Disusun oleh :
22020119220120
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
STRATEGI PELAKSANAAN II PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI AUDITORI
Tujuan khusus
FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik
Perawat memberikan salam kepada klien, memperkenalkan diri, menanyakan nama
panggilan yang disukai klien.
“Assalamualaikum mbak K, selamat pagi mbak. Apakah mbak masih ingat dengan
saya mbak?
2. Evaluasi validasi :
Perawat menanyakan kabar/perasaan klien saat ini dan menanyakan kondisi pasien
dan mengevaluasi penerapan tindakan yang telah diajarkan sebelumnya.
“Bagaimana kabar mbak hari ini? Apakan halusinasi mabk masih ada?Mbak
masih ingat tidak mbak? Kemarin apa yang sudah kita pelajari? Bagaimana mbak,
apakah dengan menghardik, suara-suara palsu yang mbak dengar berkurang?
Bagus mbak, sekarang coba mbak praktekkan bagaimana mbak melakukannya.
Bagus sekali mbak. Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya mbak, wah.. bagus
sekali mbak.”
3. Kontrak
Perawat menyampaikan tujuan, kontrak waktu dan tempat
“Baik mbak, sesuai dengan kontrak waktu kita kemaren, hari ini kita akan latihan
cara yang kedua dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul atau
halusinasi, nah cara yang kedua ini adalah minum obat dengan cara yang
benar, Apakah mbak bersedia? Berapa lama mbak mau berbincang bincang
dengan saya hari ini? Bagaimana kalau 20 menit mbak? Untuk tempatnya mbak
nyaman di sini atau mungkin mau pindah tempat? Oke mbak di sini ya..”
FASE KERJA
FASE TERMINASI
1. Evaluasi subjektif
Perawat mengevaluasi perasaan klien setelah melakukan kegiatan
“Bagaimana perasaan mbak K setelah kita berbincang bincang tentang obat?”
2. Evaluasi objektif
Perawat mengevaluasi kembali kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi
dengan obat
“Jadi sudah berapa cara yang kita pelajari untuk mengontrol halusinasi?”
“Coba mbak K sebutkan apa saja yang sudah kite pelajari.”
3. Rencana tindak lanjut
Perawat menganjurkan klien untuk menerapkan cara mengontrol halusinasi dengan
minum obat sesuai jadwal yang telah disusun.
“Jadwal minum obatnya, sudah kita buat yaitu pukul 07.00, 13.00 dan pukul 19.00
WIB. Jadi nanti mbak K harus minum obat secara teratur, sesuai dengan jadwal
yang sudah kita buat ya mbak.”
4. Kontrak yang akan datang
Perawat dan klien menyepakati kontrak yang akan datang (waktu, tempat, tujuan)
“Mbak, bagaimana jika besok kita belajar mengontrol halusinasi dengan cara
yang ketiga, yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Apakah mbak
bersedia? Untuk waktu dan tempatnya mbak pengenya pukul berapa dan di mana
mbak? Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincangnya pukul 09.00 WIB dan
di ruangan saja? Baik mbak, besok saya akan ke ruangan mbak, pukul 09.00,
sekian dulu pertemuan kita hari ini, saya pamit dulu ya mbak.. sampai ketemu
besok,,Wassalamualaikum,”
SKENARIO SP 1I HALUSINASI: MENGONTROL HALUSINASI DENGAN
OBAT
Perawat : Mbak masih ingat tidak mbak? Kemarin apa yang sudah kita pelajari?
Pasien : “Tutup telinga dan meyakinkan hati bahwa itu suara palsu, terus
mengucap pergi-pergi, saya tidak mau mendengar, kamu suara palsu.”
Perawat : “Bagus sekali mbak. Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya
mbak,”
Perawat : “Baik mbak, sesuai dengan kontrak waktu kita kemaren, hari ini kita
akan latihan cara yang kedua dari empat cara mengendalikan suara-suara yang
muncul atau halusinasi, nah cara yang kedua ini adalah minum obat dengan cara yang
benar, Apakah mbak bersedia?”
Pasien : “Iya bersedia mbak.”
Perawat : “Berapa lama mbak mau berbincang bincang dengan saya hari ini?”
Bagaimana kalau 20 menit mbak?
Perawat : “Untuk tempatnya mbak nyaman di sini atau mungkin mau pindah
tempat?”
Perawat : “Apakah mbak K sudah mendapat obat dari ibu Perawat mbak?”
Perawat : “Nah, mbak K perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran
mbak K menjadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obat yang harus diminum
ada tiga macam, nah, yang warnanya orange ini namanya CPZ, ini diminum 3 kali
dalam sehari, manfaatnya agar mbak merasa lebih tenang, serta rasa marah dan
mondar-mandirnya menjadi berkurang, yang warnanya putih ini namanya THP mbak,
obat yang putih ini juga diminum 3 kali dalam sehari, fungsinya, supaya mbak relaks
dan tidak kaku, kemudian, yang warnanya merah jambu ini namanya HLP mbak, fungsi
dari yang berwarna pink ini untuk menghilangkan suara-suara palsu yang mbak K
dengar. Tiga obat ini, harus mbak K minum 3 kali dalam sehari yaitu, pukul 7 pagi, 1
siang, dan 7 malam. Sebelum mbak K meminum obat, mbak harus melihat dulu label
yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama mbak yang tertulis disitu. Selain
itu, mbak K perlu memperhatikan jenis obatnya, satu atau dua butir obat yang harus
diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum obatnya. Mbak
K harus meminum obat secara teratur. Walaupun mbak K sudah tidak mendengar
suara palsu lagi, mbak K tidak menghentikan minum obat tanpa konsultasi dengan
dokter, karena menghentikan minum obat tanpa konsultasi dengan dokter itu akan
membuat suara-suara palsu itu muncul lagi.”
Pasien : “Jika minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh perawat atau
teman maka di isi dengan M, jika meminum obatnya diingatkan oleh perawat atau oleh
teman maka di isi B, jika tidak meminum obatnya maka di isi T.”
Perawat : ““Jadi sudah berapa cara yang kita pelajari untuk mengontrol
halusinasi?”
Perawat : ““Coba mbak K sebutkan apa saja yang sudah kita pelajari tadi.”
Pasien : “Obatnya ada 3 orange, putih dan pink, harus diminum tepat waktu jam 7,
jam 1 siang jam 7 malam, sebelum minum harus cek obatnya milik siapa, harus benar
jumlah obatnya juga dan tidak boleh berhenti minum obat sebelum diminta dokter
berhenti minum obat.”
Perawat : “Jadwal minum obatnya, sudah kita buat yaitu pukul 07.00, 13.00 dan
pukul 19.00 WIB. Jadi nanti mbak K harus minum obat secara teratur, sesuai dengan
jadwal yang sudah kita buat ya mbak.”
Perawat : “Untuk waktu dan tempatnya, besok pukul 09.00 WIB dan di ruangan
saja bagaimana mbak.”
Perawat ; “Baik mbak, besok saya akan ke ruangan mbak, pukul 09.00, sekian
dulu pertemuan kita hari ini, saya pamit dulu ya mbak.. sampai ketemu
besok,,Wassalamualaikum,”