Anda di halaman 1dari 3

TERAPI PENGOBATAN PADA PASIEN HALUSINASI

Terdapat 5 prinsi dalam minum obat:

1. Benar obat
2. Benar pasien
3. Benar cara
4. Benear waktu
5. Benar dosis

A. Chlorpromazine (CPZ)

CPZ adalah derivat yang mempunyai khasiat dan bekerja pada susunan saraf pusat, yaitu
mendepresi sub kortikal SSP yang menimbulkan efek psikotropik, sedasi, anti emetik dan
dapat menekan refleks batuk. Penghambatan pada hipothalamus dapat mempengaruhi
mekanisme pengaturan suhu. CPZ digunakan dalam penanganan psikosis akut atau kronis
yang meliputi skizofrenia dan fase manik pada gangguan depresi manik.

Aturan minum obat


CPZ berwarna orange diminum 3 kali sehari setiap pikul 7 pagi, 13 siang dan 19 malam

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi pada pemakaian CPZ meliputi efek sedasi, pusing,
pingsan, hipotensi orthostatik, palpitasi, takikardi, sindroma pada mulut, kemerahan pada
mukosa, vesikel lidah kotor, gigi tanggal, pandangan kabur, konstipasi, retensi urine,
ejakulasi tertahan.
CPZ juga menyebabkan efek samping ekstra piramidal yang meliputi parkinsonisme,
distonia, diskinesia. Gangguan hormonal dapat terjadi yaitu menstruasi tidak teratur,
ginekomastia, penurunan libido, peningkatan nafsu makan, berat badan meningkat,
edema glikosuria, hiperglikemia atau hipoglikemia. Reaksi hipersensitif pada beberapa
orang menimbulkan efek/gejala-gejala jaundice, gatal-gatal pada kulit, petechia,
dermatitis dan reaksi anafilaktif.

B. Haloperidol(HLP)

HLP adalah obat antipsikotik derivat yang khasiatnya hampir sama dengan derivat
fenotiazin (CPZ). Kemungkinan terjadinya efek samping ekstrapiramidal lebih tinggi
dibandingkan obat golongan fenotiazin sedangkan efek sedatif dan hipotensi kurang
dibandingkan dengan jenis obat transequalizer yang lain. Mekanisme tepatnya yaitu
mendepresi susunan saraf pusat pada tingkat subkortikal mid brain dan batang otak. Efek
anti emetik juga terjadi. Haloperidol biasanya digunakan pada psikosa akut dan kronis,
fase manik pada psikosis manik-depresi dan psikoreaktif.
Aturan minum obat :
HLP berwarna merah jambu diminum 3 kali sehari setiap jam 7 pagi, 13 siang, 19 malam
gunanya untuk membuat pikiran tenang.

Efek Samping

Efek samping HLP serupa dengan CPZ, perbedaannya terletak pada efek samping
hipotensi orthostatik lebih ringan, sedang efek samping reaksi ekstra lebih berat. Efek
samping pada SSP meliputi parkinsonisme, gelisah, ataksia, hiperfleksi, kortikolis dan
kardive diskenesia. Efek otonomi dapat terjadi, mulut kering (hipersalivasi), konstipasi
(diare), reaksi urine diaporesis (dosis berlebihan). Pada darah, dapat terjadi leukopenia,
leukositosis, anemia. Pada saluran napas, terjadi laringospasme, bronkhospasme,
peningkatan kedalaman napas, bronchopneumonia, depresi pernapasan. Pada endokrin,
menstruasi tidak teratur, nyeri pada payudara, ginekomastia, impotensi. Pada kulit,
kemerahan, rambut rontok. Dapat juga terjadi anoreksia, mual, muntah, jaundice,
penurunan kadar kolesterol darah.
C. Trihexyphenidil (THP)

THP adalah obat yang sering dipakai sebagai penyerta pemberian obat anti psikotik jenis
fenotiazin dan butirofenon karena khasiatnya merelaksasi otot polos dan spasmodik.
Aturan minum obat :
THP berwarna putih diminum 3kali sehari setiap jam 7 pagi, 13 siang, 19 malam gunanya
untuk agar badan rileks dan tidak kaku.

Efek samping

Efek samping yang umum terjadi : mulut kering, pusing, pandangan kabur, midriasis,
fotofobia, mual, nervous, konstipasi, mengantuk, retensi urine. Pada SSP dapat terjadi :
bingung, agitasi, delirium, manifestasi psikotik, euforia, reaksi hipersensitif : glaukoma
parotitis.

Dosis

1. CPZ (Clorpromazine )

Dosis obat CPZ permulaan adalah 25 – 100 mg dan diikuti peningkatan dosis hingga mencapai
300 mg perhari.

2. HLP (Haloperidol )

Dosis oral obat HLP untuk dewasa 1 – 6 mg sehari yang terbagi menjadi 6 – 15 mg untuk
keadaan berat. Dosis parenteral untuk dewasa 2 – 5 mg intramuskuler setiap 1 – 8 jam,tergantung
kebutuhan.

3. THP (Trihexiphenidyl)

Dosis awal obat THP sebaiknya rendah (12,5 mg) diberikan tiap 2 minggu. Bila efek samping
ringan, dosis ditingkatkan 25 mg dan interval pemberian diperpanjang 3–6 mg setiap kali
suntikan, tergantung dari respon klien.

Anda mungkin juga menyukai