Anda di halaman 1dari 11

RESUME PENDIDIKAN PANCASILA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Oleh :
Putri Ayu Dewiyanti
30901800140

Dosen :
Dr. H. Achmad Sulchan SH.,MH
NIDN : 06.3103.5702

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
BAB. I. PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A.  Landasan Pendidikan Pancasila....................................................................................................4
B. Tujuan Pendidikan Pancasila.........................................................................................................5
C. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah............................................................................................5
D. Beberapa Pengertian Pancasila.....................................................................................................5
BAB. II. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH BANGSA INDONESIA (KAUSA MATERIALIS PANCASILA)
...............................................................................................................................................................6
A. Pengantar......................................................................................................................................6
B. Nilai-nilai Pancasila dalam Sejarah Indonesia................................................................................6
BAB. III. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT....................................................................................6
A. Pengertian Filsafat.........................................................................................................................6
B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem.........................................................7
BAB. IV. ETIKA POLITIK BERDASARKAN PANCASILA...............................................................................7
A. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik..........................................................................7
BAB. V. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI DALAM BERBANGSA DAN
BERNEGARA (SUATU TIN JAUAN KAUSALITAS)......................................................................................7
A. Pengantar......................................................................................................................................7
B. Pancasila sebagai Budaya Bangsa Indonesia..................................................................................7
C. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa..................................................................................8
BAB. VI. REALISASI PANCASILA..............................................................................................................8
A. Pengantar......................................................................................................................................8
B. Realisasi Pancasila yang Objektif...................................................................................................8
C. Realisasi Pancasila yang Subjektif..................................................................................................8
BAB. VII. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.............................................................................8
A. Hakikat Negara..............................................................................................................................8
B. Negara Kesatuan Republik Indonesia............................................................................................9
BAB. VIII. NILAI-NILAI PANCASILA DALAM STAATSFUNDAMENTALNORM.............................................9
A. Pengantar......................................................................................................................................9
B. kedudukan dan Fungsi Pembukaan UUD 1945..............................................................................9
C. Nilai-Nilai Hukum yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945...............................................9

2
BAB. IX. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 NILAI-NILAI
PANCASILA DALAM UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945...........10
A. Pengantar....................................................................................................................................10
B. Undang Undang Dasar.................................................................................................................10
BAB. X. BHINEKA TUNGGAL IKA...........................................................................................................10
A. Pengantar....................................................................................................................................10
B. Dasar Hukum Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika................................................................10

3
Resume Buku

Judul          : PENDIDIKAN PANCASILA


Pengrang    : Prof. DR. Kaelan, M.S.
Penerbit      : Paradigma Yogyakarta

BAB. I. PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar filsafat negara republik indonesia yang resmi disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945.  Akan
tetapi dalam perjalanan sejarah Pancasila sudah tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat
negara indonesia melainkan telah direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan
politik para penguasa.
Berdasarkan pernyataan diatas gerakan reformasi berupaya untuk mengembalikan
kedudukan pancasila sebagai dasar negara republik indonesia, yang hal ini direalisasikan
melalui ketetapan MPR tahun 1998 No.XVIII/MPR/1998 disertai dengan pencabutan P-4 dan
sekaligus pencabutan pancasila sebagai satu-satunya asas bagi orsospol di Indonesia. Karena
jika tidak segera diatasi, manipulasi pancasila oleh para penguasa akan berdampak sangat
fatal bagi bangsa Indonesia yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi negara
yang kemudian akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dewasa ini banyak tokoh-tokoh politik yang kurang memahami filsafat daripada
Pancasila namun bersikap seakan-akan memahaminya. Akibatnya, proses reformasi diartikan
sebagai kebebasan memilih ideologi, kemudian pemikiran apapun yang dianggap
menguntungkan demi kekuasaan dipaksakan untuk diangkat menjadi sistem kenegaraan.
Oleh karena itu kiranya merupakan tugas berat kalangan intelektual untuk
mengembalikan sistem negara ini pada demokrasi yang subsansial, demokrasi yang benar-
benar berbasis pada kedaulatan rakyat dan bukannya pada para penguasa saja. Dan kita
sebagai warga negara berkewajiban untuk mengembangkan serta mengkaji pancasila sebagai
suatu hasil karya besar negara ini.
A.  Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Historis
Beratus- ratus tahun bangsa Indonesia dalam pejalanan hidupnya berjuang untuk
menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang merdeka, mandiri, serta memiliki suatu
prinsip yang tersimpul dalam filsafat hidup bangsa. Setelah melalui proses yang panjang,
yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa
lain, yang kemudian dirumuskan menjadi lima prinsip yang kemudian dikenal diberi nama
pancasila. Yang dari itu dapat diketahui bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila
Pancasila telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
2. Landasan Kultural
Berbeda dengan bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ada suatu asas kultural yang melekat pada
bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kultural ini diangkat melalui roses refleksi filosofis para pendiri
negara seperti Soekarno, M. Yamin, M. Hatta, Soeomo, serta para tokoh lainnya.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di perguruan tinggi tentang
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1ayat 2
disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Hal ini mengandung
makna bahwa Pancasila merupakan sumber hukum pendidikan nasional.
4. Landasan Filosofis

4
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia. Oleh karena itu sudah merupakan keharusan untuk selalu merealisasikannya dalam
setiap aspek kehidupan. Seperti aspek penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-
nilai Pancasila termasuk pelaksanaan kenegaraan, baik dalam pembangunan nasional,
ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan.
B. Tujuan Pendidikan Pancasila
Pendidikan ancasila bertujuan menghasilkan masyarakat yang berperilaku bertanggung
jawab atas apa yang dikehendaki hati nuraninya, mampu mengenali masalah hidup serta cara
pemecahannya, mengenali perkembangan zaman, dan mampu memaknai peristiwa sejarah
dan nilai budaya bangsa. Yang terpenting adalah masyarakat diharapkan mampu memahami,
menganalisis, dan menjawab permasalahan bangsanya.
C. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah
Pancasila sebagai suatu kajian ilmiah harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, seperti
yang dikemukakan oleh I.R. Poedjowijatno dalam buku Tahu dan Pengetahuan yang
merinci:
1.  Berobjek
Syarat pertama suatu pengetahuan disebut ilmiah adalah harus memiliki objek, oleh
karena itu pembahasan pancasila secara ilmiah harus memiliki objek. Dan objek dari
pembahasan Pancasila adalah bangsa Indonesia itu sendiri.
2.  Bermetode
Untuk mendapat kebenaran yang bersifat objektif diperlukan suatu metode. Salah satu
metode pembahasab Pancasila adalah metode analitico syntetic yaitu suatu perpaduan
metode analisis dan sintetis
3.  Bersisitem
Pembahasan Pancasila sebagai suatu sistem yaitu pada Pancasila itu sendiri sebagai
objek pembahasan ilmiah bersifat runtut, tanpa adanya pertentangan, sehingga sila-sila
Pancasila itu merupakan suatu kesatuan yang sistemik.
4.  Bersifat Universal
Nilai-nilai Pancasila itu harus bersifat universal yang artinya kebenarannya itu tidak
terbatas oleh waktu, ruang, keadaan, kondisi, maupun jumlah tertentu.
D. Beberapa Pengertian Pancasila
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataan “Pancasila” memiliki
dua macam arti yaitu:
“panca” artinya “lima” “syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”,
“alas”, atau “dasar” “syiila” vokal i panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik,
yang penting atau yang senonoh”.
2. Pengertian Pancasila secara Historis
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersbut Ir. Soekarno berpidato mengenai
calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian Soekarno menamai dasar negara tersebut
dengan nama “Pancasila” yang rumusannya sebagai berikut:
-      Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
-      Internasionalisme atau Perikemanusiaan
-      Mufakat atau Demokrasi
-      Kesejahteraan sosial
-      Ketuhanan yang Berkebudayaan
3. Pengertian Pancasila secara Terminologis

5
Untuk melengkapi perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara merdeka, maka
Panitia Persiaan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945 telah
mengesahkan UUD negara yang disebut UUD 1945.
Dildalam UUD 1945 tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
- Ketuhanan yang maha esa
-Kemanusiaan yang adil dan beradab
-Persatuan Indonesia
-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan
-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan yang tercantum tersebut secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar
negara repuiblik Indonesia.

BAB. II. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH BANGSA


INDONESIA (KAUSA MATERIALIS PANCASILA)

A. Pengantar
Suatu bangsa dalam mewujudkan suatu negara modern, secara objektif memiliki
karakteristik sendiri-sendiri, dan melalui proses serta perkembangan sesuai dengan latar
belakang sejarah realitas sosial, budaya, etnis, kehidupan keagamaan, dan letak geografis
negara tersebut. Dan negara Indonesia dalam perjuangannya mewujudkan negara modern
diwarnai dengan penjajahan bangsa asing selama 3,5 abad. kemudian dalam mendirikan
negara, bangsa Indonesia menggali nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu. Nilai-nilai
tersebut diolah dan disahkan menjadi dasar filsafat negara.
Nilai-nilai tersebut adalah dari bangsa indonesia sendiri, sehingga bangsa indonesia
sebagai kausa materialisPancasila. Oleh karena itu untuk memahami Pancasila secara
lengkap dan utuh diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
B. Nilai-nilai Pancasila dalam Sejarah Indonesia
Pada masa penggalian nilai-nilai bangsa Indonesia, yang kemudian nilai-nilai tersebut
dirumuskan menjadi dasar filsafat bangsa indonesia tentulah melewati banyak tahapan-
tahapan mulai dari terbentuknya bangsa ini hingga perumusan nilai tersebut. Tahapan-
tahapan tersebut meliputi :
1.      Zaman kerajaan
a.       Zaman Kutai
b.      Zaman Sriwijaya
c.       Zaman kerajaan sebelum Majapahit
d.      Kerajaan Majapahit
2.      Zaman Penjajahan
3.      Masa proklamasi kemerdekaan dan sidang PPKI

BAB. III. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Pengertian Filsafat
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, kata ini bersifat majemuk yaitu dari
kata philos yang berarti sahabat dan kata sopia yang berarti pengetahuan yang bijaksana.
Maka philosopia menurut arti katanya berarti cinta pada pengetahuan yang bijaksana. Filsafat
memiliki bidang bahasan yang luas yaitu segala sesuatu baik yang bersifat konkrit maupun
abstrak.

6
B. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Pancasila terdiri atas lima sila yang hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat. Yaitu
suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan dan bersifat sistemis.
Kesatuan Sila-sila Pancasila
Secara ontologis Pancasila sebagai suatu sistem bersifat hierarkis dan berbentuk
piramidal adalah, bahwa tuhan adalah sebagai kausa prima oleh karena itu segala sesuatu
adalah ada karena diciptakan tuhan ayau manusia ada sebagai akibat adanya tuhan (sila 1).
Adapun manusia adalah subjek pokok negara. Karena negara adalah lembaga kemanusiaan,
negara adalah sebagai persekutuan hidup bersama (sila 2). Maka negara adalah akibat adanya
manusia yang bersatu (sila 3). Sehingga terbentuklah rakyat. Rakyat adalah sebagai totalitas
individu-individu dalam negara yang bersatu (sila 4). Dan keadilan adalah sebagai tujuan
suatu rakyat dalam hidup bersama.

BAB. IV. ETIKA POLITIK BERDASARKAN PANCASILA

A. Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik


Sebagai dasar negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber peraturan perundang-
undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas. Sila pertama serta sila kedua adalah
sumber utama bagi kehidupan kebangsaan.
Berdasarkan sila 1 negara Indonesiabukanlah negara teokrasi yang mendasarkan
kekuasaan negara pada legitimasi religius. Oleh karena itu asas sila 1 ini lebih berkaitan
dengan legitimasi moral. Walaupu Indonesia tidak mendasar pada legitimsi religius namun
secara moralitas harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari tuhan. Sila II juga
merupakan nilai-nilai moralitas kehidupan bernegara. Manusia merupakan dasar kehidupan
dan penyelenggaraan negara. Oleh karena dalam kehidupan negara kemanusiaan harus
mendapatkan jaminan hukum.
Etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan (1) asas
legalitas, (2) dilakukan secara demokratis, (3) dilaksanakan berdasarkan prinsip moral. Etika
politik ini juga harus direalisasikan oleh setiap individu dalam pelaksanaan pemerintahan
negara.

BAB. V. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN


IDEOLOGI DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA (SUATU TIN
JAUAN KAUSALITAS)

A. Pengantar
Sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai dasar filsafat negara, nilai-
nilainya telah ada pada bangsa Indonesia berupa nilai-nilai adat istiadat dan kebudayaan,
serta sebagai kausa materialis Pancasila. Sebagai suatu bangsa dan negara Indonesia memiliki
cita cita, gagasan gagasan, ide-ide yang tertuang dalam Pancasila maka dalam pengertian
tersebut Pancasila berkedudukan sebagai ideologi, serta asas persatuan bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara.
B. Pancasila sebagai Budaya Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai dasar filsafat bukan terbentuk secara mendadak, namun melalui
proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Pancasila merupakan suatu
esensi nilai kehidupan sosial-kebudayaan yang multikultural. Secara kausalitas nilai-nilai
Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia sendiri. Kemudian para pendiri negara Indonesia
7
merumuskan secara musyawarah mufakat nilai-nilai tersebut, antara lain dalam sidang
BPUPK pertama, sidang panitia sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta, kemudian
dibahas lagi dalam sidang BPUPK kedua, kemudian disempurnakan pada tanggal 18 agustus
1945 disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara.
C. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan
sendiri maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
Dalam pengertian inilah maka proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan
dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa dan dituangkan lagi sehingga menjadi
pandangan hidup negara.
Pandangan masyarakat Indonesia tersebut kemudian menjelma menjadi pandangan
hidup bangsa yang telh ada sejak zaman Sriwijaya, Majapahit kemudian Sumpah Pemuda
1928, kemudian dirumuskan oleh sidang BPUPK, serta pada sidang PPKI disepakati sebagai
dasar negara republik Indonesia. Dalam hali ini pancasila adalah sebagai pandangan hidup
sekaligus ideologi negara.

BAB. VI. REALISASI PANCASILA

A. Pengantar
Nilai-nilai Pancasila adalah merupakan nilai yang universal. Nilai-nilai tersebut
dijabarkan sehingga menjadi norma-norma moral, untuk direalisasikan, dilaksanakan, dan
diamalkan oleh setiap warga negara Indinesia. Oleh karena itu, masalah pokok dalam
aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila tersebut dijabarkan dalam bentuk
norma-norma yang jelas dalam kaitannya dengan tingkah laku semua warga.
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu aktualisasi pancasila
objektif yaitu realisasi pada segala aspek kenegaraan dan aktualisasi subjektif yaitu realisasi
pada individu
B. Realisasi Pancasila yang Objektif
Yaitu realisasi serta implementasi nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek
penyelenggaraan negara. Hal ini adalah perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam
kedudukannya sebagai dasar negara Republik Indonesia. Oleh karena itu implementasi ini
berkaitan dengan norma-norma hukum dan moral.
C. Realisasi Pancasila yang Subjektif
Adalah pelaksanaan Pancasila pada setiap pribadi seseorang, setiap warganegara, setiap
individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia.

BAB. VII. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

A. Hakikat Negara
Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang
bersifat memaksa yang secara sah lebih tinggi daripada individu atau kelompok-kelompok
yang ada dalam negara tersebut, untuk mencapai tujuan bersama. Pada hakikatnya negara
memiliki suatu unsur, diantaranya yaitu:
a.       Wilayah
b.      Rakyat
c.       Pemerintahan
d.      Kedaulatan

8
B. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Yaitu negara yang
menolak paham Individualisme maupun negara kelas, karena tidak sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
macam suku, kelompok, adat istiadat, kebudayaan serta agama. Pancasila sebagai dasar
negara pastilah sangat berkaitan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dengan
hal ini akan menimbulkan pengertian tentang NKRI.
1.      NKRI adalah negara kebangsaan yang berkedaulatan yang maha esa
2.      NKRI adalah negara kebangsaan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab
3.      NKRI adalah negara kebangsaan yang berpersatuan
4.      NKRI adalah negara kebangsaan yang berkerakyatan
5.      NKRI adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial

BAB. VIII. NILAI-NILAI PANCASILA DALAM


STAATSFUNDAMENTALNORM

A. Pengantar
Pancasila merupakan asa kerokhanian negara, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma, dan kaidah baik moral maupun hukum dalam negara Republik Indinesia. Oleh karena
itu, pembahasan ini tidak dapat dilepaskan dengan ekstensi Pembukaan UUD 1945, yang
merupakan deklarasi bangsa dan negara Indonesia, yang memuat Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia. sebagaimana pembukaan UUD 1945 dalam konteks
ketatanegaraan memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakan suatu
staasfundamentalnorm di negara Indonesia.
B. kedudukan dan Fungsi Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alenia. Alenia pertama, kedua dan ketiga
memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentukmya
negara Indonesia, adapun alenia keempat memuat tujuan, ketentuan UUD, bentuk negara dan
dasar filsafat negara Pancasila. Oleh karena itu alenia keempat ini memiliki hubungan ‘kausal
organis’ dengan pasal-pasal UUD 1945.
C. Nilai-Nilai Hukum yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
Telah dijelaskan bahwa diantara alenia I, II, III, dan IV terdapat hubungan kesatuan,
alenia ke-IV pada hakikatnya merupakan penjelmaan alenia I, II, III. Sebenarnya dalam
Pembukaan UUD 1945 terkandung pengakuan hukum tuhan, hukum kodrat, hukum etis, dan
hukum filosofis.
Kerangka hukum sebagaimana tersebut diatas dalam kaitannya dengan Indonesia
adalah: bahwa negara Indonesia terhadap nilai-nilai hukum tuhan, hukum kodrat, hukum etis
dan hukum filosofis yaitu mengambilnya sebagai materi, nilai, bentuk, dan sifat dari nilai-
nilai hukum tersebut. Kemudian dalam pelaksanaanya secara aktif yaitu memberikan dan
mewujudkan niali-nilai huku, tersebut untuk menjabarkan dalam hukum positif Indonesia
dengan menyesuaikan berdasarkan keadaan, kebutuhan, kepentingan, tempat, waktu, dan
kebijaksanaan.

9
BAB. IX. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
1945 NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

A. Pengantar
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini, banyak yang melontarkam ide-ide untuk
melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Amandemen adalah suatu prosedur
penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus mengubah UUD-nya itu sendiri.
Ide tentang amandemen didasarkan pada suatu kenyataan sejarah, bahwa penerapan
pasal-pasal UUD memiliki sifat “multi interpretable” atau memiliki makna ganda, yang
mengakibatkan sentralisasi kekuasaan, terutama terhadap presiden. Oleh karena itu, bagi
bangsa Indonesia proses reformasi yerhadap UUD 1945 adalah merupakan suatu keharusan.
B. Undang Undang Dasar
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-Undang
Dasar 1945 bersifat simpel dan supel. Undang-Undang Dasar 1945 hanya memuat 37 pasal,
adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan. Hal ini
mengandung makna:
1.      Undang undang dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis-garis
besar, tentang norma dasar tentang pemerintah pusay dan lain-lain penyelenggara negara
untuk menyelenggarakan negara dan kesejahteraan sosial.
2.      Sifatnya yang supel dimaksudkan bahwa kita senantiasa harus ingat bahwa masyarakat
itu harus terus berkembang, dinamis. Negara Indonesia akan terus berkembang seiring
dengan perubahan zaman. Berhubung dengan itu janganlah terlalu tergesa-gesa memberikan
kristeralisasi, memberikan bentuk kepada pikiran-pikiran yang masih berubah. Memang sifat
aturan yang tertulis itu bersifat mengikat, karena itu makin supel sifatnya aturan itu makin
baik. Jadi kita harus menjaga agar supaya sistem dalam undang-undang dasar itu jangan
ketinggalan zaman.

BAB. X. BHINEKA TUNGGAL IKA

A. Pengantar
Kelahiran suatu bangsa memiliki karakteristik, sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-
sendiri yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukungnya. Adapun faktor-faktor
tersebut meliputi, (1) faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis,
(2) faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan.
Bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, dan wilayah
serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan
masing-masing. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah
yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika.
B. Dasar Hukum Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika sebagaimana terkandung dalam lambang negara Garuda
Pancasila, bersama-sama dengan bendera negara merah-putih, bahasa negara dan lagu
kebangsaan Indonesia merupakan jati diri dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia.

10
Dalam hubungan dengan lambang negara Garuda Pancasila yang didalamnya terdapat
seloka Bhinneka Tunggal Ika telah diatur dalam UUD 1945. Dalam pasal 36A disebutkan
bahwa lambang negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Pasal tersbut merupakan dasar yuridis konstitusional tentang penggunaan simbol-simbol
tersebut sebagai jati diri bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Bhinneka Tunggal Ika sebagai Local Wisdom  Bangsa Indonesia
Burung garuda merupakan kekayaan satwa nusantara, sebagai seekor satwa burung
garuda mampu terbang tinngi, dan hal ini melukiskan cita-cita bangsa Indonesia. Sedangkan
seloka Bhinneka Tunggal Ika yang melambangkan realitas bangsa dan negara Indonesia yang
tersusun dari berbagai unsur rakyat yang terdiri atas berbagai macam suku, adat-istiadat,
golongan, kebudayaan, dan agama, wilayah yang menyatu menjadi bangsa dan negara
Indonesia
Bhinneka tunggal ika secara linguistik berarti “beda itu, satu itu”. Secara
morfologis Bhinneka berasal dari kata polimorfemis yaitu Bhinna &
Ika. Kata Bhinna berarti beda  dan ika berarti itu. Oleh karena itu jikalau diterjemahkan,
makna “Bhinneka tunggal ika”, Tan ada dharma mangrwa, adalah: meskipun berbeda-beda
akan tetapi satu jua. Tidak ada hukum yang mendua (dualisme)

11

Anda mungkin juga menyukai