Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI AUDITORI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa

Pembimbing Akademik : Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep.

Disusun oleh :

Putri Erlina Febrianti

22020119220120

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XXXIV

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
STRATEGI PELAKSANAAN II PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI AUDITORI

A. FASE PRE INTERAKSI


1. Identitas pasien
Nama : Nn.K
Umur : 27 Tahum (10 September 1993)
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kota Banyumas
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Dx. Medis : Skizofrenia
No.RM : 0014xxxx
2. Data fokus
a. Data Subjektif
1) Isi halusinasi
Klien mengatakan ketika klien sedang melamun atau sendirian di kamar,
klien sering mendengar suara mantan pacarnya yang sudah meninggal 3 bulan
lalu manggil-manggil nama klien, sering minta tolong agar tidak memiliki
pacar lagi, dan kadang ada suara yang memintanya untuk mengakhiri hidup
agar bisa kembali bersama dengan mantan pacarnya
2) Frekuensi halusinasi
Klien mengatakan, halusinasi dapat muncul setiap saat, hingga 3x dalam
sehari
3) Durasi
Klien mengatakan durasi halusinasi dapat berlangsung hingga 10 menit
4) Respon
Klien mengatakan kadang merasa senang karena mendengar suara pacarnya,
tetapi jika mendengar suara yang meminta klien untuk mengakhiri hidupnya
klien mengatakan merasa ketakutan.
5) Situasi :
Klien mengatakan saat sedang melamun atau sedang sendirian, maka suara-
suara itu muncul.
b. Data Objektif
Klien sering terlihat berekspresi seperti mendengar sesuatu dan dilanjutkan
menangis, tertawa atau berbicara sendiri
3. Diagnosa keperawatan
Gangguan persepsi sensori : halusinasi auditori & visual
4. Tujuan tindakan
Tujuan umum
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara minum obat dengan prinsip lima
benar (benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)

Tujuan khusus

a. Klien mampu mengetahui cara mengontrol halusinasi dengan minum obat


b. Klien bersedia memasukkan cara mengontrol halusinasi dengan minum obat ke
dalam jadwal harian
c. Klien minum obat sesuai dengan jadwal harian yang telah disusun
5. Rencana tindakan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
c. Jelaskan nama dan manfaat dari obat
d. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar
pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)
B. STRATEGI KOMUNIKASI
Intervensi pada pertemuan ke-2 yaitu melakukan strategi pelaksanaan 2 halusinasi pada
klien.

FASE ORIENTASI

1. Salam terapeutik
Perawat memberikan salam kepada klien, memperkenalkan diri, menanyakan nama
panggilan yang disukai klien.
“Assalamualaikum mbak K, selamat pagi mbak. Apakah mbak masih ingat dengan
saya mbak?
2. Evaluasi validasi :
Perawat menanyakan kabar/perasaan klien saat ini dan menanyakan kondisi pasien
dan mengevaluasi penerapan tindakan yang telah diajarkan sebelumnya.
“Bagaimana kabar mbak hari ini? Apakan halusinasi mabk masih ada?Mbak
masih ingat tidak mbak? Kemarin apa yang sudah kita pelajari? Bagaimana mbak,
apakah dengan menghardik, suara-suara palsu yang mbak dengar berkurang?
Bagus mbak, sekarang coba mbak praktekkan bagaimana mbak melakukannya.
Bagus sekali mbak. Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya mbak, wah.. bagus
sekali mbak.”
3. Kontrak
Perawat menyampaikan tujuan, kontrak waktu dan tempat
“Baik mbak, sesuai dengan kontrak waktu kita kemaren, hari ini kita akan latihan
cara yang kedua dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul atau
halusinasi, nah cara yang kedua ini adalah minum obat dengan cara yang
benar, Apakah mbak bersedia? Berapa lama mbak mau berbincang bincang
dengan saya hari ini? Bagaimana kalau 20 menit mbak? Untuk tempatnya mbak
nyaman di sini atau mungkin mau pindah tempat? Oke mbak di sini ya..”
FASE KERJA

a. Posisi berhadapan antara perawat dan klien


b. Perawat menjelaskan beberapa jenis obat dan manfaatnya
c. Perawat mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan minum obat yang benar
d. Perawat menjelaskan akibat dari tidak minum obat
e. Perawat menganjurkan klien untuk memasukkan minum obat ke dalam jadwal
harian
f. Perawat bersama klien menyusun jadwal harian minum obat
Apakah mbak K sudah mendapat obat dari ibu Perawat mbak? Nah, mbak K perlu
meminum obat ini secara teratur agar pikiran mbak K menjadi tenang, dan
tidurnya juga menjadi nyenyak. Obat yang harus diminum ada tiga macam, nah,
yang warnanya orange ini namanya CPZ, ini diminum 3 kali dalam sehari,
manfaatnya agar mbak merasa lebih tenang, serta rasa marah dan mondar-
mandirnya menjadi berkurang, yang warnanya putih ini namanya THP mbak, obat
yang putih ini juga diminum 3 kali dalam sehari, fungsinya, supaya mbak relaks
dan tidak kaku, kemudian, yang warnanya merah jambu ini namanya HLP mbak,
fungsi dari yang berwarna pink ini untuk menghilangkan suara-suara palsu yang
mbak K dengar. Tiga obat ini, harus mbak K minum 3 kali dalam sehari yaitu,
pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Sebelum mbak K meminum obat, mbak harus
melihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama mbak yang
tertulis disitu. Selain itu, mbak K perlu memperhatikan jenis obatnya, satu atau
dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan
cara meminum obatnya. Mbak K harus meminum obat secara teratur. Walaupun
mbak K sudah tidak mendengar suara palsu lagi, mbak K tidak menghentikan
minum obat tanpa konsultasi dengan dokter, karena menghentikan minum obat
tanpa konsultasi dengan dokter itu akan membuat suara-suara palsu itu muncul
lagi. Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya mbak,
cara mengisi jadwalnya adalah jika mbak K minum obatnya sendiri tanpa
diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi dengan M atinya mandiri, jika
mbak K meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di isi B
artinya dibantu, jika mbak K tidak meminum obatnya maka di isi T artinya tidak
melakukannya. Apakah dapat dipahami mbak? coba mbak K ulangi kembali cara
mengisi jadwal kegiatan? Nah bagus, mbak K.. betul sekali.”

FASE TERMINASI

1. Evaluasi subjektif
Perawat mengevaluasi perasaan klien setelah melakukan kegiatan
“Bagaimana perasaan mbak K setelah kita berbincang bincang tentang obat?”
2. Evaluasi objektif
Perawat mengevaluasi kembali kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi
dengan obat
“Jadi sudah berapa cara yang kita pelajari untuk mengontrol halusinasi?”
“Coba mbak K sebutkan apa saja yang sudah kite pelajari.”
3. Rencana tindak lanjut
Perawat menganjurkan klien untuk menerapkan cara mengontrol halusinasi dengan
minum obat sesuai jadwal yang telah disusun.
“Jadwal minum obatnya, sudah kita buat yaitu pukul 07.00, 13.00 dan pukul 19.00
WIB. Jadi nanti mbak K harus minum obat secara teratur, sesuai dengan jadwal
yang sudah kita buat ya mbak.”
4. Kontrak yang akan datang
Perawat dan klien menyepakati kontrak yang akan datang (waktu, tempat, tujuan)
“Mbak, bagaimana jika besok kita belajar mengontrol halusinasi dengan cara
yang ketiga, yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Apakah mbak
bersedia? Untuk waktu dan tempatnya mbak pengenya pukul berapa dan di mana
mbak? Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincangnya pukul 09.00 WIB dan
di ruangan saja? Baik mbak, besok saya akan ke ruangan mbak, pukul 09.00,
sekian dulu pertemuan kita hari ini, saya pamit dulu ya mbak.. sampai ketemu
besok,,Wassalamualaikum,”
SKENARIO SP 1I HALUSINASI: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN
OBAT

Perawat : “Assalamualaikum mbak K, selamat pagi mbak.

Pasien : “Waalaikumsalam mbak, selamat pagi mbak.”

Perawat : “Apakah mbak masih ingat dengan saya mbak?”

Pasien : “Iya mbak. Mbak putri ya.”

Perawat : “Iya betul sekali mbak.”

Perawat : “Bagaimana kabar mbak hari ini?

Pasien : “Baik mbak.

Perawat : Mbak masih ingat tidak mbak? Kemarin apa yang sudah kita pelajari?

Pasien : “Mengenali halusinasi dan mengontrolnya dengan menghardik.”

Perawat : “Betul… trus bagaimana mbak, apakah dengan menghardik, suara-


suara palsu yang mbak dengar berkurang?”

Pasien : “Iya mbak berkurang.”

Perawat : “Bagus mbak, sekarang coba mbak praktekkan bagaimana mbak


melakukannya.”

Pasien : “Tutup telinga dan meyakinkan hati bahwa itu suara palsu, terus
mengucap pergi-pergi, saya tidak mau mendengar, kamu suara palsu.”

Perawat : “Bagus sekali mbak. Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya
mbak,”

Pasien : (Menyerahkan buku harian)

Perawat : “Wah.. bagus sekali mbak.”

Pasien : “Iya mbak.”

Perawat : “Baik mbak, sesuai dengan kontrak waktu kita kemaren, hari ini kita
akan latihan cara yang kedua dari empat cara mengendalikan suara-suara yang
muncul atau halusinasi, nah cara yang kedua ini adalah minum obat dengan cara yang
benar, Apakah mbak  bersedia?”
Pasien : “Iya bersedia mbak.”

Perawat : “Berapa lama mbak mau berbincang bincang dengan saya hari ini?”
Bagaimana kalau 20 menit mbak?

Pasien : “Boleh mbak.”

Perawat : “Untuk tempatnya mbak nyaman di sini atau mungkin mau pindah
tempat?”

Pasien : “Di sini saja mbak.”

Perawat : “Oke mbak di sini ya..”

Perawat : “Apakah mbak K sudah mendapat obat dari ibu Perawat mbak?”

Pasien : “Iya mbak sudah. Ini obatnya.”

Perawat : “Nah, mbak K perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran
mbak K menjadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obat yang harus diminum
ada tiga macam, nah, yang warnanya orange ini namanya CPZ, ini diminum 3 kali
dalam sehari, manfaatnya agar mbak merasa lebih tenang, serta rasa marah dan
mondar-mandirnya menjadi berkurang, yang warnanya putih ini namanya THP mbak,
obat yang putih ini juga diminum 3 kali dalam sehari, fungsinya, supaya mbak relaks
dan tidak kaku, kemudian, yang warnanya merah jambu ini namanya HLP mbak, fungsi
dari yang berwarna pink ini untuk menghilangkan suara-suara palsu yang mbak K
dengar. Tiga obat ini, harus mbak K minum 3 kali dalam sehari yaitu, pukul 7 pagi, 1
siang, dan 7 malam. Sebelum mbak K meminum obat, mbak harus melihat dulu label
yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama mbak yang tertulis disitu. Selain
itu, mbak K perlu memperhatikan jenis obatnya, satu atau dua butir obat yang harus
diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum obatnya. Mbak
K harus meminum obat secara teratur. Walaupun mbak K sudah tidak mendengar
suara palsu lagi, mbak K tidak menghentikan minum obat tanpa konsultasi dengan
dokter, karena menghentikan minum obat tanpa konsultasi dengan dokter itu akan
membuat suara-suara palsu itu muncul lagi.”

Pasien : “Iya mbak.”

Perawat : “Sekarang kita memasukan waktu meminum obat kedalam jadwal ya


mbak, cara mengisi jadwalnya adalah jika mbak K minum obatnya sendiri tanpa
diingatkan oleh perawat atau teman maka di isi dengan M atinya mandiri, jika mbak K
meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh teman maka di isi B artinya
dibantu, jika mbak K tidak meminum obatnya maka di isi T artinya tidak
melakukannya. Apakah dapat dipahami mbak?

Pasien : “Iya bisa mbak, .”

Perawat : “Coba mbak K ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan?”

Pasien : “Jika minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau
teman maka di isi dengan M, jika meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh
teman maka di isi B, jika tidak meminum obatnya maka di isi T.”

Perawat : “Nah bagus, mbak K.. betul sekali.”

Perawat : ““Bagaimana perasaan mbak K setelah kita berbincang bincang


tentang obat?”

Pasien : “Senang mbak, jadi tau.”

Perawat : ““Jadi sudah berapa cara yang kita pelajari untuk mengontrol
halusinasi?”

Pasien : “Sudah 2 mbak, yang kemarin menghardik, sekarang minum obat.”

Perawat : ““Coba mbak K sebutkan apa saja yang sudah kita pelajari tadi.”

Pasien : “Obatnya ada 3 orange, putih dan pink, harus diminum tepat waktu jam 7,
jam 1 siang jam 7 malam, sebelum minum harus cek obatnya milik siapa, harus benar
jumlah obatnya juga dan tidak boleh berhenti minum obat sebelum diminta dokter
berhenti minum obat.”

Perawat : “Iya mbak. Betul sekali”

Perawat : “Jadwal minum obatnya, sudah kita buat yaitu pukul 07.00, 13.00 dan
pukul 19.00 WIB. Jadi nanti mbak K harus minum obat secara teratur, sesuai dengan
jadwal yang sudah kita buat ya mbak.”

Pasien : “Iya mbak.”

Perawat : “Mbak, bagaimana jika besok kita belajar mengontrol halusinasi


dengan cara yang ketiga, yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Apakah
mbak bersedia?
Pasien : “Iya mbak. Bersedia, saya malah senang.”

Perawat : “Untuk waktu dan tempatnya, besok pukul 09.00 WIB dan di ruangan
saja bagaimana mbak.”

Pasien ; “Iya mbak.”

Perawat ; “Baik mbak, besok saya akan ke ruangan mbak, pukul 09.00, sekian
dulu pertemuan kita hari ini, saya pamit dulu ya mbak.. sampai ketemu
besok,,Wassalamualaikum,”

Pasien : waalaikumsalam mbak.

Anda mungkin juga menyukai