Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PENGKAJIAN KELUARGA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga

Dosen Pembimbing:
Ns. Artika Nurrahima, M.Kep
Nur Setiawati Dewi, M.Kep., Sp.Kom

Disusun Oleh:
Putri Erlina Febrianti
22020119220120

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXV


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan asuhan keperawatan keluarga dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN. S (44 TAHUN)
DI RT 03 RW I KELURAHAN DAWUNGSARI PEGANDON KENDAL” merupakan
hasil karya saya sendiri. Tidak ada karya ilmiah atau sejenisnya yang diajukan untuk
memperoleh gelar profesi atau sejenisnya di Perguruan Tinggi manapun seperti karya ilmiah
yang saya susun.

Sepengetahuan saya, juga tidak ada karya ilmiah atau pendapat yang pernah saya tulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah karya ilmiah yang
saya susun ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan tersebut tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Semarang, 20 September 2020

Putri Erlina Febrianti


22020119220120
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARAGA

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Santoso
2. Alamat : Ds. Dawungsari RT.03 RW.01
3. No. Telp./HP :-
4. Pekerjaan : Pedagang
5. Pendidikan : SMP
6. Komposisi Keluarga
Umur Jenis Hubungan
No. Nama TTL Pekerjaan Pendidikan
(Th) Kelamin dengan KK

Kepala 4 Januari
1 Bp. S 44 Laki-laki Pedagang SMP
keluarga 1976

19 Maret Ibu Rumah


2 Ibu M 40 Perempuan Istri SD
1980 Tangga

3 An. A 11 Laki-laki Anak 7 Juli 2009 Pelajar SD

2
4 An. S Perempuan Anak 8 Juni 2020 - -
bulan
7. Genogram

Ny. M mengatakan bahwa tidak ada penyakit menurun seperti hipertensi ataupun
diabetes mellitus. Akan tetapi, dahulu ibu dari Ny. M juga sering mengalami sakit
sesak nafas.

Bp. S mengatakan bahwa dalam keluarganya dahulu tidak ada penyakit menurun
seperti hipertensi, jantung ataupun diabetes mellitus.
8. Tipe keluarga
Keluarga inti (nuclear family) berdasarkan keterangan dari Ibu M bahwa anggota
keluarga ada suami sebagai kepala keluarga, ada ibu M dan ada kedua anaknya
Ibu M berkata, “Anggota keluarga saya ada suami saya Bapak Santoso sebagai
kepala keluarga, ada saya, kemudian ada kedua anak saya yang pertama namanya
Annas, yang kedua Salsa.”
9. Budaya
Keluarga klien berasal dari suku Jawa dan dari Indonesia. Kebudayaan yang dianut
tidak bertentangan dengan masalah kesehatan. Keluarga ini sehari-harinya
menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi.
Ibu M berkata, “Saya asli sini, dan suami saya asli Kendal juga dari Desa Galih.”
“Kalau sehari-hari biasanya memakai Bahasa Jawa.”
“Kalau untuk kebudayaan tidak ada si ya, kalau yang bertentangan dengan
kesehatan, cuma tadinya saya tu ngasih makan pisang buat anak saya, tetapi
banyak yang bilang tidak boleh dikasih, ya jadi ngga saya lanjutkan ngasih makan
pisangnya.”
“Saya selalu meminta anak saya setiap pulang dari main untuk cuci tangan
sebelum memegang adiknya ataupun makan.”
10. Agama
Seluruh anggota keluarga Bapak S beragama Islam dan taat beribadah. Bapak S,
Ibu M dan anak A sering mengikuti kegiatan yasinan setiap malam jumat.
Ibu M berkata, “Agamanya Islam. Kalau sholat ya selalu sholat 5 waktu. Tapi
anak saya yang pertama itu kadang susah, jadi harus saya perintah terus.”
“Kami setiap malam Jum’at itu mengikuti kegiatan yasinan di mushola.”
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari penghasilan Bapak S sebagai
pedagang yaitu sebesar ± Rp 2.000.000,00 per bulan
Ibu M berkata, “Cuma suami saya saja yang bekerja, dan bekerjanya sebagai
pedagang, pendapatan ya kira-kira sebulan cuma 2 juta saja.”
Rincian biaya:
Keterangan Biaya (Rp)
Makan Rp 1.500.000,00
Listrik Rp 100.000,00
Pendidikan (biaya sekolah, uang saku, membeli Rp 200.000,00
buku, membeli alat tulis, dll)
Lain-lain (sumbangan, hajatan, periksa ke dokter, Rp 200.000,00
dll)
TOTAL Rp 2.000.000,00
b. Hal tersebut juga ditambah keterangan tambahan berikut.
1) Ibu M mengatakan selalu berusaha meluangkan waktu untuk berkumpul
bersama keluarga seperti makan bersama dan menonton TV bersama suami
dan anak.
Ibu M berkata, “Kalau ada waktu luang ya biasanya nonton TV bareng.”
2) Ibu M mengatakan selalu berusaha meluangkan waktunya untuk berekreasi
walaupun hanya sekedar jalan-jalan di sekitar rumah.
Ibu M berkata, “Kalau rekreasi jarang si, cuma seringnya ya main ke
rumah tetangga aja rekreasinya.”
3) Ibu M mengatakan keluarganya mengikuti kegiatan pengajian di mushola
dekat rumah.
Ibu M berkata, “Setiap malam Jum’at ya pasti ke mushola buat yasinan”
4) Ibu M mengatakan mendapatkan informasi melalui berbagai sumber,
seperti cerita dari tetangga, serta media elektronik
Ibu M berkata, “Biasanya tau info-info itu ya dari tetangga, dari berita-
berita di TV.”
5) Ibu M mengatakan dalam kesehariannya, seperti bekerja dan antar-jemput
Anak A menggunakan alat transportasi sendiri berupa sepeda bermotor.
Ibu M berkata, “Alat transportasi punyanya ya sepeda motor, yang satu
untuk suami berdagang, yang satu untuk di rumah jika saya ada keperluan
mengantar anak atau apa.”
Berdasarkan yang disampaikan oleh ibu M, dapat disimpulkan bahwa
keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar, social dan psikologisnya, tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan yaitu menabung.
Jadi keluarga Bapak S tergolong Keluarga Sejahtera Tingkat II
12. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang Keluarga
Ibu M mengatakan untuk mengisi waktu luang keluarga biasanya digunakan
untuk menonton TV dan terkadang berkunjung ke rumah tetangga.
Ibu M berkata, “Palingan kalau ada waktu luang ya momong sambal main ke
rumah tetangga.”
B. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga dengan anak usia sekolah.
Hal tersebut berdasarkan keterangan dari Ibu M yang menceritakan perjalanan
hidupnya. Ibu M mengatakan menikah dengan Bapak S pada tahun 2007 dan
mempunyai anak yaitu anak A, pada tahun 2009. Untuk saat ini anak A sedang
menempuh pendidikan di bangku Sekolah Dasar kelas 6 SD.
Ibu M mengatakan bahwa, “Anak yang pertama umurnya sebelas tahun dan
sekarang masih kelas 6 SD.”
14. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Membantu untuk meningkatkan prestasi belajar anak.
Ibu M mengatakan bahwa anaknya selama pandemic ini diminta belajar di rumah,
Ibu M mengatakan An. A harus dipaksa untuk mengerjakan tugas apabila ada
tugas dari guru. Ibu M dan Bp. S juga mengatakan apabila tidak mendapatkan
tugas maka An. A tidak belajar dan mereka membiarkan saja jika An. A tidak
belajar.
Ibu M berkata, “Kalau sekarang kan belajar di rumah, belajarnya ya diminta
berkelompok oleh gurunya dan gurunya terkadang mendatangi rumah, gitu.
“Anak saya yang pertama itu susah kalau diminta belajar, kadang kalau ada
tugas dari guru gitu, harus dipaksa buat ngerjain, tapi misalnya ngga ada tugas
ya ngga belajar.”
“Anak saya itu sering main HP, ngga bisa lepas dari HP. Kalau untuk belajar
saja si saya ngga papa ya misal buat komunikasi sama guru, atau cari pelajaran
yang belum tahu dari google, tapi ya malahan seringnya HP tu dibuat main
game terus, ya mungkin main gamenya itu yang ngebuat belajarnya terganggu.”
“Kalau udah diminta belajar ngga mau ya sudah saya biarkan. Kalau main hp
terus ya sesekali saya nasehati, tapi ya besok diulangi lagi”
Bp. S berkata, “Iya saya juga kalau diminta belajar ngga mau ya sudah saya
biarkan.”
15. Riwayat Keluarga Inti
Ibu M mengatakan memiliki penyakit asma
Berdasarkan keterangan dari Ibu A, dalam keluarganya hanya ibu A yang sering
mengalami sakit, yaitu sakit asma yang mana sakitnya sudah sejak Ibu M masih
gadis. Ibu M sering merasa sesak jika kelelahan atau cuaca dingin atau ada debu.
Selama ini selalu obat jalan ke dokter yang dekat rumah. Akan tetapi, saat ini
obatnya sudah habis dan belum kontrol lagi.
Ibu M berkata, “Saya sendiri punya sakit asma. Sering sesak nafas jika cuaca
dingin seperti sekrang ini, atau kena debu atau kelelahan.”
“Kalau anggota keluarga yang lain sehat-sehat semua ngga ada yang sakit.”
“Untuk imunisasi anak pertama dulu si selalu imunisasi, jadi imunisasi untuk
anak yang pertama lengkap.”
“Untuk anak yang kedua ini, besok mau imunisasi DPT 1.”
Bp. S mengatakan tidak memiliki Riwayat sakit apapun dan beberapa hari
terakhir tubuhnya sehat
Bp. S berkata, “Saya tidak memiliki penyakit apapun mbak, dan selama beberapa
hari terakhir badan saya juga sehat. Alhamdulillah.”
16. Riwayat Keluarga Sebelumnya
a. Riwayat keluarga dari pihak Bapak S
Orangtua dari Bapak S sudah meninggal. Ibu Bapak S sudah meninggal sejak
6 tahun yang lalu dan Ayah dari Bapak S sudah meninggal sejak 9 tahun yang
lalu.
Ibu M berkata, ”Orang tua saya sudah tidak ada semua dan orang tua suami
juga sudah tidak ada semua. Yang masih ada ya saudara-saudara.”
“Untuk penyakit menurun darah tinggi, diabetes tidak ada.”
b. Riwayat keluarga dari pihak Ibu A
Orang tua dari Ibu M juga sudah meninggal, ayah Ibu meninggal sekitar 4
tahun yang lalu dan ibu dari Ibu M meninggal 3 tahun yang lalu.
Ibu M berkata, ”Orang tua saya sudah tidak ada semua dan orang tua suami
juga sudah tidak ada semua. Yang masih ada ya saudara-saudara.”
“Penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, gula tidak ada. Cuma ibu
saya dulu juga punya sakit sering sesek.”
C. Data Lingkungan
17. Karakteristik Rumah
Status rumah yang ditempati adalah rumah milik sendiri.
Rumahnya di desa, sehingga jarak antar rumah sedikit renggang. Ibu M
mengatakan bahwa rumah yang ditempatinya saat ini adalah hak miliki sendiri.
Rumah ditempati sejak ibu M masih kecil dan setelah menikah masih tinggal di
rumah tersebut. Rumah tersebut permanen dengan ukuran 6 x 9 m2. Rumah
berlantai keramik dan bahan dinding dari kayu. Ruangan dalam rumah terdiri dari
teras, ruang tamu, kamar Bapak S dan Ibu M, kamar Anak A, dapur, kamar
mandi, tempat menonton TV. Sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah.
Sirkulasi udaranya baik. Terdapat jendela pada setiap kamar dan samping rumah.
Rumah setiap hari disapu. Akan tetapi untuk mengepelnya tidak setiap hari
karena kadang sedikit kerepotan dalam mengasuh anak ke duanya. Sumber air
minum biasanya membeli air mineral galon. Untuk mencuci baju dan alat makan
dari air sumur. Pembuangan sampah dan limbah menggunakan septic tank dan
untuk sampah biasanya dibakar. Penerangan di rumah cukup yang mana di depan
rumah terdapat 1 lampu, di ruang tamu terdapat 1 lampu di setiap kamar terdapat
1 lampu, di kamar mandi 1 lampu, di WC 1 lampu, di dapur satu lampu dan di
ruang TV 1 lampu.
Ibu M berkata, “Untuk rumahnya ini milik saya sendiri. Saya di rumah ini sudah
dari kecil dan setelah menikah saya tinggal di sini. Kalau membersihkan rumah
ya biasanya kalau bisa setiap hari saya bersihkan. Tetapi kadang repot momong
anak jadi ya paling setiap harinya mesti disapu aja ngga selalu dipel.”
“Kalau untuk air minum saya langganan air mineral gallon, untuk cuci alat
masak dan cuci baju memakai air sumur.”
“Pembuangan limbah air di septic tank, sekitar 10 m dari rumah, kalau sampah
biasanya dibakar.”
18. Denah Rumah
Jalan Raya

Keterangan:
= Pintu
.
= Jendela

19. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Hubungan baik dengan tetangga di sekitar tempat tinggal.
Ibu M mengatakan hubungan dengan tetangga sebelah kanan dan kiri rumah
akrab dengan keluarga. Anak Ibu M juga sering bermain dan bergaul bersama
teman-teman di sekitar rumah. Dimana anak-anak tersebut adalah putra atau putri
dari tetangganya.
Ibu M berkata, “Tetangga di sini sering saling membantu, saya juga sering
bermain ke rumah tetangga. Anak saya juga sering main Bersama teman-teman
di sekitar rumah.”
Bp. S berkata: “Kalau di sini jarang si ada perkumpulan RT gitu mbak.”
20. Mobilitas Geografis Keluarga
Tidak pernah berpindah rumah.
Ibu M mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah berpindah tempat tinggal
sejak menikah (2007). Bapak S dan Ibu M menetap di Ds. Dawungsari Rt.03
Rw.01.
Ibu M berkata, “Dari dulu di sini terus, ngga pernah pindah-pindah. Dulu
tinggal bersama orang tua, tetapi karena sudah meninggal jadi tinggal bersama
suami dan anak-anak saja.”
“Biasanya untuk pergi-pergi ya menggunakan sepeda motor milik sendiri. Di sini
ngga ada angkutan umum sekarang.”
21. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menyempatkan untuk berkumpul dengan keluarga. Interaksi dengan masyarakat
baik.
Ibu M berkata, “Saya kalau ada waktu luang ya pasti mai ke rumah tetangga dari
pada bosan di rumah.”
22. Sistem Pendukung Keluarga
a. Memiliki asuransi kesehatan BPJS
Ibu M mengatakan bahwa keluarganya terdaftar dalam asuransi kesehatan
BPJS
Ibu M berkata, “Waktu lahiran mau hampir lahiran anak saya yang kedua ini
saya baru bikin BPJS. Jadi sekarang saya dan keluarga saya sudah punya
BPJS.”
b. Jarak rumah ke fasilitas layanan kesehatan
Ibu M berkata, “Jarak rumah ke puskesmas deket, paling sekitar 3.5 KM
kalau dari sini.”
c. Jarak rumah ke pasar
Ibu M berkata, “jarak rumah ke pasar juga dekat, sekitar 6 KM dari rumah,
tapi saya jarang ke pasar si, untuk keperluan belanja biasanya belanja di
tukang sayur yang setiap pagi datang ke sini.”
d. Anak A belum pernah mendapatkan beasiswa.
Ibu A mengatakan bahwa Anak A belum pernah mendapatkan beasiswa.
Biaya sekolah gratis, hanya memenuhi kebutuhan Anak A seperti membeli
buku, membeli peralatan sekolah, uang saku dan jajan.
Ibu M berkata, “Anak saya belum pernah mendapatkan beasiswa di
sekolahnya. Kalau biaya sekolahnya kan gratis, tinggal mencukupi kebutuhan
buku-buku, alat tulis dan uang s
aku anak.”

D. Struktur Keluarga
23. Pola Komunikasi Keluarga
a. Ibu M mengatakan bahwa bahasa yang biasa digunakan adalah Bahasa Jawa,
b. Ibu M mengatakan bahwa komunikasi dengan suami terjalin setiap hari, suami
selalu menceritakan apapun itu, tetapi memang anak A itu sering main
sehingga lumayan jarang berkomunikasi
Ibu M berkata, “Bahasa yang biasa kami gunakan Bahasa Jawa.”
“Kalau suami saya itu selalu cerita apapun ya diceritakan. Tetapi kalau anak say
aitu main-main terus jadi jarang komunikasi.”
24. Struktur Kekuatan Keluarga
Ibu M mengatakan bahwa yang mengambil keputusan biasanya adalah suami Ibu
M atau Bapak. S. Namun sebelum dicapai keputusan final dilakukan musyawarah
terlehih dahulu. Kata mufakat dicapai atas pertimbangan bersama.
Ibu M berkata, “Kalau yang mengambil keputusan biasanya ya Bapaknya, tetapi
tetap musyawarah terlebih dahulu.”
25. Struktur Peran
Anggota Peran Formal Peran Informal
Keluarga
Bp. S Sebagai kepala keluarga, Sebagai pelindung keluarga,
sebagai pembuat sebagai support system
keputusan, sebagai sumber keluarga, membantu istri
pencari nafkah yang utama menyelesaikan pekerjaan
rumah
Ny. Supri Sebagai ibu yang Sebagai pendukung
mengurus anak dan suami, keharmonisan dan
mengerjakan pekerjaan penghubung keluarga inti
rumah
An. S Sebagai anak yang harus Membantu ibu menjaga
berbakti kepada orang tua, adik
belajar dengan rajin

26. Nilai dan Norma Keluarga


a. Ibu M mengatakan nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan
dengan nilai dan norma agama yang dianut dan yang berlaku di
lingkungannya.

b. Ibu M mengatakan bahwa norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan


adalah bila ada keluarga yang sakit dibawa ke dokter terdekat. Kalau nilai
kegamaan yaitu selalu menaati perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.

Ibu M berkata, “Kalau norma dan nilai ya mengikuti nilai dan norma yang
ada di masyarakat sini, harus menyapa dan bertanya jika bertemu keluarga,
menjaga sopan-santun.”

“Untuk norma agama ya harus sholat 5 waktu, menaati segala yang


diperintahkan Allah dan menjauhi segala yang dilarang.”

E. Fungsi Keluarga
27. Fungsi Afektif
Ibu M dan Bp. S mengatakan selalu menanamkan nilai kepada Anak A untuk
selalu berhubungan baik dengan teman-teman sekitarnya dan selalu bersikap
sopan dan santun kepada siapapun, selalu mendirikan sholat 5 waktu dan makan
secara teratur
Ibu M berkata, “Kalau saya menasehati anak itu ya harus berhubungan baik
dengan teman-teman sekitarnya dan selalu bersikap sopan dan santun kepada
siapapun, kalau waktunya sholat ya sholat kalau makan ya makan.”
Bp. S berkata, “Kalau saya menasehatinya juga sama kalau main ya jangan lupa
sama sholatnya dan selalu ingat untuk belajar.”
a. Bagaimana Keluarga Mengekspresikan Perasaan Kasih Sayang
Ny. M berkata, “Saya mengekspresikan kasih sayang kepada anak ya dengan
selalu menasehati anak, memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak, kalau bentuk
kasih sayang kepada suami ya memtahuhi suami, menjadi ibu yang baik untuk
anak-anak saya, dan memenuhi kebutuhan suami.”
Bp. S berkata, “Rasa kasih sayang kepada istri itu ya selalu membantu
pekerjaan istri sebisa mungkin, dan rasa kasih sayang kepada anak ya selalu
menasehati dan memenuhi kebutuhan anak-anak.”
b. Perasaan Saling Memiliki
Ny. M berkata “Pengen semua sehat-sehat terus, selalu bersama-sama, saling
menyayangi.”
c. Dukungan Terhadap Anggota Keluarga
Bp. S berkata “Selalu mendukung satu sama lain, selalu saling menyemangati
anak untuk rajin belajar baik belajar ilmu agama atau ilmu pengetahuan di
sekolah.”
d. Kedekatan Antar Anggota Keluarga
Ny. M berkata, “Kalau anak saya yang pertama ya deket sama saya sama
bapaknya, tetapi lebih deket dengan saya karena saya kan saya yang selalu di
rumah sama dia.”
28. Fungsi Sosialisasi
a. Ibu M mengatakan selalu mendiskusikan bersama permasalahan dalam
keluarga.
b. Ibu M mengatakan Anak A sering bermain dengan teman-teman sebayanya di
sekitar rumahnya.
c. Ibu M mengatakan suaminya, Bapak S selalu mengikuti yasinan di mushola
setiap malam jum’at
Ibu M berkata,” Kalau ada masalah ya pasti dimusyawarahkan dulu.”
“Anak saya selalu bermain dengan teman-teman sebayanya di sekitar rumah.”
“Kalau setiap malam jum’at bapaknya selalu mengikuti yasinan di mushola.”
“Kalau di sini memang jarang dilakukan kumpul RT gitu, paling ya kumpul
jika ada acara yasinan, hajatan, atau pengajian.”
29. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Ibu M mengatakan masalah kesehatan yang dialami ibu M adalah asma dan
untuk anggota keluarga yang lain beberapa hari terakhir tidak mengalami
masalah kesehatan, cuma paling flu saja.
Ibu M berkata, “Saya sendiri punya sakit asma.”
“Kalau anggota keluarga yang lain beberapa hari terakhir ini ngga ada yang
sakit, sehat semua.”
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Ibu M mengatakan untuk sakit asmanya selalu obat jalan ke dokter. Untuk
anggota keluarga yang sakit seperti flu akan dirawat di rumah terlebih dahulu.
Biasanya dibelikan obat di warung. Jika masalah belum teratasi bahkan
semakin parah, barulah dibawa ke dokter atau RS terdekat.
Ibu M berkata, “Kalau saya sendiri selalu obat jalan ke dokter, akan tetapi ini
obatnya sudah habis dan sudah waktunya control, tetapi saya belum ke dokter
soalnya kan ini udah masuk zona merah, jadi belum ke dokter lagi dan
Alhamdulillah juga asmanya tidak kambuh.”
“Jika ada yang flu biasanya dirawat di rumah dulu, dibelikan obat di apotek
dan membatasi minum es.”
c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Ibu M mengatakan keluarga hanya dapat merawat anggota keluarga yang
sakit dengan semampunya karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki,
Ibu M berkata, “Jika ada yang sakit ya dirawat setaunya, dibelikan obat di
apotek dan menasehati untuk tidak minum es terlebih dahulu.”
d. Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehat
Ibu M mengatakan menyapu rumah setiap hari dan mengepel jika ada waktu
luang, dan tidak repot mengurus anak.”
Ibu M berkata,” Kalau menyapu setiap hari pasti menyapu, tetapi kalau
mengepel itu ya pas ngga repot momong.”
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Ibu M mengatakan kontrol ke dokter jika obat habis.
Ibu M berkata,” Sebelum zona merah ya, saya selalu obat jalan ke dokter,
kalau obatnya habis ya ke dokter lagi, tetapi ini belum ke dokter lagi, soalnya
kan ini udah masuk zona merah, jadi belum ke dokter lagi dan Alhamdulillah
juga asmanya tidak kambuh.”
30. Fungsi Reproduksi
Ibu M mengatakan tidak akan menambah anak lagi. Ibu M mengatakan berencana
untuk melakukan KB suntik.
Ibu M berkata, “Kalau menambah anak lagi, engga si. Rencananya mau KB
suntik tapi belum.”
31. Fungsi Ekonomi
Ibu M mengatakan pendapatan dari suaminya cukup untuk kebutuhan sehari-hari,
walaupun hidup sederhana, namun yang dirasakan adalah tetap bahagia.
Ibu M berkata, “Penghasilanya Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-
hari, ya walaupun hidupnya sederhana tapi ya tetep harus disyukuri yang
penting sehat.”

F. Stres dan Koping Keluarga


32. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek
1) Ibu M mengatakan masalah yang membebaninya sekarang adalah anak A
yang susah untuk dinasehati serta susah dalam belajar.
2) Ibu M juga mengatakan anak A lebih suka bermain daripada belajar
sehingga waktu belajarnya menjadi berkurang.
3) Ibu M mengatakan anak A sering pergi bermain dan tidak memakai masker,
kalau tidak diminta cuci tangan ya tidak cuci tangan
Ibu M berkata, “Yang bikin saya pusing itu ya anak saya susah banget kalau
dinasehati, ngga mau bantu-bantu juga, seringnya main, jadi lupa belajar,
kalau main ngga pake masker, kalau pulang dari main itu selalu saya suruh
cuci tangan kalau mau makan dan pegang adeknya, tapi kalau pas main si
kayanya lupa buat cuci tangan.”
b. Stressor jangka panjang
1) Ibu M mengatakan kadang khawatir dengan masa depan anaknya.
2) Ibu M mengatakan masih belum mempunyai cara dalam mengatasi keadaan
sulit belajar untuk anak A
Ibu M berkata, “Saya itu kadang ya khawatir masa depan anak nanti gimana,
susah sekali kalau diminta belajar dan kalau udah saya suruh terus tapi ngga
mau ya saya biarkan, dan saya belum tau cara mengatasinya.”
33. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
a. Ibu M mengatakan memberi batasan waktu bagi anaknya untuk bermain.
b. Ibu M mengatakan belum mempunyai solusi untuk meningkatkan kemauan
anak untuk belajar
c. Ibu M mengatakan selalu meminta anaknya cuci tangan jika pulang dari
bermain.
Ibu M berkata, “Saya tu selalu bilang, dzhuhur harus pulang sholat, makan
kalau sore sebelum asar harus di rumah.”
“kalau pulang dari main itu selalu saya suruh cuci tangan kalau mau makan
dan pegang adeknya, tapi kalau pas main si kayanya lupa buat cuci tangan.”
34. Strategi koping yang digunakan
a. Ibu M mengatakan jika ada masalah dalam keluarga maka dibicarakan
bersama dengan anggota keluarga yang lain terutama Bapak S.
b. Ibu M mengatakan apabila dalam melakukan aktivitas sehari-hari merasa
kecapekan, Ibu M lebih memilih untuk tidur beristirahat tanpa memikirkan
terlalu berat.
Ibu M berkata, “Kalau saya ada masalah dibicarakan dengan suami saya.
Kadang misal capek ya saya buat istirahat saja ngga usah dipikirin, kalau
masalah masa depan anak saya ya tetep dinasehati semampunya, dibatasi
waktu bermainya ya diserahkan saja sama Allah tentang masa depan.”
G. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
35. Praktik diet keluarga (nutrisi dan cairan)
a. Nutrisi
1) Ibu M mengatakan, Ibu M dan suaminya makan 3x sehari dengan menu
standar, yaitu nasi, sayur, dan lauk (tempe, tahu, ikan), kalau anak A makan
kadang 2x sehari, lebih suka makan jajan daripada makan nasi. Ibu M
mengatakan tidak memiliki pantangan makan apapun.
Ibu M berkata, “Saya dan suami makanya 3x sehari tertaur, tapi kalau
anak saya yang pertama makanya cuma 2x dalam sehari.”
An. S berkata, “Saya makan 2x sehari sama sayur bening tempe, ikan.”
2) Ibu M mengatakan anak keduanya hanya diberi ASI saja
3) Ibu M mengatakan berusaha untuk melakukan variasi menu, walaupun
hanya sederhana, yang terpenting menunya berbeda setiap harinya.
Ibu M berkata, “Kalau saya dan suami saya makan teratur 3x sehari, kalau
anak saya itu kadang mau makan kadang engga, sehari paling 2x makanya,
lebih suka makan jajan daripada nasi.”
“Kalau menunya ya standar, nasi, sayur itu pasti ada, kalau lauknya ya
kadang tempe, tahu, telur, ikan gitu.”
b. Cairan
Ibu M mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami masalah
dalam pemenuhan kebutuhan cairan, karena tiap-tiap anggota keluarga
minimal minum air putih 7 gelas dalam sehari. Air yang dikonsumsi seperti air
mineral, teh dan susu.
Ibu M berkata, “Tidak ada yang jarang minum si, sehari kira-kira minumnya
7 gelas, ya minum teh, air putih atau susu.”
Bapak S berkata, “Iya, saya minumnya banyak ya sekitar 7-8 gelas setiap
harinya.”
36. Istirahat dan tidur keluarga
a. Ibu M mengatakan waktu istirahat Bapak S dan Ibu M cukup, yaitu dengan
waktu rata-rata sekitar 7 jam dalam sehari.
b. Ibu M mengatakan anak A tidur dalam waktu 8-9 jam dalam sehari.
c. Ibu M mengatakan anak keduanya juga nyenyak tidurnya di malam hari, mulai
dari jam 8, biasanya jam 3 terbangun, dan tidur lagi.
d. Ibu M mengatakan anggota keluarga Bapak S tidak ada yang mengalami
gangguan tidur.
Ny. M berkata, “Masalah tidur tidak ada, tidurnya cukup dan nyenyak semua,
saya dan suami saya tidur biasanya jam 10-00 samoai subuh, kalau missal
anak saya yang kedua terbangun ya paling jam 3 itu terbangun sebentar dan
tidur lagi, anak saya yang kecil ini jam 08.00 itu sudah mulai tidur, kalau
yang anak pertama saya paling tidur jam 9 bangun jam setengah 6.”
Bp. S berkata, “Saya sama dengan istri waktu tidurnya mbak.”
37. Olah raga atau mobilisasi
Ibu M dan keluarganya biasanya berolahraga dengan jalan-jalan pagi.
Ibu M berkata, ”Olahraga yang biasa dilakuin paling jalan-jalan pagi si.”
Bp. S, ”Untuk olahraganya itu saya ngga pernah olahraga si mbak, paling jalan-
jalan juga kadang.”
38. Eliminasi
Ibu M mengatakan BAK semua anggota keluarganya lancar, tidak ada keluhan,
Ny. M biasanya BAB 3 hari sekali dan perutnya terasa sembelit padahal sudah
rutin makan sayur.
Ny. M berkata, “BAK nya lancar semua si. Cuma kalau BAB itu 3 hari sekali
baru bisa BAB, perutnya sembelit juga padahal sudah rutin makan sayur.”
Bp. S berkata, “Kalau saya sendiri BAB nya lancar, sehari sekali pasti BAB.
BAK nya juga lancar, sehari BAK 5-6 kali.”
An. S berkata, ” Saya pipis nya sehari berapa kali ya, kayanya si 6 kali sehari.
Kalo BAB 2x dalam sehari.”
39. Personal hygiene
Ibu M mengatakan bahwa setiap anggota keluarga rutin:
a. Mandi 2x sehari.
b. Sikat gigi 2x sehari.
c. Keramas 3 hari sekali.
d. Ganti pakaian 2x sehari.
e. Potong kuku setiap 1 minggu sekali
Ibu M mengatakan bahwa setiap hari ibu M selalu mencuci baju.
H. Pengkajian Psikiatrik
40. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Bp. S berkata, ”Saya bersyukur atas tubuh saya, masih diberikan kesehatan,
masih bisa digunakan untuk bekerja.”
Ibu M berkata, ”Saya juga bersyukur, Alhamdulillah punya bagian tubuh
yang lengkap, sehat.”
An. S, ”Saya menyukai tubuh saya.”
b. Identitas Diri
Bp. S, ”Nama saya Santoso, umur 44 tahun.”
Ibu M, ”Saya Mujiati, umurnya 40 tahun.”
An. A, ”Saya Risalla Annas Rosidin, umurnya 11 tahun.”
c. Harga Diri
Bp. S, Ibu M dan An. S mengatkan tidak malu dengan tubuhnya, bersyukur
masih diberikan bagian tubuh yang lengkap. Bp. S, Ibu M dan AN. S juga
mengatakan bahwa mereka dapat menjalin hubungan baik dengan
tetangganya.
d. Peran
Bp. S berkata, ”Saya memiliki tugas sebagai ayah dan suami, mencari nafkah
yang halal untuk istri dan anak saya, dan menjadi kepala keluarga yang
baik.”
Ibu M berkata, ”Saya memiliki tugas sebagai seorang ibu dan istri, saya
berkewajiban patuh dengan suami, dan menjadi seorang ibu dan istri yang
baik untuk anak dan suami saya.”
An. A berkata, ”Saya tugasnya belajar yang rajin dan berbakti dengan kedua
orang tua.”
e. Ideal Diri
Bp. S berkata, ”Dapat bekerja dan mencukupi kebutuhan anak istri saya.”
Ibu M berkata, ”Dapat merawat anak dan suami saya dengan baik.”
An. S berkata, ”Dapat sekolah dan mengerjakan tugas dengan baik.”
41. Status kesehatan mental
Ibu M berkata, “Di keluarga saya tidak ada yang mengalami sakit mental,
semuanya sehat”
Ibu M berkata, “Kalau cemas si saya ngga merasa cemas ya. Yang penting di
masa pandemi ini jika kita jaga kesehatan dan rajin mencuci tangan serta
memakai masker jika keluar rumah, sesuai anjuran pemerintah.”
Bp. S berkata, “Saya juga tidak merasa cemas, yang penting mengikuti atutan
pemerintah, selalu berdoa agar sehat dan tidak tertular virus.”
An. S berkata, “Saya sedikit cemas dengan virus korona, takut kalo misalnya
saya atau orang tua tertular.”

a. Penampilan
Penampilan Bp. S, Ibu M, An. S dan An. A tampak bersih, terlihat segar.
b. Pembicaraan
Bp. S, Ibu M dan An. A dapat berbicara dengan baik, menggunakan Bahasa
Indonesia dan kadang Bahasa Jawa, dapat menjawab pertanyaan dengan baik
dan jelas.
c. Aktivitas motorik
Bp. S, Ibu M dan An. S dapat melakukan aktivitas secara mandiri.
d. Alam perasaan
Tidak ada masalah emosional yang dialami oleh Bp. S, Ibu M ataupun An.S
e. Afek
Saat dilakukan pengkajian, baik pada Bp. S, Ibu M ataupun An. S,
menunjukkan ekspresi yang ditunjukkan selalu tepat, sesuai dengan apa yang
sedang dibicarakan.
f. Interaksi
Ibu M, Bp. S dan An. A dapat berkomunikasi dengan baik dan kooperatif
ketika dilakukan pengkajian.
42. Pengkajian risiko
a. Tidak memakai masker saat bermain di luar rumah
An. S mengatakan bahwa dia jarang memakai masker jika main atau keluar
rumah karena merasa sesak. An. S juga mengatakan sudah pernah diajari cara
mencuci tangan dengan benar, akan tetapi ketika mempraktikan masih ada
beberapa gerakan yang belum tepat.
Ibu M berkata, “Anak pertama saya sering main bersama teman-temanya dan
tidak memakai masker ketika bermain. Anak saya juga belum memiliki
kesadaran untuk cuci tangan secara rutin. Hal ini mungkin disebabkan karena
dia belum memahami tentang virus korona, bagaimana pencegahanya dan
bagaimana tanda dan gejala
pada orang yang terinfeksi virus.”
An. S berkata, “Untuk mencegah agar tidak tertular korona itu ya harus
memakai masker dan rajin cuci tangan, tapi saya kadang tidak memakai
masker karena rasanya sumpek, susah buat bernafas.”
“Saya dulu pernah diajari guru saya cara mencuci tangan yang benar.”
b. An. A tidak bisa lepas dari HP dan sering main game
Ibu M mengatakan bahwa An. A tidak bisa lepas dari HP dan sering main
game baik di rumah ataupun ketika bermain bersama teman-temanya
“Annas itu ya ngga bisa lepas dari Hp. Main Hp terus, main game biasanya,
kalau dinasehati susah, ya jadi saya biarkan.”
“Iya kalau main HP itu deket banget dari mata. Kadang saya nasehati jangan
dekat-dekat, tapi ya diulangi lagi.”
“Saya taunya kalau main HP gitu ya tidak boleh dekat-dekat tapi kurang tau
jaraknya harus berapa cm gitu.”
An. A mengatakan sering main game yaitu game FF (Free Fire) di HP baik di
rumah, ataupun saat bersama teman-temanya.
“Iya sering main game FF, soalnya seru. Kadang main di rumah, kadang
main sama teman-teman.”
An. A tampak memegang HP dengan jarak yang sangat dekat <10 cm
I. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang
dihadapi
Ibu berkata,
“Harapanya anak saya itu kemauanya belajar meningkat, bisa membatasi waktu
bermain, memahami dan berperilaku sesuai protokol kesehatan yang diterapkan
pemerintah karena biasanya jika saya kasih tahu untu susah banget.”
“Saya juga pengen tau cara agar Annas itu bisa membatasi main HPnya gitu.”
“Saya juga kan biasanya selalu obat jalan ke dokter, dan belum tau cara mengatasi
asma itu tanpa berobat ke dokter, jadi saya pengen untuk mengetahui cara mengatasi
asma tanpa obat gitu.”
J. Keadaan Umum
Keadaan m Bp. S Ibu M An. A An. S
Kesadaran Komposmentis Komposmentis Komposmentis Komposmentis
Keadaan Warna Sawo matang Sawo matang Sawo matang Sawo matang
Kulit Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis
Kebersihan Bersih Bersih Bersih Bersih
Luka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
TTV TD 120/80 mmHg 110/70 mmHg 110/80 mmHg -
Nadi 80 x/ menit 86 x/ menit 84 x/menit 140 x/ menit
RR 16 x/menit 20 x/menit 18 x/ menit 40 x/ menit
Suhu 36.5 0C 36.5 0C 37 0C 37 0C
CRT < 2 detik < 2 detik < 2 detik < 2 detik
K. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)

Keadaan Fisik Bp. S Ibu M An. A An. S


Kepala Inspeksi: Rambut Inspeksi: Rambut Inspeksi: Rambut Inspeksi: Bentuk kepala
berwarna hitam, berwarna hitam, berwarna hitam, mesochepal, persebaran
penyebaran rambut penyebaran rambut penyebaran rambut rambut merata, rambut
merata, rambut rapi merata, rambut rapi, merata, rambut rapi belum tumbuh, baru saja
Palpasi: Tidak teraba panjangnya sebahu Palpasi: Tidak teraba dicukur
benjolan, tidak terdapat Palpasi: Tidak teraba benjolan, tidak terdapat
Palpasi: Tidak terdapat
nyeri tekan benjolan, tidak terdapat nyeri tekan
benjolan, tidak terdapat
nyeri tekan
nyeri tekan

Mata ata kanan dan kiri pasien Mata kanan dan kiri Mata kanan dan kiri Inspeksi: Kedua mata
simetris, tidak ada lesi di pasien simetris, tidak ada pasien simetris, tidak ada simetris, respon pupil
sekitar mata, refleks lesi di sekitar mata, lesi di sekitar mata, baik, konjungtiva tidak
berkedip normal, refleks berkedip normal, refleks berkedip normal, anemis, sklera tidak
konjungtiva anemis (-), konjungtiva anemis (-), konjungtiva anemis (-), ikterik, tidak ada
sklera ikterik (-), refleks sklera ikterik (-), refleks sklera ikterik (-), refleks gangguan penglihatan
pupil normal. pupil normal. pupil normal. Palpasi: Tidak ada
massa/pembengkakan
dan tidak terdapat nyeri
tekan
Hidung Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk Inspeksi: bentuk Inspeksi: Bentuk lubang
simetris, tidak terdapat simetris, tidak terdapat simetris, tidak terdapat hidung simetris, tidak
lesi disekitar hidung, lesi disekitar hidung, lesi disekitar hidung, ada lesi, tidak ada
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat keluaran sekret, tidak
pembengkakan, dan pembengkakan, dan pembengkakan, dan terdapat pernafasan
tidak terlihat adanya tidak terlihat adanya tidak terlihat adanya cuping hidung.
massa. massa. massa. Palpasi: Tidak ada
Palpasi: Tidak teraba Palpasi: Tidak teraba Palpasi: Tidak teraba massa/pembengkakan
massa, tidak terdapat massa, tidak terdapat massa, tidak terdapat dan tidak terdapat nyeri
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan tekan
Mulut Gigi tampak Gigi tampak Gigi tampak Inspeksi: Tidak ada
bersih, lidah bersih, lidah bersih, lidah mukositis, tidak ada
berwarna pink, berwarna pink, berwarna pink, perdarahan gusi, bibir
mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir tidak sianosis
lembab lembab lembab Palpasi: Tidak ada
massa/pembengkakan

Telinga Inspeksi: Telinga kanan Inspeksi: Telinga kanan Inspeksi: Telinga kanan Inspeksi: Bentuk telinga
dan kiri simetris, dan kiri simetris, dan kiri simetris, kanan dan kiri simetris,
berwarna sawo matang, berwarna sawo matang, berwarna sawo matang, tidak terdapat lesi atau
tidak terdapat lesi, dan tidak terdapat lesi, dan tidak terdapat lesi, dan kemerahan, tidak ada
tidak ada gangguan tidak ada gangguan tidak ada gangguan cairan berlebih, tidak
pendengaran. pendengaran. pendengaran. terpasang alat bantu
Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada dengar
benjolan/ pembengkakan benjolan/ pembengkakan benjolan/ pembengkakan Palpasi: Tidak ada
massa/pembengkakan
dan tidak terdapat nyeri
tekan
Leher Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Tidak ada lesi,
Refleks menelan pasien Refleks menelan pasien Refleks menelan pasien tidak ada jaringan parut,
baik, tidak terdapat lesi, baik, tidak terdapat lesi, baik, tidak terdapat lesi, tidak terlihat pembesaran
tidak terlihat adanya tidak terlihat adanya tidak terlihat adanya tiroid.
massa/benjolan, bentuk massa/benjolan, bentuk massa/benjolan, bentuk Palpasi: Tidak teraba
simetris, dan tidak ada simetris, dan tidak ada simetris, dan tidak ada pembesaran tiroid, tidak
pembesaran tiroid, leher pembesaran tiroid, leher pembesaran tiroid, leher terdapat pembengkakan,
kaku kuduk kaku kuduk kaku kuduk dan tidak ada nyeri tekan.

Palpasi: Palpasi: Palpasi:

Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
tidak teraba massa/ tidak teraba massa/ tidak teraba massa/
benjolan. benjolan benjolan.

Dada Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Bentuk dada


Tidak terlihat ada lesi, Tidak terlihat ada lesi, Tidak terlihat ada lesi, simetris, pengembangan
ada retraksi dinding ada retraksi dinding ada retraksi dinding dada kanan dan kiri
dada, tidak terlihat dada, tidak terlihat dada, tidak terlihat simetris, tidak tampak
adanya massa/benjolan, adanya massa/benjolan, adanya massa/benjolan, retraksi subcostal kanan-
pergerakan dada terlihat pergerakan dada terlihat pergerakan dada terlihat kiri
simetris, dan pernapasan simetris, dan pernapasan simetris, dan pernapasan Palpasi: Teraba taktil
regular/ tidak ada suara regular/ tidak ada suara regular/ tidak ada suara fremitus simetris
napas tambahan napas tambahan napas tambahan Perkusi: Resonan dan
pekak di area jantung
Palpasi: Palpasi: Palpasi:
Auskultasi: suara napas
Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada terdengar vesikuler, tidak
simetris, tidak ada nyeri simetris, tidak ada nyeri simetris, tidak ada nyeri terdapat suara napas
tekan dan benjolan, taktil tekan dan benjolan, taktil tekan dan benjolan, taktil tambahan
fremitus teraba seimbang fremitus teraba seimbang fremitus teraba seimbang
pada paru kiri dan pada paru kiri dan pada paru kiri dan
kanan. kanan. kanan.

Perkusi: Perkusi: Perkusi:

Perkusi suara paru sonor Perkusi suara paru sonor Perkusi suara paru sonor
pada semua lapang paru. pada semua lapang paru. pada semua lapang paru.
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi:

Suara napas vesikuler di Suara napas vesikuler di Suara napas vesikuler di


seluruh lapang paru, seluruh lapang paru, seluruh lapang paru,
suara bronkovesikuler di suara bronkovesikuler di suara bronkovesikuler di
area bronkus, dan tidak area bronkus, dan tidak area bronkus, dan tidak
ada suara napas ada suara napas ada suara napas
tambahan. tambahan. tambahan.

Jantung Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Ictus cordis


tidak terlihat
Bentuk datar dan Bentuk datar dan Bentuk datar dan
Palpasi: Tidak terdapat
simetris pada kedua sisi, simetris pada kedua sisi, simetris pada kedua sisi,
nyeri tekan
tidak nampak iktus tidak nampak iktus tidak nampak iktus
Perkusi: Pekak pada area
kordis kordis kordis
jantung, batas jantung
Palpasi: Palpasi: Palpasi: normal
Auskultasi: Bunyi
Pulsasi teraba di ICS V Pulsasi teraba di ICS V Pulsasi teraba di ICS V
jantung S1 dan S2
midklavikularis sinistra midklavikularis sinistra midklavikularis sinistra
reguler
Perkusi: Perkusi: Perkusi:

Terdengar bunyi pekak. Terdengar bunyi pekak. Terdengar bunyi pekak.


Batas kiri jantung ICS 2 Batas kiri jantung ICS 2 Batas kiri jantung ICS 2
sternal kiri, ICS 4 sternal sternal kiri, ICS 4 sternal sternal kiri, ICS 4 sternal
kiri dan batas kanan ICS kiri dan batas kanan ICS kiri dan batas kanan ICS
2 sterna kanan dan ICS 4 2 sterna kanan dan ICS 4 2 sterna kanan dan ICS 4
mid axilla kanan. mid axilla kanan. mid axilla kanan.

Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi:

Bunyi jantung 1 dan 2 Bunyi jantung 1 dan 2 Bunyi jantung 1 dan 2


reguler, tidak terdengar reguler, tidak terdengar reguler, tidak terdengar
bunyi tambahan bunyi tambahan bunyi tambahan

Abdomen Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Inspeksi: Tidak tampak


Perut tampak normal, Perut tampak normal, Perut tampak normal, pembesaran abdomen,
tidak terdapat lesi tidak terdapat lesi tidak terdapat lesi warna kulit merata, tidak
Auskultasi: Auskultasi: Auskultasi: ada asites
Bising usus 15 x/menit. Bising usus 5 x/menit. Bising usus 15 x/menit. Auskultasi: Bising usus
normal (15 x)
Palpasi: Palpasi: Palpasi:
Palpasi: Tidak ada nyeri
Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri tekan,
tekan, tidak ada
tidak ada hepatomegali tidak ada hepatomegali tidak ada hepatomegali
hepatomegali
Perkusi: Perkusi: Perkusi:
Perkusi: Timpani,
Timpani, terdengar bunyi Timpani, terdengar bunyi Timpani, terdengar bunyi
terdengar bunyi pekak
pekak pada area hepar pekak pada area hepar pekak pada area hepar
pada area hepar
Ekstremitas Atas Inspeksi: Ekstremitas Inspeksi: Ekstremitas Inspeksi: Ekstremitas Inspeksi: Ekstremitas
dan Bawah atas-bawah simetris atas-bawah simetris atas-bawah simetris atas-bawah simetris
kanan kiri, tidak ada kanan kiri, tidak ada kanan kiri, tidak ada kanan kiri, tidak ada
kelainan, akral teraba kelainan, akral teraba kelainan, akral teraba kelainan, akral teraba
hangat hangat hangat hangat
Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada
pembengkakan maupun pembengkakan maupun pembengkakan maupun pembengkakan maupun
nyeri tekan, kekuatan nyeri tekan, kekuatan nyeri tekan, kekuatan nyeri tekan
otot 5 otot 5 otot 5
KUESIONER HARS
Ibu M

NO Pertanyaan 0 1 2 3 4

1. Perasaan Ansietas √
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2. Ketegangan √
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gelisah
3. Ketakutan √
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4. Gangguan Tidur √
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5. Gangguan Kecerdasan √
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6. Perasaan Depresi √
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang
Hari

7. Gejala Somatik (Otot) √


- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8. Gejala Somatik (Sensorik) √
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9. Gejala Kardiovaskuler √
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10. Gejala Respiratori √
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11. Gejala Gastrointestinal √
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12. Gejala Urogenital √
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecock
13. Gejala Otonom √
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14. Tingkah Laku Pada Wawancara √
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Muka Merah

Total skor: 10
Bp. S

NO Pertanyaan 0 1 2 3 4

1. Perasaan Ansietas √
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2. Ketegangan √
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gelisah
3. Ketakutan √
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4. Gangguan Tidur √
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5. Gangguan Kecerdasan √
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6. Perasaan Depresi √
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang
Hari

7. Gejala Somatik (Otot) √


- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8. Gejala Somatik (Sensorik) √
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9. Gejala Kardiovaskuler √
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10. Gejala Respiratori √
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11. Gejala Gastrointestinal √
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12. Gejala Urogenital √
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecock
13. Gejala Otonom √
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14. Tingkah Laku Pada Wawancara √
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Muka Merah
Skor: 7

Keterangan :

Kurang dari 14 Tidak ada kecemasan


14 – 20 : kecemasan ringan
21 – 27 : kecemasan sedang
28 – 41 : kecemasan berat
42 – 56 : kecemasan berat sekali
Kuesioner DASS (Ibu M)

No PERNYATAAN 0 1 2 3

Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal


1 √
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering. √
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif. √
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali
4 terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak √
melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu
5 √
kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi. √
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’). √
8 Saya merasa sulit untuk bersantai. √
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang
9 membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa √
sangat lega jika semua ini berakhir.
Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa
10 √
depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal. √
Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk
12 √
merasa cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan. √
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika
14 mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas, √
menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan. √

No PERNYATAAN 0 1 2 3

16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal. √


Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang
17 √
manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung. √
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan
19 berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas. √
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat. √
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat. √
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan. √
Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal
24 √
yang saya lakukan.
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak
25 sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak √
jantung meningkat atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih. √
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah. √
28 Saya merasa saya hampir panik.
Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat
29 √
saya kesal.
Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas
30 √
sepele yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun. √
Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan
32 √
terhadap hal yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah. √
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga. √
Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi
35 √
saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan. √
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan. √
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti. √
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah. √
Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin
40 √
menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan). √
Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
42 √
melakukan sesuatu.
Depresi 3 (Normal)
Cemas 5 (Normal)
Stress 5 (Normal)
Kuesioner kesemasan An. A (Skala Kecemasan Anak Spance Children Anxiety Scale)

NO Pertanyaan Tidak Sesekali Sering Sering


pernah Sekali

1 Saya mengkhawatirkan terhadap sesuatu 1

2 Saya merasa takut saat dalam ruang gelap 0

3 Saya merasa ketakutan akhir-akhir ini 0

4 Saya merasa takut pulang ke rumah sendirian 0

5 Saya merasa takut ketika saya harus mengikuti tes apapun 0

6 Saya khawatir dan takut jika berada jauh dari orang tua saya 0

7 Saya merasa takut jika melakukan hal buruk di hadapan orang lain 1

8 Saya khawatir jika tidak bisa melakukan tugas sekolah dengan baik 1

9 Saya khawatir terhadap sesuatu yang buruk akan terjadi pada 1

keluarga saya

10 Saya harus selalu mengecek sesuatu untuk memastikan benar 2

sudah dikerjakan

11 Saya takut anjing 0

12 Saya tidak boleh terlihat jelek atau konyol 3

13 Ketika saya ada masalah, jantung saya berdetak lebih cepat 1

14 Saya tiba-tiba bergetar atau gemetar ketika tidak memiliki alas an 1

15 Saya takut pergi ke dokter atau ke dokter gigi 0

16 Saya harus berpikir naschat-nasehat yang baik untuk mencegah 2


sesuatu yang buruk

17 Saya khawatir tanggapan orang lain terhadap saya 1

18 Saya takut keramaian (mall, bioskop, dll) 0

SKOR TOTAL 14 (Tidak Cemas)


L. ANALISA DATA

Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan

24 Agustus 2020 DO: Kurang terpapar informasi dan Perilaku kesehatan cenderung
ketidaknyamanan saat berisiko
1.An. A tampak kurang tepat ketika
mempraktikan cara mencuci tangan menggunakan masker
2.Kecamatan Pegandon merupakan daerah zona
merah
3.An. A tampak bermain bersama dengan
teman-temanya tanpa menggunakan masker
4.An. A belum mengetahui penularan covid 19
5.Di depan rumah Bp. S tidak disediakan
tempat cuci tangan
6.An A tampak bergerombol dengan teman-
temanya
DS:
1. An. A mengatakan bahwa dia jarang
memakai masker jika main atau keluar
rumah karena merasa sesak
“saya tidak memakai masker karena
rasanya sesek dan susah buat bernafas.”
2. An. A berkata, “Saya tidak memiliki
handsanitizer, saya kadang saya cuci tangan
di mushola.”
3. Ibu M mengatakan anaknya sering main
bersama dengan teman-temannya dan tidak
memakai masker
Ibu M berkata, “Anak pertama saya sering
main bersama teman-temanya dan tidak
memakai masker ketika bermain. Anak saya
juga belum memiliki kesadaran untuk cuci
tangan secara rutin. Hal ini mungkin
disebabkan karena dia belum memahami
tentang virus korona, bagaimana
pencegahanya dan bagaimana tanda dan
gejala pada orang yang terinfeksi virus.”
DO: Orang tua dan anak belum Perilaku Kesehatan Cenderung
memahami dampak negative Berisko
1. An. A tampak bermain HP dengan jarak penggunaan gadget, Orang tua
yang dekat (<10 cm) tidak membatasi penggunaan
2.An. A tampak bermain HP saat di rumah gadget
ataupun saat bermain bersama teman-
temanya

DS:

1. Ibu M berkata, “Anak saya itu sering main


HP, ngga bisa lepas dari HP, seringnya HP
tu dibuat main game terus, ya mungkin main
gamenya itu yang ngebuat belajarnya
terganggu.”
2. Ibu M berkata “Kalau udah diminta belajar
ngga mau ya sudah saya biarkan. kalau
dinasehati susah, ya jadi saya biarkan.”
3. Ibu M berkata, “Iya kalau main HP itu deket
banget dari mata. Kadang saya nasehati
jangan dekat-dekat, tapi ya diulangi lagi.”
4. Ibu M berkata, “Saya taunya kalau main
HP gitu ya tidak boleh dekat-dekat tapi
kurang tau jaraknya harus berapa cm gitu.”
5. An. A berkata, “Iya sering main game FF,
soalnya seru. Kadang main di rumah,
kadang main sama teman-teman.”
DO: Keinginan mengetahui Kesiapan meningkatkan
manajemen asma tanpa obat manajemen kesehatan
-

DS:

1. Ibu M mengatakan memiliki sakit asma


sejak masih gadis
2. Ibu M mengatakan asma kambuh dan
merasa sesek jika terkena debu, kelelahan
atau cuaca dingin
3. Ibu M berkata, “Kalau saya sendiri selalu
obat jalan ke dokter, akan tetapi ini obatnya
sudah habis dan sudah waktunya control,
tetapi saya belum ke dokter soalnya kan ini
udah masuk zona merah, jadi belum ke
dokter lagi dan Alhamdulillah juga
asmanya tidak kambuh.”
4. Ibu M berkata, “saya pengen tau cara
mengatasi asma selain menggunakan obat.”

M. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Kurang terpapar informasi dan ketidaknyamanan saat menggunakan masker (D.0099)
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Orang tua dan anak belum memahami dampak negative penggunaan gadget, Orang tua
tidak membatasi penggunaan gadget (D.0099)
3. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan d.d keinginan mengetahui manajemen asma tanpa obat (D.0112)
DIAGNOSA 2

N. POHON MASALAH
Effect
DIAGNOSA 1
Berisiko mengalami gangguan
pada aspek kesehatan,
Effect akademik, psikologis, serta
Berisko terpapar virus social

DIAGNOSA 3

Core Problem Core Problem Core Problem

Perilaku Kesehatan Cenderung Perilaku Kesehatan Cenderung Kesiapan meningkatkan


berisiko Berisiko manajemen kesehatan

Causa Causa

Kurang terpapar informasi, Orang tua dan anak kurang


ketidaknyamanan terpapar informasi dampak
menggunakan masker penggunaan gadget, Orang tua
tidak membatasi penggunaan
gadget
O. PRIORITAS MASALAH

NO Tanggal Diagnosa Keperawatan Prioritas Masalah Pembenaran TTD


1 24 Agustus 2020 Perilaku kesehatan cenderung High priority Diagnosa Perilaku kesehatan cenderung berisiko diputuskan PUTRI
berisiko b.d Kurang terpapar menjadi diagnosa high priority dengan alasan sebagai berikut
informasi dan ketidaknyamanan Urgency
saat menggunakan masker Perilaku kesehatan cenderung berisiko atau tidak mematuhi
(D.0099) protocol kesehatan saat pandemic Covid 19 dapat menyebabkan
individu berisiko tertular virus sehingga harus segera ditangani
agar individu dapat memiliki kesadaran terkait pentingnya
mematuhi protocol kesehatan dan merubah perilaku tidak patuh
tersebut.
Dampak
Ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan (memakai masker,
cuci tangan secara rutin dan physical distancing) menyebabkan
meningkatnya risiko untuk tertular virus corona, baik dari
penderita asimtomatik ataupun simtomatik.
Keefektifan intervensi
Tindakan intervensi untuk mengatasi perilaku kesehatan
cenderung berisiko (tidak mematuhi protocol kesehatan) dapat
efektif diberikan kepada klien dan dapat membuat klien mematuhi
protocol kesehatan yang ditetapkan pemerintah
2 Perilaku kesehatan cenderung Medium Priority Diagnosa Penampilan peran tidak efektif diputuskan menjadi PUTRI
berisiko b.d Orang tua dan anak diagnosa medium priority dengan alasan sebagai berikut
belum memahami dampak negative Urgency
penggunaan gadget, Orang tua Masalah perilaku kesehatan cenderung berisiko (kecanduan game
tidak membatasi penggunaan online) apabila dibiarkan dan tidak diatasi akan mengakibatkan
gadget (D.0099) berbagai dampak negative bagi anak baik dari aspek kesehatan,
psikologis, akademik dan social anak.
Dampak
Dampak negative pada aspek kesehatan adalah anak memiliki
daya tahan tubuh yang lemah akibat kurangnya aktivitas fisik,
sering terlambat waktu makan, efek jangka panjang bisa berupa
radiasi, serta berdampak pada kesehatan mata anak. Dampak
psikologis pada anak adalah mudah marah, gampang
mengucapkan kata-kata kotor. Dampak akademik pada anak yaitu
waktu luang untuk belajar menjadi tersita karena bermain game
online, konsentrasi anak dalam belajar juga dapat menurun.
Sedangkan dampak social pada anak adalah tidak memiliki
kemauan untuk bersosialisasi dengan keluarga atau masyarakat.
Keefektifan Intervensi
Intervensi yang diberikan kepada klien dengan masalah Perilaku
kesehatan cenderung berisiko (kecanduan HP, game online)
mungkin dapat efektif dengan dukungan dari orang tua.
3 Kesiapan meningkatkan Low priority Diagnosa Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan PUTRI
manajemen kesehatan d.d diputuskan menjadi diagnose low priroty dengan alasan sebagai
keinginan mengetahui manajemen berikut
asma tanpa obat (D.0112) Urgency
Masalah kesiapan manajemen kesehatan perlu untuk diatasi agar
klien dapat mengintegrasikan program kesehatan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga masalah kesehatan yang dialami klien dapat
terkendali
Dampak
Penyakit asma yang dialami oleh klien tidak sering kambuh.
Keefektifan Intervensi
Intervensi yang diberikan efektif untuk meminimalisasi
kekambuhan penyakit asma pada klien
P. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Kode Rencana Tindakan TTD


SIKI
Umum Khusus

1 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan I.12472 Promosi Perilaku Upaya Kesehatan PUTRI
cenderung berisiko b.d keperawatan selama 14 keperawatan selama 60 menit, 1. Anjurkan memakai masker saat keluar
Kurang terpapar informasi hari, diharapkan Perilaku diharapkan Tingkat Pengetahuan rumah
dan ketidaknyamanan saat Kesehatan (L.12107) klien (L.12111) meningkat dengan kriteria 2. Anjurkan mencuci tangan secara rutin
menggunakan masker meningkat dengan kriteria hasil: dan benar
(D.0099) hasil: 1. Klien memahami virus corona, 3. Anjurkan menjaga jarak sekitar 1 m
penularan virus corona, cara saat berkumpul dengan teman
Klien mematuhi protocol mencegah penularan virus, tanda 4. Anjurkan untuk tetap di rumah apabila
kesehatan (memakai dan gejala dari orang yang tidak ada keperluan yang mendesak
masker, cuci tangan secara terkena virus 5. Anjurkan ibu atau anak mencatat pada
teratur dengan benar, 2. Klien memahami cara cuci lembar penggunaan masker ketika
physical distancing) tangan dengan benar keluar rumah dengan menggunakan
3. Klien memahami pemakaian masker
masker dengan benar agar merasa 6. Berikan reinforcement ketika anak
nyaman mematuhi protocol kesehatan

Edukasi Kesehatan

1. Edukasi tentang virus corona


(penyebab, tanda dan gejala orang yang
terkena virus, penularan, cara
L.12384 pencegahan agar tidak tertular)
2. Edukasi cara cuci tangan dengan benar
3. Praktik cara mencuci tangan dengan
benar
4. Edukasi pemakaian masker yang tepat
5. Edukasi tentang virus corona dengan
menggunakan permainan ular tangga
2 Perilaku kesehatan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan I.12472 Promosi Perilaku Upaya PUTRI
cenderung berisiko b.d keperawatan selama 14 keperawatan selama 60 menit, 1. Anjurkan orang tua untuk membatasi
hari, diharapkan Perilaku diharapkan Tingkat Pengetahuan penggunaan HP
Orang tua dan anak belum
Kesehatan (L.12107) klien (L.12111) klien meningkat dengan 2. Anjurkan orang tua dan anak membuat
memahami dampak meningkat dengan kriteria kriteria hasil: jadwal untuk penggunaan HP
negative penggunaan hasil 1. Klien (anak dan orang tua) 3. Anjurkan Anak untuk membatasi
1. Klien dapat membatasi memahami dampak negative dari penggunaan HP (maksimal 2 jam
gadget, Orang tua tidak
waktu bermain HP penggunaan handphone dan dalam sehari)
membatasi penggunaan (maksimal 2 jam dalam bermain game online 4. Anjurkan anak melihat HP dengan
gadget (D.0099) sehari) 2. Anak dan orang tua dapat jarak 30 cm
2. Klien dapat bermain HP memahami bahwa jarak pandang 5. Anjurkan orang tua dan anak untuk
dengan jarak 30 cm dari aman antara HP dan mata adalah mengisi lembar penggunaan HP setiap
mata 30 cm hari
3. Anak dan orang tua dapat
memahami waktu maksimal
bermain HP (maksimal 2 jam/
hari)
4. Orang tua dapat membatasi anak
untuk bermain HP Edukasi Kesehatan

L.12384 1. Edukasi dampak penggunaan HP bagi


anak (Aspek fisik, psikologis,
akademik, social)
2. Edukasi batas maksimal penggunaan
HP untuk anak
3. Edukasi cara menjaga kesehatan mata
saat bermain HP

3 Kesiapan meningkatkan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan L.12384 Edukasi Kesehatan PUTRI
manajemen kesehatan d.d keperawatan selama 14 keperawatan selama 60 menit 1. Edukasi tentang definisi asma, upaya
hari, diharapkan diharapkan Tingkat Pengetahuan pencegahan kekambuhan asma, tanda
keinginan mengetahui
Manajemen Kesehatan (L.12111) klien tentang manajemen asma sudah terkontrol
manajemen asma tanpa (L.12104) klien dapat asma dengan terapi nonfarmakologi 2. Edukasi manfaat Latihan pernapasan
obat (D.0112) meningkat dengan kriteria buyteko, teknik pernapasan buyteko
hasil: meningkat dengan kriteria hasil: dan waktu pelaksanaan Latihan
1. Klien dapat melakukan 1. Klien memahami manfaat pernapasan buyteko (Juwita dan Sary,
Latihan pernapasan senam asma, Gerakan senam 2019)
buyteko asma, dan waktu 3. Mempraktikan Latihan pernapasan
2. Asma tidak kambuh pelaksanaan senam asma buyteko
3. Control pause 40-60 2. Klien dapat memahami 4. Anjurkan klien untuk mengisi pada
detik manfaat latihan pernapasan lembar pelaksanaan Latihan
buyteko, Teknik pernapasan pernapasan buyteko setiap selesai
buyteko dan waktu melakukan Latihan
pelaksanaan Latihan
pernapasan buyteko

Q. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal No Dx Waktu Tindakan Evaluasi Formatif TTD

10 September 3 16.30 Memberikan edukasi tentang asma S:


2020 (definisi, pencegahan kekambuhan Ny. M, “iya, bersedia.”
asma, tanda asma terkontrol) Ny. M, “cara pencegahan asma itu memakai masker
jika menyapu, tidak memelihara binatang kucing, rajin
membersihkan kasur, memilih sprei dari bahan sintetis
agar mudah dibersihkan, menghindari asap rokok, tidak
menyalakan kipas atau jika menyalakan harus
membersihkan kipas terlebih dahulu, minum obat secara
teratur dan cek up ke dokter, mengonsumsi gizi
seimbang, serta berolahraga seperti jalan-jalan pagi.”
O:
Ny. M tampak kooperatif, antusias, dan mendengarkan
dengan seksama, lama control pause 19 detik.

11 September 1 09.00 Memberikan edukasi tentang covid 19 S:


2020 (definisi, penyebab, tanda dan gejala, An. A, “Covid 19 itu penyakit yang disebabkan virus
cara penularan, cara pencegahan, cara corona, tanda dan gejala dari covid 19 yaitu batuk,
demam, sesak nafas, jarak antara terkena virus sampai
mencuci tangan dengan benar, cara
memakai masker dengan benar) timbul tanda gejala 3-14 hari, cara peneluran melalui
batuk atau bersin orang yang terkena virus, memegang
orang yang terkena virus, cara mencegah agar tidak
tertular dengan cuci tangan, memakai masker, jaga
jarak. Memakai masker yang benar harus menutupi
mulut, hidung dan dagu.”
O:
An. A terlihat mendengarkan dengan seksama penjelasan
tentang covid 19, An. A tampak mempraktikan Gerakan
mencuci tangan dengan benar (6 langkah)

11 September 2 10.00 Memberikan edukasi bahaya S: PUTRI


2020 kecanduan main hp, durasi (lama An A, “Lama main HP maksimal 2 jam setiap hari.”
waktu) yang baik untuk main hp, jarak An. A, “Main HP berlebihan akan menyebabkan sakit
mata, malas belajar dan mudah marah.”
anatar mata ke layer hp, dan cara
An. A, “Jarak antara mata ke layer HP adalah 30 cm
menjaga kesehatan mata saat main hp An. A, “biar matanya ngga capek harus menghidupkan
filter cahaya biru.”
O:
An. A tampak mendengarkan penjelasan dengan
seksama

11 September 3 16.30 Memantau Latihan napas Buteyko pada S: PUTRI


2020 Ny. M Ny. M, “Lama menahan nafasnya menjadi 20 detik,
meningkat 1 detik dari kemarin.”
O:
Ny. M mencatat pada lembar evaluasi Latihan napas
Buteyko

12 September 1 09.00 Meminta An. A untuk memakai masker S: PUTRI


2020 dan jaga jarak fisik An. A, “iya saya akan memakai masker dan jaga jarak
fisik.”
O:
An. A tampak memakai masker dan jaga jarak fisik 2 m
dari temanya.”

12 September 2 16.15 Memantau durasi penggunaan HP pada S: PUTRI


2020 anak A
Ny. M, “hari ini A menggunakan Hp selama 4 jam,
kalau melihat Hp sudah ngga deket lagi, ya sekitar 20
cm.
An. A, “iya tadi main Hp 4 jam, 1 jam buat nyari tugas
sekolah, 3 jam buat main game. Saya sudah
menghodupkan filter cahaya biru.”
O:
An. A tampak menuliskan lama bermain Hp dan jarak
antara mata ke Hp.

12 September 3 16.30 Memantau Latihan napas Buteyko pada S: PUTRI


2020 Ny. M Ny. M, “Hari ini Lama menahan nafasnya 22 detik,
meningkat 2 detik dari kemarin.”

O:
Ny. M mencatat pada lembar evaluasi Latihan napas
Buteyko

12 September 1 16.00 Memantau perilaku memakai masker S: PUTRI


2020 pada An. A An. A, “Saya tadi menggunakan masker dan jaga jarak
pas bermain, soalnya sudah ada yang positif corona jadi
harus memakai masker.”
O:
An. A tampak mencentang pada kolom lembar evaluasi
memakai masker
13 September 2 16.05 Memantau perilaku bermain HP S: PUTRI
2020 An. A, “Hari ini ngga main HP soalnya HPnya tiba-tiba
mati.”
O:
HP anak A tampak mati
13 September 3 16.10 Memantau Latihan napas Buteyko pada S: PUTRI
2020 Ny. M Ny. M, “Hari ini Lama menahan nafasnya 23 detik,
meningkat 1 detik dari kemarin.”

O:
Ny. M mencatat pada lembar evaluasi Latihan napas
Buteyko
14 September 1 16.30 Memantau perilaku memakai masker S: PUTRI
2020 pada An. A An. A, “Saya tadi menggunakan masker waktu bermain,
biar ga tertular Covid.”
O:
An. A tampak mencentang pada kolom lembar evaluasi
memakai masker
14 September 2 16.35 Memantau perilaku bermain HP S: PUTRI
2020 An. A, “HPnya masih mati, jadi ngga main Hp.”
O:
-
14 September 3 16.40 Memantau Latihan napas Buteyko pada S: PUTRI
2020 Ny. M Hari ini Lama menahan nafasnya 24 detik, meningkat 2
detik dari kemarin.”
O:
Ny. M mencatat pada lembar evaluasi Latihan napas
Buteyko

15 September 1 16.00 Memantau perilaku memakai masker S: PUTRI


2020 pada An. A An. A, “Tadi menggunakan masker keluar rumah.”
O:
An. A tampak mencentang pada kolom lembar evaluasi
memakai masker
15 September 2 16.05 Memantau perilaku bermain HP S: PUTRI
2020 An. A, “Ngga main HP, HPnya mati.”
O:
-
15 September 3 16.10 Memantau Latihan napas Buteyko pada S: PUTRI
2020 Ny. M Hari ini Lama menahan nafasnya 25 detik, meningkat 1
detik dari kemarin.”
O:
Ny. M mencatat pada lembar evaluasi Latihan napas
Buteyko

16 September 1 16.30 Memantau perilaku memakai masker S: PUTRI


2020 pada An. A An. A, “Tadi ngga keluar rumah.”
O:
-
16 September 2 16.40 Memantau perilaku bermain HP S: PUTRI
2020 An. A, “Ngga main HP, belum dibenerin, masih mati.”
-
16 September 3 16.50 Memantau Latihan napas Buteyko pada S: PUTRI
2020 Ny. M Hari ini Lama menahan nafasnya 25 detik, meningkat 2
detik dari kemarin.”
O:
Ny. M mencatat pada lembar evaluasi Latihan napas
Buteyko

R. EVALUASI SUMATIF

Hari/ Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif

16 September 2020 Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Kurang S:


terpapar informasi dan ketidaknyamanan saat
menggunakan masker (D.0099) An. A, “Saya selalu memakai masker kalau keluar rumah
sekarang, karena di desa ini sudah ada yang positif, jadi
harus memakai masker kalau main keluar rumah, saya juga
selalu rajin cuci tangan jika habis pulang dari main saya
selalu cuci tangan.”

O:

An. A terlihat memakai masker jika sedang main bersama


teman-temanya.

A:

Masalah teratasi

P:

Meminta Ny. M untuk selalu memantau perilaku memakai


masker An. A

Meminta An. A melanjutkan mengisi buku evaluasi perilaku


memakai masker

Memberikan booklet agar jika An. A lupa terkait pengetahuan


seputar Covid, maka dapat membuka booklet

16 September 2020 Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Orang tua S:


dan anak belum memahami dampak negative
penggunaan gadget, Orang tua tidak membatasi An. A, “Saya sudah memahami dampak negative dari main
penggunaan gadget (D.0099) hp yang terlalu lama, harusnya dalam sehari main hp hanya 2
jam saja dan menghidupkan menu filter cahaya biru dan
menjaga jarak dari hp 30 cm.”

An. A, “Sekarang saya tidak pernah main HP karena HPnya


rusak.”

O:

An. A terlihat tidak pernah memegang HP atau bermain HP

A: Masalah teratasi

P:

Meminta Ny. M dan Tn. S untuk memantau lama bermain HP


pada anak A jika nanti HPnya sudah diperbaiki.

16 September 2020 Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan d.d S:


keinginan mengetahui manajemen asma tanpa obat
(D.0112) Ny. M, “Saya selalu melakukan latihan napas seperti yang
mbak Putri ajarkan setiap hari. Selama 1 minggu terakhir ini,
asma saya ngga kambuh, lama menahan nafas 27 detik.”

O:

Tampak pada catatan evaluasi bahwa lama control pause dari


Ny. M semakin meningkat.
A:

Masalah belum teratasi, walaupun control pause meningkat,


akan tetapi masih di bawah 40 detik.

P:

Anjurkan Ny. M untuk melakukan latihan napas Buteyko


setiap hari dan menuliskan lama control pause atau lama
menahan nafas pada lembar evaluasi
S. RENCANA TINDAK LANJUT

No Kegiatan Waktu Penanggung Tempat


Jawab

1. Selalu memantau perilaku Setiap hari Ny. M dan Tn. S Rumah Tn. S
memakai masker An. A

2 Melanjutkan mengisi buku Setiap hari An. A Rumah Tn. S


evaluasi perilaku memakai
masker

3 Memantau lama bermain HP Setiap hari Ny. M dan Tn. S Rumah Tn. S
pada anak A jika nanti HPnya
sudah diperbaiki.

4 Melakukan latihan napas 1 kali setiap hari Ny. M Rumah Tn. S


Buteyko setiap hari dan
menuliskan lama control
pause atau lama menahan
nafas pada lembar evaluasi
GRAFIK PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Kurang terpapar informasi dan


ketidaknyamanan saat menggunakan masker (D.0099)
Grafik 1. Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test
Pengetahuan An. A tentang Covid 19

Perbandingan Pre Test dan Post Test


Pengetahuan tentang Covid 19 pada An. A
7
6
5
4
3
2
1
0
si ab n n n
ke
r
ni eb ra ha ga
fi la ga an as
De ny nu e i t m
Pe Pe nc c ai
ra Pe cu ak
Ca ra en em
Ca M M

PRETEST POST TEST

Grafik 1 menunjukkan bahwa pengetahuan An. A terkait Covid 19 meningkat.


An. A yang sebelumnya belum mengetahui definisi Covid 19 menjadi
mengetahui definisi Covid 19, yang sebelumnya belum mengetahui penyebab
Covid 19 menjadi mengetahui penyebab covid 19 adalah virus corona, yang
sebelumnya belum mengetahui cara penularan menjadi mengetahui cara
penularan yaitu dengan kontak dengan permukaan yang terinfeksi, kontak fisik
dengan orang yang terinfeksi, dan lewat tetesan bersin atau batuk orang yang
terinfeksi. Sebelumnya belum mengetahui pencegahan virus corona menjadi
mengetahui cara pencegahan yaitu dengan memakai masker apabila keluar
rumah, mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak minimal 1.5 m, tidak
keluar rumah. Sebelumnya hanya mengetahui 2 gerakan cuci tangan menjadi
mengetahui dan bisa mempraktikan 6 gerakan cuci tangan. Sebelumnya belum
tau cara memakai masker dengan benar menjadi tau dan bisa mempraktikan cara
memakai masker dengan benar.
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko b.d Orang tua dan anak belum
memahami dampak negative penggunaan gadget, Orang tua tidak membatasi
penggunaan gadget (D.0099)
Grafik 2. Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test
Pengetahuan An. A tentang kecanduan bermain HP

Perbandingan Pre Test dan Post Test Pengetahuan An. A


tentang kecanduan bermain HP
8

0
pre test post test

pengetahuan kecanduan gadget

Grafik 2 menunjukkan bahwa An. A mengalami peningkatan pengetahuan, yang


sebelumnya belum mengetahui dampak dari kecanduan bermain HP menjadi
mengetahui dampak dari kecanduan bermain HP yaitu menjadi mudah marah,
menjadi malas mengerjakan tugas dan belajar, radiasi dan menyebabkan sakit
mata, susah makan, imun menurun dan sering menyendiri untuk bermain HP.
An A juga menjadi memahami jarak minimal waktu bermain HP yaitu selama 2
jam setiap hari. An. A juga memahami cara menjaga kesehatan mata yaitu
dengan menyalakan fitur cahaya biru pada HP dan ketika bermain HP harus
berjarak 20 cm dari mata.
Grafik 3. Distribusi Frekuensi Perilaku Bermain HP Post Intervensi

PERILAKU BERMAIN HP (LAMA BERMAIN HP)


4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
HARI KE-1 HARI KE-2 HARI KE-3 HARI KE-4 HARI KE-5 HARI KE-6 HARI KE-7

LAMA BERMAIN HP

Grafik 3 menunjukkan bahwa lama bermain HP menurun yang awalnya (pada


hari pertama) 4 jam menjadi tidak pernah bermain HP karena HP An. A rusak.
3. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan d.d keinginan mengetahui
manajemen asma tanpa obat (D.0112)
Grafik 4. Distribusi Frekuensi Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test
Pengetahuan An. A tentang Covid 19

Perbandingan Pre Test dann Post Test Terkait Pengetahuan


Pencegahan Asma danan Latihan Napas Buteyko

12

10

0
PRETEST POST TEST

PENGETAHUAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ASMA


PENGETAHUAN PERNAPASAN BUTEYKO

Grafik 4 menunjukkan bahwa pengetahuan Ny. M terkait pencegahan asma


meningkat, yang semula hanya mengetahui pencegahan asma dengan memakai
masker saat menyapu, menghindari asap rokok, dan tidak memelihara binatang
menjadi menjadi mengetahui jika pencegahan kekambuhan asma juga dapat
dilakukan dengan cara memeilih Kasur atau sprei yang berbahan sintetis agar
mudah dibersihkan, sering membersihkan kasur dari debu, membersihkan
perabotan rumah dengan kain basah agar debu terangkat, tidak menyalakan
kipas angin atau membersihkan kipas angin dari debu sebelum digunakan,
patuh minum obat dan cek up ke dokter, mengonsumsi gizi seimbang, serta
berolahraga seperti jalan-jalan pagi. Ny. M juga dapat menyebutkan manfaat
dari latihan napas Buteyko serta Langkah-langkah pernapasan Buteyko.
Grafik 5. Distribusi Frekuensi Lama Control Pause

GRAFIK LAMA CONTROL PAUSE/MENAHAN NAFAS


(DALAM DETIK)
30

25

20

15

10

0
HARI KE-1 HARI KE -2 HARI KE -3 HARI KE-4 HARI KE-5 HARI KE-6 HARI KE-7

LAMA CONTROL PAUSE

Grafik 2 menunjukkan bahwa lama control pause selalu meningkat dari hari ke
hari, Keefektifan terapi napas Buteyko dapat dilihat dari lamanya control pause,
sehingga semakin lama kemampuan klien melakukan control pause (menahan
nafas), maka latihan napas Buteyko semakin efektif dan dapat mengurangi
kekambuhan asma atau menurunkan gejala asma.
PERKEMBANGAN LAPORAN KEGIATAN ASKEP KELUARGA

Kegiatan Minggu Ke
I II III IV V VI
Pengkajian keluarga

Konferens pengkajian keluarga


Melengkapi pengkajian keluarga sampai dengan
analisa data
Konferens perbaikan pengkajian sampai dengan
analisa data
Menyusun NCP (Nursing Care Plan)

Membuat pre planning dan media implementasi

Implementasi tindakan

Supervisi implementasi tindakan

Menyusun laporan hasil kegiatan

Dokumentasi askep sampai dengan catatn


perkembangan
Dokumentasi askep sampai dengan evaluasi
REKAPITULASI KELUARGA KELOLAAN

No. Nama Klien Alamat No. Telp Kategori Keluarga


Mandiri (KM) (I-V)

Pre Post

1. Tn. Santoso Dawungsari, 2 3


Pegandon kendal

2. Tn. Joko Sukowarno, Musi 2 3


Rawas

3. Tn. Gunawan Ungaran Timur, 3 3


Kab. Semarang

4. Tn. Adi Erowati II Bululor 3 3


Kota Semarang

5. Tn. Edi Gadung, Kab. Blora 2 3

6. Tn. Sugeng Panjang, Ambarawa 2 3

7. Tn. Tjiptoning Dsn. Tulakan RT 3 4


01/RW IV, Desa
Gumiwang Lor,
Kec. Wuryantoro,
Kab. Wonogiri

Semarang, 20 September 2020

Sipen Kelompok

Grahya Febriella M.N.P

NIM. 22020119220104
FORMAT TANDA TERIMA PENGUMPULAN LAPORAN

Telah terima dari mahasiswa :

Nama :

NIM :

Satu set laporan akhir dokumentasi asuhan keperawatan keluarga (1 hardcopy dan softcopy) yang
meliputi :

1. Pernyataan tidak langsung melakukan plagiarisme

2. Dokumentasi asuhan keperawatan

3. Kemajuan/Perkembangan asuhan keperawatan keluarga dalam bentuk grafik

4. Daftar pustaka

5. Lampiran referensi lengkap dari daftar pustaka

6. Media pendidikan kesehatan (kertas A4)

7. Rekapitulasi keluarga binaan

8. Lembar kegiatan harian

9. Lembar konsultasi

10. Bukti kegiatan

11. Evaluasi pembelajaran Profesi (Hal 18-19)

Anda mungkin juga menyukai