Anda di halaman 1dari 17

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SESI II

(MENGHARDIK HALUSINASI) PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI: HALUSINASI AUDITORI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa

Pembimbing Akademik

Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep.

Disusun oleh :

Putri Erlina Febrianti

22020119220120

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XXXIV

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SESI II
(MENGHARDIK HALUSINASI) PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN STIMULASI
PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI AUDITORI

1. Latar Belakang
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa yang mana seseorang
mengalami perubahan sensori persepsi, serta sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
perabaan ataupun penciuman. Seseorang merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada (Yusuf, Rizki & Hanik, 2015). Klien dengan skizofrenia mengalami halusinasi,
meskipun halusinasinya bervariasi tetapi sebagian besar klien skizofrenia di Rumah
Sakit Jiwa mengalami halusinasi dengar diperkirakan 90% (Fresa, 2014). Upaya yang
dilakukan untuk menangani klien halusinasi adalah dengan memberikan tidakan
keperawatan yaitu membantu pasien mengenali halusinasi, isi halusinasi, waktu
terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan
halusinasi muncul dan respon klien saat halusinasi muncul. Kemuadian dengan
melatih klien mengontrol halusinasi dengan menggunakan strategi pelaksanaanya itu
dengan cara menghardik halusinasi, bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan
aktivitas yang terjadwal dan menggunakan obat secara teratur (Aristina Halawa,
2015).
Tindakan keperawatan lanjutan perlu diberikan kepada klien adalah dengan
memberikan terapi aktivitas kelompok (TAK). Terapi Aktivitas kelompok (TAK)
adalah terapi non farmakologi yang diberikan oleh perawat terlatih terhadap pasien
dengan masalah keperawatan yang sama. Tindakan dengan memberikan terapi
modalitas yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan sensori, upaya memusatkan perhatian, kesegaran jasmani
dan mengekspresikan perasaan. Terapi ini menggunakan aktivitas sebagai stimulus
dan terkait dengan pengalaman dalam kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok
(Handayani, Sriati, & Widianti, 2013). Penggunaan terapi kelompok dalam praktik
keperawatan jiwa akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan,
pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan. Terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir, mengenal
halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi perilaku mal
adaptif (Ningsih & Ilyas, 2013). Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan, di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat pasien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif
(Keliat & Akemat, 2005).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) diberikan secara berkelompok dan
berkesinambungan (Keliat, dkk, 2012 ). Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi
meliputi 5 sesi yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan menghardaik
halusinasi, mengonsumsi obat dengan teratur (6 benar obat), bercakap cakap /
berbincang bincang, melakukan aktifitas yang terjadwal (Muhith, 2015). Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi dapat dilakukan setiap dua kali dalam
seminggu. Kemampuan persepsi pasien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi.
Dengan proses ini diharapkan respons pasien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif (Sustrami& Sundari, 2014).
Hasil penelitian Purba, Nauli, Utami (2014) tentang “Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi terhadap Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi di
Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau” menyimpulkan bahwa dengan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi dapat menurunkan tingkat halusinasi pasien dan
meningkatkan kemampuan pasien mengontrol halusinasi. Hal ini juga didukung
dengan penelitian dari Hidayah (2015) dengan judul “Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Sensori-Persepsi terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi
pada Pasien Halusinasi di RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang” yaitu terdapat
pengaruh yang signifikan pada pengaruh TAK stimulasi persepsi-sensori terhadap
kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi.
Pengkajian yang dilakukan di Ruang Mawar RSJD X, menunjukkan bahwa 3
dari 5 pasien mengalami halusinasi pendengaran. Responden 1 sering mendengar
suara kekasihnya yang sudah meninggal memanggil namanya, respoden 2 sering
mendengar suara-suara yang mengejeknya, responden 3 mendengar suara orang yang
ingin mengajaknya berkelahi.
2. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sesi II (menghardik halusinasi) pada klien dengan
gangguan stimulasi persepsi sensori: halusinasi auditori
3. Tujuan
a. Umum :
Setelah dilakukan TAK sesi II, diharapkan klien mampu mengontrol halusinasi
dengan menghardik
b. Khusus :
1) Klien mampu menyebutkan Langkah-langkah mengontrol halusinasi dengan
menghardik
2) Klien mampu mempraktikan mengontrol halusinasi dengan menghardik
4. Kriteria Klien
a. Klien yang tenang dan kooperatif
b. Klien yang tidak mengalami proses fikir
c. Klien dengan halusinasi pendengaran
d. Klien yang mempunyai emosi yang terkontrol
e. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap
penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain).
f. Klien yang berada pada tahap pekembangan dewasa.
g. Klien yang sudah mampu mengenal halusinasi (isi, durasi, frekuensi, situasi dan
respon)
5. Struktur Kegiatan
a. Tempat : Taman RSJD Y
b. Hari/Tanggal : 14 Oktober 2020
c. Waktu : Pukul 10.00 WIB
d. Jumlah Klien : 3 orang
e. Setting Tempat :
Keterangan :

f. Metode TAK :
Metode TAK dilakukan dengan bola musik estafet
Permainan : Melakukan permainan dengan mengedarkan satu bola secara bergilir
dari peserta satu kepada peserta lainnya dengan diiringi dengan musik.
Kegiatan menghardik halusinasi : Klien/ peserta TAK yang mendapatkan bola
yang bergulir saat musik permainan berhenti, mendapatkan kesempatan untuk
menjelaskan Langkah-langkah menghardik halusinasi dan mempraktikan
mengontrol halusinasi dengan menghardik.
g. Pembagian Tugas
1) Leader : Putri Erlina Febrianti
2) Fasilitator
Fasilitator 1 : Angelina Widya
Fasilitator 2 : Cici Melati Nur Khanifa
Fasilitator 3 : Grahya Febriella
3) Observer : Astarika Ciputri
h. Uraian Pembagian Tugas
1) Peran Leader
a) Memimpin jalannya kegiatan
b) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f) Memberi reinforcement positif pada klien
g) Menyimpulkan kegiatan
2) Peran Observer

a.) Mengobservasi jalannya acara


b.) Mencatat jumlah klien yang hadir
c.) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
d.) Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan klien
e.) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas kelompok
f.) Membuat laporan hasil kegiatan
3) Peran Fasilitator
a.) Memfasilitasi jalannya kegiatan
b.) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c.) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d.) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam / luar
kelompok perilaku yang diharapkan dari kelompok
e.) Mengupayakan agar klien dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
f.) Mengupayakan agar klien dapat ikut serta dalam seluruh kegiatan TAK
6. Alat/Media yang digunakan
Musik campursari, bola kecil, alat tulis, buku tulis.
7. Tahap Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Pre-interaksi

a.) Mempersiapkan pre-planning 3 hari sebelum hari pelaksanaan .

b.) Menyiapkan media 1 hari sebelum pelaksanaan.

c.) Mempersiapkan peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang


direncanakan.
2) Kontrak

a.) Memilih klien sesuai dengan kriteria klien yang telah ditetapkan

b.) Membuat janji atau kesepakatan terkait waktu dan tempat dengan klien H-1
sebelum pelaksanaan kegiatan TAK
c.) Mempersiapkan alat dan media TAK H-1 sebelum kegiatan
d.) Mempersiapkan tempat pertemuan H-1 sebelum kegiatan TAK
b. Orientasi
1) Salam teraupetik

a.) Mengucapkan salam kepada klien.

b.) Memperkenalkan diri (Menanyakan apakah klien masih ingat dengan


terapis)
2) Validasi

a.) Menanyakan kabar klien

b.) Menanyakan masalah yang dirasakan.

c.) Memvalidasi kegiatan yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya


3) Kontrak

a.) Menjelaskan tujuan kegiatan

b.) Melakukan kontrak waktu dan tempat dengan klien

c.) Menjelaskan tata tertib kegiatan TAK


c. Kerja

1) Menjelaskan manfaat mengontrol halusinasi dengan menghardik

2) Menjelaskan Langkah-langkah mengontrol halusinasi dengan menghardik

3) Membimbing klien dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik

4) Meminta klien menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan


mempraktikan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik. Klien di tunjuk
dengan permainan musik, yaitu saat musiknya berhenti, pasien yang memegang
bola akan menjelaskan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik dan
mempraktikan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.

5) Memberi pujian/reinforcement pada klien setelah klien menjelaskan cara


menghardik halusinasi dan mempraktikan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik.
d. Terminasi
1) Evaluasi
a.) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b.) Menanyakan apa saja yang klien ingat dari kegiatan yang dilakukan
c.) Memberi pujian/reinforcement atas keberhasilan kelompok.
2) Rencana Tindak Lanjut
Klien: Meminta klien untuk latihan mandiri mengontrol halusinasi dengan
menghardik dan menuliskan ke dalam jadwal kegiatan harian
Perawat: Mempersiapkan TAK berikutnya (mengontrol halusinasi dengan
enam benar minum obat)
3) Kontrak yang akan datang
a.) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi
dengan enam benar minum obat
b.)Menyepakati waktu dan tempat.
8. Evaluasi
a. Persiapan

1) Pre planning dibuat sesuai dengan masalah keperawatan yang ada dalam
ruangan.
2) Topik dan tujuan TAK sesuai dengan masalah yang ada dalam ruangan.

3) Kontrak waktu dan tempat sehari sebelum pelaksanaan dengan peserta.

4) Menyiapkan tempat dan media yang dibutuhkan dalam TAK


b. Proses

1) Peserta TAK hadir dan duduk melingkar sesuai dengan setting tempat.

2) Pelaksanaan TAK berjalan sesuai tempat dan waktu yang telah ditentukan.

3) Peserta mengikuti kegiatan hingga selesai dengan antusias dan kooperatif .

4) Leader, fasilitator dan observer menjalankan masing-masing tugasnya.

5) Terdapat evaluasi, rencana tindak lanjut dan kontrak yang akan datang
untuk sesi TAK selanjutnya
c. Hasil
1) Klien mampu menyebutkan Langkah-langkah mengontrol halusinasi dengan
menghardik
2) Klien mampu mempraktikan mengontrol halusinasi dengan menghardik
SESI II: TAK

Stimulasi persepsi: halusinasi

Kemampuan menghardik halusinasi

Nama klien
No Aspek yang dinilai
Ismaya Nisa Gilang
1. Menyebutkan cara yang selama ini
digunakan mengatasi halusinasi
2. Menyebutkan efektivitas cara
3. Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik
4. Memperagakan menghardik
halusinasi

Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu.
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati, 2015, Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta.

Aristina Halawa. (2015). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi Sesi 1-2
Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasienskizofrenia
Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwamenur Surabaya. Jurnal Keperawatan, 4(1),
30–37.

Fresa, O. (2014). Efektifitas Terapi Individu Bercakap-Cakap dalam Meningkatkan


Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada Pasien Halusinasi Pendengaran Di RSJ DR.
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan (JIKK), 25, 1–10.

Handayani, D., Sriati, A., & Widianti, E. (2013). Tingkat Kemandirian Pasien Mengontrol
Halusinasi setelah Terapi Aktivitas Kelompok The. Jurnal Keperawatan Unpad, 1(1),
56–62.

Hendarsyah, F. (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Paranoid dengan Gejala-


Gejala Positif dan Negatif. Jurnal Medula Unila, 4(3), 57–62.

Hidayah, A.N. (2015). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi PersepsiSensori


terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi pada Pasien Halusinasi di RSJD dr.
Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Keperawatan, Vol. 8.

Keliat dan Akemat (2016). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi.

Ningsih, P., & Ilyas, M. (2013). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pada Pasien Halusinasi Di Ruang
Kenanga Rumah Sakit Khusus Daerah Propinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis, 2(4), 1–7.

Purba, T., Fathra A.N., Sri U. (2014). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi Terhadap Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa
Tampan Provinsi Riau.Jurnal Keperawatan. D
Sustrami, D., Sri S. (2014).Efektifitas Pelaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok Stimulasi
Persepsi Halusinasi Terhadap Kemampuan Pasien Skizofrenia Dalam Mengontrol
Halusinasi Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Jurnal
Kesehatan, Vol. 6.
SKENARIO TAK MENGHARDIK HALUSINASI

Tahap Orientasi
Salam Terapeutik
Leader: “Assalamualaikum. Selamat pagi semuanya”
Seluruh peserta : “Waalaikum salam. Selamat pagi mbak”
Leader: “Haloooo semuanyaaa.. apakah masih ingat dengan saya?”
Fasil 1: “Hayooo.. pada masih ingat siapa nama mbaknya?”
Klien 1: “Emmm.. mbak Putri kan yaa?”
Klien 2: “Iya, mbak Putri sepertinya.”
Klien 3: “Mbak Putri.”
Leader: “Betul sekali.. bagus.. semuanya masih ingat dengan saya. Sekarang saya tanya
lagi..kalau mbak yang berjilbab merah itu siapa? Masih ingat?”
Klien 3: “Saya ingat.. Namanya kemarin mbak Cici ya.”
Leader: “Betul sekaliii.. Namanya mbak Cici. Nah, kalau yang berjilbab abu-abu masih
ingat juga ndak, namanya siapa?”
Fasil 2: “Haiiii semua.”
Klien 2: “Emmm… mbak.. mbak Bella bukan ya?”
Leader: “Iya betul Namanya mbak Bella yang berjilbab abu-abu.”
Fasil 3: “Haloooo.. “
Leader: “Nah, yang terkahir, yang di samping kanan saya, ada yang masih ingat namanya?”
Klien 1,2,3: “Mbak Widyaaaa.”
Laeder: “Betul, kompak sekaliii…tepuk tangan..”
Validasi
Leader : “Selanjutnya,, untuk kabar mbak Ismaya, mbak Annisa dan Mas Gilang bagaimana
hari ini?”

Klien 1: “Alhamdulillah baik mbak”

Klien 2: “Baik juga mbak, Ahamdulillah.”

Klien 3: “Iya saya juga baik. Alhamdulillah mbak.”

Leader: “Alhamdulillah ya, semuanya kabarnya baik.. terus untuk masalah halusinya apakah
masih sering muncul?”

Klien 2: “Masih mbak.. kemarin saya masih dengar suara-suara yang mengejek saya.”
Klien 1: “Saya juga masih mbak.”

Klien 3: “Masih masih mbak… tadi pagi saya terakhir mendengar suara-suara palsu lagi.”

Leader: “Emmm jadi semuanya masih mendengar suara-suara palsu itu ya.”

Leader: “Ada yang masih ingat pertemuan yang lalu kita bercerita tentang apa?”

Klien 1: “Masih mbak… kemarin bercerita tentang mengenali suara-suara palsu itu, isinya
apa, kapan munculnya.”

Klien 2: “Iyaaa saya ingat… kemarin juga bercerita tentang waktu, dan lama suara-suara
itu muncul mbak.”

Leader: “Iya bagus sekali mbak Ismaya dan mbak Nisa. Kalau mas Gilang gimana? Mau
menambakan tidak kemarin kita bercerita apa?”

Klien 3: “Kemarin bercerita tentang perasaan dan apa yang kita lakukan ketika mendengar
suara-suara palsu itu, terus kita harus yakin kalau suara-suara yang muncul adalah palsu
karena cuma kita saja yang mendengar, orang lain ngga mendengar.”

Laeder: “Bagus sekali ya.. semuanya dapat mengingat dengan baik apa yang sudah kita
lakukan pada pertemuan sebelumnya. Tepuk tangan mbak-mbak dan mas.”

Klien 1,2,3: (Tepuk tangan)

Kontrak Waktu, Tempat dan Tujuan

Leader: “Oke mbak-mbak dan mas.. seperti kesepakatan kemarin, hari ini kita akan belajar
sambal bermain tentang mengontrol halusinasi dengan cara yang pertama yaitu dengan
cara menghardik halusinasi yaaa.. agar halusinasi yang dialami mbak Ismaya, mbak Nisa
dan kak Gilang ngga muncul lagi atau munculnya menjadi berkurang.. Apakah semuanya
bersedia?”

Klien 1, 2 dan 3: “Iya bersedia mbak.”

Perawat : “Berapa lama mbak dan mas mau belajar dan bermain terkait cara
mengontrol halusinasi dengan menghardik? Ada yang ingin usul?”

Klien 2 : “Saya usul mbak. Gimana kalau 30 menit ya mbak.”

Leader : “Mbak Nisa usul waktunya 30 menit buat bermain dan belajar mengontrol
halusinasi dengan menghardik, ada yang mau usul lagi atau setuju jika belajar sambal
bermainya selama 30 menit?”

Klien 2 : “Setujuuuu 30 menit mbak”


Klien 3 : “Iya 30 menit ngga papa mbak.”

Leader : “Oke.. waktunya sudah pada sepakat 30 menit yaaaa.. kalau temoatnya
bagaimana… kalau di taman ini sudah nyaman?”

Klien 1,2,3 : “Sudah mbak di taman aja.”

Leader : “Okee mbak-mbak dan mas jika sudah nyaman di sini, kita akan belajar dan
bermain di sini saja ya.”

Klien 1,2,3 : “Iya mbak.”

Fase Kerja

Leader : “Oke mbak Ismaya, mbak Nisa sama mas Gilang.. seperti yang saya
sampaikan kemarin, ada 4 cara mengontrol halusinasi yaitu dengan cara menghardik,
minum obat dengan prinsip 6 benar, bercakap-cakap dan melakukan aktivitas. Nah, hari ini
kita belajar cara yang pertama dulu yaitu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
Tujuan dari cara menghardik ini adalah agar kita yakin bahwa yang muncul itu suara-suara
palsu dan kita mengusir suara-suara palsu itu sehingga suaranya ilang.”

Klien 1 : “Emmm begitu ya mbak…”

Leader : “Iya mbak… nah caranya itu, yang pertama kalau misalnya suara-suara
palsu yang mengganggu itu muncul, kita harus meyakinkan hati kita bahwa itu suara palsu,
selanjutnya kita tutup telinga kita, dann kita mengucapkan kamu suara palsu, pergi-pergi,
saya tidak mau mendengar begitu.”

Klien 2 : “Ohhh.. begitu caranya..”

Leader : “Iya mbak.. caranya seperti itu. Yok yok kita sama sama praktikan bersama
cara mengontrol halusinasinya.”

Klien 1,2,3 : “Iya mbak.”

Leader : “Yang pertama yakinkan dalam hati itu adalah suara palsu, kemudian tutup
telinga.. yok yok tutup kedua telinganya yok.. setelah itu kita bisa menutup mata kita, dan
sama sama mengucap kamu suara palsu, pergi-pergi saya tidak mau mendengar.”

Leader : “Wah, bagus sekali mas dan mbak.. sudah bisa mempraktikan cara
menontrol halusinasi dengan cara menghardik secara bersama-sama. Tepuk tangannn buat
mas dan mbak-mbak.”

Klien 1,2,3, Fasil 1,2,3: (Tepuk tangan)


Leader : “Oke mas dan mbak-mbak, tad ikan sudah mempraktikan cara menghardik
halusinasi secara bersama-sama yaa.. nah bagaimana kalau sekarang menghardik
halusinasinya sendiri-sendiri? Pada mau ndak?”

Klien 1 : “Saya mau mbak, saya sudah bisa.”

Klien 3 : “Mau mau mbak.”

Klien 1 : “Siappppp mbak.”

Leader : “Wah keren ya pada semangat sekali.. baik.. jadi ini kita akan sambal
bermain ya mbak-mbak dan mas. Untuk cara permainanya…. Yaituuuuu… kami nanti akan
memutar musikkk.. nah.. sesuai music yang disukai mas mbak di sini.. yaitu music
campursari ya mbak mas..kalau nanti musiknya berhenti, maka yang memegang bola harus
mempraktikan cara menghardik halusinasi. Bagaimana setuju?”

Klien 1,2,3 : “Setujuuuuuuu mbak.”

Leader : “Oke kita mulai ya… saya akan memutar musiknya.”

Leader : “Stopp…. Bolanya terakhir dipegang sama mas Gilang yaaa.. berarti sesuai
kesepakatan mas Gilang dulu yang menjelaskan dan mempraktikan cara menghardik
halusinasi. Yok mas monggo mas.”

Klien 3 : “Caranya itu.. emmm kalau ada suara palsu muncul, harus yakin itu suara
palsu, terus menutup telinga dengan dua tangan, menutup mata, seperti ini, habis itu bilang
kamu suara palsu.. pergi-pergi… saya tidak dengar, begitu sampai suaranya hilang.”

Leader : “Tepuk tangan buat mas Gilang… yeayyyyy.. bagus sekali yaaaa.. sudah
benar tadi yang dipraktikan mas Gilang. Yok lanjut yaaa.. diputar lagi musiknya..”

Leader : “Okeee berhenti… ya sekarang bolanya berhenti di mbak Ismaya yaaaa..


silakan mbak Ismaya yang sekarang mempraktikan menghardik halusinasinya.”

Klien 1 : “Baik mbak.. jadi tu kita harus membuat hati kita yakin terlebih dahulu ya
mbak, jika itu suaranya palsu, kan Cuma kita saja yang dengar.. setelah itu kita menutup
kedua telinga, selanjutnya memejamkan mata dan mengucapkan kamu itu suara palsu..
pergi-pergi.. saya tidak mau mendengar suara palsu seperti itu.”

Leader : “Wawwww.. bagus sekaliiii.. mbak Ismaya juga sudah dapat mempraktikan
cara menghardik halusinasi dengan benar. Mari tepuk tangan buat mbak Ismayaaa.”
Leader : “Tadi mbak Ismaya sudah, mas Gilang juga sudah mempraktikan cara
menghardik halusinasi ya.. berarti sekarang giliran mbak Nisa yang mempraktikan cara
menghardik halusinasi. Silakan mbak Nisaaa….”

Klien 2 : “Iya mbak, cara yang pertama itu tadi.. emmmm.. dari dalam hati harus
yakin itu adalah suara palsu, terus menutup kedua telinga dengan telapak tangan,
memejamkan mata seperti ini kan mbak.. nah baru setelah itu mengusir suara itu dengan
mengucapkan, heyy kamu itu suara palsu.. pergi pergi kamu suara palsu, saya tidak mau
mendengar begitu mbak.”

Leader : “Iya…. Bagus sekali mbak Nisaaa… betul caranya seperti yang dipraktikan
mbak Nisa.. pinter-pinter semua yaaa.. tepuk tangan buat semuanya.”

Tahap Terminasi

Evaluasi Subjektif

Leader : “Nah, tadi kan kita sudah belajar sambal bermain tentang cara menghardik
halusinasi. Kalau boleh saya tau.. gimana perasaanya mbak Ismaya, mbak Nisa dan mas
Gilang setelah bermain dan belajar cara menghardik halusinasi?”

Klien 1: “Saya seneng, seruuu.. jadi paham kalau cara mengusir halusinasi.”

Klien 2: “Iya seneng banget mbak.”

Klien 3: “Saya juga bahagia.”

Evaluasi Objektif

Leader : “Baik.. oke mas mbak.. Ada yang masih ingat tadi Langkah-langkah menghardik
halusinasinya bagaimana?”

Klien 1: “Yang pertama harus yakin dulu itu suara palsu.”

Leader: “Iya. Betul sekali mbak Ismaya.. bagus mbak, Langkah selanjutnya.. bagaimana?”

Klien 2: “Menutup kedua telinga dan memejamkan mata.”

Klien 3: “Habis itu mengusir halusinasi dengan mengucapkan pergi pergi kamu suara palsu,
saya tidak mau mendengar.. sampai suaranya hilangg..”

Leader: “Bagus sekali mbak Nisa dan mas Gilang. Betul.. baik ya.. semuanya sudah bisa
menyebutkan kembali langkah-langkah menghardik halusinasi. Tepuk tangan buat kita
semua”
Leader: “Baik teman-teman, jadi sekarang mbak Ciput akan menyampaikan catatan kegiatan
dan hasil kegiatan terapi aktivitas kelompok hari ini. Monggo mbak Ciput silakan.

Observer: “Izin menyampaikan catatan keberlangsungan kegiatan dan hasil kegiatan TAK
hari ini. Kegiatan terapi aktivitas kelompok hari ini berlangsung lancar, tepat waktu, yaitu
selama 45 menit, peserta ada 3 orang, peserta TAK aktif dan mematuhi tata tertib, semua
peserta mampu untuk menjelaskan Langkah-langkah mengontrol halusinasi dengan
menghardik dan mampu memprraktikan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.
Sekian catatan dari kegiatan TAK pagi hari ini. Terima kasih.”

Leader: “Baik mbak Ciput, terima kasih.”

Rencana Tindak Lanjut

Leader: “Oke mbak mas,, jadi.. nanti jika mbak dan mas mengalami halusinasi lagi, mbak
dan mas bisa mengusir halusinasi dengan cara menghardik seperti yang sudah kita
praktikan tadi yaa….nah..untuk pertemuan selanjutnya,, saya akan mengajak mbak dan mas
melakukan terapi aktivitas kelompok lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan minum
obat dengan prinsip 6 benar.”

Klien 1,2,3: “Oke mbak.”

Kontrak TAK Selanjutnya

Leader: “Untuk TAK selanjutnya kita akan bermain dan belajar tentang mengontrol
halusinasi dengan cara yang kedua, yaitu minum obat dengan prinsip enam benar. Untuk
waktu dan tempatnya ada yang mau usul?

Klien 2: “Tempatnya di sini lagi saja.. waktunya hari sabtu jam10.00.

Leader: “Ini mbak Nisa usul tak selanjutnya hari sabtu, pukul 10.00 dan di taman lagi
bagaimana? Ada yang kurang setuju atau setuju?”

Klien 1,2: “Saya setuju mbak sabtu saja jam 10.00 di taman.”

Leader: “Oke teman-teman semua. Sampai bertemu Kembali ya.. kami pamit dulu. Mbak mas
bisa melanjutkan aktivitas mas dan mbak lagi. Wassalamualaikum.”

Klien 1,2,3 : “Waalaikumsalam.”

Anda mungkin juga menyukai