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan ke bagian ekstremitas
bawah lengan, tangan, dan kaki. Hal tersebut merupakan pola searah
dalam pertumbuhan dan perkembangan
Pola ini dikenal dengan nama pola mass to specific atau to complex. Pola
pertumbuhan dan perkembangan ini dapat dimulai dengan menggerakkan
daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang
lebih kompleks (khusus), seperti melambaikan tangan kemudian baru
memainkan jarinya atau menggerakkan lengan atas, bawah telapak tangan
sebelum menggerakkan jari tangan atau menggerakkan badan atau
tubuhnya sebelum mempergunakan kedua tungkainya untuk menyangga,
melangkah dan/atau mampu berjalan
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan
d. Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap,
minat, dan cara penyesuaian dengan lingkungan, dalam hal ini
keluarga dan teman sebaya.
1. Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor-faktor lain.
Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa.
Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam
pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,
usia pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah
dimiliki.Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu,
lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu, lingkungan
setelah bayi lahir).
a. Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai
dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil,
lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin, dan hormonal.
1) Lingkungan mekanis
3) Nutrisi
7) Status Kesehatan
3. Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain
hormon somatotropin tiroid, dan glukokortikoid. Hormon somatotropin
(growth hormone) berperan dalam memengaruhi pertumbuhan tinggi
badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem
skeletal.Hormon tiroid berperan menstimulasi metabolisme tubuh.
Hormon glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel
interstisial dari testis (untuk memproduksi testoteron) dan ovarium (untuk
memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi
perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang
sesuai dengan peran hormonnya (Wong, 2000).
G. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus.Pada
fase embrio pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8
minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum
menjadi suatu organisme dan terbentuknya manusia.Pada minggu ke-2,
terjadi pembelahan sel dan pemisahan jaringan antara endoterm dan
ektoderm.Pada minggu terbentuk lapisan mesoderm. Pada masa ini sampai
usia 7 minggu belum tampak adanya gerakan yang berarti melainkan hanya
terdapat denyut jantung janin, yaitu sudah mulai dapat berdenyut sejak 4
minggu. Pada fase fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran,
sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40 terjadi peningkatan fungsi organ,
yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama pertumbuhan
serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot.
2. Masa Postnatal
Masa postnatal terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa prasekolah,
masa sekolah, dan masa remaja.
Perubahan pada fungsi organ yang lainnya adalah ginjal yang belum
sempurna, urine masih mengandung sedikit protein dan pada minggu
pertama akan dijumpai urine warna merah muda karena banyak
mengandung senyawa urat, kemudian kadar hemoglobin darah tepi pada
neonatus berkisar antara 17-19 g/dl, kadar hematokrit saat lahir adalah
52%, terjadi peningkatan kadar leukosit sekitar 2500030000 /ul, dan
setelah usia satu minggu akan terjadi penurunan hingga kurang dari
14.000/ul. Keadaan fungsi hati pun masih relatif imatur dalam
memproduksi faktor pembekuan, sebab belum terbentuknya flora usus
yang akan berperan dalam absorpsi vitamin K dan imunoglobulin untuk
kekebalan bayi.
b. Masa Bayi
Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama
(antara usia 1-12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini
dapat berlangsung secara terus. menerus, khususnya dalam peningkatan
susunan saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan pertumbuhan
pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada
perkembangan motorik
c. Masa Prasekolah
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi
peningkatan pertumbuhan serta perkembangan, khususnya pada aktivitas
fisik dan kemampuan kognitif.
d. Masa Sekolah
Perkembangan masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan
kognitif dibandingkan dengan masa prasekolah.
e. Masa Remaja
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-
6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat
badan akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram
dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir
bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap
minggu sekitar 25- 40 gram dan pada akhir bulan ke-12 akan terjadi
penambahan tiga kali lipat berat badan lahir. Pada masa bermain, terjadi
penambahan berat badan sekitar empat kali lipat dari berat badan lahir
pada usia kurang lebih 25 tahun serta penambahan berat badan setiap
tahunnya adalah 2-3 kg
Pada masa prasekolah dan sekolah akan terjadi penambahan berat badan
setiap tahunnya kurang lebih 2-3 kg.
2. Tinggi badan
Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan
sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami
penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya Pada
akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan
waktu lahir.
Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-2 kurang lebih 12 cm,
sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm.
Pada masa prasekolah, khususnya di akhir usia 4 tahun, terjadi
penambahan rata-rata dua kali lipat dan tinggi badan waktu lahir dan
mengalami penambahan setiap tahunnya kurang lebih 6-8 cm
Pada masa sekolah akan mengalami penambahan setiap tahunnya. Setelah
usia 6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata 5 cm, kemudian pada usia 13
tahun bertambah lagi menjadi rata-rata tiga kali lipat dari tinggi badan
waktu lahir.
3. Lingkar kepala
Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar
enam bulan pertama, yaitu dari 35-43 cm. Pada usia usia selanjutnya
pertumbuhan lingkar kepala mengalami perlambatan Pada usia 1 tahun
hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun
mengalami pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan bertambah 1
cm sampai dengan usia tahun ke-3 dan bertambah lagi kurang lebih 5 cm
sampai dengan usia remaja.
4. Gigi
5. Organ penglihatan
b. Tahap II: pembesaran lanjut dari payudara dan areola tanpa pemisahan
konturnya.
1) Usia 14 Bulan
d. Masa Prasekolah
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali
dengan tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat
kepala.
d. Masa Prasekolah
3. Perkembangan Bahasa
Berikut ini akan disebutkan perkembangan bahasa pada tiap tahap usia
anak.
d. Masa Prasekolah
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain anak merasa
takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai bermain
dengan mainan, mudah frustasi, serta memukul-mukul lengan dan
kaki jika sedang kesal
A. Pengertian Bermain
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadari.(wholey and Wong,1991). Bermain adalah suatu
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh
kesenangan (Foster,1989)
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock.) Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir.
B. Kategori Bermain
1. Bermain aktif. Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak
sendiri.
Contoh :bermain sepak bola.
2. Bermain pasif. Energi yang dikeluarkan sedikit,anak tidak perlu
melakukan aktivitas (hanya melihat)
Contoh : memberikan support.
C. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu
F. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensori Motori
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek
tertentu,misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri(Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah
laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Intraksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak misalnya : marah,takut,benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis,menggambar,bermain
peran.
C. MANFAAT IMUNISASI
D. SASARAN IMUNISASI
1. Imunisasi aktif
2. Imunisasi pasif
b. Imunisasi Polio
c. Imunisasi Hepatitis B
tahun.
0,5 Intramuskular.
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan
cc
2tetes Di teteskan ke
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
mulut.
0,5 Subkutan,
Campak 1 kali cc 4 minggu 9-11 bulan biasanya di lengan
kiri atas.
0,5 Intramuskulus
TT 3 kali
cc
G. PEMBERIAN IMUNISASI
1. Pengertian
Hospitalisasi adalah penempatan pasien di rumah sakit untuk penelitian,
diagnosis dan pengobatan (Scott, 2010).
Hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana atau darurat
yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi
dan perawatan (Supartini, 2004).
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk
beradaptasi dengan lingkungan baru dan asing, yaitu rumah sakit, sehingga
kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak, orang tua, maupun
keluarga (Whaley&Wong,2002).
Menurut WHO Hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam
bagi individu karena stressor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan
tidak aman, seperti:
1. Lingkungan yang asing
2. Berpisah dengan orang yang berarti
3. Kurang informasi
4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian
5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, semakin sering
berhubungan dengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil
atau malah sebaliknya.
6. Perilaku petugas Rumah Sakit.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hospitalisasi
adalah suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang ditandai
dengan adanya beberapa perubahan psikis yang mengharuskan anak untuk
tinggal di rumah sakit untuk menjalani perawatan dan dapat menimbulkan
ketakutan dan kecemasan pada anak dan orang tua.
2. Gambaran Hospitalisasi
Dirawat di rumah sakit adalah kondisi yang tidak menyenangkan bagi
anak. Wong, et. al .(2009) menyebutkan bahwa saat berada di rumah sakit,
anak berada di lingkungan yang asing dengan berbagai peralatan kedokteran
yang menakutkan, bertemu dengan orang-orang asing, menjalani prosedur
medis yang menyakitkan sering membuat anak cemas dan ketakutan.