Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP AKTUALISASI DIRI DDAN AKTUALISASI DIRI PERAWAT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebutuan Aktualisasi Diri


Dosen Pembimbing : Bambang Edi Warsito, S.Kp.M.kes
Oleh:

Kelompok 2
A15.2
Nurul Khasanah (22020115120009)
Tri Ningsih Nawang Sasi (22020115120016)
Tri Nur Hidayati (22020115120034)
Isnaeni Fauzia (22020115120044)
Farida Tri Agustina (22020115120054)
Suco Dika Rahmatika (22020115130069)
Arief Setya Adi (22020115130087)
Nikita Apriani (22020115130097)
Gias Luthfiana Sari (22020115130109)
Yusak Gawe (22020115130113)

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan aktualisasi diri menurut Maslow (1970) adalah kebutuhan
tertinggi daam hirarki kebutuhan manusia atau The hierarchy of needs. Di mana
kebutuhan aktualisasi diri akan muncul setelah kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya
sudah terpenuhi.
Kebutuhan aktualisasi diri ialah kebutuhan individu untuk
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Proses aktualisasi
diri berjalan sepanjang kehidupan. Perawat yang mengaktualisasikan diri akan
membaktikan hidupnya pada pekerjaan, tugas dan kewajibannya sebagai perawat.
Mereka akan mencintai pekerjaan secara penuh dan bekerja keras sebagai seorang
perawat. Bagi mereka bekerja sebagai perawat memberikan kegembiraan dan
kenikmatan tersendiri. Oleh karena seorang perawat harus mempunyai konsep diri
dan konsep diri perawat yang baik.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam paper ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep diri dan konsep diri perawat secara umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian konsep diri
b. Untuk mengetahui aspek-aspek kualitas diri
c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri
d. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam aktualisasi diri
e. Untuk mengetahui karakteristik aktualisasi diri
f. Untuk mengetahui langkah-langkah mengaktualisasikan diri
g. Untuk mengetahui karakterist aktualisasi diri perawat
h. Untuk mengetahui pencerminan aktualisasi diri perawat dalam kehidupan
sehari - hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Aktualisasi Diri
1. Pengertian
Menurut Goldstein dalam Suryabrata (2006:326). Aktualisasi diri adalah
motif pokok yang mendorong tingkah laku individu(organisme). Adanya
dorongandorongan yang berbeda misalkan dorongan untuk makan, seksual,
ingin tahu, ingin memiliki, sebenarnya hanyalah manifestasi satu tujuan hidup
pokok, yaitu aktualisasi diri. Apabila seseorang lapar, dia akan
mengaktualisasikan dirinya dengan makan, apabila dia ingin pintar, dia
mengaktualisasi dengan belajar, dan sebagainya. Pemuasan kebutuhan-
kebutuhan khusus tertentu itu memang merupakan syarat bagi realisasi diri
seluruh organisme. Jadi, aktualisasi diri adalah kecenderungan kreatif
manusia.
Menurut Maslow dalam Poduska (2002: 126-127), yaitu bahwa
keinginan untuk mengaktualisasi diri ada pada diri kita masing-masing,
bahwa motivasi atau dorongan terhadap aktualisasi diri itu adalah bawaan,
bahwa setiap kita masing-masing mempunyai suatu keinginan yang inheren,
yang kita bawa bersama lahir, yaitu berada demi keberadaan itu, berbuat demi
perbuatan itu, merasa demi perasaan itu, yaitu aktualisasi diri. Dan pribadi
yang beraktualisasi diri adalah pribadi yang sudah memenuhi tingkat-tingkat
keinginan itu, bukan seorang manusia super.
Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup
seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan
mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Arianto,
2009). Apabila seorang individu telah mampu memenuhi kebutuhan hidup
lainnya berdasarkan teori Maslow maka seseorang akan terdoron untuk
dirinya memenuhi kebutuhan hidup yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri.
Jadi aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling
tinggi dari semua bakat, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas. Atau
dengan kata lain aktualisasi diri merupakan kebutuhan psikologis untuk
menumbuhkan, mengembangkan, dan menggunakan kemampaunnya untuk
menjadi diri sendiri seseuai dengan kemampuannya.
2. Faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri Orang yang mampu
mengaktualisasikan dirinya sangat memahami bahwa ada eksistensi atau
hambatan lain tinggal (indwelling) didalam (internal) atau di luar (eksternal)
keberadaannya sendiri yang mengendalikan perilaku dan tindakannya untuk
melakukan sesuatu.
1. Internal
Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam
diri seseorang, yang meliputi :
a. Ketidaktahuan akan potensi diri
b. Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga
potensinya tidak dapat terus berkembang. Potensi diri merupakan
modal yang perlu diketahui, digali dan dimaksimalkan.
Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita mengetahui
potensi yang ada dalam diri kita kemudian mengarahkannya kepada
tindakan yang tepat dan teruji (Fadlymun, 2009).
2. Eksternal
a. Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri
seseorang, seperti : Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya
aktualisasi potensi diri seseorang karena perbedaan karakter. Pada
kenyataannya lingkungan masyarakat tidak sepenuhnya menuunjang
upaya aktualisasi diri warganya.
b. Faktor lingkungan Lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap
upaya mewujudkan aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan
jika lingkungan mengizinkannya. (Asmadi, 2008). Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap
pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosio-psikologis (Sudrajat, 2008).
c. Pola asuh Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri
anak sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut
berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor
dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam
pengaktualisasian diri adalah praktik pengasuhan anak

3. Faktor penghambat dalam aktualisasi diri


Maslow dalam Koeswara (1991:126), mengemukakan beberapa hambatan-
hambatan dalam mengaktualisasikan diri yaitu sebagai berikut:1
a. Berasal dari dalam Diri Individu
Yaitu, berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari
individu untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya,
sehingga potensi itu tetap laten.
b. Berasal dari Luar atau Masyarakat
Yaitu, berupa kecenderungan mendepersonalisasi individu, perpresian
sifat-sifat, bakat atau potensi-potensi. Begitu pula aktualisasi diri,
aktualisasi diri itu hanya mungkin terjadi apabila kondisi lingkungan
menunjangnya.
c. Berasal dari Pengaruh Negatif
Hambatan ini berupa pengaruh negatif yang dihasilkan oleh kebutuhan
yang kuat akan rasa aman. Oleh individu-individu yang kebutuhan akan
rasa amannya terlalu kuat, pengambilan risiko, pembuatan kesalahan, dan
pelepasan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak konstruktif itu justru
akan merupakan hal-hal yang mengancam atau menakutkan, dan pada
gilirannya ketakutan ini akan mendorong individu-individu tersebut untuk
bergerak mundur menuju pemuasan kebutuhan akan rasa aman.
4. Aspek-Aspek Kualitas diri
Vallet (dalam Hanifah, 2005) berpendapat bahwa aspek-aspek proses
perkembangan seseorang untuk mewujudkan aktualisasi dirinya, antara lain:
a. Memahami kebutuhan dasar yang manusiawi, yaitu bagaimana individu
memahami kebutuhan-kebutuhannya yang paling mendasar.
b. Mengungkapkan perasaan yang manusiawi, yaitu ungkapan-ungkapan
individu tentang apa yang dirasakannya.
c. Kesadaran dan kontrol diri, bagaimana individu mampu menyadari dan
mengontrol setiap tindakannya sehingga sesuai dengan harapan-
harapannya.
d. Menjadi sadar akan nilai-nilai manusiawi, kemampuan individu untuk
bisa menerima nilai-nilai yang berlaku di sekelilingnya, seperti bekerja
sama dengan orang lain.
e. Mengembangkan kedewasaan sosial dan individu, kemampuan individu
untuk dapat mempertimbangkan segala tindakan yang dilakukan serta
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

5. Karakteristik Aktualisasi Diri


Pencapaian aktualisasi diri merupakan penggambaran yang optimistis
dari corak kehidupan yang ideal. Maslow dalam Koeswara (1991:138),
mengatakan bahwa syarat yang paling pertama dan utama bagi pencapaian
aktualisasi diri itu adalah terpuaskannya kebutuhan-kebutuhan dasar dengan
baik. Maslow dalam Paulus (1997:168), menyebutkan penanda atau ciri
seorang pengaktualisasi diri yaitu sebagai berikut: 2
a. Kemampuan melihat realitas secara lebih efisien.
diri (actualizer) dapat melihat dunia sekitar serta orang lain secara baik
dan efisien.
b. Penerimaan diri sendiri, orang lain, dan sifat dasar
Aktualisasi diri dapat menerima diri mereka sendiri sebagaimana adanya.
Mereka tidak terlalu kritis akan keterbatasan-keterbatasan, kelemahan-
kelemahan, dan
kebutuhan-kebutuhan dirinya.
c. Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran.
Aktualisasi diri berperilaku apa adanya, langsung, dan tanpa berpura-
pura. Mereka tidak menyembunyikan emosi dna dapat mengekspresikan
secara jujur.
d. Berfokus pada masalah.
Aktualisasi diri melibatkan diri dalam tugas, kewajiban, atau pekerjaan
yang mereka pandang sangat penting. Mereka tidak fokus pada diri
sendiri, melainkan pada masalah-masalah yang melampaui kebutuhan-
kebutuhan mereka yang didedikasikan sebgai suatu misi hidup.
e. Kebutuhan akan privasi dan independensi.
Aktualisasi diri memiliki kebutuhan yang kuat akan privasi dan
kesunyian.
f. Berfungsi secara otonom.
Karena orang-orang yang aktualisasi diri tidak lagi didorong oleh motif-
motif kekurangan, untuk pemuasannya mereka tidak tergantung pada
dunia nyata. Karena pemuasan motif-motif pertumbuhan datng dari
dalam, perkembangan mereka tergantung pada potensi-potensi dan
sumber-sumber dari dalam diri mereka sendiri.
g. Apresiasi yang senantiasa segar
Orang-orang yang melakukan aktualisasi diri selalu menghargai
pengalamanpengalaman tertentu bagaimana pun seringnya pengalaman-
pengalaman tersebut berulang dengan suatu perasaan terpesona, kagum
atau kenikmatan yang segar.
h. Pengalaman-pengalaman mistik atau puncak.
Ada waktu-waktu dimana orang yang aktualisasi diri mengalami ekstase,
kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap sama
seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam
i. Perasaan empati dan afeksi yang kuat terhadap sesama manusia.
Mereka juga memiliki keinginan untuk membantu tugas-tugas
kemanusiaan, serta memiliki perasaan persaudaraan denga semua orang,
seperti terhadap saudara kandung.
j. Hubungan antar pribadi.
Orang-orang yang aktualisasi diri mampu mangadakan hubungan yang
lebih kuat pada orang lain, meraka mampu memiliki cinta yang lebih
besar dan persahabatan yang lebih dalam serta identifikasi yang lebih
sempurna dengan individu-individu lain.
k. Struktur watak demokratis.
Orang-orang aktualisasi diri menerima semua orang tanpa memperhatika
kelas sosial, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras atau
warna kulit.
l. Membedakan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk
Bagi orang-orang yang aktualisasi diri, tujuan atau cita-cita lebih penting
dari pada sarana yang digunakan untuk mencapainya. Orang-orang yang
aktualisasi diri ini sepenuhnya senang melakukan atau menghasilkan
yang lebih banyak daripada mendapatkannya, atau berarti mencapai
tujuan.
m. Perasaan humor yang tidak menimbulkan rasa permusuhan
Humor orang-orang yang aktualisasi diri berbeda dengan humor orang
yang tidak mengaktualisasi diri. Humor mereka umumnya bersifat
filosofis, menertawakan manusia pada umumnya, bukan individu, serta
bersifat instruktif, yang dipakai langsung pada persoalan yang dituju da
menimbulkan tawa. Humor ini semacam humor bijaksana yang
menimbulkan senyuman atau anggukan tanda mengerti daripada gelak
tawa yang keras.
n. Kreativitas.
Ini merupakan sifat umum dari orang-orang yang aktualisasi diri yang
inivatif, asli, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan karya
seni. Kreativitas ini sama dengan daya cipta dan daya khayal naif yang
dimiliki anak-anak, tidak berprasangka dan langsung melihat persoalan.
o. Resistensi terhadap inkulturasi
Orang-orang yang mengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri yang
otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh sosialuntuk
berpikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu. Mereka
mempertahankan otonomi batin dan tidak banyak terpengaruh oleh
kebudayaan. Mereka dibimbing oleh diri mereka bukan oleh orang lain.
Walaupun memiliki ciri-ciri tersebut diatas, bukan berarti orang-orang
yang mengaktualisasi dirinya adalah orang yang sempurna. Bagaimanapun
mereka adalah manusia. Mereka tidak sempurna, tetapi hanya lebih mendekati
kesempurnaan dari pada kebanyakan orang lain yang tidak
mengaktualisasikan dirinya. Maslow dalam Schultz (1991 : 111) berpendapat
bahwa pengaktualisasi diri dapat kadang-kadang tolol, sembrono, kepala batu,
menjengkelkan, sombong, kejam, dan emosional, sifat-sifat yang ada pada
individu- individu yang tidak mengaktualisasikan dirinya. Juga, mereka tidak
sama sekali luput dari kesalahan, kecemasan, malu, kekhawatiran atau
konflik.
6. Langkah-Langkah Mengaktualisasikan Diri
Adapun beberapa langkah sederhana untuk mengaktualisasikan diri dalam
mencapai sukses, yaitu
a. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri
Jangan pernah menyembunyikan bakat anda karena bakat diciptakan
untuk digunakan, demikianlah nasehat dari Benjamin Franklin. Oleh
karena itu anda harus dan wajib mengenali bakat dan potensi unik yang
ada dalam diri anda. Ia adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai.
Yakinilah masing-masing kita terlahir dengan bakat dan potensi yang luar
biasa. Tugas kitalah untuk memahami, mendeteksi dan mengenali bakat
dan potensi apa sajakah yang kita miliki.
b. Asah kemampuan unik anda setiap hari
Orang sukses adalah orang yang senantiasa mengasah kemampuan unik
yang ada dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan 6 milyar
orang lainnya. Tidak perlu malu, kemampuan sekecil apapun yang anda
miliki sekarang adalah modal untuk menciptakan kesuksesan di masa
depan. Petuah bijak mengatakan “Lakukanlah halhal kecil yang tidak
anda sukai dengan disiplin tinggi, sehingga kelak anda dapat menikmati
hal-hal besar yang sangat anda sukai.
c. Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of person”
Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan
hidup. Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Anda
adalah tambang emas dan berlian yang tidak ternilai harganya. Maka
buatlah diri berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda,
tetapi harus unik. Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga
hidup anda merupakan berkah dan anugerah bagi orang lain.
B. Konsep Aktualisasi Diri Perawat
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi daam hirarki
kebutuhan manusia atau The hierarchy of needs (Maslow,1970). Di mana
kebutuhan aktualisasi diri akan muncul setelah kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya
sudah terpenuhi. Hal ini yang membedakan dan menjadi ciri dari kebutuhan
aktualisasi diri, yaitu kebutuhan aktualisasi diri masuk ke dalam kategori B-need
(being need) yang timbul akibat adanya keinginan untuk mengembangkan diri.
Sedangkan kebutuhan fisiologis, rasa aman, kebutuhan dicintai dan disayangi,
serta kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan yang muncul karena kekurangan
atau disebut juga dengan D-need (Deficiency need). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan setiap manusia untuk
mengekspresikan idealnya sebagai seorang manusia yang utuh dan berkembang
agar keinginannya dapat terpuaskan (self-fulfillment) serta mencapai titik tertinggi
potensi dirinya.

Setiap manusia memiliki idealnya masing-masing, yang bisa saja sesuai


dengan profesi yang sedang digeluti. Menurut kami, bagi seorang perawat,
kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk bisa menunjukkan potensi
terbaik dalam melakukan tugas memberikan pelayanan kesehatan, melakukan
intervensi maupun bekerja sama dalam tim kesehatan dan dapat mengembangkan
diri di dalam dunia profesi.

Maslow menggolongkan orang-orang yang telah mencapai aktualisasi


diri dengan beberapa karakteristik, antara lain : Berorientasi secara realistik;
Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri; Spontanitas,
kesederhanaan, kewajaran ; Memusatkan diri pada masalah dan bukan pada diri
sendiri; Memiliki kebutuhan akan privasi dan independensi; Berfungsi secara
otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik; Apresiasi yang senantiasa segar;
Mengalami pengalaman-pengalaman puncak( peak experiences); Minat sosial;
Hubungan antarpribadi yang kuat; Struktur watak demokratis; Mampu
mengintegrasikan sarana dan tujuan; Selera humor yang tidak menimbulkan
permusuhan; Sangat kreatif dan Menentang konformitas terhadap kebudayaan.
Bagi orang yang telah mencapai aktualisasi diri, tidak terpenuhinya satu apalagi
beberapa dari meta-kebutuhan itu akan membuatnya sangat kesakitan, lebih sakit
daripada kematian. Karena itu orang-orang besar seperti Sokrates, Isa,
Suhrawardi,Galileo, lebih memilih mati daripada hidup dalam tatanan sosial yang
menurutnya tidak adil.

Sesuai dengan penjabaran Maslow, maka seorang perawat yang telah


mencapai aktualisasi dirinya memiliki beberapa karakteristik yaitu :

1. Berorientasi here and now dan menerima kodrat serta mandat sebagai seorang
perawat, contohnya seorang perawat yang memberikan asuhan keperawatan
dengan ikhlas dan tanggung jawab.
2. Perawat dapat berdamai dengan dirinya sendiri atau dengan masalah
pribadinya sehingga saat menghadapi pasien di rumah sakit bisa melakukan
tugasnya dengan professional. Dengan kata lain tidak menyangkutpautkan
masalah pribadi dengan profesionalitas pekerjaan.
3. Memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitar, terutama pada
pasien.
4. Menghargai plurarisme kebudayaan pasien, tidak membeda-bedakan pasien
berdasarkan ras,suku,agama, warna kulit dan lain-lain. Dapat bertindak adil
sesuai dengan standar peraturan yang berlaku di rumah sakit.
5. Bahagia dengan profesinya, mengabdi dengan tulus. Profesi sebagai perawat
bukanlah beban yang dirasa memberatkan tetapi sebagai ibadah atau
pengabdian kepada Tuhan.
6. Dapat mengekspresikan pendapatnya dalam tim tenaga kesehatan secara
demokratis tanpa menyakiti orang lain.
7. Hubungan perawat dengan rekan sejawat, tenaga kesehatan, pasien, dan
keluarga baik. Mampu menganggap tenaga kesehatan lain sebagai mitra kerja
yang memiliki hak dan derajat yang sama dengan tanggung jawab yang
berbeda-beda.

Proses aktualisasi diri berjalan sepanjang kehidupan. Perawat yang


mengaktualisasikan diri akan membaktikan hidupnya pada pekerjaan, tugas dan
kewajibannya sebagai perawat. Mereka akan mencintai pekerjaan secara penuh
dan bekerja keras sebagai seorang perawat. Bagi mereka bekerja sebagai perawat
memberikan kegembiraan dan kenikmatan tersendiri. Seorang perawat yang telah
mengaktualisasi diri akan tercermin di kesehariannya sebagai seorang perawat,
seperti :

1. Memecahkan Masalah Sendiri

Ketika perawat dihadapkan beberapa masalah, Perawat akan berusaha


semaksimal mungkin dan hanya bergantung pada kemampuan yang mereka
miliki dalam memecahkan masalah-masalah yang ia hadapi di rumah sakit,
keluarga maupun komunitas atau masyarakat.

2. Membantu Orang Lain Memecahkan Masalah

Perawat mampu membantu klien maupun orang lain dalam memecahkan


masalah dengan mengapilkasikan ilmu keperawatan yang telah didapatkan
seperti: memecahkan masalah dengan pemberian intervensi konseling.

3. Menerima Saran Orang Lain

Perawat dapat menerima pendapat orang lain (klien, perawat sejawat,


supervisor dan komunitas) secara terbuka, tidak berpihak dan tanpa prasangka
untuk merubah dirinya menjadi perawat yang lebih profesional di hari
kedepannya. Biasanya dengan menggunakan pikiran yang jernih dan dapat
memilah mana yang dapat diterima maupun ditolak.
4. Memiliki Kemampuan Berkomunikasi Yang Baik Sebagai Pendengar dan
Komunikator

Perawat mampu melakukan komunikasi dan menjadi pendengar yang baik


kepada siapapun, baik kepada anggota keluarga, klien, perawat sejawat.
Perawat mampu menjadi pendengar secara aktif untuk memahami masalah
klien atau orang lain yang sedang didengarnya, dan mampu menjadi
kamunikator yang baik disaat klien atau orang lain disekitarnya yang kurang
memahami dalam suatu hal sehingga tidak akan ada kesalahpahaman.

5. Menikmati Privacy 

Perawat yang mengaktualisasi diri merupakan seseorang yang mandiri. Mereka


tidak akan bergantung pada orang lain dan memiliki pedoman tersendiri dalam
pengambilan keputusan meskipun bertentangan dengan pendapat kebanyakan.
Mereka tidak segan menolak kebudayaan yang tidak sejalan dengan pandangan
mereka, namun tetap disampaikan dengan tutur kata yang baik sehingga tidak
menyakiti perasaan orang lain.

6. Mengantisipasi Masalah

Dalam memikirkan suatu hal, perawat memikirkan jauh ke depan untuk


mengantisipasi masalah yang kemungkinan akan muncul di masa depan dan
berfikir secara matang dalam pengambilan keputusan.

7. Penerimaan Umum atas Kodrat Orang Lain dan Diri Sendiri

Perawat yang mengaktualisasikan diri mampu menerima diri sendiri baik dalam
hal kelebihannya maupun kelemahannya tanpa merasa kesusahan. Mereka juga
dapat menerima kekurangan klien maupun orang lain di kehidupaya dengan
perasaan tulus.

8. Spontanitas, Kesederhanaan dan Kewajaran


Dalam berperiaku perawat langsung terbuka tanpa ada kepura-puraan dan
memperlihatkan emosi-emosi dengan jujur. Namun dalam penyampaian,
perawat tetap mengingat perasaan klien atau orang lain.

9. Apresiasi yang Segar

Pengaktualisasi diri senantiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu


dengan suatu perasaan yang segar meskipun pengalaman tersebut sudah sering
dialami dan seolah-olah merupakan pengalaman yang pertama kali. Contohnya
saat perawat sering menjumpai pasien yang menderita penyakit kronis atau
punya kecacatan fisik dan mendengarkan pengalaman-pengalaman klien dalam
berjuang menghadapi penyakit yang dideritanya, mengakibatkan perawat
menghargai serta bersyukur dan menerima apa yang telah dimilikinya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk mengungkapkan diri yaitu
merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan
ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah
terpuaskan dengan baik. Kebutuhan aktualisasi ditandai sebagai hasrat individu
untuk menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya,
atau hasrat dari individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan
segenap potensi yang dimilikinya. Perawat yang mengaktualisasikan diri akan
membaktikan hidupnya pada pekerjaan, tugas dan kewajibannya sebagai perawat.
Mereka akan mencintai pekerjaan secara penuh dan bekerja keras sebagai seorang
perawat. Bagi mereka bekerja sebagai perawat memberikan kegembiraan dan
kenikmatan tersendiri
B. Saran
Setiap orang dituntut untuk dapat memahami konsep diri dengan baik
sehingga salah satu kebutuhan dasar yaitu kebutuhan aktualiasasi diri dapat
terpenuhi. Sebagai seorang perawat kita juga harus memahami konspe aktualsasi
diri perawat sehingga dapat menjaankan tugas dan kewajiban dengan baik serta
memiliki kecintaan terhadap profesi. semoga dengan adanya paper ini dapat
memberikan kemanfaatan untuk orang umum ataupun perawat dimasa depan. Kritik
dan saran sangat terbuka demi sempurnanya paper ini.
DAFTAR PUSTAKA

Maslow, Abraham H. 1970. Motivation and Personality. Diakses pada tanggal 23


februari 2017, dari http://scottbarrykaufman.com/wp-
content/uploads/2015/01/Maslow-1954.pdf .
Diakses pada pada tanggal 23 februari 2017, dari
https://www.scribd.com/document/327058284/aktualisasi-diri-perawat

Diakses pada pada tanggal 23 februari 2017, dari


digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-weniulanda-5479-3-bab2.pdf

Diakses pada pada tanggal 23 februari 2017, dari


repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26074/3/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai